“Jangan lakukan ini pada siapapun.”
“Hah?” Cyra malah terkejut. Maksud kata-kata Zaki itu apa? Kepala Cyra memutar kembali kata-kata Zaki. Jangan lakukan ini pada siapapun? Yang dimaksud kata ‘ini’ tuh apa?
“Jangan berciuman dengan siapapun!” tegas Zaki memperjelas maksud ucapannya.
Lagi-lagi Cyra terkejut. Larangan macam apa itu? Memangnya Cyra cewek apaan dikira memberikan lambe pada banyak orang? Tanpa Zaki mengatakan hal itu, mana mungkin Cyra melakukan perbuatan itu pada sembarang orang.
Eh, tunggu dulu, tapi kenapa Zaki melarangnya demikian? Apa maksud dari larangan itu? Zaki cemburu? Eaaaaa…. Terciduk!
“Aku cewek baik-baik, mana mungkin melakukannya ke banyak orang. Kamu pikir aku apaan?” Cyra protes dengan memasang muka cemberut.
“Seenggaknya kamu sembarangan melakukan itu saat pertama kali mengenal pria asing.”
Cyra mendengus. Ia mengerti, pria asing yang dimaksud Zaki tak lain adalah Zaki sendiri. Iya, benar Cyra melakukan hal itu karena kepepet. Kedua, dia mengulangi kesalahan yang sama supaya tugasnya tidak ditolak oleh Zaki. Semua yang ia lakukan ada alasannya. Dan Cyra juga tidak pernah melakukannya dengan orang lain, sepertinya Zaki-lah yang beruntung. Dia penikmat pertama.
Tok tok…
Ketukan dari luar membuat Zaki menoleh ke sumber suara. Kemudian pandangannya kembali ke wajah Cyra. “Pergilah!”
Cyra mengangguk. Ia menuruti perintah sang dosen dan melenggang menuju pintu, berpapasan dengan Bu Santi di ambang pintu. Cyra menganggukkan kepala tanda menyapa ibu dosen tersebut.
Bu Santi masuk ke ruangan Zaki dan membicarakan beberapa hal tak luput dari urusan kampus. Setelah selesai berunding, wanita itu keluar. Zaki kembali duduk di kursinya. Ia menatap setumpuk hasil tugas yang kemarin diserahkan para mahasiswa kepadanya. Ia mencari nama Cyra kemudian menatap hasil kerja Cyra. Sudut bibirnya tertarik sedikit mengenang pertengkaran yang kemudian berujung dengan rayuan oleh Cyra.
“Cyra!” tanpa sadar Zaki menyebut nama gadis itu. entah kenapa ia merasa terganggu setelah melihat Cyra berboncengan dengan Alfa malam itu. Pikirannya pun mendadak terbang kemana-mana memikirkan hal apa saja yang dilakukan Cyra bersama Alfa. Entah memang dia saja yang suudzon, atau pikirannya itu disebabkan oleh sikap Cyra yang selalu main sosor kepadanya.
Setelah itu, timbul pertanyaan di kepalanya, bagaimana jika Cyra main sosor juga terhadap Alfa? Dan satu pertanyaan yang jauh lebih aneh, kenapa Zaki merasa terganggu dengan semua itu? Kenapa dia merasa tidak rela dan bahkan kayak cacing kepanasan saat membayangkan hal-hal negatif itu?
Zaki kembali meletakkan kertas tugas ke tempat semula. Kemudian ia berkemas untuk memulai kelas.
* * * * * * * * * * * * * * *
Kelas baru saja selesai. Cyra menyelempangkan tas ke tubuhnya, pandangannya mengedar mencari Alfa. Pria itu sudah tidak ada di bangkunya. Cepet banget kaburnya?
Cyra berlari keluar ruangan, mencari Alfa. Ia mendapati Alfa di ujung koridor.
“Al, gue numpang motor lo, ya?” Cyra mengiringi langkah Alfa yang berjalan di koridor kampus.
“Boleh.” Alfa tersenyum.
Rere yang baru saja menyusul dan kini berjalan di belakang Cyra, langsung manyun. “Dih, nggak setia kawan banget. Tadi perginya naik motor gue, eh pulangnya numpang motor Alfa.”
“Motor lo berisik banget, Re. Suer, gue nggak nyaman. Buat ngomong sama lo pas di atas motor aja susahnya kebangetan, mesti tereak-tereak gara-gara yang kedengeran Cuma suara berisik mesin motor lo doang. Udah gitu, orang-orang yang kita lewati pada ngeliatin ke arah kita. Malu iiiih…”
“Ya ampun, astaganaga, tega banget, suka jujur kalo ngomong.” Rere menunjukkan tampang memelas.
“He he hee…. Jangan pesimis. Besok-besok gue numpang motor lo lagi kalau bunyi motor lo udah bagusan dikit.” Cyra mengusap kepala Rere membuat yang diusap nyengir lebar.
Mereka kini sudah sampai di parkiran roda dua.
“Gue duluan, ya!” Cyra melambaikan tangan pada Rere saat sudah membonceng di atas motor Alfa.
Rere hanya memenyongkan bibir tanda menjawab lambaian tangan.
“Pegangan ya, Ra. Nanti jatuh. Aku ngebut, nih,” ucap Alfa dan Cyra hanya melengos.
“Ah, lo mah mana pernah ngebut bawa motor. Kayak nggak tau siapa yang namanya Alfa aja. Cowok kalem, sopan- santun dan rendah hati. Gimana bisa karakter lo yang lembut jadi ugal-ugalan?” Cyra sangat mengenal Alfa. Mereka seangkatan sejak SMA. Dan dunia kampus mempertemukan mereka kembali.
Nostalgia SMA sering kali membuat mereka tertawa bila mengingatnya. Masa SMA adalah masa-masa paling indah. Maksudnya, indah untuk dikenang. Sewaktu menjalaninya sih lumayan ngeselin. Lebih banyak belajarnya ketimbang bermain bersama teman-teman.
Motor bergerak melintasi gerbang kampus.
* * * * * * * * * * * * * * * *
T o b e c o n t i n u e d
A u t h o r N o t e :
A k u n g g a k b o s e n i n g e t i n
j a n g a n l u p a k l i k t o m b o l l i k e.
D u k u n g p e n u l i s y a h.
K a l a u ada tip koin, boleh dong disumbangin untuk cerita ini.
W k W k W k W k..
T e n g s b u a t k a l i a n yang udah sedekahin koin.
L o v e ,
E m m a S h u
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 347 Episodes
Comments
Isyeu Lismaya
haha pak Dosen ga sadar cemburu
2022-11-08
0
Yati Rosmiyati
kayanya ada yang lihat tuh cyra di bonceng alpi sambil dinginin hati yang terbakar🤭
2022-06-13
0
Suliah Priyanti
ad yg cemburuu
2021-12-28
0