Zaki menatap Cyra yang berbicara panjang lebar layaknya presiden sedang berpidato. Entah kemana arah pembicaran gadis itu. Zaki cukup mendengarkan tanpa perlu menanggapi sebelum ia mengerti maksud ucapan Cyra.
“Trus lagi, asal kamu tahu, Cristiano Ronaldo nggak harus dituntut mampu memecahkan soal kali-kalian untuk menjadi pesepak bola handal dan terkenal.” Cyra melanjutkan kalimatnya. “Justin Bieber juga nggak harus menghafal teori biologi untuk jadi penyenyi hebat. Begitu juga Mike Tyson, nggak harus belajar rumus phytagoras untuk bisa jadi petinju dunia. Ini membuktikan, bahwa dalam kehidupan nyata diperlukan orang-orang professional di bidangnya, sedangkan menurutku apa yang kupelajari saat ini terlalu random. Arahnya kurang jelas. Tugas yang kamu kasih ke aku juga demikian. Kamu ngerti maksudku bukan?”
Zaki akhrnya menangkap maksud dari perkataan Cyra. Satu kata untuk Cyra, Cerdas! Eh, kok Zaki memuji gadis itu? Untung saja pujian itu hanya tertelan dalam hati. Kalau kedengaran oleh Cyra, bisa kembang kempis hidung tuh cewek. Hanya untuk memohon supaya Zaki mengurangi tugas, Cyra sampai harus berbicara sepanjang itu.
“Zaki, aku mesti gimana lagi sih supaya kamu maafin aku?” Cyra sebenarnya tidak mau memohon begitu, tapi demi kelayakan hidup, terpaksa ia harus menjatuhkan harga diri. Lagian nggak ada yang melihat. “Apa masih kurang paus kamu bales dendam ke aku? Oke, hitung aja berapa kesalahanku, dan kamu boleh bales aku sekarang juga dengan setimpal. Satu kali aku ngerjain kamu nyuruh ngebersihin gudang dan kamu belum bales aku. Sekarang mana gudangmu biar kuberesin?”
Zaki masih diam tanpa menanggapi. Membiarkan Cyra kebingungan sendiri. Dengan rileks, Zaki mengambil gelas berisi kopi di meja lalu meneguknya sedikit.
“Dua kali aku nyiram kamu, dan kamu udah bales sekali. Jadi apa perlu kamu siram aku pakai kopimu ini biar impas?” Cyra mengambil gelas kopi.
“Jangan, Cyra!” Zaki bangkit berdiri, mencegah gerakan Cyra dan mengambil kembali gelas miliknya dari tangan Cyra, lalu meneguknya hingga habis.
“Kenapa kamu nggak mau ngebales aku kalau itu bisa bikin kamu maafin kesalahanku?”
“Sayang kopinya kalau dibuang. Aku bikin sendiri tadi.”
Cyra nyengir. “Terus, dua kali aku nyium kamu, dan kamu baru bales sekali. Ape perlu kamu cium aku sekali lagi biar impas?” Cyra maju hingga jarak mereka hanya sekitar dua jengkal saja.
Untuk yang satu itu, Zaki pun ikut maju membuat tubuh Cyra menegang seketika waktu.
Eh lha kok malah Cyra yang sekarang jadi gugup. Apa Zaki menyetujui tawarannya? Gawaaat! Cyra kan Cuma iseng. Itu penawaran tadi nggak beneran.
Zaki memiringkan kepalanya. Lalu…
Kejadian di kampus terulang lagi. Zaki benar-benar mencium Cyra.
Oh my God! Salahkanlah Cyra yang telah menawarkan pekerjaan paling enak kepada Zaki, akibatnya Zaki merasa di atas angin. Zaki bahkan mengangkat kedua tangannya lalu memeluk Cyra.
Cyra ingin menolak, tapi kan tadi yang menawarkan adegan itu Cyra sendiri. Lalu bagaimana sekarang? Cyra hanya bisa mengikuti permainan Zaki tanpa bisa brebuat apa-apa.
Zaki kelewatan! Waktu terus berjalan tapi pria itu tidak juga menghentikan perbuatannya. Sampai akhirnya Cyra menyerah dan mendorong dada Zaki supaya menjauh darinya.
“Impas.” Zaki menatap muka Cyra yang terlihat tegang.
Cyra mengusap bibirnya yang basah dengan lengan baju lalu memalingkan wajah. Mukanya mendadak memanas ditatap Zaki dengan intens.
“Kamu ingat, jangan lakukan hal ini pada siapapun!” tegas Zaki.
Lagi-lagi Zaki mengucapkan kalimat super duper aneh. Larangan macam apa itu?
“Memangnya kenapa kamu melarangku?” selidik Cyra ingin tahu.
“Kamu lupa, kamu yang menawarkan dirimu untuk menjadi pacar dosenmu ini.” Zaki menunjuk dadanya sendiri.
“Hah?” Cyra membelalak. Jadi Zaki menganggap serius kata-katanya waktu itu? Cyra menelan saliva. Air mana air? Mendadak kerongkongan Cyra jadi kering.
“Mm… Maksudnya…”
“Kamu gitu aja kok ya nggak ngerti-ngerti, sih?” Zaki mengerutkan kening. “Kamu minta aku jadi pacarmu, kan? Ya udah…”
“Ya udah apanya?”
“Ya udah sekarang kamu jadi pacarku.”
Cegluk. Lagi-lagi bongkahan batu seperti melewati kerongkongan Cyra. Ia tidak tahu harus senang atau kesal? Ia juga tidak tahu perasaannya terhadap Zaki bagaimana. Tapi anehnya, organ tubuhnya mendadak panas dingin setelah mendengar pengakuan Zaki. Serius ini? Dosen di hadapannya itu ingin menjalin hubungan lebih padanya?
“Sekarang pulanglah! Nggak baik cewek keluar rumah malem-malem,” titah Zaki menunjuk gerbang dengan dagu.
“Jadi…”
“Jadi apa lagi?” potong Zaki.
“Ah enggak.” Muka Cyra pasti memerah, ia merasakan panas di pipinya itu. Ia kemudian balik badan dan berjalan menuruni teras, melewati gerbang. Punggungnya meremang meyadari Zaki di belakang yang memperhatikannya. Ia menyeberangi jalan dan masuk ke rumah.
* * * * * * * * * * * * *
T o b e c o n t i n u e d
L o v e ,
E m m a S h u
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 347 Episodes
Comments
the loyal reader
untung jalannya bener masuk rumah sendiri nah kalo masuk rumah kos2an sebelah begimana tu cyra wkwkkwkw
2023-03-31
0
Nisa Tanjung
puas cog🗿
2022-06-26
0
Ning cute
Ga ada mesra2 nya jadian 😅😂
2022-02-08
0