Xuan Ji sangat puas dengan Paviliun yang dibangun oleh Penatua Tang Han di Puncak Qianyun. Xiao Yue kini tidak perlu menginap di gubuk beralaskan tikar bambu, karena semua kamar untuk murid-murid Xuan Ji dilengkapi dengan kasur empuk.
Xuan Ji mengumpulkan semua murid di tempat latihan, hanya Zi Rouyan yang tetap terbaring di kamarnya karena ia belum juga sadar setelah Segel di Dantian-nya dihancurkan.
“Berbaris lah secara horizontal dari yang tua ke yang muda!” seru Xuan Ji.
Xiao Yue berdiri di ujung kanan diikuti oleh Yan Chung yang berusia 15 tahun 10 bulan, kemudian Wan Yunsheng yang berusia 15 tahun 9 bulan, disusul Yan Xu (15 tahun 8 bulan), Wu Zhanhui (15 tahun 6 bulan), Tian Qi (15 tahun 4 bulan), Bing Yun(15 tahun 2 bulan), Meng Meng (14 tahun), Xue Hao (12 tahun), dan Xue Yao (4tahun).
Namun, Xue Yao langsung keluar dari barisan karena ia melihat seekor kupu-kupu terbang ke arah taman bunga di tepi pagar tempat latihan itu.
Karena Xue Yao masih terlalu kecil, Xuan Ji membiarkannya saja melakukan apapun sesuka hatinya, yang penting ia tidak menangis saja agar pelatihan Xue Hao tidak terganggu.
“Mulai sekarang, panggil yang lebih tua dari kalian Kakak seperguruan. Tentunya dilarang bertingkah senioritas, kalian harus saling membantu dan menganggap satu sama lain bersaudara. Bila saudara kalian mengalami kesusahan, maka kalian wajib membantunya. Apakah kalian paham?” Xuan Ji memberikan kata sambutan pertamanya sebagai Penatua Puncak Qianyun.
Dalam sepuluh tahun terakhir, Xiao Yue hanya berlatih sendiri saja. Dia hanya melatih ilmu beladiri Klan Xiao-nya, karena Xuan Ji sibuk memulihkan kekuatannya dengan bermeditasi di gubuknya.
“Iya Master!” sahut semuanya bersama-sama.
Xuan Ji menaruh kedua tangannya ke belakang sembari tersenyum lebar. “Bagus-bagus, anak-anak!” serunya. “Metode latihan pertama kita adalah beladiri dasar. Kalian akan berlari menuruni Puncak Qianyun, kemudian naik lagi dan lakukan itu hingga sore.”
Xiao Yue mengangkat tangannya dan berkata, “Apakah aku ikut juga Master?”
“Kau tak perlu ikut,” sahut Xuan Ji, “aku akan mengajarimu seni beladiri Sekte Pedang Abadi. Sebenarnya aku ingin mengajarimu seni beladiri Sekteku yang dulu, tetapi aturan dalam dunia beladiri; dilarang menurunkan ilmu beladiri pada orang luar.”
Xuan Ji sangat menyangkan aturan aneh tersebut. Padahal Jurus Tarian Pedang Qi sangat cocok dipadukan dengan Pedang Amukan Naga.
“Namun, tenang saja, walaupun Sekte Pedang Abadi hanya Sekte kecil. Jurus Pedang mereka cukup hebat juga, kalau murid yang dicintai Dao Surgawi menggunakannya, maka murid tersebut akan menjadi Pendekar Pedang hebat,” kata Xuan Ji.
“Xiao Yue akan mengikuti instruksi dari Master,” sahut Xiao Yue sembari menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat.
Xuan Ji mengeluarkan gulungan seni beladiri yang ia tebus dari Paviliun Seni Beladiri.
“Jurus Pedang yang akan kau latih adalah Jurus Pedang Naga Langit Menghancurkan Bumi,” kata Xuan Ji. “Nama Jurus Pedang ini agak sombong dan memalukan, tetapi seni beladiri ini sangat cocok dengan Pedang Auman Naga. Kalau kamu malu mengucapkan nama jurus Pedang itu saat bertarung, ucapkan saja sambil berbisik,” canda Xuan Ji sembari tertawa terbahak-bahak.
Xiao Yue sudah membayangkan saat kompetisi tahunan nanti, semua murid akan tertawa saat ia merapalkan nama Jurus Pedang tersebut.
Dia menduga hanya dirinya saja yang mempelajari Jurus Pedang ini, karena gulungan seni beladiri itu terlihat berdebu atau tidak pernah disentuh oleh murid-murid Sekte Pedang Abadi.
Murid-murid Sekte Pedang Abadi sebagian besar menggunakan Jurus Pedang Abadi, seperti nama Sekte ini. Jurus Pedang itu diciptakan oleh Kaisar Surgawi yang juga pendiri Sekte Pedang Abadi.
Ciri khas Jurus Pedang Abadi adalah Pedang Qi-nya bisa sebesar gunung dan hanya membutuhkan sedikit energi spiritual saja. Sementara Jurus Pedang Naga Langit Menghancurkan Bumi membutuhkan banyak energi spiritual, karena bila penggunanya sudah ke tahap pencerahan, Pedang Qi-nya berubah menjadi seekor Naga yang meliuk-liuk mengejar musuh.
“Perhatikan baik-baik!” seru Xuan Ji mulai mengayunkan Pedang Iblis Surgawi yang sudah ia tebus kembali dari Penatua Tang Han.
Bilah Pedang Iblis Surgawi memancarkan Api berwarna biru, kemudian Naga Biru sebesar gunung terbang ke langit.
Pemandangan itu mengejutkan seluruh Sekte Pedang Abadi, karena baik Ketua Sekte maupun para Penatua tidak ada yang mencapai pencerahan saat menggunakan Jurus Pedang Naga Langit Menghancurkan Bumi tersebut.
Namun, baru terbang Lima ratus meter dari Puncak Qianyun, Naga Biru itu tiba-tiba memudar.
“Brengsekkkkk! Energi Spiritualku terkuras banyak, hampir saja basis Kultivasiku turun dari Ranah Raja Bumi,” keluh Xuan Ji setelah menggunakan Jurus Pedang Naga Langit Menghancurkan Bumi tersebut. “Kau sudah lihat kan, Yue‘er! Jurus Pedang itu sangat hebat. Cobalah kau latih dan saat malam nanti, aku akan memberikanmu sumberdaya agar basis Kultivasimu meningkat lagi.”
“Terimakasih Master atas ajarannya,” sahut Xiao Yue kembali menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat dengan tulus.
Xuan Ji melambaikan tangan sembari berjalan ke arah Xue Yao yang malah tertidur pulas di atas permukaan rumput tempat latihan. Xuan Ji kemudian menggendong gadis kecil itu dan membawanya terbang menuruni Puncak Qianyun untuk melihat proses pelatihan Yan Xu dan murid-murid lainnya.
Xiao Yue langsung membuka gulungan seni beladiri yang diberikan oleh Xuan Ji dan mencoba memahaminya. Tak lama kemudian, ia mempraktikkan Jurus Pedang Naga Langit Menghancurkan Bumi, tetapi ia gagal memunculkan sosok Naga saat mengayunkan pedangnya.
Sementara di lereng Puncak Qianyun, Xue Hao dan Meng Meng tidak sanggup lagi mendaki tangga menuju puncak, padahal mereka baru saja hanya menuruni tangga.
Wan Yunsheng dan Yan Xu memimpin paling depan sembari terengah-engah.
“Hadehhh, baru latihan sepele ini saja kalian sudah terengah-engah! Kalau seperti ini, saat kompetisi tahunan nanti kalian akan tewas ditebas oleh murid-murid Puncak lain!” Xuan Ji memarahi mereka.
“Ta-tapi guru, kita baru saja sampai ke Sekte Pedang Abadi, masa kita harus ikut kompetisi tahunan?” sahut Yan Chung yang telah bermandikan keringat, ia juga sudah tak sanggup lagi menggerakkan tubuh gemuknya.
“Metode gurumu ini masih paling baik dan manusiawi. Di puncak lain, mereka langsung bertarung melawan Monster Baaa-biiiii!” jawab Xuan Ji.
Namun, Yan Chung sangat kesal, karena saat kata Babi itu diucapkan oleh Xuan Ji. Gurunya itu menunjuk ke arah perut buncitnya, seolah-olah dirinya lah Babi tersebut.
“Baiklah, untuk hari ini satu putaran saja!” seru Xuan Ji terbang menuju Puncak Qianyun masih menggendong Xue Yao yang terlelap tidur. “Setelah beristirahat sejenak, kalian langsung berendam di ember besar yang aku siapkan!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Jan
kok bab1 nya ke gw, jawab yan chung dalam hati /Smile//Smile//Smile/
2024-11-30
0
Angel Woso
ahahaha.. bisa2 nya sy tertawa sampai keluar air mata
2024-11-27
0
On fire
🤍💞💜🤎💗💚❤️🩷
2025-02-23
0