Hutan Bambu

Xuan Ji tidak ikut dalam pesta perayaan yang diadakan oleh Klan Yan. Dia berkilah bahwa ia harus kembali secepatnya ke Sekte Pedang Abadi, padahal sebenarnya ia tidak ingin terlibat dalam pertikaian dengan musuh Klan Zi. Dirinya sudah terlalu tua untuk melakukan baku hantam, takutnya nanti pinggangnya malah patah bila ikut berkelahi.

Xuan Ji menyuruh Klan Yan menyediakan Kereta kuda yang dapat memuat Dua Belas penumpang, serta ditambah Sepuluh pengawal berkuda yang membawa spanduk bertuliskan, “Rombongan Penatua Ji Sekte Pedang Abadi beserta murid-murid barunya.”

Dia sengaja melakukan hal itu agar tidak dihadang oleh bandit, maupun dimintai biaya perjalanan saat memasuki sebuah Kota.

“Paman Zi, bolehkah aku ikut denganmu saja? Aku sudah tidak memiliki keluarga lagi, aku takut orang-orang di sana akan menyakitiku juga.” Nona muda Klan Zi menangis tersedu-sedu karena tidak ingin berpisah dengan Paman yang berhasil membawanya melarikan diri dari kejaran Kultivator Klan Duan tersebut.

“Tenang saja, aku akan melindungimu,” sela Xiao Yue yang merasa senasib dengan nona muda Klan Zi tersebut. Karena Klan Xiao juga dimusnahkan oleh musuhnya dan hanya menyisakan dirinya saja yang diselamatkan oleh Xuan Ji. “Bagaimana kalau mulai sekarang, kita akan menjadi saudari angkat?”

“Betulkah? Kalau begitu aku akan memanggilmu Kakak Yue‘er ... hmm, namaku adalah Zi Rouyan,” sahut Zi Rouyan sembari menyeka air matanya.

Kultivator Ranah Kaisar Bintang sangat senang Zi Rouyan akhirnya tersenyum. Dia juga merasa Xiao Yue memancarkan aura yang baik, kecuali gurunya yang terlihat tidak meyakinkan. Namun, dengan adanya Xiao Yue disisi Zi Rouyan, maka ia yakin nona mudanya itu akan menjalani kehidupan yang baik ke depannya.

“Hei, kenapa kalian malah cengeng sekali? Hentikan drama keluarga yang membuatku kelilipan ini!” Xuan Ji berpura-pura kesal, karena para murid-muridnya terlalu lama melakukan drama perpisahan dengan keluarga masing-masing.

“Ya, kami akan datang Master!” sahut si gendut Yan Chung yang menangis paling keras, sementara Yan Xu berpura-pura tetap tegar walaupun matanya memerah saat ayah dan ibunya memeluknya.

“Tolong sampaikan salamku pada ibu dan adik-adikku, ayah. Tunggulah, saat aku menjadi manusia abadi, aku akan mengunjungi kalian!” seru Wan Yunsheng saat berpisah dengan ayahnya.

“Jangan pikirkan kami, nak! Fokus saja pada pelatihanmu dan menjadi manusia abadi,” sahut ayahnya berusaha menahan air matanya karena harus segera berpisah dengan anak tertuanya itu.

Saat kereta kuda mulai berjalan, Zi Rouyan menoleh ke belakang. Dia tidak lagi melihat keberadaan Pamannya itu. Dia yakin Pamannya itu pasti menuju luar Kota Long Yuan untuk melawan para Kultivator Klan Duan yang mengejarnya.

Xiao Yue merasa seperti ibu muda saja mulai saat ini, karena ia harus merawat Zi Rouyan yang berusia Sepuluh tahun dan juga adik Pengemis yang berusia Empat tahun.

...***...

Sepuluh kilometer dari arah berlawanan yang dilewati oleh rombongan Xuan Ji, Puluhan Kultivator Klan Duan yang dipimpin oleh Ranah Kaisar Surgawi mengejar Zi Long, Paman Zi Rouyan yang dipenuhi luka-luka di sekujur tubuhnya.

Kecepatan Zi Long terus melambat, bayangan hitam terlihat di kanan dan kirinya saat ia melesat di hutan bambu.

Zi Long menggertakkan gigi, kesal tidak dapat melarikan diri lebih lama lagi agar nona mudanya pergi jauh dari Kota Long Yuan, sehingga Kultivator Klan Duan kehilangan jejaknya.

“Gerakan Kedua Jurus Pedang Meteor!” Zi Long mengayunkan pedangnya ke arah kanan.

Ratusan pohon bambu tiba-tiba terbelah dan terbakar. Lima Kultivator yang mengejarnya langsung terkapar dengan tubuh terbakar.

“Sudah cukup sampai di sini saja main petak umpetnya, Zi Long!”

Setelah suara itu menggema di benak Zi Long, kedua kaki Zi Long terputus sehingga ia tidak bisa melarikan diri lagi.

Kultivator yang mengenakan pakaian serba hitam mengerumuni Zi Long yang terduduk di tanah.

Kultivator Ranah Kaisar Surgawi melepas penutup wajahnya, sudutnya memancarkan seringai lebar sembari menusukkan ujung pedangnya ke dada Zi Long.

“Katakan di mana Zi Rouyan kau sembunyikan? Kalau kau mengatakannya, maka aku akan memberikanmu kematian yang cepat. Kalau tidak, maka seumur hidupmu kau akan mengalami penyiksaan, kami akan menggunakan metode paling keji dan menggunakan Pil penyembuhan bila nyawamu diujung tanduk he-he-he.” Kultivator Ranah Kaisar Surgawi itu tertawa terbahak-bahak.

“Ha-ha-ha ... sekalipun kau menyiksaku di neraka, aku tidak akan pernah memberitahumu di mana nona mudaku, Duan Mu bajingannn!” Zi Long meludahi wajah Duan Mu.

Duan Mu melepaskan niat membunuh yang sangat mengerikan, sehingga Zi Long memuntahkan seteguk darah.

Duan Mu menyeka air liur Zi Long dari wajahnya, kemudian menatap tajam Zi Long. “Kau sungguh keras kepala, Zi Long. Sepertinya aku harus memotong kedua tanganmu juga!”

Zi Long hanya menggertakkan gigi saat kedua tangannya terpotong, tatapan matanya tetap tajam. Dia tidak mau menunjukkan sisi lemahnya di hadapan musuh, apalagi memohon ampunan.

Beberapa tarikan napas kemudian, pandangannya berkunang-kunang. Namun, sebelum ia menutup mata, ia sempat mendengar seorang Kultivator berpakaian serba hitam muncul di sebelah Duan Mu dan mengatakan kalau mereka mendapatkan informasi kalau Zi Rouyan dibawa oleh Penatua Sekte Pedang Abadi.

Dia merasa sangat bersalah, karena pada akhirnya ia tidak dapat menyelamatkan nona mudanya. Dia yakin Penatua Sekte Pedang Abadi yang membawa Zi Rouyan tidak akan dapat melawan Duan Mu.

Penatua Xuan Ji itu pasti akan menyerahkan Zi Rouyan kepada Duan Mu, yang berarti Klan Duan tetap menyelesaikan misi mereka menghancurkan Klan Zi.

“Ayo kejar Penatua Sekte Pedang Abadi itu!” seru Duan Mu tersenyum lebar. “Setelah tuan muda mengambil Dantian Zi Rouyan, maka ia akan menjadi Kultivator muda terkuat di Benua Tianlong.”

Ketua Klan Zi sengaja menyegel Dantian Zi Rouyan, karena saat ia lahir cahaya menyilaukan memancar dari dadanya dan cahaya itu menembus langit.

Walaupun Ketua Klan Zi menyegelnya, Klan-Klan besar tetap mengetahui siapa anak yang dicintai Dao Surgawi tersebut. Beberapa Sekte bahkan diam-diam menghubungi Klan Zi agar Zi Rouyan segera dikirim ke Sekte mereka. Namun, saat itu Ketua Klan Zi merasa putrinya tidak perlu buru-buru menjadi murid Sekte tanpa menduga ada Kultivator jahat yang ingin merampas Dantian Zi Rouyan.

Zi Long tidak mengetahui kalau Dantian Zi Rouyan tersegel, karena saat itu ia masih menjadi murid Sekte Taixu dan baru kembali saat Klan Duan menyerang Klan Zi.

“Bagaimana dengan Zi Long, tuan Mu?” tanya bawahan Duan Mu.

Duan Mu menoleh ke belakang dan melambaikan tangannya. “Keberadaan Zi Rouyan sudah diketahui, lenyapkan saja dia!”

Duan Mu dan bawahannya pun meninggalkan hutan bambu, sementara Zi Long dan seluruh hutan bambu dibakar oleh seorang Kultivator Klan Duan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***