12 Poto dan bekas luka

Saat Laras sedang tertidur pulas, dia merasa seseorang sedang mengelus pipinya, Kemudian Laras tersenyum tanpa membuka matanya, karena merasakan kehalusan kulit keriput milik ibu angkatnya.

"ya bukan cuma senyum tu loh,ya dibuka matanya loh nak!" ujar ibunya Laras masih mengelus pipinya.

"Aku masih ngantuk Bu."jawab Laras.

"Weleeh! ngantuk sampai enggak sadar kalau perutnya kerongcongan kaya gitu."kata ibunya.

"hehe, iya Bu, Laras juga laper,ibu sudah lama datang? eh ibu pakai kursi roda rupanya." ujar Laras Laras membuka matanya dan terduduk.

"ibu baru saja datang, kursi roda ini diberikan waktu Pak Wandi mau jemput ibu di rumah."jawab ibunya.

kemudian pak Wandi mengintruksikan seseorang membawakan makanan ke dalam kamar, dan sekarang Laras makan diatas kasur, sedangkan ibunya makan diatas kursi roda, dengan meja kecil masing-masingnya.

"ibu kok bisa percaya kalau Aku ada disini,"tanya Laras.

"ibu nggak tau apa-apa masalah tempat ini, yang ibu tau, ibu mau dibawa jumpa sama kamu yang sudah 2 hari belum pulang."jawab ibunya.

"jadi ibu mau dong kalau tinggal di sini."ucap Laras dengan mulut penuh makanan.

"nanti Laras jelaskan sama ibu pelan-pelan ya, untuk sekarang makan dulu dengan rapih," suruh ibunya yang dijawab dengan anggukan oleh Laras.

...

"jadi kamu kira sekertaris Ken adalah Kenzo yang sering jumpa kamu waktu kecil itu."tanya ibunya di depan TV.

"bukan perkiraan Bu, tapi Laras sudah yakin kalau kak kenzo adalah sekertaris Ken." jawab Laras sambil naik kursi untuk memberikan makan ikan arwana albino berukuran besar dalam akuarium raksasa di pojokan sana.

"kok bisa?Kamu bisa seyakin itu dari mana?" ujar ibu penasaran.

"Saat sekertaris Ken kasih hadiah lomba waktu itu,aku lihat bekas luka yang sama dengan milik kak kenzo dulu."ujar Laras yang kemudian menghadap kepada kedua pelayannya.

"kalian berdua dari tadi nggak capek apa? aku suruh duduk, nggak duduk duduk juga."ucap Laras jengkel.

"nggak apa-apa nyonya muda."jawab keduanya sambil tersenyum.

"terus cuma itu alasannya? kamu ngancam majikannya Nak ken untuk nikahkan kalian berdua."tanya ibunya.

"ya Ada yang lain lagi, seperti liontin sekertaris Ken yang berisi Poto berharga itu."ujar Laras mengambi setoples kue kemudian bersandar di atas shofa dekat ibunya menonton TV layar lebar.

"ya, ibu tahu berita itu, lalu apa hubungannya dengan kamu?"tanya ibunya.

"aku yakin dalam liontin itu pasti Poto aku."

"ish ngawur kamu."

"iya Bu, ibu ingat Poto kita berdua yang aku sobek yang tinggal telinganya saja? itu karena aku kasih gambar aku untuk kak kenzo waktu kecil dulu."jawab Laras sambil mengemil.

"memangnya kamu yakin kalau nak Ken masih ingat wajah kamu."

"hehehe,,yaa gimana ya, aku aja inget, masa kak kenzo nggak ingat wajah aku, emm enaknya."

"Lalu kapan dia pulang ke rumah ini, sudah jam sembilan malam masih belum nampak?"

"ya nggak tau Bu!"

"apa diantara kalian ada yang tau?"

"tanya Pak Wandi lah,biar aku cari dia."

"nggak usah nyonya muda setiap telepon di rumah ini bisa langsung memanggil Pak Wandi, biar saya panggilkan."ujar Angelina.

sedatangnya Pak Wandi, ibunya Laras langsung mengajukan pertanyaan dengan bertubi-tubi kepadanya.

Namun Laras sudah ketiduran.

Ibunya Laras bersikeras untuk menunggu kepulangan Ken dengan meminta secangkir kopi agar bisa tetap terjaga.

sesampainya Ken di rumah, jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari.

"selamat malam ibu, maaf sudah membuat ibu cemas."ujar ken mencium tangan mertuanya.

kemudian Ken duduk di dekat kursi roda mertuanya itu, matanya melihat ke arah Laras yang berbaring dengan gaya bebas, membuat Ken tersenyum hangat.

"iya nak, selamat malam, sebenarnya itu tidak akan banyak basa-basi lagi,berhubung sudah begitu larut, sudah waktunya kamu istirahat, jadi ibu cuma mau minta tanya dua hal sama nak Ken."

"tentu Bu, silahkan."

"bolehkah ibu lihat poto dalam liontin yang selalu kamu bawa-bawa dulu."

"baik Bu, tunggu sebentar."ujar ke berlalu beberapa saat dan kembali dengan sebuah kalung liontin yang terbuat dari mas murni.

ibu Laras menerimanya dan pelan-pelan membuka tutup liontin itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!