"kau bawa supir Ken?" tanya Arta saat melihat Ken membuka pintu tengah untuk tuannya.
"ya Tuan muda."jawab Ken dengan santai.
mereka berdua pun masuk ke kursi tengah di belakang sopir.
sesaat setelah mobil melaju, Ken terlelap dalam tidurnya.membuat Arta penasaran dengan apa yang dilakukan Ken diluar sana.
Namun Ken akan berusaha untuk tidak bertanya dan berusaha memberikan privasi bagi Ken.
walaupun Arta tahu jika dia bertanya kepada Ken, pasti Ken tidak akan menyembunyikan sesuatu darinya.
Namum Arta yakin jika Ken tidak terlalu suka saat Arta terlalu banyak mencampuri urusan pribadinya.
Sebenarnya Arta sangat berharap Ken bisa tinggal di rumahnya lagi, namun apa boleh buat,pribadi Ken yang menyendiri dengan penuh banyak rahasia , tidak pernah terbuka dengan masalah dirinya sendiri, begitu juga saat dulu dia tinggal di rumah Arta.
Arta memberikan kamar kepada Ken tepat disebelah kamarnya, Arta selalu menekankan kalau status Ken itu sebagai adik bukan asisten seperti ucapannya dulu, namun Ken yang merasa lebih baik tidak ada perubahan, membuat Arta menyerah dengan usahanya.
kamar Arta selalu terbuka bagi Ken, Arta selalu mengajak Ken menghabiskan waktunya dikamarnya, bahkan banyak barang Ken yang ditempatkan di kamar Arta.
namun berbeda dengan Ken, Arta tidak pernah diajak sekalipun pergi ke kamarnya, sekali Arta masuk ke kamar Ken, Arta merasa segan untuk tinggal di sana, aura kamar Ken tidak seperti bawahan atau seorang adik, melainkan Arta merasa Ken adalah seorang sosok yang luar biasa yang mampu merubah keadaan besar dengan menjentikkan jarinya saja.
setelah membujuk Ken dengan segala cara, akhirnya Arta menyerah dan membiarkan Ken tinggal di komplek perumahan miliknya sendiri.
hingga Arta merasa sangat cemas jika jarak diantara mereka semakin jauh, Namun saat Ken tetap bersama setiap sarapan pagi, ketakutan Arta tidaklah berguna, maupun Arta ataupun kedua orangtuanya masih merasa Ken masihlah sedekat dulu dengan keluarga angkatnya itu.
hingga tiba saatnya turun di depan kantor, supir nya turun dan membangunkan Ken terlebih dahulu.Lalu kemudian setelah Arta dan Ken keluar bersama.supir itu kembali melaju ke arah parkiran mobil.
Arta merasa keheranan saat supir yang Ken bawa berada di ruang kerjanya Ken.
namun sesaat sebelum makan siang Ken mengatakan akan tidur siang sehingga tidak bisa makan siang diluar.
Arta harus menerima perubahan Ken, dia berasumsi mungkin Ken memiliki proyek Baru diluar perusahaannya seperti biasanya.
'si ambisius idiot' adalah julukan Ken dari Arta saat Ken terlalu terobsesi untuk mencari harta sebanyak mungkin.
hingga akhirnya Arta berpikir akan makan siang sendiri di kantornya.
namun ternyata Ken masih menemani Arta untuk makan siang dan berpamitan setelahnya, untuk tidur kembali, sebelum melanjutkan pekerjaannya, setelah waktu makan siang berakhir.
di rumah sakit.
"hahaha ini lucu, kita berdua pergi memakai kursi roda." ujar Laras saat bersiap untuk pulang ke rumah bersama ibunya.
saat di dalam rolong rumah sakit itu, mereka berpapasan dengan para dokter bedah yang berjalan cepat sambil berbincang membahas pasiennya.
"seandainya nona Viani memiliki keturunan, mungkin bisa dilakukan operasi, namun sayang itu hanya sebuah angan-angan."ujar dokter bedah yang sibuk dengan hpnya.
"ternyata karir bukan segalanya saat berhadapan dengan penyakit. keturunan juga ada masanya memungkinkan berguna sampai menyelamatkan nyawa."ujar dokter yang lainnya lagi.
deg.
Laras dan ibunya memikirkan hal yang sama, Apakah Viani yang dimaksud adalah ibu kandung Laras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments