Keesokan paginya, Hugo turun ke lantai satu mengenakan baju zirah berwarna merah dan membawa tombak berwarna merah dengan mata seperti ular (keris), dia berpamitan dengan pemilik bar dan brothel,
“Selamat pagi, Hugo Quintrel-sama, semoga hari mu menyenangkan dan kembali lagi ya....” Sapa pemilik.
“Pasti, aku mau bertemu dengan Elis-chan lagi, tapi tolong jangan sebut nama belakang ku ya, namaku Hugo saja....” Ujar Hugo.
“Ah iya, maafkan aku, sampai bertemu lagi Hugo-sama...” Ujar pemilik.
Hugo melangkah keluar dan menutup kembali pintunya, pemilik brothel sedikit mencibirnya.
“Sadar juga anak haram itu....” Ujar nya dalam hati sambil tersenyum sinis dan mengelap meja.
Di luar, Hugo berjalan menelusuri kota membawa kantung barang dan tombaknya, dia melewati bangunan besar berbentuk bundar yang di fungsikan sebagai arena gladiator, dia meneruskan langkahnya menuju ke sudut kumuh yang berada di bagian bawah kota, daerah kumuh tempat berkumpulnya budak budak pekerja kasar, pelacur, budak yang sakit dan tidak laku terjual karena berbagai alasan. Daerah itu sangat berbahaya menurut penduduk kota, tapi tidak bagi Hugo, dia berjalan menuruni tangga dan melihat rumah rumah kumuh yang sangat tidak layak berderet di depannya. Di ujung jalan, dia melihat ada sebuah biara rusak yang terlihat sangat jelek, setelah sampai di depan biara itu, dia masuk ke dalam, kemudian dia berjalan ke balik altar dan menekan tombol di bawah altar.
“Greeeek.” Altar bergeser dan di bawahnya ada sebuah tangga untuk turun ke bawah, Hugo berjalan menuruni tangga dan menelusuri lorong di bawah nya. Setelah sampai di ujung, dia membuka pintu dan masuk ke dalam, di dalam ternyata adalah sebuah bangsal penuh tempat tidur para budak yang terlihat seperti asrama. Beberapa perawat menyambutnya,
“Selamat datang Hugo-sama....” Sapa seorang perawat.
“Ibuku sudah bangun ?” Tanya Hugo.
“Johana-sama sudah bangun.....langsung saja Hugo-sama...” Jawab perawat itu.
Hugo melangkah melewati deretan tempat tidur di kanan dan kirinya, bangsal itu rupanya adalah rumah sakit yang di khususkan untuk budak yang sakit juga budak yang di buang dan tidak punya tempat tinggal. Dia berdiri di depan sebuah pintu dan membukanya, di dalam ada seorang wanita paruh baya sedang duduk sambil memejamkan matanya, wanita itu memiliki telinga serigala dan ekor serigala. Hugo menghampirinya dan duduk di sebelahnya,
“Apa kabar mama....” Ujar Hugo.
“Ah Hugo....apa kabar nak....mama baik baik saja...” Ujar wanita itu sambil tetap memejamkan mata.
Hugo memeluk ibunya dan ibunya juga memeluk nya kembali, dia memegang tangan ibunya dan di apit oleh dua telapaknya, kemudian Hugo mulai bercerita tentang apa saja mengenai dunia luar. Rupanya ibu dari Hugo yang bernama Johana tidak bisa melihat. Johana buta tidak sejak lahir, dia adalah seorang budak yang di pekerjakan di rumah pelacuran sebagai pelacur. Johana sangat populer, sebab dia adalah wanita yang cantik separuh serigala (beastmen) yang sudah punah di dunia Esterios. Mendengar kepopuleran Johana, tentu saja lord Jasper Quintrel menjadi tertarik dan berniat memilikinya, akhirnya dia memanggil Johana ke kastil nya.
Tapi yang terjadi adalah Johana di beli olehnya dan di sekap di ruang bawah tanah hanya untuk memuaskan nafsunya sampai akhirnya Johana hamil dan melahirkan Hugo. Karena proses melahirkan yang sulit dan sangat menyakitkan, membawa dampak pada penglihatan Johana, kemudian lord Jasper mengambil Hugo untuk di asuhnya dan menyandang nama keluarganya, tapi setelah itu, Johana yang penglihatannya semakin hari semakin memburuk, di buang olehnya. Hugo baru mengetahui perihal ibunya ketika dia berumur 15 tahun dan langsung menyimpan dendam kepada ayah dan keluarganya, dia pergi meninggalkan rumah untuk berkelana mencari ibunya.
Setelah menemukan ibunya terlantar di sebuah perkampungan bandit, dia membunuh semua bandit di sana dan membawa ibunya kembali ke kota, kemudian dia membangun tempat berobat untuk para budak menggunakan bangunan biara yang sudah tua di bagian kumuh kota.
“Oh iya ma, semalam aku bermimpi....mimpi itu terasa sangat nyata.” Ujar Hugo.
Wajah Johana langsung berubah mendengar ucapan Hugo, dia memegang tangan Hugo dengan kedua tangannya,
“Coba ceritakan...” Ujar Johana.
Hugo menceritakan semua tentang mimpi yang di alaminya, dari dia bertemu dengan gadis berambut merah bergelombang sampai sebuah kapak melayang ke wajahnya ketika sedang berperang. Mendengar cerita Hugo, Johana menutup mulutnya dengan kedua tangannya,
“Seperti yang saint-sama katakan....” Gumam Johana.
“Eh...maksud mama ?” Tanya Hugo heran.
Johana bercerita kalau dulu, pernah ada yang menjenguknya di biara dan berusaha menyembuhkan matanya, seorang gadis yang secara samar samar terlihat memakai pakaian biarawati dan membawa tongkat, dia juga bersama dengan seorang ksatria wanita yang di katakan olehnya berasal dari monastery, dia bercerita kalau dia dalam perjalanan menuju ke kota pelabuhan.
Lalu dia juga menceritakan mengenai penglihatannya kepada Johana dan bercerita kalau dia juga mencari seorang pria berambut hitam dan bermata hitam yang adalah calon raja perkasa yang akan menyelamatkan dunia dan menghidupkan kembali kerajaan dalam legenda sekaligus menyatukannya. Mendengar cerita ibunya, Hugo langsung berdiri, keringatnya mulai deras mengucur, dia menyadari kalau raja yang dia lihat di mimpinya berambut hitam dan gadis yang berpakaian biarawati ada di sebelah raja.
“Apa artinya ini mama ?” Tanya Hugo.
“Kamu harus keluar malam ini, seperti yang kamu katakan tadi, kamu bertemu wanita berambut merah bergelombang di perbatasan dengan wilayah utara kan...” Ujar Johana.
“Kenapa mama bisa yakin mengenai hal ini ? siapa yang pernah menjenguk mama itu ?” Tanya Hugo.
“Dia hanya berkata dia adalah seorang saint yang melayani monastery di timur, aku tidak bertanya siapa namanya, tapi dia benar benar ada....Hugo, tentunya kamu tahu kan apa yang mama alami di perkampungan bandit sebelum kamu datang, saint itu menyembuhkan luka luka mama yang sudah membusuk karena tidak bisa sembuh, walau dia tidak bisa menyembuhkan mata mama...” Ujar Johana.
Hugo langsung sadar, dia paham benar apa yang menimpa ibunya di perkampungan bandit dan sekarang ibunya hampi tidak memiliki bekas luka sama sekali, padahal sewaktu dia membawanya kesini, ibunya dalam keadaan yang mengenaskan.
“Apakah mimpi ku semalam adalah pertanda kejadian di masa depan ?” Tanya Hugo.
“Itulah yang coba mama katakan padamu...sekarang pergilah dan bersiap, kamu harus ke perbatasan kan...” Jawab Johana sambil mengelus kepala Hugo yang membuka helm nya.
“Aku mengerti mama....aku pergi dulu, kalau keluar sekarang, sore hari aku sudah sampai di perbatasan...” Ujar Hugo sambil memeluk ibunya.
“Pergilah....selamatkan dunia...” Balas Johana.
“Salah ma, selamatkan mama....aku tidak perduli dengan dunia...” Balas Hugo.
“Mama mengerti....sekarang pergilah....” Balas Johana.
“Aku pergi mama....” Hugo berdiri dan melangkah menuju pintu keluar kamar.
Ketika pintu sudah di tutup, Johana bersender pada dinding tempat tidurnya dan wajahnya menengadah ke atas, dia mengatupkan tangan di depan dadanya,
“Salam para dewa, aku mohon lindungilah dan bimbinglah anak ku Hugo, semoga dia pulang membawa kemenangan....terima kasih para dewa, amin.” Ujar Johana di hatinya sambil menitikkan air mata bahagia.
*****
Sementara itu, seekor serigala berwarna merah berlari menelusuri padang rumput, serigala itu berlari menuju perbatasan wilayah barat dan utara melalui jalan raya. Setelah sampai di tepi jalan, serigala itu berubah wujud menjadi Hugo, kemudian dia berbaring bersender pada batu besar di tepi jalan yang dia lihat di dalam mimpinya, tempat dia melihat wanita berambut merah bergelombang itu bertarung, dia duduk dan mulai berbaring,
“Disini kan....sebaiknya aku tidur dulu, masih sore.....huaaaah...tapi kalau di pikir lagi, wanita berambut merah
itu rasanya aku pernah melihatnya, tapi dimana ya... wah lupa, aku sudah terlalu banyak bermain dengan wanita soalnya haha.” Ujar nya dalam hati.
Tapi baru saja dia memejamkan mata, dia mendengar suara banyak langkah kuda menuju ke arahnya, dia membuka matanya sedikit dan dari kejauhan dia melihat sebuah kereta kuda yang di kawal oleh banyak ksatria berkuda sedang menuju kearah dirinya. Hugo masih belum bergerak, tapi dia dari kejauhan, pintu kereta di bukan dan seorang gadis melompat keluar mengenakan zirah khusus yang indah dan membawa pedang besar di punggungnya, rambutnya tidak terlihat karena dia memakai helm, dia terguling di tanah dan langsung berdiri kemudian berlari ke arah perbatasan yang harus melewati batu tempat Hugo tersandar. Para pasukan berkuda dan pasukan pejalan kaki di belakangnya mengejar wanita itu, Hugo memicingkan matanya, dia melihat lambang house Clark dan house Baranger di seragam prajurit juga zirah ksatria yang mengejar wanita itu.
“Sudah di mulai rupanya....” Ujar Hugo yang berdiri sambil mengambil tombaknya.
Dia berjalan menuju ke arah wanita yang sedang berlari menuju ke arahnya dengan perlahan sambil memutar mutar tombaknya dan tersenyum lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments