"AGGGGGGHHH.... PAK RAHMAN KELUAR....!! APA TIDAK MENDENGAR JIKA DI SINI ADA ORANG..!!!" teriak Aira yg terkejut saat melihat Rahman membuka pintu iyu, dengan cepat aira menutupi diri nya dengan handuk yg tidak jauh dari nya.
Rahman juga sama terkejut nya, ia bahkan tidak melihat apa - apa saat ia membuka pintu toilet itu, karena ia menundukan wajah nya.. "Astaga Rahman... Seperti nya kau masih mabuk..! Kau bahkan tidak mendengar dan melihat jika toilet itu berisi orang..'' ucap nya sendiri..
Sementara itu Aira ia dengan cepat menyelesaikan acara mandi nya itu, dengan jantung yg masih berdebar kencang saat itu.. Ia menutup wajah nya berkali -kali karena, dia malu sendiri.. "Ya Tuhan pak Rahman itu, main nyelonong aja, apa dia tidak tahu ini rumah siapa?! seperti rumah nya sendiri saja, tidak mengetuk dulu atau apa kek..! Bos sih bos, tapi dia tidak bisa seenak nya begitu juga" gerutu nya.. Rahman bahkan bisa mendengar suara nya dari luar..
Rahman hanya bisa tersenyum dan menahan rasa malu nya juga, tapi menurut nya sikap Aira juga begitu lucu di mata nya, tidak berselang lama, Aira sudah selesai dan keluar dari toilet itu, dia sudah berpakauan juga di sana..
Rahman terlihat sangat canggung saat ke dua bola mata mereka bertemu, Aira kini memasang wajah cemberut nya, "Maaf kan aku, aku sungguh tidak melihat apa pun tadi..! Aku sungguh minta maaf, seperti nya, aku masih sedikit mabuk, jadi Aku tidak mendengar kau berada di dalam sana, sekali lagi maaf kan aku.." ucap nya memulai pembicaraan, ia menyadari jika dia salah kali ini..
Aira terdiam.. Ia tidak menjawab nya.. Lalu berlalu begitu saja.. "Sungguh pak Rahman tidak melihat apa pun..?" tanya nya, ketika dia hendak melewati nya, Rahman menganguk.. "Aku pusing, jadi aku berniat untuk mencuci muka ku, karena silau aku menunduk, aku benar -benar tidak melihat apa -apa tadi, aku terkejut mendengar teriakan mu, dan langsung kembali menutup pintu toilet itu" jelas nya sungguh -sungguh..
Aira berbalik dan kini menatap nya.. "Baiklah aku memaafkan pak Rahman..! Tapi lain kali jangan seperti itu lagi..! Ah, tidak lain kali jangan datang lagi ke rumah ku dalam keadaan mabuk seperti semalam.. Jika pak Rahman memang sangat ingin mabuk, mabuk lah di rumah mu sendiri, jangan seperti semalam, kau bahkan mabuk di sembarang tempat... Bagaimana bila ada karyawan mu yg melihat nya, cintra mu sebagai Seorang CEO. Akan di nilai buruk..., aku heran biasa nya, orang kaya itu mabuk -mabuk kan di sebuah klub, tapi kau berbeda pak Rahman, kau malah mabuk di pinggir jalan.." ucap Aira, ia terus saja mengoceh..
Rahman tertawa mendengar nya.. "Apa kau tidak sadar juga, kau juga mengomeli ku, padahal aku adalah CEO mu..? Apa kau tidak takut di pecat oleh ku...? kau berani sekali mengomeli aku.." jawab nya..
Aira terhentak kaget, ia langsung menutup mulut nya Rapat.. "Tapi inikan bukan di tempat kerja, ini rumah ku, aku berhak mengomeli siapa pun di sini, ini rumah ku.." ucap nya, Rahman hanya tertawa kecil.. "Iya.. iya nyonya rumah.. ini rumah mu, kau berhak melakukan apa pun sesuka mu.." jawab Rahman terkekeh..
"Hmm.. jadi sekarang, apa boleh aku meminjam toilet mu..? Aku hanya akan mencuci wajah ku saja, setelah itu aku akan pulang.." ucap nya, Aira hanya mengangguk.. Rahman tersenyum ia berlalu masuk ke toilet itu..
Aira pun ikut berlalu ia masuk ke kamar nya dan menutup pintu nya Rapat.. "Aku lupa jika dia itu atasan ku..! Astaga Aira..!! Untung kau tidak mengomeli nya terlalu keras tadi.." batin nya..
Lima belas menit kemudian, Rahman nampak sudah bersiap, dia sudah kembali merapikan pakaian nya, ia bersiap untuk meninggal rumah kecil itu.. Rahman tidak memandang bagaimana keadaan rumah itu bagi nya tempat itu nyaman bagi nya..
Sementara Aira, ia juga sudah siap, dan hendak pergi bekerja hari itu, Aira telah rapi dengan seragam kerja nya pagi itu, dia keluar dari kamar nya dan berpapasan dengan Rahman di sana.. Rahman terkejut melihat Aira berpakaian seperti itu..
"Apa Rafa belum menghubungi mu..? Aku sudah menyuruh Rafa, untuk memindahkan mu bekerja, mulai hari ini kau bekerja sebagai asisten pribadi ku, kau tidak usah lagi memakai seragam itu" ucap nya..
Aira terkejut "Tapi pak Rafa belum menghubungi ku, jadi mulai sekarang, aku tidak bekerja lagi di bagian produksi.? Sekarang aku asisten pribadi mu..? Apa tidak berlebihan..?!'' jawab nya bingung..
Rahman menggeleng.. "tentu tidak... Aku sudah memutus kan nya, hari ini juga aku akan mengumum kan jika aku adalah CEO baru di sana, dan kau adalah asisten ku, sekarang cepat ganti baju mu, aku akan pergi lebih dulu, aku menunggumu di ruangan ku.. Kau tahu kan..! Oh ya, dan terima kasih sudah menolong ku semalam aira, sebagai hadiah nya, aku akan menaikan gaji mu dua kali lipat dari sebelum nya" ucap nya.. Aira tidak percaya dengan apa yg dia dengar, sementara itu Rahman sudah keluar dari rumah itu..
Aira terlihat senang sekali, dia tidak menolak tawaran Rahman untuk menjadi asisten pribadi nya itu, dia malah berfikir untuk memanfaatkan kesempatan itu, karena aira memang butuh uang yg banyak untuk pengobatan adik nya tania yg terkena Kanker.. ia langsung kembali ke kamar nya, dan mengganti pakaian nya yg menurut nya pas untuk menjadi seorang asisten seorang CEO..
sementara itu Rahman ia berjalan mencari mobil nya, ia lupa semalam ia memarkirkan mobil nya di mana, ia menekan tombol pada kunci mobil nya dan seketika terdengar suara mobil nya yg tidak jauh dari kos-kosan aira..
Sesaat sebelum Rahman menaiki mobil itu, ia melihat ke seberang jalan itu, di sana terlihat sebuah Apartemen Rahman ingat jika Fira memiliki unit apartemen di sana, dahulu dia yg membelikan nya untuk gadis itu... Lama rahman terdiam ia menarik nafas panjang.. "Aku harus melupakan nya" batin nya..
Rahman hendak membuka pintu mobil itu namun tiba-tiba saja tangan nya di tahan oleh seorang wanita... "Ternyata benar, ini kau..!! Untuk apa kau ada di sini..? Apa kau mencari ku..? Atau kau merindukan ku,? Sehingga mencari ku sampai ke sini?" tanya Fira...
Shafira kebetulan juga berada di sana, pagi itu dia baru saja pulang dari sebuah klub malam bersama teman -teman nya.. Rahman terdiam. Shafira kini menarik tangan nya, ia hendak memeluk laki -laki itu, namun Rahman menghempaskan nya.. "SINGKIRKAN TANGAN KOTOR MU DARI KU...!". Ucap nya penuh dengan penekanan..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments