Chapter 10

Setelah cukup lama terdiam, akhirnya Lot Har berdiri, Elusia yang duduk di sebelahnya memandang dirinya.

“Mau kemana sayang ?” Tanya Elusia.

“Haaah...aku tidak bisa mengabaikan begitu saja ucapan Lulu, aku akan ke desa Tah untuk bertemu dengan Draga dan membicarakan hal ini...maaf sayang, aku akan pergi selama dua hari.” Ujar Lot Har.

“Aku perlu ikut ?” Tanya Rex.

“Tidak usah....ada alasannya aku mau bertemu Draga dan kalau kamu ikut semua akan kacau, tidak banyak manusia di  suku kita yang memiliki pemikiran terbuka seperti aku dan Draga, ingat kan bagaimana aku bersusah payah melewati adat dan cibiran semua orang demi mempersunting oneesan mu dulu....” Ujar Lot Har.

“Aku ingat niisan, tapi kita berdua tahu, Lulu juga tidak berpikiran sempit seperti yang lain...aku sendiri heran kenapa dia membawa adat ke persoalan ini.” Ujar Rex.

“Haaah...kamu memang masih kecil ya Rex....payah...dari kecil aku sudah tahu dia menaruh hati padamu dan Draga, karena kalian bertiga hampir seumur....” Ujar Lot Har.

“Aku juga sudah sadar lama soal itu...” Tambah Elusia.

“Benar Rex-sama....sama seperti Lot Har-sama dan Elusia-sama, aku juga sudah lama menyadari nya.” Tambah Anna.

“Hah....kenapa aku baru tahu....” Ujar Rex.

Lot har, Elusia dan Anna melihat Rex dengan wajah heran karena dia bilang dia baru tahu kalau Lulu menaruh hati padanya.

“Karena bebal...apalagi coba kalau bukan itu...” Ujar Bram di kepala Rex.

“Diam Bram...kamu kan tahu jiwa ku sudah berumur 50 tahun, tidak mungkin lah aku melihat Lulu yang kuanggap anak sendiri sebagai wanita.” Balas Rex di kepalanya.

“Nah ini nih...kamu kan sudah terlahir kembali jendral dan sekarang umur mu 18 tahun...nikmati hidupmu dong...payah.” Balas Bram.

“Anoo maaf boleh bertanya ? kalau bertarung secara adat itu bagaimana ?” Tanya Helena mengangkat tangannya.

“Helena-sama....” Teriak Myla.

“Ah...kalian tidak usah pikirkan soal itu, aku akan bicara dengan Draga bagaimana cara membujuk Lulu....dan kamu Rex, aku mohon jangan kemana mana selagi aku pergi, tolong jaga Elusia....” Ujar Lot Har.

“Aku akan bicara dengan Lulu...aku harus pergi (demi hidupku yang tenang nanti).” Balas Rex.

“Sebaiknya jangan dulu...biarkan dia sendiri dulu Rex...” Ujar Elusia.

“Aaah ya sudahlah, niisan, aku tunggu ya....” Balas Rex.

“Ya, ingat ya, jangan pergi....aku mohon kepada Helena dan Myla juga jangan keluar dulu dari desa sampai aku kembali.” Ujar Lot Har.

Setelah itu, Lot Har mencium kening Elusia dan berjalan keluar dari rumah. Rex mengusap wajahnya dengan tangan, dia tidak terpikir sama sekali masalah ini menjadi rumit karena adat, sebab di kehidupan lalunya sangat berbeda dengan sekarang dan adat tidak ada artinya.

“Kamu tahu tidak Rex alasan kenapa niisan mu mau bertemu dengan Draga ?” Tanya Elusia.

“Haah...karena aku orang asing di sini kan....aku bukan penduduk asli suku ini...” Jawab Rex.

“Benar, itu alasannya niisan mu pergi menemui Draga sebab kalau berita ini sampai terdengar oleh warga lain, posisi nya sebagai ketua suku akan terancam...” Ujar Elusia.

“Aku mengerti neesan...” Balas Rex.

“Dan untuk kalian, tentunya kalian yang berasal dari benua tengah tidak akan mengerti, aku pun berasal dari benua tengah dan perjuangan ku berat untuk bisa menikah dengan Lot Har....jadi kalian berdua tolong mengerti, hal ini bukan hal yang sepele bagi kami.” Ujar Elusia kepada Helena dan Myla.

“Sebelumnya maafkan aku Elusia-sama, karena sudah mengajak Rex-sama pergi, tapi penglihatan yang ku lihat itu sangat nyata....semua sudah di takdirkan oleh para dewa...” Balas Helena.

“Aku mengerti, aku juga berasal dari benua tengah, tentu saja aku mengerti ajaran enam dewa, tapi aku juga tidak bisa melanggar adat di sini, aku adalah istri kepala suku dan menjadi panutan bagi yang lain walau aku sebenarnya orang luar. Aku hanya minta kalian bersabar menunggu prosesnya.” Ujar Elusia.

“Kami mengerti Elusia-dono....kami akan menunggu, benar kan Helena-sama ?” Tanya Myla sambil menoleh pada Helena.

“Sepertinya memang tidak ada jalan lain, baiklah, kami akan menunggu...” Jawab Helena.

“Terima kasih pengertiannya, kamu sendiri juga ok kan Rex ?” Tanya Elusia kepada Rex.

“Aku tidak masalah....” Jawab Rex singkat.

“Anoo tapi aku penasaran, kalau bertarung secara adat itu bagaimana ?” Tanya Helena.

“Helena-sama....jangan jangan kamu mau bertarung lagi....” Balas Myla.

“Pertarungan adat yang di maksud Lulu adalah pertarungan dua orang wanita yang memperebutkan seorang pria tanpa menggunakan senjata tapi sampai salah satu tidak bangun lagi atau pingsan, biasanya pertarungannya di gelar di alun alun desa dan di saksikan oleh seluruh warga desa, apapun hasil pertarungannya, sang pria tidak boleh menolak wanita yang menang dan harus memperistrinya walau dia bukan menjadi suami yang pertama.” Ujar Elusia menjelaskan.

“Hmmm....ok...” Ujar Helena.

“Hah...apa maksudmu ok ?” Tanya Rex kaget.

Melihat wajah Helena yang merasa tertantang, Elusia menoleh melihat Anna yang juga menoleh pada nya.

“Helena-san, apa kamu mencintai Rex ?” Tanya Elusia.

“Hah...neesan ?” Teriak Rex kaget.

“Um...aku tidak mengerti kalau cinta, tapi kalau suka, jelas aku suka dia, aku sudah di selamatkan dua kali olehnya, tentu saja tidak ada alasan untuk tidak menyukainya...” Jawab Helena.

“Helena-sama, apa yang kamu katakan....” Teriak Myla marah sambil berdiri di sebelah Helena dengan wajah merah.

“Oh sepertinya Myla juga sama seperti ku, Rex-sama....” Ujar Helena santai.

“A..apa maksudmu Helena-sama.....Rex-dono...tolong abaikan saja....” Ujar Myla tergagap.

Melihat Helena dan Myla yang terlihat malu malu, Elusia dan Anna tersenyum lebar, mereka sadar kalau dua gadis di sebrang mereka juga menyukai Rex walau baru bertemu dengan Rex beberapa hari.

“Rex memang menarik benar tidak Anna....” Ujar Elusia bercanda.

“Benar Elusia-sama....” Balas Anna sambil terkekeh.

“Neesan...Anna-san...jangan meledek ku ya....” Ujar Rex dengan wajah mulai merah.

*****

Malamnya, dikamar, Rex berbaring sambil menatap langit langit, dia menaruh Bram di sebelahnya,

“Tidak bisa tidur ?” Tanya Bram.

“Ya....” Jawab Rex.

“Gara gara Lulu ?” Tanya Bram.

“Ya...aku tidak tahu harus bagaimana aku bersikap padanya...” Jawab Rex.

“Haaah...aku mengerti, kamu waktu di kehidupan lalu juga tidak bergaul dengan lawan jenis kan....sang jendral ternyata virgin....” Ujar Bram meledek.

“Hei...kamu dapat dari mana istilah virgin itu ?” Tanya Rex.

“Tentu saja dari jiwamu....jujur saja, aku tertarik dengan dunia mu yang dulu hehe.” Jawab Bram.

“Huh...jangan mengintip jiwa ku terus....” Balas Rex.

“Mau bagaimana lagi, aku sudah menyatu dengan jiwamu dan menjadi bagian darinya, mau tidak mau aku jadi tahu kan...” Balas Bram.

“Apa adikmu yang ada di singgasana di kerajaan Liberta juga sama sepertimu ? suka seenaknya ?” Tanya Rex.

“Dasar tidak sopan, tentu saja....dia lebih parah hahaha...” Jawab Bram.

“Ok ok aku tidak jadi pergi, menikah saja dengan Lulu dan hidup tenang di sini...” Balas Rex.

“Hah silahkan saja, seperti yang di lihat oleh Helena, semua akan hancur kan, kamu nanti akan melihat Elusia, Lot Har, Anna dan Lulu berjalan jalan walau sudah mati...” Ujar Bram.

“Uh....ya ya aku mengerti...itulah alasannya kenapa aku berniat pergi sejak semula.” Ujar Rex.

“Bagus kalau kamu mengerti...ada yang datang.” Ujar Bram.

Rex berpura pura memejamkan mata, tiba tiba jendela kamarnya terbuka secara perlahan dan seseorang mengintipnya, orang itu membuka jendelanya lebih lebar lagi dan masuk ke dalam, dengan perlahan dia menutup jendelanya. Akhirnya orang itu berdiri di sebelah Rex yang berpura pura tidur. Tanpa menunda lagi, dia berbaring di sebelah Rex dan memeluk Rex,

“Haaah...coba kalau masuk lewat pintu Lulu....jangan dari jendela.” Ujar Rex.

“Eh...kamu belum tidur...maaf.....” Ujar Lulu.

“Lalu ada apa ?” Tanya Rex.

“Um...kamu memang harus pergi ya ?” Tanya Lulu sambil berguling ke atas Rex.

Rex membuka matanya, dia melihat wajah Lulu yang sedang menindihnya, dia mengelus kepala Lulu di depannya.

“Aku harus pergi....aku sendiri tidak tahu kenapa, tapi insting ku mengatakan aku harus pergi demi neesan, niisan, Anna dan kamu....” Ujar Rex.

Lulu terdiam, dia berbaring di atas tubuh Rex dan merebahkan kepalanya di dada Rex,

“Aku mencintai mu Rex....” Ujar Lulu.

“Aku tahu.....maaf selama ini aku tidak peka terhadapmu, tapi aku minta kamu mengerti, aku pasti akan kembali kesini....kita akan hidup bersama sama seperti bisa...dengan Draga juga....” Ujar Rex.

“Tapi aku tidak bisa jauh darimu....kita setiap hari bersama, dari kecil sampai sekarang.” Ujar Lulu.

“Aku mengerti.....tapi kalau kamu pergi ikut dengan ku, apa kata Draga nanti...” Ujar Rex.

Lulu menyadari kalau dia mencintai keduanya dan tidak mau memilih, dia hanya terdiam dan memeluk Rex dengan erat. Karena tidak tega melihat Lulu yang sedih, Rex mendekapnya,

“Begini saja, nanti aku kembali, aku akan menikah dengan mu....bagaimana ?” Tanya Rex.

Lulu mendongak dan melihat wajah Rex, air matanya mulai menetes tapi dia tersenyum,

“Janji ? kalau begitu kita tunangan dulu sekarang ?” Tanya Lulu.

“Ya, lagipula, kamu kan baru boleh menikah kan umur 18 sesuai adat, masih satu tahun lagi, kamu nanti menikah dulu saja dengan Draga, aku nomer dua ketika aku kembali.....” Jawab Rex.

“Ok, tapi kita tunangan dulu menggunakan tata cara adat, kalau tidak aku tidak akan mengijinkan kamu pergi....” Ujar Lulu.

“Baiklah, dua hari lagi kita bicarakan sama niisan...” Ujar Rex.

“Iya...tadi niisan ke rumah, dia mau ke desa Tah bertemu Draga....dia juga bilang 2 hari lagi dia pulang...begitu dia pulang, kita bicara padanya...” Ujar Lulu.

“Setuju...kamu mau tidur di sini ?” Tanya Rex.

“Tidak boleh ?” Tanya Lulu.

“Boleh saja...tapi hanya tidur ya....” Jawab Rex.

“Hehe aku tahu...selamat tidur, sayang ku...” Balas Lulu sambil mencium Rex.

“Ehem...jangan lupakan aku ada disini...” Ujar Bram di kepala Rex.

“Diam Bram....” Balas Rex di kepalanya.

Akhirnya keduanya tertidur dengan saling memeluk satu sama lain. Perasaan keduanya menjadi tenang dan sedikit terbuai, tapi di kamar tamu,

“Gasp....huff...huff....”

Helena terbangun tiba tiba dan terduduk di tempat tidurnya, dia menoleh dan melihat Myla tertidur pulas di sebelahnya, Helena langsung membangunkan Myla.

“Myla...bangun Myla.....” Ujar Helena.

“Uh...ada apa Helena-sama ?” Tanya Myla.

“Aku dapat penglihatan.....bencana akan melanda desa ini...” Jawab Helena dengan nafas terengah engah.

“Apa maksudmu Helena-sama ?” Tanya Myla.

“Beberapa hari dari sekarang....desa ini akan di serang bangsa demon dari hutan...semua terbunuh...semua mati.” Jawab Helena yang berwajah pucat sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

“Apa ? benarkah itu ? kita harus memperingati Rex-dono...” Balas Myla.

“Ayo...Myla....” Balas Helena.

Mereka langsung turun dari tempat tidur mereka dan berlari keluar dari kamar menuju ke kamar Rex. Sementara itu, sebuah bayangan muncul dari balik pintu kamar,

“Sudah kuduga hal itu akan terjadi sejak aku melihat pedang Rex-sama, dia bergerak rupanya...tenang saja, tidak akan kubiarkan terjadi.” Ujar Anna sambil mengamati Helen dan Myla kemudian Anna menghilang begitu saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!