18 tahun kemudian di sebuah perkampungan suku barbar di tengah benua neraka, “Trak...trek...trak.” Dua orang pria sedang berlatih tanding menggunakan pedang kayu di atas sebuah bukit yang berada belakang sebuah rumah. “Kraaak....blugh.” Seorang pemuda tampan bertubuh kekar setengah telanjang dan berambut hitam terpental jauh.
“Huff..huff...” Ujarnya sambil berusaha bangun.
“Ayo Rex, masa hanya segitu....” Ujar seorang pria bertubuh besar dan kekar, rambutnya coklat dan panjang di kepang satu di belakang. Wajahnya terlihat jantan dengan janggut yang panjang di kepang.
“Huff...huff...Lot Har-niisan tidak menahan diri ya....” Ujar Rex.
“Hahaha...kamu sendiri yang bilang tadi minta serius...tentu saja aku tidak mehanan diri...ayo bangun, satu ronde lagi...Eluisa sudah menunggu.” Balas Lot Har sambil menjulurkan lengannya pada Rex.
“Hah...neesan lebih perkasa dari niisan sih ya hahaha....” Ujar Rex sambil menyambut tangan Rex.
“Hahaha...aku paling malas melihat dia marah...ayo mulai, ambil pedang baru.” Balas Lot Har.
Rex berjalan ke sebuah tong yang berisi senjata dari kayu, dia mengambil sebilah pedang panjang lagi dan mulai bersiap siap memasang kuda kuda nya kemudian mengangkat tangan nya ke atas. Keduanya kembali maju dan kembali berlatih tanding. Setelah itu, keduanya duduk bersebelahan,
“Rex, jurus jurus pedang mu unik, aku baru pernah melihatnya....” Ujar Lot Har.
“Oh begitu...aku ciptakan aliran ku sendiri haha (padahal itu jurus jurus dari kehidupan ku yang dulu di dunia lama...).” Ujar Rex.
“Tapi terus terang kamu hebat, kamu bisa mengimbangi ku yang di juluki petarung terhebat di suku kita sampai di angkat menjadi kepala suku.” Ujar Lot Har.
“Ah niisan juga mengajari ku kan....jadi wajar saja...” Balas Rex merendah.
Tiba tiba seseorang berada di belakang keduanya, “Ehem.” Rex dan Lot Har langsung menoleh ke belakang, ternyata yang ada di belakang mereka adalah Eluisa yang memakai gaun berwarna putih sederhana, sudah terlihat sangat dewasa dan sedang berperut besar.
“Loh kenapa kamu kesini ? kamu jangan naik naik kesini dulu. Ada apa sayang ?” Tanya Lot Har yang langsung berdiri kemudian merangkul Eluisa dan memegang perutnya yang besar.
“Tidak apa apa, aku hanya mau melihat latihan kalian...tidak apa apa sayang, aku kuat kok jalan sendiri.” Jawab Eluisa sambil tersenyum dan memegang tangan Lot Har yang ada di perutnya.
“Kita sudah selesai, sekarang sudah mau pulang, benar kan Rex...ayo sayang kita turun...” Ujar Lot Har.
“Iya benar neesan...kita baru mau pulang.” Tambah Rex yang berdiri.
“Oh begitu...ya sudah deh, ayo kita pulang....Anna sudah masak untuk makan siang kita nanti...” Ujar Eluisa.
Lohtar menuntuk Eluisa turun dari bukit secara perlahan, kemudian merangkulnya masuk ke dalam rumah. Rex yang melihatnya tersenyum, dia melihat kedua kakak nya yang berbahagia. Dia menuju ke arah sumur yang berada di samping rumah untuk menimba air yang akan dia gunakan untuk membasuh tubuhnya. Setelah selesai menimba air, Rex membuka kausnya, tubuhnya yang sangat kekar terlihat jelas, di punggungnya ada sepasang tanda lahir berbentuk sayap malaikat yang hampir memenuhi seluruh bagian kanan dan kiri punggungnya yang lebar. Dia mulai berjongkok dan membilas dirinya dengan air,
“Wah wah....makin kekar saja kamu Rex....” Sapa seorang gadis.
Rex menoleh, dia melihat seorang gadis cantik dengan rambut panjang bergelombang, berkulit sawo matang, memakai pakaian dari kulit dengan sebelah pundak terbuka sehingga terlihat sangat seksi sambil membawa keranjang di punggungnya, sedang bertengger di pagar kayu pembatas rumah dan melihat dirinya.
“Ah Lulu...jangan membuatku kaget....mau mandi ?” Tanya Rex.
“Aku sudah, kamu bisa bantu aku ? aku harus ke hutan mencari tanaman, obasan (tante) membutuhkan beberapa tanaman untuk meracik obat pasien nya.” Jawab Lulu.
“Hmm sekarang ?” Tanya Rex.
“Iya...bantu aku ya...aku takut kalau sendirian, kalau ada monster bagaimana.” Jawab Lulu.
“Baiklah, aku ke dalam dulu sebentar untuk bicara sama niisan dan neesan...” Balas Rex.
“Aku ikut ya....” Balas Lulu.
Kemudian Lulu melompati pagar dan bersama Rex berjalan masuk ke dalam. Lulu berumur 17 tahun dan merupakan teman masa kecil Rex dan sepupu dari Lot Har, mereka besar bersama di desa, tante yang mengasuh Lulu adalah tabib sekaligus ahli tanaman obat tradisional yang suka menolong penduduk dengan diagnosa dan obat obat racikan nya. Setelah di dalam, mereka meminta ijin untuk pergi ke hutan untuk mengambil tanaman obat,
“Baiklah, tapi ingat ya Rex, Lulu, jangan melewati batas menuju ke hutan hitam....” Ujar Lot Har.
“Iya niisan..aku mengerti...” Jawab Rex.
“Tenang saja niisan, tanaman yang mau ku ambil tidak sampai kesana kok...” Tambah Lulu.
“Ya sudah, kembali saat makan siang ya....” Balas Lot Har.
“Baik niisan...” Jawab keduanya.
Rex membawa sebilah pedang khas suku barbar yang berbentuk seperti golok berwarna hitam karena di tempa dari besi meteor dan panjang, dia menyilangkannya di punggung. Lulu juga meminjam busur dan anak panah nya kepada Lot Har dan membawanya di punggung bersama dengan keranjang yang sudah dia bawa sebelumnya. Kemudian keduanya membuka pintu,
“Aku pergi niisan, neesan...” Ujar Rex.
“Iya, hati hati ya....” Balas Eluisa.
“Ingat, jangan lewat makan siang...” Tambah Lot Har.
“Iya iya...” Balas Lulu.
Keduanya keluar rumah dan berjalan melintasi desa untuk keluar dari pintu gerbang belakang desa yang berbatasan dengan hutan. Selagi berjalan, Lulu tidak henti hentinya melirik Rex di sebelahnya,
“Kenapa ?” Tanya Rex.
“Ah tidak hehe...” Jawab Lulu sambil menggandeng tangan Rex.
“Kamu tahu kan tempat mengambil nya...” Ujar Rex.
“Tentu saja...kamu tidak usah khawatir soal itu...” Jawab Lulu yakin.
Setelah melewati gerbang, keduanya berjalan masuk ke dalam hutan, Lulu yang sudah mengetahui tempatnya memimpin jalan di depan dan Rex mengikutinya di belakang, sambil berjalan, mereka memetik beberapa tanaman tanaman obat dan buah buahan yang mereka lewati kemudian menaruhnya di keranjang yang di panggul Lulu. Mereka terus masuk ke dalam hutan, sampai akhirnya mereka sampai di sebuah bukit yang cukup tinggi. Di bukit itu ada ladang bunga yang beraneka ragam dan terlihat indah, Lulu langsung mencari tanaman yang tumbuh di antara bunga bunga itu. Rex mencabut sebuah bunga berwarna kuning dan mendekat Lulu dari belakang, dia menyelipkan bunga nya di telinga Lulu,
“Eh....” Ujar Lulu memegang telinganya.
“Hmm...cocok juga....” Ujar Rex.
“Hehehe...dasar kamu...makasih ya....” Balas Lulu sambil tersenyum dan wajah merona merah.
“Sama sama....” Balas Rex.
Rex menoleh melihat sisi lain dari bukit, dia berjalan ke tepi bukit dan melihat hamparan hutan berwarna hitam terbentang di bawah nya, di selimuti awan gelap di atasnya.
“Kyaaaaa....” Terdengar Lulu berteriak.
Rex menoleh dan berlari menghampiri Lulu yang sedang terduduk, di depannya ada seekor babi hutan besar sedang melihat ke arah Lulu. Rex langsung berdiri di depan Lulu menghadang babi hutan itu.
“Lulu...kamu diam di sini...” Ujar Rex.
“Iya...hati hati Rex...” Balas Lulu.
“Hrrr...hrrr...hrrr....” Babi hutan besar berwarna coklat itu melihat Rex dengan garang dan sudah siap maju menyerang, Rex memegang gagang pedang di punggungnya dan memasang kuda kudanya. Babi hutan itu berlari menyeruduk Rex dengan tanduk nya berniat menabrak Rex dari depan, “Sriiing.” Rex maju melewatinya, “Klik.” Rex menekan pedang di punggungnya, tiba tiba babi itu berhenti dan roboh dengan tubuh terbelah dua. Bunga bunga yang berwarna putih menjadi merah karena terciprat darah babi hutan yang terbelah dua. Rex dan Lulu mencabut pisau di pinggang mereka, kemudian meeka mulai menguliti babi hutan yang terbelah dua untuk mengambil daging dan kulitnya.
“Malam ini kita makan enak ya Rex....” Ujar Lulu.
“Iya, Anna pasti senang kalau kita bawakan ini....” Balas Rex.
Selain mereka mengambil kulit dan dagingnya, Rex juga mengambil sebuah batu kristal seperti kelereng dari dalam tubuh babi hutan itu yang merupakan batu sihir dan bisa di jual kepada pedagang. Setelah selesai dan selesai memetik tanaman obat, Rex memanggul keranjang Lulu yang sudah penuh di punggungnya. Keduanya berjalan menuruni bukit sambil bergandengan tangan. Ketika baru turun,
“Kyaaaaaaaa.....” Terdengar suara teriakan kelas dari arah hutan hitam.
Rex dan Lulu saling menoleh dan melihat satu sama lain, “Toloooong....” Terdengar suara teriakan lagi.
“Ada yang membutuhkan bantuan....” Ujar Rex.
“Tapi Rex...teriakan itu dari dalam hutan hitam....” Balas Lulu.
“Iya...aku tahu...tapi tidak mungkin kita diamkan saja kan...Lulu, kamu kembali ke desa dan beritahu Lot Har-niisan....aku akan masuk ke dalam...” Ujar Rex sambil menurunkan keranjang dari punggungnya.
“Tidak...aku tidak mau...aku mau bersama mu....” Ujar Lulu yang memegang tangan Rex dengan kedua tangannya.
“Tapi...di dalam berbahaya....” Ujar Rex.
“Aku tahu....aku tidak mau kembali sendirian, kita pergi berdua, kembali juga harus berdua...” Ujar Lulu.
“Haaah...baiklah, kita berdua masuk ke dalam....ayo Lulu...” Ujar Rex sambil menggengam tangan Lulu dan memanggul lagi kerajangnya.
“Iyaaa....” Balas Lulu.
Keduanya berlari masuk ke dalam hutan hitam, “Toloooong...siapa saja...tolooong...” Teriak seorang wanita. Rex dan Lulu berlari mengikuti arah teriakan berasal, kemudian mereka tiba di tepi sebuah sungai besar dan melihat seorang ksatria wanita yang sedang terluka dan tidak sadarkan diri, tergeletak di pangkuan seorang gadis yang memakai pakaian serba putih dan membawa tongkat. Mereka di kepung oleh makhluk kecil bertelinga panjang, botak dan berwarna hijau,
“Goblin....ayo Lulu....” Rex menaruh keranjangnya dan mencabut pedangnya.
“Iya...hati hati Rex....” Lulu juga mencabut busur dan anak panahnya.
“Kieeek...kieeek...kieee..”
Seekor goblin memberitahu goblin yang mengepung kedua orang itu kalau Rex dan Lulu datang, tapi belum selesai dia berteriak, sebuah panah menancap di keningnya dan dia langsung mati, Rex melompat ke tengah tengah goblin yang bergerombol dan langsung memutar pedangnya, “Krieeek....” Goblin goblin yang kaget langsung terpotong oleh ayunan memutar pedang Rex. Setelah itu Lulu juga menyusul melompat mengikuti Rex dan di tangkap oleh Rex, kemudian Rex berdiri menghadang para goblin membelakangi gadis berjubah putih seperti biarawati dan ksatria wanita yang pingsan di pangkuannya yang sedang di tolong oleh Lulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments