“Knock...knock...knock...” Helena dan Myla mengetuk kamar Rex yang sedang tidur. Mereka cukup lama berada di depan kamar Rex sambil terus mengetuk pintunya karena kamarnya terkunci. Karena tidak ada jawaban, keduanya mencoba berteriak.
“Rex-sama....tolong cepat bangun....” Teriak Helena.
“Rex-dono....darurat....” Teriak Myla.
"Cklek." Terdengar suara kunci pintu kamar di buka dari dalam. Pintu pun di buka, Rex yang terbangun membukakan pintu, Helena dan Myla langsung menerjang masuk ke dalam, mereka melihat Lulu masih tertidur di tempat tidur Rex.
“Ada apa ?” Tanya Rex bingung.
Helena menceritakan penglihatannya, dia melihat desa di serang oleh ksatria bangsa demon (manusia berambut hitam dan bermata merah) yang berjumlah banyak dan membunuh semua penduduk desa, termasuk Lot Har, Elusia, Anna, Myla dan Lulu. Mereka menangkap Rex dan Helena lalu kembali membawa keduanya kedalam hutan. Desa yang di tinggalkan hancur dalam keadaan terbakar habis, setelah itu mereka juga menyerang desa desa lainnya.
“Begitu ya...kira kira kapan terjadinya ?” Ujar Rex berpikir.
“Tidak tahu, tapi awalnya aku melihat Lot Har-sama kembali dalam keadaan terluka dan setelah itu barulah pasukan bangsa demon datang.” Ujar Helena.
“Hmm...saat ini niisan dalam bahaya...aku harus pergi....” Ujar Rex.
Dia langsung berdiri, memakai pakaiannya dan sarung tangannya, kemudian dia menaruh Bram di punggungnya.
“Uaaaah....eh..Rex...mau kemana....loh...kalian berdua mau apa di sini ?” Tanya Lulu yang terbangun.
“Lulu...kamu tunggu disini...aku akan menyusul niisan ke desa Tah....” Jawab Rex.
“Hah...ada apa ?” Tanya Lulu yang langsung turun dari tempat tidur.
“Biar aku ceritakan Lulu-sama....”
Helena menceritakan penglihatannya kepada Lulu secara singkat, langsung saja Lulu menarik tangan Rex.
“Aku ikut....” Teriak Lulu.
“Kamu tunggu disini...berbahaya....” Balas Rex.
“Aku ikut....aku juga khawatir sama niisan dan Draga.....tolong mengerti...” Ujar Lulu memaksa.
Rex yang melihat Lulu sudah bertekad untuk ikut, mengangguk, dia berjalan ke jendela bersama Lulu dan membukanya, kemudian dia menggendong Lulu dan menoleh,
“Aku pergi....” Ujar nya.
“Hati hati Rex-sama....” Balas Helena.
“Cepat kembali Rex-dono...sementara kamu pergi, ijinkan aku menjaga rumah ini.” Balas Myla.
“Terima kasih Helena, Myla, aku mengandalkan kalian. Tolong jaga neesan...” Balas Rex.
Dia berbalik dan mengeluarkan sayapnya, kemudian dia langsung melesat terbang bersama Lulu dari jendela. Helena dan Myla berlari ke jendela, mereka melihat Rex yang terbang menjauh dari pandangan mereka. Selagi terbang, Rex mengamati situasi di bawah, dia melihat ada beberapa pergerakan di dalam hutan yang tidak mungkin monster atau binatang buas.
“Sepertinya Helena benar....” Ujar Rex di kepalanya.
“Ya...aku mendeteksi banyak manusia di dalam hutan....” Ujar Bram.
“Semoga aku belum terlambat....” Balas Rex.
Rex menambah kecepatan terbangnya, Lulu memeluk lehernya dan memejamkan matanya. Setelah terbang selama satu jam, Rex akhirnya sampai di atas desa Tah, ternyata desa sedang dalam kondisi berjaga jaga dan para pejuang berada di luar gerbang, Rex menyelinap turun di dalam hutan,
“Kita lari ke desa Lulu....” Ujar Rex.
“Aku mengerti...huf...ijinkan aku bernafas sebentar...” Balas Lulu.
“Tidak ada waktu lagi....ayo....” Rex menarik tangan Lulu.
Keduanya berlari menuju ke gerbang desa. Di depan gerbang, para pejuang (warrior) desa sedang berjaga, begitu melihat ada yang bergerak mereka langsung menodongkan senjata, tapi karena mereka mengenali Rex dan Lulu, mereka menaikkan lagi senjatanya,
“Ada apa ? kenapa seluruh pejuang desa berada di luar ?” Tanya Rex kepada salah satu pejuang.
“Pasukan demon bergerak dan mau menyerang kita....” Jawab pejuang itu.
“Hah kok bisa ? alasannya apa ?” Tanya Lulu.
Pejuang itu bercerita, kalau siang hari tadi ada utusan dari demon yang datang ke desa, utusan itu bertemu dengan Draga dan pejuang itu kebetulan ada di sana karena mengantar utusan itu masuk ke dalam. Di depan Draga, utusan itu mengatakan kalau pusaka peninggalan dari raja mereka yang berada di hutan hitam hilang, mereka menuduh suku bar bar yang mengambilnya. Tapi Draga mengatakan tidak mungkin karena sesuai perintah leluhur, suku bar bar tidak boleh memasuki hutan hitam dan masuk ke dalam hutan hitam adalah sesuatu hal yang tabu untuk suku bar bar.
Setelah mendengar penjelasan Draga, utusan itu marah karena menurutnya tidak mungkin bangsa demon yang mengambil pusaka rajanya sedangkan yang ada di benua nerakan hanyalah suku bar bar dan suku demon, setelah itu dia menyatakan perang dengan suku bar bar dan dia keluar dari balai desa kemudian pergi masuk kembali ke dalam hutan. Rex dan Lulu yang mendengarnya langsung melihat satu sama lain karena sudah menduga pusaka yang di maksud oleh utusan itu, Rex melirik gagang pedang di punggungnya,
“Jadi kamu pusakanya.....” Ujar Rex di kepalanya.
“Sepertinya begitu....aku masih belum mengerti apa yang terjadi dengan kerajaan Tel Odinir dan kenapa aku jadi pusaka.” Balas Bram.
“Dasar pedang terkutuk, pembawa sial...” Ujar Rex.
“Hei...jangan begitu dong, walau mereka sering menjenguk ku tapi tidak ada yang menghampiri ku ketika di panggil, padahal aku selalu memanggil nama siapapun yang datang menjenguk ku karena melihat nama mereka. Baru ketika kamu datang, kamu mendengar ucapan ku dan bisa menarik ku keluar...” Balas Bram.
“Huh...berarti kamu bilang penyebab semua ini adalah karena aku datang, begitu...” Ujar Rex.
“Kita berdua penyebabnya...bukan hanya kamu...jangan marah dulu yang mulia.” Ujar Bram.
“Haaaah.....ya sudahlah....” Ujar Rex menggelengkan kepalanya.
“Rex....lihat...” Lulu menunjuk ke arah hutan.
Rex melihat ke arah yang di tunjuk Lulu, dia melihat seekor kuda berwarna hitam keluar dari dalam hutan bersama penunggangnya yang terlihat dari kejauhan adalah seorang wanita. Rex yang memiliki perasaan tidak enak ketika melihat wanita penunggang kuda itu, memicingkan matanya, dia melihat wanita itu membawa pedang di pinggangnya dan sebuah kepala terikat di sadel kudanya. Rex langsung mencabut pedangnya dan berjalan ke depan para pejuang, Lulu mengikutinya,
“Lulu, masuk ke dalam desa....penunggang kuda itu bukan orang sembarangan...cepat..” Ujar Rex.
“Ba..baik, kamu hati hati Rex....” Balas Lulu yang memeluk Rex dari samping.
“Sudah cepat....tolong kasih dia masuk...” Teriak Rex kepada seorang pejuang.
Pejuang itu langsung membukakan pintu dan Lulu berlari masuk ke dalam, ketika sudah melihat Lulu masuk ke dalam, hati Rex menjadi sedikit tenang, tapi dia benar benar merasakan hawa pembunuh yang tajam dari penunggang kuda yang semakin mendekatinya. Ketika penunggang kuda itu sudah di depannya, Rex melihat jelas siapa penunggang kuda itu,
“Loh Anna ?” Teriak Rex.
Anna yang sedang dalam wujud berambut hitam dan bermata merah, melepaskan kepala dari sadelnya dan melemparkannya ke tanah, persis di depan kaki Rex.
“Dia dalang nya....tenang saja Rex-sama, mereka tidak akan menyerang kesini, tapi aku minta kamu ikut dengan ku sekarang...” Ujar Anna.
Rex melihat kepala di depan kakinya, kepala itu adalah kepala seorang pria relatif muda yang berambut hitam dan bermata merah, Rex langsung melihat Anna yang berada di atas kuda.
“Dia siapa Anna ?” Tanya Rex.
“Sepupuku....” Jawab Anna dingin.
“Hah....” Balas Rex.
“Nanti ku ceritakan, sekarang ikut aku dulu....” Balas Anna.
“Baiklah, tolong mundur....” Ujar Rex.
Anna bergeser mundur dan Rex melompat duduk di pelana kudanya. “Hyah.” Rex memutar kudanya dan memacunya berlari dengan kencang, masuk ke dalam hutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments