Bergulir waktu menunggu detik-detik proklamasi hidupku yang tinggal menunggu jam aku akan menjadi seorang istri.Seorang wanita rumahan yang tidak bisa pergi kemana-mana dan nantinya kemanapun pergi harus ijin.Uang belanja pun juga harus di setir entah bisa lagi atau nggak untuk ketemu teman-teman lagi.Aku pasrah ya Allah apapun kedepannya ku serahkan padaMu. Bismillah hamba percaya ya Allah ini sudah jalan yang Kau berikan, jalan terbaik untukku dan calon imam ku semoga tidak ada keraguan lagi di antara aku dan dia. Aamiin.
Matahari dikit demi sedikit telah menampakkan senyumnya dan aku kini telah selesai di rias meski kini aku belum berpakaian kebaya pengantin jelas tampak berbeda aku benar-benar pangling ketika aku melihat wajah ku di cermin.Bukan karena aku terlalu percaya diri tapi karena selama ini aku jarang berdandan jadi mungkin sedikit berubah.
"Tan??? kamu kenapa? kok senyum-senyum sendiri" tanya Fulan mengagetkanku
"The power of make up ya Lan?" jawabku dengan malu-malu
"Tanpa di make up kamu sudah cantik apalagi di make up kamu tambah cantik lagi Tan"
"Makasih ya??? " ku peluk Fulan dengan erat
"Hari ini adalah hari bahagia mu jangan sedih lagi ya? tersenyumlah kawan semoga mulai hari ini kamu akan selalu bahagia dan terus bahagia sampai kapanpun.Karena kamu berhak bahagia percayalah lelaki pilihan Allah itu mencintaimu dengan tulus karenaNya. Bismillah samawa ya? "
Tak terasa air mata menetes haru dan Fulan tak hentinya memeluk ku.
"Sudah-sudah make up mu nanti luntur Tan"
"Mbak? ganti baju dulu ya? " seorang asisten perias membuyarkan tangisanku.
Aku pun segera berganti kebaya pengantin berwarna putih dan bawahan batik berwarna hitam ke emasan dan di pakaikan mahkota di kepala ini bertemakan adat jawa.
"Jam berapa akad nya Tan? "
"Katanya jam 8"
"Bentar lagi dong"
"Udah mbak" asisten perias menyudahi aksinya membantuku berganti pakaian.Dan dia segera keluar kamar membantu sang perias merias keluarga ku yang lainnya.
"Iya mbak makasih ya?"
"Iya mbak sama-sama"
"Cantik sekali kamu Tan bener-bener jadi ratu hari ini kamu tan" puji Fulan
Tiba-tiba aku teringat dengan Arnold yang memimpikan aku jadi calon istrinya aku hanya bisa pasrah terduduk lemas yang sedari tadi bercermin dengan antusiasnya.
"Kamu kenapa Tan? " Fulan mendekatiku
"Harusnya di pernikahan ini aku menunggu kedatangan Arnold calon suamiku yang selalu ku impikan dari dulu bukan Qairul entah siapa lelaki itu" air mataku tertetes tanpa ku pinta dan Fulan dengan sigap menghapusnya dengan lembut.Di peluknya tubuh ini dengan erat dan penuh kasih.
"Anggap saja kamu sudah di tinggalkan Arnold dan Qairul lah yang menjadi pengobat nya dan hari ini hari bahagia yang kamu tunggu-tunggu" sahut Fulan dengan semangat.
"Eh mana bisa gitu" .
Tok... tok...
"Kak..! "
"Iya Lel..! "
Laili membuka pintu kamar dan masuk menemui ku.
"Kak pengantin prianya sudah dateng" jelas Laili mendekatiku
"Ok"
"Mbak sudah siap? " tanya ibu Sukma perias pilihan ibu
"Sudah bu"
Dan ibu Sukma mengecek bajuku dan merapikannya tak lupa memoles lagi wajah ini yang sedikit berantakan karena tangisan tadi.
"Ok sip"
Fulan dan Laili menggandengku keluar dari kamar menuju mushola di dekat rumah dan di ikuti ibu Sukma. Hatiku mulai berdebar dengan kencang karena semua keluarga sudah berada di mushola dan lelaki itu sudah tampak jelas punggung nya duduk di depan penghulu dan seorang remaja lelaki yang tampan nan gagah seperti ayah.Yaitu adikku Toni sebagai waliku karena ayah sudah lama meninggal dan ayah tidak punya saudara lelaki jadi Toni lah yang jadi waliku.Saat sudah di depan mushola tak lupa ku ucapkan salam.
"Assalamualaikum... "
"Waalaikumussalam.wr.wb... " jawab semua keluarga yang hadir
Semua menoleh ku hanya dia sosok lelaki yang penuh misteri yang tak menoleh ku tak ku hiraukan meski hatiku di hantui rasa penasaran dan aku terduduk di sampingnya. Fulan dan Laili mendampingiku di belakangku bersama Ibu dan keluarga lainnya. Ingin rasanya memandangnya memastikan seperti apa lelaki itu tapi rasanya berat dan aku belum sanggup ya Allah.Wajah ini terus tertunduk mengatur nafas yang tersendat, jantung yang bergejolak.
Tenang Tan jangan nervous. Batinku
"Sudah siap semuanya? " tanya pak penghulu
"Sudah" jawab lelaki itu dan di ikuti semua keluarga
"Silahkan nak Toni"
Tampak Toni sedikit nervous karena ini pengalaman pertamanya menjadi wali ya meski dia baru saja berumur 14 tahun tapi tubuhnya yang bongsor tidak terlihat seperti anak remaja.
"Bismillahirrahmanirrahim saya nikahkan engkau mas Muhammad Qairul Fauzan bin Qadirun dengan kakak saya Tsania Marwa binti Toha dengan seperangkat alat sholat dan kalung permata di bayar tunai" ucap Toni satu nafas dengan lantang.
Entah apa yang ada di fikiran lelaki yang ada di sampingku ini dia masih diam membisu.
S**ebenarnya siapa engkau wahai malaikat pelipur lara namamu seperti guruku dan mirip sekali dengan ustad Arnold.
"Nak Qairul? " lirih pak penghulu
Hatiku sedikit kecewa karena tampak laki-laki ini tertahan dan terpaku.Tampaknya keterpaksaan menyelimuti jiwanya.
"Terus terang aku tidak mau pernikahan ini hanya sebuah ritual perjodohan semata aku ridho sebagai madrasah peradaban bagi istana cinta yang akan kita bangun bersama " lirihku
Semua keluarga yang hadir terdiam terpaku menunggu jawaban dari Qairul Fauzan.
"Bismillahirrahmanirrahim saya terima nikahnya Tsania Marwa binti Toha dengan seperangkat alat sholat dan emas kawin tersebut di bayar tunai... "
"Sah?" ucap pak penghulu
"Sah...!!! " jawab semua keluarga yang hadir
"Barakallahu laka wabaraka alaika wajama'a baina kumaa fi khair" doa dari pak penghulu
"Aamiin...!!! " jawab semua nya
Kini laki-laki misterius itu resmi menjadi suamiku. Semua yang hadir tersenyum bahagia, tinggal diriku dan dirinya yang belum menemukan kebahagiaan.
Perlahan Fauzan menghadap ke arah Tsania dan saat mau mengulurkan tangannya Fulan sedikit teriak karena saking kagetnya.
"Pak Zan..!!! " celetuk Fulan
Aku segera menegakkan wajahku yang sedari tadi menunduk. Ku tatap dengan seksama wajah suami ku ini.
"Masya Allah... Pak zan?" ku terpana betapa kagetnya aku lelaki yang selama ini sangat misterius dan sangat ku takutkan ternyata adalah pak Fauzan guruku yang tertampan. Guruku yang selalu memberi motivasi dan guru idola semua murid dan guru-guru. Sekarang duduk di sampingku yang telah sah menjadi suamiku betapa ajaibnya Allah yang telah memberiku kejutan yang penuh bahagia ini, dengan spontan pak zan memelukku.
"Tsania? murid kesayangan bapak? " tampak nya pak Zan menangis terisak dan segera melepaskan pelukannya berganti memegang pundak ku dan menatapku dengan penuh bahagia.
Dan ku tatap penuh haru matanya, di cium lah kening ini dan ku rangkul pinggangnya dan pundaknya ku jadikan sandaran kepalaku, ku hirup udara pagi ini bersama kekasih halal ku yang akan menghiasi hari-hari indah ku dengan keimanan dan ketaqwaan.
"Assalamualaikum...!!! " seru seorang lelaki berkemeja putih mengalihkan pandangan yang ada.
"Waalaikumussalam... " jawab semua yang hadir
Arnold?. Batinku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Aku pikir oak Fauzan terdiam saat ijab qabul nya dia syok mendengar nama calon pengantin nya Stania Marwa...tp rupanya dia malah ngelamun mikirin Stania...Eehh ternyata oh ternyata yg jadi istrinya memang Stania...🤭🤭😅😅
Duh Arnold datang tuh gimana ini??nyesek aku😭😭😭😭😭
2022-08-28
1