Laras tidak berdaya dengan tatapan pria tampan di sana, entah kenapa dia tidak bisa melakukan apa-apa, seolah pandangan sekertaris Ken mengunci pergerakan Laras, mungkin ini yang namanya 'terpesona'.
Beberapa saat Laras menikmati tatapan itu, hingga akhirnya sekertaris Ken memutuskan kontak matanya dan berlalu ke dalam lorong di sekolah itu bersama yang lainnya.
Kemudian Laras menyetandarkan sepedanya dan duduk di bangku terdekat yang ada di sana.
Rasa lemas menyerang tubuhnya, perasaan kecewa karena kepergian sekertaris Ken membuatnya sedikit agak tidak rela.
Entah kenapa Laras merasa bahagia, dan tidak pernah merasakan sebahagia ini.
"Mungkinkah aku jatuh cinta?" batin Laras.
"Tunggu!"seru Laras bermonolog.
"Apa barusan aku gila, mana mungkin sekertaris Ken menatap ke arahku, memangnya aku siapa?"ucap Laras bermonolog sambil melihat ke segala arah, siapa tau ada perempuan cantik disekitarnya yang dilihat oleh sekretaris Ken, bukannya dirinya.
Tapi tidak ada siapapun disana.
"Pasti aku barusan berkhayal, ah memalukan, lebih baik aku segera pergi sebelum ada yang melihat kebodohanku ini."batin Laras kemudian segera bergegas pergi dari sana karena ingat ada acara yang harus dihadiri oleh Laras beberapa jam lagi.
...
Di depan sebuah bengkel.
"Paman, aku taruh sepeda aku disini dulu ya, nanti kalau ada uang aku ambil, sekalian bayar untuk tempel bannya."teriak Laras karena bisingnya suara kendaraan bermotor.
"Oke nak Laras."jawab pemilik bengkel kecil-kecilan.
Bengkel itu adalah langganan Laras, karena bukan cuma sekali ini saja ban sepeda Laras jadi korban kejahilan teman-temannya.
Jika sudah begini berarti Laras akan pergi dengan berjalan kaki, rencana awalnya kalau tidak ada masalah dengan sepedanya, Laras mau pergi dulu ke taman kota mati yang sudah jarang dijumpai orang.
Namun apa boleh buat, sekarang Laras harus langsung pergi berjalan kaki ke sebuah restoran mewah yang baru dibuka, untuk mengikuti acara perlombaan makan bakso.
Kalau misalnya menang, Laras ingin sekali membawa ibu angkatnya makan di beberapa restoran mewah di kota ini.
...
Setelah beberapa puluh menit Laras berjalan kaki santai, Tibalah Laras di depan restoran tujuannya, Namun tiba-tiba Laras dikejutkan dengan mobil yang sama seperti yang dikendarai oleh sekretaris Ken.
Laras menunggu mobil itu berhenti hingga penumpangnya keluar, dan ternyata benar, itu adalah sekertaris Ken dan juga bosnya, yang langsung disambut beberapa orang penting.
Mereka berdua langsung dipersilahkan masuk kedalam restoran.
"Ternyata tadi itu memang hanyalanku saja Halaaah Laras,,, Laras mimpi memang aku ni."monolog Laras sambil hendak pergi ke dalam.
Sesampainya di dalam restoran sudah ada panggung dan pita cantik yang disediakan untuk potong pita peresmian dibukanya restoran ini.
Lalu juga ada meja yang disusun memanjang untuk peserta lomba dimana Laras adalah salah satu dari pesertanya.
Kemudian ratusan box Snack kecil untuk dibagikan ke pengunjung yang datang, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai yang tua, kaya miskin semua ada disana.
Termasuk ibu angkatnya Laras yang sengaja bolos kerja demi mensuport anak satu-satunya.
Biasanya ibu Laras kerja bantu tetangga jualan bakso.
"Laras!"teriak ibunya dari pojokan dengan memakai tongkat di sebelah tangannya.
Laras segera pergi menghampiri ibunya.
"ibu beneran datang rupanya, padahal udah Laras bilang nggak usah, takut malu kalau nggak menang nanti."canda Laras.
"Sudah-sudah! nggak apa-apa, menang atau kalah, terserah nanti, yang penting sekarang ibu ingin dukung Kamu, harus semangat ya, siap!?" teriak ibunya dilautan para pengunjung.
"Siap bu!" jawab Laras sambil memeluk ibunya dengan penuh kasih sayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments