“Terimakasih anak muda tampan. Kamu anak yang baik, sering-seringlah bersedekah pada Pria tua ini ha-ha-ha.” Xuan Ji malah tertawa terbahak-bahak setelah menangkap satu Koin Emas yang dilempar oleh Qing He.
Namun, Xuan Ji keheranan—kenapa para Penatua malah menatap sinis padanya. Padahal ia tidak melakukan sesuatu yang salah.
“Baiklah, karena urusanku di sini sudah selesai dan Aku harus melakukan perjalanan jauh ke Kota Long Yuan, maka aku undur diri Ketua Tang!” seru Xuan Ji sembari menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat kepada Ketua Sekte.
Tang San menghela napas panjang menatap punggung Xuan Ji yang melangkah keluar dari Paviliun Persik Abadi. Ingatan pertemuan pertama mereka Sepuluh tahun lalu terlintas dibenaknya.
Saat itu Tang San disergap oleh musuh tak dikenal yang memiliki basis Kultivasi tinggi. Dia kewalahan menghadapi mereka, tetapi tiba-tiba seorang Pria tua yang menggendong gadis remaja yang penuh luka-luka menyelamatkannya hanya dengan satu serangan saja. Padahal basis Kultivasi Xuan Ji sangat rendah, tetapi energi spiritual yang terkandung dalam serangannya itu setara dengan musuh.
Sebagai ungkapan terimakasih, Tang San menawarkan hadiah apapun yang diminta oleh Xuan Ji. Namun, Xuan Ji hanya meminta dijadikan sebagai Penatua di Sekte Pedang Abadi atau dibiarkan tinggal dengan nyaman di sana.
Tang San tentu memilih pilihan Pertama sebagai Penatua. Dia yakin Kultivator sekuat Xuan Ji bila mengajar di Sektenya, maka akan menghasilkan murid-murid hebat.
Namun, harapannya tidak sesuai ekspektasi, Xuan Ji justru tidak pernah turun gunung merekrut murid. Para Penatua selalu mengeluh karena Xuan Ji selalu menghabiskan sumberdaya Sekte, sehingga murid-murid kekurangan sumberdaya meningkatkan energi spiritual mereka. Untung saja beberapa tahun terakhir Xuan Ji kehabisan uang.
“Ketua Tang—”
Qing He hendak mengungkapkan pendapatnya, tetapi Tang San melambaikan tangan.
“Kita tidak perlu membahas tentang Penatua Ji, mari kita membahas tentang penerimaan murid baru saja,” sela Tang San.
...***...
Setelah meninggalkan Paviliun Persik Abadi, Xuan Ji tidak kembali ke Puncak Qianyun. Dia justru menuju kediaman Penatua Luar (Kultivator yang membantu Penatua Enam Puncak melatih murid-murid Sekte Pedang Abadi), dan Penatua yang ia tuju bertanggungjawab atas pembangunan rumah, senjata, dan perlengkapan murid-murid Sekte.
Tang Han kebetulan hendak meninggalkan Paviliunnya, tetapi ia langsung menutup pintu karena melihat Pria tua paling menyebalkan di Sekte Pedang Abadi sedang melangkahkan kaki menuju Paviliunnya.
“Kenapa Master Ji kemari? Rumornya siapapun yang berurusan dengannya akan mengalami kesialan,” gumam Tang Han berkeringat dingin dan berdoa agar Xuan Ji hanya melewati pekarangannya.
“Penatua Han, aku ingin mendiskusikan bisnis dengan Anda,” kata Xuan Ji sembari mengetuk pintu. “Aku sudah melihatmu tadi, jangan berpura-pura tidak ada orang di dalam!” desaknya.
Pintu Paviliun tiba-tiba terbuka, Tang Han tersenyum masam sembari menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat.
“Maaf Master Ji, tadi aku haus dan berlari ke dapur,” sahut Tang Han berkilah. “Silahkan masuk Master Ji ... oh, ya, apa yang bisa kubantu Master Ji.”
Tang Han mengelus-elus janggut putihnya dan duduk di kursi rotan.
“Aku ingin Penatua Han membangun Paviliun, lapangan latihan, asrama yang terpisah untuk murid laki-laki dan perempuan di Puncak Qianyun,” kata Xuan Ji tanpa berbasa-basi.
Sudut bibir Tang Han memancarkan senyuman cerah. Dia langsung mengambil sempoa dan menghitung berapa biaya pembangunan itu.
“Total dana pembangunan itu adalah 1000 dan 500 Koin Perak. Namun, 500 Peraknya anggap saja sebagai diskon khusus,” kata Tang Han masih dengan senyum cerah dan menunggu Xuan Ji menyerahkan dana pembangunan tersebut.
Namun, setelah berlalu beberapa tarikan napas, Xuan Ji masih saja duduk dengan tenang dan hanya mengelus-elus janggut putihnya, sehingga Tang Han mulai menduga-duga mungkinkah Xuan Ji tidak memiliki uang.
Tiba-tiba Pedang besar berwarna hitam muncul di atas meja. Sesaat kemudian meja tersebut ambruk karena tidak dapat menahan berat Pedang berwarna hitam tersebut.
”Apa Master Ji hendak menggunakan besi berkarat ini sebagai bayarannya?” gerutu Tang Han, “Pedang ini hanya seharga beberapa Koin Perak saja! Apa Master Ji ingin Paviliun kami bangkrut?”
“Jangan marah-marah dulu, nanti kamu semakin tua, Penatua Han!” sela Xuan Ji dengan santai. “Pedang ini adalah milik Kaisar Iblis, sudah pasti harganya sangat mahal. Namun, itu bukanlah poin utamanya.”
Tang Han menggertakkan gigi dan mengepal erat tangannya. Ingin sekali ia meninju wajah tua menyebalkan di hadapannya itu.
“Aku akan turun gunung untuk merekrut murid ke Kota Long Yuan dan kabarnya tidak ada Penatua yang melirik daerah tersebut. Nanti Aku akan meninggalkan beberapa Plakat namaku di sana dan Aku akan membayarmu 1500 Koin Emas dalam Satu tahun,” kata Xuan Ji.
Plakat yang ia maksud tentunya ia akan menjadi tamu kehormatan di sebuah Klan dan Klan tersebut akan membayar biaya keamanan padanya. Hal itu sesuatu yang lumrah di Dunia Persilatan.
Apalagi tidak ada negara atau Kerajaan di Benua Tianlong, yang mengatur sebuah Kota adalah Klan beladiri.
Klan beladiri akan membayar upeti kepada Sekte yang menguasai wilayah mereka, sementara diatas Sekte ada Aliansi Beladiri yang mengatur seluruh Sekte-Sekte di Benua Tianlong.
Aliansi Beladiri tidak akan ikut campur bila terjadi konflik antar Sekte maupun Klan asalkan rakyat sipil tidak dilibatkan. Namun, bila Ketua Aliansi Beladiri memberikan titah, maka semua Sekte maupun Klan wajib mematuhinya—termasuk untuk berhenti bertikai.
“Pedang Iblis Surgawi itu akan menjadi jaminannya dan tolong rawat dengan baik, karena itu sangat berharga. Kalau Aliansi Beladiri mengetahui itu milik Kaisar Iblis, maka mereka pasti rela merogoh kocek Jutaan Koin Emas membelinya,” kata Xuan Ji meyakinkan Tang Han untuk menerima tawarannya.
“Cih, tidak ada yang percaya kalau besi hitam ini adalah Pedang milik Kaisar Iblis,” cibir Tang Han sembari menulis kuitansi hutang Xuan Ji. “Bila dalam setahun Master Ji tidak dapat melunasinya, maka Aku akan membuang besi hitam ini dan meminta Ketua Sekte mengusirmu dari Sekte Pedang Abadi,” gerutunya.
“Ha-ha-ha ... Senang berbisnis dengan Anda Penatua Han.” Xuan Ji tertawa terbahak-bahak sembari menyimpan kuitansi hutangnya. “Kalau bisa tambahkan juga kolam renang untukku dan ada air terjunnya—”
“Ah, aku lupa ada janji dengan pelanggan! Tolong keluar dari Paviliunku Master Ji,” sela Tang Han sebelum Xuan Ji selesai berbicara.
Kini ia akhirnya mengerti kenapa Xuan Ji dikatakan Pria tua yang paling menyebalkan di Sekte Pedang Abadi. Kalau ia berlama-lama duduk dengan Xuan Ji, mungkin ia akan gila.
“Baiklah, sampai jumpa lagi Penatua Han,” sahut Xuan Ji berjalan dengan santai keluar dari Paviliun Tang Han.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
xi ochen
mereka hanya iri krn ga punya face armor kaya dirimu
2025-02-18
0
On fire
💛💛💞💞🤎
2025-02-22
0
On fire
❤️🩹🩶🩶
2025-02-22
0