Hugo dan Valen berlari menelusuri lorong yang tidak terlihat ujungnya sambil membawa obor yang di siapkan oleh Hugo sebelumnya,
“Oi Hugo, jalan ini tembus kemana ?” Tanya Valen.
“Nanti kamu akan tahu....” Jawab Hugo.
“Aku tidak punya waktu, aku harus ke timur menjemput adik adikku....” Balas Valen.
“Aku tahu....kita akan kesana...” Balas Hugo.
“Katakan padaku, kenapa kamu menolongku ?” Tanya Valen.
“Seperti yang ku bilang tadi, mimpi yang menyuruhku....tapi entah kenapa....di hati ku muncul keinginan untuk menolong mu, aku sendiri tidak mengerti...” Jawab Hugo.
Valen terdiam, dia melihat sosok Hugo dari belakang yang sedang berlari menelusuri lorong sambil memegang obor dan tombak nya. Akhirnya setelah berlari cukup lama, mereka sampai di ujung lorong yang merupakan tangga naik ke atas, setelah naik, mereka melihat sebuah pintu batu yang tertutup, Hugo mendorong pintu itu dan terbuka, keduanya keluar, mereka tiba di kaki gunung yang berada persis di belakang kota. Setelah menutup kembali pintunya,
“Ayo ikut aku....kita ke markas ku...” Ujar Hugo.
“Hah...markas ?” Tanya Valen heran.
Mereka berjalan menanjak bukit sedikit dan melihat sebuah perkampungan tersembunyi di balik bukit. Banyak bandit yang berjaga di sana dan banyak sekali wanita yang tinggal di sana bahkan bersama anak anak mereka yang masih kecil,
“Selamat datang di perkampungan bandit gunung....” Ujar Hugo.
“Hohooo...jadi selama ini, bandit gunung yang terkenal berbahaya dan beroperasi di barat adalah kamu ya...” Balas Valen.
“Hahaha ya, waktu aku mengamuk di sini untuk menolong mamaku dan membunuh pemimpinya, mereka semua mengangkat aku menjadi pemimpin yang baru. Aku menggunakan mereka untuk mencari informasi dan merampok para bangsawan atau lord yang melewati jalan gunung untuk menuju selatan, tujuan utamanya membebaskan budak mereka.” Jawab Hugo.
“Lalu hasil rampokannya kamu pakai untuk membeli wanita wanita itu, gitu kan ?” Tanya Valen sinis.
“Hahaha kalau kamu beranggapan seperti itu silahkan saja...tapi wanita wanita di bawah itu adalah budak yang di perlakukan sama seperti mamaku dulu oleh para bangsawan ksatria dan para lord....aku hanya membebaskan mereka dari perbudakan...tapi mereka tidak mau pergi.” Jawab Hugo.
“Hah...laki laki busuk....” Balas Valen.
“Sudahlah, ayo kita turun....” Ajak Hugo.
Keduanya berjalan menuruni bukit melalui jalan setapak yang di buat oleh para bandit untuk masuk ke dalam perkampungannya. Ketika sampai, Hugo langsung di sambut oleh para bandit, para budak wanita dan anak anak kecil, Hugo menggendong seorang anak dan masuk ke dalam gua, Valen yang melihatnya tersenyum dan ikut masuk ke dalam. Begitu sudah di dalam, Hugo memanggil beberapa anak buahnya yang biasa mengurus semuanya ketika dia pergi, anak buahnya juga memberinya beberapa informasi seperti kondisi di Castletown dan sekitarnya sekarang sedang tegang dan penjagaan berlipat ganda karena di tangkapnya Gerald Warnar yang di tahan di sana, di tambah para lords mulai begerak karena ingin menguasai utara.
“Hmmm begitu ya....menarik....” Gumam Hugo.
“Lalu kami mendengar gosip di kota pelabuhan, house Levent menyerang benua neraka karena mencari dua orang yang lari dari monastery di timur, tapi tidak terdengar kabarnya lagi, gosipnya mengatakan kalau pasukan mereka yang berjumlah 1500 orang kalah dan tiga kapal tempur mereka di hancurkan....” Ujar anak buahnya.
“Dua orang yang lari ?” Tanya Valen.
“Mungkin yang di maksud saint-sama dan pengawalnya seperti yang di ceritakan mama....” Jawab Hugo.
“Aku jadi semakin khawatir dengan nasib kedua adik ku....” Balas Valen.
“Ada lagi ?” Tanya Hugo kepada anak buahnya.
“Ada bos, kami mendengar gosip dari seorang pedagang yang baru kembali ke kota pelabuhan dari kota pelabuhan Al Nahar di benua neraka, suku iblis dan suku bar bar bersatu, mereka bergerak seperti sedang menghimpun kekuatan untuk berperang.” Ujar anak buahnya.
“Hmm....menarik...benar benar menarik....baiklah....” Ujar Hugo yang menyadari ketika di mimpi dia melihat gadis suku bar bar di sebelahnya dan pasukan iblis di bawah nya.
Dia berdiri di balik meja, kemudian dia mengambil sebuah gulungan yang merupakan peta dunia dan menggelarnya di meja, kemudian dia menunjuk monastery di timur benua.
“Sekarang, aku dan dia akan pergi ke timur, kalian beroperasi saja seperti biasa...tapi siapkan senjata, persediaan dan keperluan kita...siapkan dobel dari biasanya kalau perlu di timbun.” Ujar Hugo.
“Eh...memang kita mau perang bos ?” Tanya anak buahnya.
“Aku bisa melihat, sepertinya perang akan datang ke benua tengah ini....kita bersiap saja...tentu saja kita akan bergabung dengan pasukan yang tepat dan pasti menang. Kita butuh jarahannya.” Jawab Hugo.
“Bos mau apa pergi ke timur ?” Tanya seorang anak buah lainnya.
“Ada urusan mendesak....tolong siapkan kuda dua ekor...jangan lupa, persiapkan semua, jangan sampai kita kehabisan persediaan.” Jawab Hugo.
“Siap bos....” Seorang anak buah Hugo keluar dari gua.
Setelah itu, Hugo mengatur penempatan anak buahnya dan meminta anak buahnya mencari informasi tentang Alex Duncan dan kenapa dia di bunuh 18 tahun yang lalu. Anak buahnya langsung keluar dari ruangan untuk mengerjakan perintah dari Hugo.
“Ternyata kamu benar benar bandit ya....” Ujar Valen.
“Ah jangan begitu, kamu membuatku malu hahaha....” Balas Hugo.
“Itu bukan pujian....” Balas Valen.
“Baiklah, sekarang kalau kita mau ke timur, kita akan memutar lewat selatan, seperti laporan anak buah ku barusan, center sedang tegang dan tidak mungkin kita melalui utara....” Balas Hugo.
“Aku mengerti....um...terima kasih...” Balas Valen.
“Hah....aku baru dengar, ksatria wanita perkasa yang tidak terkalahkan mengucapkan terima kasih.” Balas Hugo.
“Kamu pikir aku ini apa hah ?” Tanya Valen kesal.
“Hahaha maaf....” Jawab Hugo.
“Ada berapa orang di sini ?” Tanya Valen.
“Untuk pasukan bandit, total ada sekitar 300 orang, tapi kalau di total dengan para wanita dan anak anak ada sekitar 800 orang di sini....” Ujar Hugo.
“Hmm...lumayan juga....” Gumam Valen.
“Ya...kita bersiap...sang raja datang.” Balas Hugo.
Selagi mereka melihat peta di meja, seorang anak buah Hugo masuk ke dalam dan menghampiri Hugo.
“Bos, kuda anda dan istri anda sudah siap....” Ujar anak buah itu.
“Hah...istri ? sejak kapan aku jadi istri dia.....” Balas Valen membentak anak buah Hugo.
Hugo diam tidak menjawab, karena dia melihat di mimpinya ketika dia berdiri di balkon bersama Valen ketika sang raja berpidato, tangannya menggandeng tangan Valen dan dia masih merasakannya.
“Hei....jangan diam saja...katakan sesuatu....” Teriak Valen sambil memukul punggung Hugo.
“Oh...kalau kamu jadi istriku boleh juga hahahaha....” Canda Hugo.
“Apa kamu bilang....dasar....” Valen mengangkat tangannya berniat memukul kepala Hugo, tapi Hugo menangkap tangannya.
“Kling.” Sebuah cincin terlepas dari tangan Valen yang di tangkap oleh Hugo, dia melepaskan tangan Valen dan mengambil cincin yang jatuh ke bawah, kemudian dia menoleh melihat anak buahnya yang mundur sambil memandang Valen. Hugo langsung menoleh melihat Valen, dia kaget karena ternyata Valen memiliki telinga rubah di kepalanya dan memiliki sembilan ekor di pinggangnya berbulu merah. Hugo langsung melihat cincinnya, ternyata cincin itu di buat dari bahan yang sama dengan gelang yang di pakainya, dia menoleh melihat Valen,
“Valen....kamu ?” Tanya Hugo.
“Ya...aku manusia separuh rubah berekor sembilan....kembalikan cincin ku...” Ujar Valen.
“Haaah...ternyata kamu beastmen juga ya...ku pikir hanya aku dan mamaku saja.” Balas Hugo.
“Uh...sudah kembalikan....” Ujar Valen.
“Ya ya...ini....” Hugo mengembalikan cincinnya.
Valen langsung memakainya dan berubah kembali menjadi manusia biasa. Kemudian Hugo menoleh melihat anak buahnya,
“Hei...rahasiakan ini....jangan sampai ada yang tahu selain kamu...” Ujar Hugo mengancam dengan mengeluarkan niat membunuh.
“Si..siap bos....aku permisi bos....” Ujar anak buahnya yang langsung lari keluar.
Setelah anak buahnya keluar, Hugo melihat ke arah Valen yang masih malu dan berwajah merah.
“Sudahlah, kamu sendiri sudah lihat wujudku kan....kenapa kamu diam saja waktu itu ?” Tanya Hugo.
“Aku tidak mau membicarakan soal ini pada siapapun, bahkan adik adik ku saja tidak tahu....” Jawab Valen.
“Kapan kamu sadar kalau kamu adalah beastmen, sebab waktu kita bertemu dulu di pesta saat kita berdua berumur 12 tahun, kamu masih tampak normal dan kamu dapat cincin itu darimana ?” Tanya Hugo.
Valen bercerita kalau setahun lalu, ketika dia sedang berjaga di benteng, dia merasakan panas di jarinya dan dia melihat cincin yang kata ayahnya adalah pemberian ibunya mengeluarkan cahaya. Dia melepas cincin itu karena panas dan melihat dirinya berubah menjadi manusia separuh rubah dengan sembilan ekor di belakangnya.
Melihat perubahan dirinya yang begitu drastis, Valen langsung menghampiri ayahnya dan bertanya, tapi jawaban ayahnya seakan akan Valen sedang berkhayal, ketika dia mau membuktikannya dengan melepas cincinnya, cincin itu tidak bisa terlepas dari jarinya sehingga ayahnya tetap menganggapnya sebagai lelucon sebab menurut ayahnya suku beastmen sudah punah ribuan tahun yang lalu.
Karena kecewa dengan penjelasan dan tanggapan ayahnya, Valen akhirnya menutup masalah ini. Setengah tahun kemudian, ketika dia sedang berada di benteng, beberapa prajurit benteng membawa seorang pria bertubuh besar seperti raksasa dan kekar, memakai baju zirah serba hitam dan berkepala botak menuju ke dinding. Valen menyusulnya, dia bertanya siapa pria itu. Menurut prajurit, mereka menangkap pria itu di timur dan berniat membawanya kembali ke balik dinding.
Pria besar yang di bawa para prajurit dan di ikat itu melihat Valen, dia berkata kalau Valen adalah beastmen dari suku rubah. Mendengar ucapan pria itu, Valen minta para prajurit melepaskannya. Setelah para prajurit melepaskan pria itu dan meninggalkan Valen sendirian bersama pria itu, Valen mulai bertanya soal dirinya dan jawabannya mengejutkan, pria berkata kalau Valen berasal dari balik dinding, dari sebuah desa tersembunyi yang berada di dekat dinding. Ekspedisi yang di pimpin Gerald Warnar menemukan desa itu dan membunuh semua penduduk desa.
Ketika Gerald melihat seorang bayi perempuan tegeletak di dalam sebuah rumah yang terbakar, dia menyelamatkannya dan membawanya pulang. Valen yang geram bertanya bagaimana pria itu bisa tahu soal ini, pria itu mengatakan kalau dia melihat semuanya walau matanya selalu terpenjam. Awalnya Valen tidak percaya, tapi kemudian pria itu membuka matanya dan seluruh matanya putih, dia mengatakan mata itulah yang melihatnya. Sejak itulah Valen menyelidiki kebenaran cerita itu dan menemukan buktinya beberapa bulan lalu. Dia mengetahui kalau dirinya bukan anak asli dari Gerald begitu juga Theodor. Dia benci pada ayahnya yang membunuh orang tua aslinya dan menghancurkan desanya.
“Sebentar, kamu bercerita tentang pria botak bertubuh besar seperti raksasa berzirah hitam...dengan usia sekitar 30 tahunan.” Ujar Hugo.
“Benar, dia pria yang aku temui dan awal dari semuanya bagiku....” Ujar Valen.
“Berarti benar, mama ku benar, mimpi ku adalah penglihatan....aku juga melihat pria itu di dalam mimpi ku bersama kita...dia pergi kemana ?” Tanya Hugo.
“Aku tidak tahu, tapi waktu aku lepaskan, dia berkata dia harus kembali ke timur...aku tidak mengerti maksudnya.” Jawab Valen.
“Baiklah kalau begitu, sekarang kita berangkat ke timur...” Ajak Hugo.
“Ya....ayo kita pergi...” Balas Valen.
Keduanya keluar dari gua dan langsung menaiki kuda yang sudah di siapkan oleh anak buah Hugo, “Hyah...” Keduanya langsung memacu kuda mereka menuju selatan untuk memutar menuju timur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments