Cyra melihat satu kantong buah terletak di meja, siapa lagi yang membawa kalau bukan Alfa.
“Lo kenapa ribet banget setiap ke sini bawa-bawa buah segala? Nyokap gue bisa beli keles. Kan gue yang butuh elo, kok malah lo yang repot-repot gini?”
“Hemm… Nggak ngehargai temen banget. Nggak enaklah gue ke sini lenggang kangkung.”
“Lo mikirin tata karma banget, sih? Ya udah, yuk mulai.” Cyra meletakkan buku-bukunya ke meja.
Mereka memulai belajar bersama.
“Ada wifi?”
“Ada, dong.”
“Ya udah gue koneksi ke wifi lo.”
Cyra mengetik password wifi rumahnya ke laptop yang dibawa oleh Alfa. Pria itu mencari materi melalui internet.
Hampir satu jam mereka berunding membahas tugas tersebut.
“Ya udah, ini tinggal menarik kesimpulan aja. Lo bisa sendiri, kan?” tanya Alfa.
“Bisa.”
“Soalnya gue laper, mau nyari makan dulu di luar.”
“Ya udah, makan di rumah gue aja.”
“Segan gue. Lo pikir gue Rere?”
“Heheee…”
“Yuk, temenin gue nyari apaan gitu yang bisa untuk ngeganjel perut.”
“Mesti sama gue?” Cyra menunjuk dadanya sendiri.
“Iya. Nggak inget apa lo yang butuh gue? Tenang aja, gue yang traktir.”
“He heee… Lagi-lagi lo kena. Ya udah, gue minta ijin nyokap gue dulu. Bisa dapet hukuman lagi gue kalo keluar rumah malem tanpa ijinnya.”
“Itu namanya nyokap lo disiplin dan ngejagain lo. Ya udah sana, minta ijin dulu.” Alfa memasukkan laptopnya ke ransel. Pria berprestasi itu memang selalu membawa laptop kemana pun pergi. Kebiasaan menulis novel. Dimanapun dan kapan pun dia kerap membuka laptop dan menulis.
“Sip, bos.” Cyra membereskan buku-bukunya. Kemudian membawanya ke lantai atas. Cyra kembali turun ke lantai bawah sambil berteriak memanggil-manggil mamanya. Ia menuju ke ruang keluarga dimana mamanya menjawab panggilannya.
“Cyra mau keluar nemenin Alfa makan malem, boleh?” tanya Cyra sembari menggelayut manja di leher mamanya.
“Sama Alfa?”
“Iya. Alfa ngajakin makan malem.”
“Ya udah pergi sana, jangan lama-lama.”
Cyra mengangguk dan berlari menemui Alfa. Cyra sudah tahu jawaban mamanya yang pasti mengijinkannya keluar bersama Alfa. Sejak dulu, Alfa yang memang sopan dan ramah itu selalu diberi kebebasan dalam hal apapun oleh Andini. Tidak ditemukan satu hal pun yang membuat Andini memiliki alasan untuk mencurigai kalau-kalau Alfa akan menganu-anui putrinya.
Alfa sudah duduk di atas motor menunggu Cyra keluar dari rumah. Ia memberikan helm pada Cyra yang langsung disambut oleh Cyra.
“Kita mau kemana?” tanya Cyra saat ia sudah duduk membonceng di motor Alfa.
“Kemana enaknya?” Alfa balik tanya sambil menyalakan mesin motor ninjanya.
“Terserah lo deh. Kan lo yang mau makan.”
“Namanya gue bawa cewek, tentu harus ngutamain selera cewek dulu, dong.”
Dasar Alfa, selalu mengutamakan cewek. Pasti beruntung cewek yang menjadi pasangan hidupnya kelak.
“Ya udah, ke kafe melati aja. Di sana makanannya enak-enak.”
“OKe. Siap, kita meluncur.”
Motor melaju melintasi gerbang.
Cyra melihat Zaki yang berdiri di balkon lantai dua mengamati dirinya. Buset dah ah, si sadis ngeliatnya gitu amat. Pikir Cyra. Tatapan Zaki selalu saja menusuk. Ngidam apa ya tante Alya waktu hamilnya Zaki? Anaknya kok bisa sesadis itu? cewek sih galak nggak pa-pa. nah, kalu cowok galak, kan aneh.
Cyra terus menoleh ke arah Zaki hingga pria itu tak lagi kelihatan dari ekor matanya. Pria itu juga melakukan hal yang sama, terus menatap Cyra sampai Cyra hilang dari pandangannya.
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
T o b e c o n t i n u e d
L o v e ,
E m m a S h u
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 347 Episodes
Comments
Isyeu Lismaya
kalo aku jd Zaky pasti nganggap Cyra itu tukang sosor cwo sembarangan, pdahal dia nyosor Zaky doang. Alfa bakal jd sad boy pas Cyra ma Zaky
2022-11-08
1
Cici_sleman
boso jowo bgt, menganu anui
satu kata berjuta makna 🤣🤣🤣
2022-08-06
0
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
Thor, "menganu-anui" itu maksudnya apa ya thor, mohon pencerahannya 🤪🤪🤪🤣🤣
2022-01-26
0