Di castletown, seorang pria berkerudung sedang berbelanja di pasar, dia membeli makanan dan persediaan,
“Totalnya jadi 100 bad....”
“Oh ini....” Ujar pria itu memberikan uangnya.
“Terima kasih...sampai jumpa lagi.” Ujar pedagang.
“Sama sama...permisi...” Balas pria itu.
Dia melihat kantungnya dan melangkah pergi, pedagang itu melihat pria berjubah, berkerudung dan menggunakan syal menutupi mulutnya berjalan menjauh dari tokonya,
“Apa dia tidak panas ya dengan pakaian seperti itu ?” Tanya pedagang itu.
Pria berkerudung itu melangkah menuju ke sebuah penginapan, ketika sampai dia masuk ke dalam dan langsung naik tangga menuju lantai dua, dia langsung menuju ke kamarnya dan membuka pintu kamar. Setelah masuk dan mengunci pintu, pria itu membuka jubah dan kerudungnya, kemudian dia membuka syal yang menutupi mulutnya,
“Gwen....oh...dia masih tidur...” Ujar pria berjubah yang ternyata adalah Theo.
Dia meletakkan kantung belanjanya di meja, kemudian berjalan mendekati tempat tidur dan duduk di samping tempat tidurnya. Dia melihat Gwen yang sedang tertidur pulas dan mengelus rambutnya. Tapi tiba tiba,
“Waaaaaaah....”
Gwen terbangun dan duduk di tempat tidur, tubuhnya gemetar dan wajahnya terlihat ketakutan. Theo yang melihatnya langsung memeluk Gwen. Merasa dirinya di peluk, Gwen menjadi sedikit agak tenang, dia kembali memeluk Theo.
“Kamu mimpi apa lagi Gwen ?” Tanya Theo.
“Perang....” Jawab Gwen.
“Perang dengan musuh di balik dinding ?” Tanya Theo.
“Bukan...perang....dengan manusia...di utara....kastil mu...banyak yang meninggal dari dua kubu.” Jawab Gwen terbata bata.
“Hmm....Casey juga bilang begitu....” Ujar Theo.
“Maaf Theo....aku hanya kaget...” Balas Gwen sambil melepaskan pelukan Theo.
“Tidak apa apa, aku bisa mengerti....tapi belum ada mimpi tentang apa yang harus kita lakukan di castletown ya ?” Tanya Theo.
“Belum....aku hanya tahu kalau raja baru kita menuju kesini....” Jawab Gwen.
“Begitu....baiklah aku mengerti....kita makan dulu....ayo.” Ajak Theo sambil menarik tangan Gwen.
“Baiklah.....” Balas Gwen yang pasrah di tarik Theo.
Keduanya kemudian makan di meja mereka, hari sudah semakin siang, setelah keduanya selesai makan,
“Aku tadi dengar di pasar, sepertinya hukuman papaku sudah di putuskan....tiga hari sekarang akan di laksanakan.” Ujar Theo.
“Maaf, aku tidak tahu ada kejadian seperti ini yang menimpa keluargamu, seharusnya aku tidak mengajak mu kesini...” Ujar Gwen.
“Tenang saja, aku tidak perduli dengan orang itu...” Balas Theo.
“Bukankah dia ayahmu ?” Tanya Gwen.
“Ayah angkat.....aku dan Valen-oneesan bukan anak kandung dia, kita berdua di pungut, pertama yang di pungut neesan, kedua adalah aku dan barulah Casey lahir.” Jawab Theo.
“Oh begitu....memang kamu berbeda, rambut mu yang silver dan matamu yang biru...sama seperti ku...mungkin tidak kamu keturunan elf ?” Tanya Gwen.
“Aku tidak tahu....baru kamu yang aku tahu memiliki rambut sama seperti ku...” Jawab Theo.
“Hmm...begitu...” Ujar Gwen menunduk.
“Kenapa murung ?” Tanya Theo.
“Aku....buruk rupa, luka bakar ini benar benar buruk...” Jawab Gwen sambil mengelus pipinya.
Theo langsung memeluk Gwen di sebelahnya, dia mengusap rambut Gwen dengan tangannya,
“Kamu tidak buruk rupa....Gwen.” Ujar Theo.
“Syukurlah kalau kamu bilang begitu...maaf ya, aku tidak bisa keluar kamar, aku takut bertemu orang lain selain kamu....” Balas Gwen.
“Tidak masalah, serahkan semua urusan mencari informasi pada ku....” Balas Theo.
Tiba tiba mereka mendengar suara derap langkah kuda yang cukup banyak, Theo dan Gwen mengintip lewat jendela kamar mereka, di bawah lewat sebuah kereta kuda yang di kawal oleh pasukan berkuda sedang menuju ke istana. Theo melihat lambang yang ada di kereta kuda,
“House Baranger.....siapa yang ada di kereta itu ? Geofrey ? kalau dia ada di sini, berarti gosip yang ku dengar di pasar kemungkinan benar...” Ujar Theo.
“Kemugkinan besar....lihat Theo, di belakang ada lagi...” Gwen memberi kode menggunakan kepalanya.
Sebuah kereta berkuda dan di kawal berada di belakang nya, sepertinya mereka datang secara bersamaan.
“Kali ini house Levent...sepertinya benar, mereka datang untuk menghadiri hukuman ayahku....” Ujar Theo.
Gwen memegang tangan Theo yang mengepal dan menyenderkan kepalanya ke bahu Theo.
“Perang di mimpi ku barusan....dua house itu ikut serta dalam peperangan dan menjadi musuh kita...” Ujar Gwen.
“Aku tahu...Casey adikku sudah mengatakannya, semua akan di mulai ketika ayah ku di hukum...dan itu akan terjadi tiga hari lagi...kita harus bersiap siap Gwen.” Ujar Theo.
“Itu pasti....” Gwen berbalik dan memegang kedua pipi Theo kemudian menciumnya.
Setelah itu, Gwen medorong Theo ke tempat tidur, dia mulai membuka kancing kemejanya satu persatu sambil tersenyum,
“Hei...ini masih siang kan....” Ujar Theo tersenyum.
“Hehehe tidak masalah kan, toh masih tiga hari lagi....” Ujar Gwen sambil membuka pakaiannya.
Gwen langsung tampil polos di depan Theo dengan tubuhnya yang seksi, Theo membuka pakaiannya, tubuhnya yang kurus tapi kekar terlihat jelas dan dia merentangkan tangannya sambil tersenyum. Gwen langsung melompat menindih Theo, mereka langsung memulai “kegiatan” mereka.
*****
Malamnya, Theo dan Gwen masih berbaring di tempat tidur, Gwen merebahkan dirinya di pelukan Theo yang sedang melihat ke langit langit.
“Kamu sedang mikir apa Theo ?” Tanya Gwen.
“Aku memikirkan nasib neesan dan adik ku....bagaimana keadaan mereka dan dimana mereka sekarang....” Jawab Theo.
“Aku yakin mereka baik baik saja, mereka muncul di mimpiku...jadi aku rasa kita pasti akan bertemu mereka cepat atau lambat...” Balas Gwen.
“Aku percaya kamu....Gwen...” Ujar Theo sambil mengecup kening Gwen.
“Ssst...dengar....” Ujar Gwen sambil menutup mulut Theo dengan tangannya.
Theo mempertajam pendengarannya, dia mendengar suara langkah kaki yang sedang berlari di jalan dan di atap, keduanya langsung bersiap siap dan turun perlahan dari tempat tidur. Theo merapat ke jendela dan naik dengan perlahan, dia mengintip keluar. Dia melihat beberapa orang berpakaian serba hitam seperti ninja sedang berlari dengan cepat,
“Pasukan pembunuh pribadi ayahku....apa mereka mau membebaskan ayahku ? apa yang di incar mereka ?” Tanya Theo dalam hati.
Setelah para pasukan itu berlalu, Theo langsung berdiri dan memakai jubahnya, Gwen juga melakukan hal yang sama dengan Theo,
“Kita ikuti mereka Gwen....” Ujar Theo.
“Ya....” Balas Gwen.
Keduanya melompat turun dari jendela dan begitu mendarat langsung berlari kencang menyusul beberapa orang yang memakai pakaian serba hitam. Setelah mengikuti cukup jauh, mereka melihat orang orang berpakaian hitam itu berhenti di sebuah rumah yang berebentuk seperti gudang, mereka masuk ke dalam. Theo dan Gwen yang mengintip dari balik dinding, mendekat ke gudang itu. Di jendela gudang, Theo mengintip ke dalam dengan hati hati, tapi rupanya tidak ada orang disana.
“Kemana mereka ?” Tanya Theo dalam hati.
“Theo....” Ujar Gwen.
Theo menoleh, ternyata Gwen tertangkap oleh seorang pria berpakaian serba hitam dari belakang dan di ancam pedang di lehernya.
“Siapa kalian ? mau apa kalian di sini ?” Tanya pria itu.
Mendengar suara pria itu, Theo langsung membuka kerudungnya dan memperlihatkan wajahnya, pria itu tampak kaget dan menurunkan pedangnya. Gwen yang terlepas langsung lari ke pelukan Theo.
“Theodor-sama ?” Tanya pria itu.
“Benar Vigo...ini aku...” Jawab Theo.
Vigo langsung memeluk Theo dengan erat, dia tidak menyangka bisa bertemu dengan Theo di castletown. Setelah itu,
“Ayo masuk Theodor-sama....” Balas Vigo.
Vigo mengajak keduanya masuk ke dalam gudang, kemudian dia mendorong sebuah gentong di dalam dan menarik pintu di bawahnya, mereka turun ke bawah, Vigo menutup pintunya dan menarik tali di sebelahnya untuk menarik gentong di atas supaya kembali ke posisi semula. Mereka berjalan menelusuri lorong bawah tanah yang di terangi obor.
“Kok Theodor-sama bisa ada di sini ?” Tanya Vigo.
“Panjang ceritanya....lalu apa yang kamu lakukan disini Vigo ?” Tanya Theo.
“Nanti ku jelaskan di dalam.” Jawab Vigo.
Tiba tiba pakaian Theo di tarik oleh Gwen yang berjalan di belakangnya, Gwen langsung membisiki Theo.
“Aku tidak percaya dengan orang ini...instingku mengatakan kita masuk ke dalam perangkap...” Bisik Gwen.
“Aku tahu....terlalu kebetulan dia ada di sini...kita ikuti saja dulu....” Ujar Theo.
“Baik, kita bersiap siap...” Ujar Gwen.
Mereka terus berjalan sampai akhirnya sampai di sebuah ruangan, ketika Theo dan Gwen masuk ke dalam, Vigo langsung menutup pintunya dan berdiri di depan pintu. Theo dan Gwen melihat seorang pria yang sangat gemuk berambut seperti mangkuk sedang duduk di meja sambil menikmati ayam bakar utuh satu ekor, pria itu melihat Theo dan Gwen sambil tersenyum sinis,
“Hmmm rupanya ada tamu tidak di undang...” Ujar seorang pria.
“Oh rupanya kamu....apa kabar Oscar Baranger....” Balas Theo.
Seluruh pengawal Oscar termasuk Vigo langsung mencabut pedang mereka, mengepung Theo dan Gwen yang juga mencabut pedang mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments