15 Ratuku

Di malam- malam berikutnya Ken mengangkat Laras yang sedang tertidur di samping beberapa gelas cangkir kopi yang sudah kosong.

Kemudian Omelan Laras akan meledak di setiap paginya seperti biasanya.

"sudah hampir 3 Minggu, tapi aku tidak bisa menyambut suamiku setiap pulang kerja, aku ini istri yang tidak berguna." ujar Laras kecewa pada diri sendiri.

"tidak ada yang tidak berguna dari ratuku."ujar Ken menenangkan.

panggilan 'ratuku' adalah panggilan yang diciptakan Laras dulu saat bermain bersama.

"tongkat ini cantik sekali."ujar Laras kecil mengeluarkan tongkat dari dalam karung Ken untuk memulung.

"hati-hati, itu besi berkarat, jangan disentuh langsung, nanti kakak akan jual tongkat besi itu ke pengepul.sini pake kain pegangnya."ujar Ken membalut tongkat besi dan memberikannya kepada Laras.

"waah ,"mata Laras berbinar kagum, membayangkan benda ditangannya adalah tongkat peri ajaib.

"perkenalkan, aku adalah Ratu kerajaan peri, aku punya banyak harta, banyak makanan enak dan istana bertingkat-tingkat."ujar Laras di atas bangku di samping Ken.

"Laras suka itu semua?"tanya Kenzo.

"ya, aku akan tinggal dengan dua pelayan yang setia dan ratusan pembantu untuk menjaga istanaku juga melayani para putri serta para pangeran dari keturunanku yang banyak."ocehan Laras yang kosong.

"ya ya ya.."jawab Ken kecil.

"hey siluman itik, panggil aku Ratu, kalau tidak, aku akan memenjarakanmu di pulau terpencil yang banyak kelinci berbisa."

"kelinci mana yang berbisa?" batin Ken menahan tawa.

"baiklah Ratuku, siap melaksanakan perintah."

hingga akhirnya, sekarang Ken selalu memanggil istrinya dengan sebutan itu.

"aku istri yang buruk."ujar Laras kembali berbaring di kasur.

"bagaimana kalau aku mengambil cuti."saran Ken.

"tidak, jangan sampai pria brengsek itu tau aku mengganggu pekerjaanmu. tunggu, apa dia tau kalau kau malah melanjutkan berumahtangga denganku?"tanya Laras cemas.

"entahlah, tapi kami tidak saling menyelidiki satu sama lain demi saling menghormati."jawab Ken.

"biarlah dia tidak tahu, aku tidak akan mau bertemu orang yang tidak bisa mengeluarkan kata maaf, setelah merenggut sesuatu yang begitu berharga. kau dengar?"omel Laras.

"dengar, Ratuku."ujar Ken yang sibuk memakai dasi.

"aaah aku sudah cape begini terus."ujar Laras berguling-guling di kasur.

"kalau begitu berhenti menunggu ku lagi, lihatlah! tubuhmu semakin kurus."saran Ken yang sedang memakai krim wajah.

"Apa?"teriak Laras mengagetkan Ken yang langsung berbalik.

kemudian Laras mendekati Ken dan mencengkram lengannya sekuat tenaga namun tak berarti untuk Ken.

" jadi kau tidak ingin melakukannya denganku?"ujar Laras menatap tajam.

"ma mau."jawab Ken.

tapi Laras tidak menghiraukan jawaban suaminya itu.

"kau tidak ingin menyentuh istrimu sama sekali ya?"tanya Laras semakin meninggikan nada suaranya,masih dalam posisi yang sama.

"ingin,, ingin sekali."jawab Ken Manahan tawa.

Laras tetap tidak menghiraukan jawaban itu kemudian berbalik menjauhi Ken.

"oh iya, baru aku sadar, kalau kau itu pria suci dan aku sudah bernoda. kita tidak mungkin bersatu lagi, sudahlah, kalau begitu kita pisah saja,"kesal Laras.

deg

Ken terkejut dengan kalimat yang diucapkan Laras. Kemudian dia melangkahkan kakinya menuju Laras dan memeluknya dari belakang.

"stt, cukup ratuku! cukup! emmm, kalau begitu, malam ini saja ya."ucap Ken pelan.

"malam ini apa?"Laras kesal.

"apapun yang terjadi malam ini,aku akan memilikimu, bagaimana?"jelas Ken.

Muka Laras memanas merona merah.

"masih belum jelas!"pura-pura Laras.

"saat aku pulang nanti, apakah tuan ratuku tidur ataupun sadar, Kenzo siluman itik ini akan menyetu-buhi ratunya. bagaimana?"jelas Ken lagi.

Laras terdiam sejenak.kemudian menjawab pertanyaan Ken dengan pura-pura jutek.

"setuju."jawab Laras.

"tapi aku sarankan lebih baik ratuku tidur lebih awal. itu mungkin bisa membantu."saran Ken.

"baiklah."