Hari-hari ku lewati dengan hati yang lapang dan ikhlas meski baru terucap di bibir semoga kedepannya bisa dari hati juga.
Entah mengapa mengingat kejadian kemarin rasanya cepat sekali berganti hari.Ya hari ini sudah hari senin ku siap kan hati, fikiran dan mentalku yang sudah seperti mau perang aja. Ya ku siap kan semua nya agar bisa mengerjakan soal nanti meski tidak terlalu membuatku takut akan soal-soalnya yang rumit tapi ada satu hal yang membuatku takut dan malu bertemunya.Yaitu bertemu guru tertampanku pak Qairul fauzan.
Ya Allah jika ini adalah yang terbaik untuk hamba, maka ikhlaskan hati hamba ya Rabb, semoga hari ini hari yang cerah untuk hidupku aamiin. Batinku
Kulihat senyuman manis terlontar dari ujung bibirnya yang tak pernah bosan untuk di lakukan, pagi ini diantarnya aku dan adik-adik ku dengan senyuman yang penuh doa.
"Buk, minta doa restunya ya??? semoga latihan ujiannya lancar"
"Aamiin.... jangan lupa berdoa ya sebelum mengerjakan"
"Ia bu... " bersalaman dengan ibu dan ku kecup tangannya.
"Cie... cie kayak mau minta restu nikah aja" goda Toni sembari mencolek daguku.
"Idih apa sih.... " ku cubit pinggangnya, dia pun merintih kesakitan
"Aduh sakit tau.... " Toni meringis dengan mengelus pinggangnya yang bekas cubitanku tadi . Ibu dan Laili hanya tersenyum melihatnya.
"Ya udah kita semua berangkat ya bu assalamualaikum... "
"Waalaikumussalam...hati-hati ya? "
"Ia bu.. "
Setelah ritual bersalaman selesai aku dan adik-adik berpamitan untuk berjalan ke depan gang karna rumah ku memasuki gang sempit yang tak bisa di lewati mobil. Setelah sampai di depan gang aku dan adik-adik menunggu angkutan umum yang biasa mengantarku dan adik-adik kesekolah,di dalam sudah ada beberapa anak-anak yang akan pergi ke sekolah juga.
Kulewati jalan dengan pemandangan hijaunya hamparan sawah menyelimuti hatiku yang gersang akan ilmu ikhlas ini. Sungguh indah semua kekayaaNya,di dalam angkot ini aku dan adik-adikku berangkat untuk berjuang menimba ilmu sedapat mungkin demi masa depan yang cerah. 15 menit sudah ku lalui Laili dan Toni berpamitan denganku untuk segera turun karena mereka bersekolah yang sama Toni kelas 1 SMP dan Laili kelas 3 SMP, dan selang 5 menit akupun turun.
"SMA Negeri 1 bang... "
"Iya neng... " ku melangkah turun dan menuju ke depan menyodorkan uang 10 ribu untuk membayar angkot
"Tiga orang ya bang"
"Iya neng" di berikannya kembaliannya 4 ribu rupiah karena perjalanan tidak begitu jauh dan hanya seorang pelajar pembayaran hanya 2 ribu per orang.
"Makasih bang"
"Iya neng sama-sama"
Terasa sejuk kuhirup udara pagi yang indah.
Assalamualaikum my school selamat pagi. Kau rumah keduaku senang berjumpa denganmu lagi.
"Hai Tan... senyam senyum sendiri gila ya kamu? atau jangan-jangan udah ketemu sama pangerannya ya? pasti ganteng kan... ?" celoteh Fulan mengagetkanku.
"Hust.... apaan sih ngarang aja... " sahutku berlalu berjalan meninggalkannya.
"La terus??? " tanyanya penasaran
"Mau tau aja... wek.. wek.... " ku goda sahabatku yang sok tau itu dan berlari meninggalkannya
"Eh... sini woy....!!! awas kamu kalau ketangkep jadi rengginang hahahaha" gelaknya sembari mengejarku.
Setelah ketegangan mengerjakan ujian pertama yaitu bahasa inggris aku merasa lega karena ku merasa bersyukur soal-soal tidak begitu rumit ku kerjakan dengan lancar meski aku gak begitu jago dalam berbahasa inggris dan senengnya lagi hari ini pengawasnya bukan pak Zan.
Ku lihat beberapa teman sudah keluar kelas dan ku lirik di pojok kelas Fulan duduk yang jauh dari tempat dudukku masih fokus dengan soal-soalnya.Aku segera keluar kelas setelah menyerahkan kertas jawaban dan soalnya di meja pengawas ya meski yang ngawasi guru sendiri tetep aja takut.
***gedubrak**..... aduh.... lirihku*.
Tanpa sengaja aku menabrak pak Zan yang sudah di depan pintu karena pandanganku fokus tertuju Fulan. Aku yang terjatuh segera di ulurkan tangannya untuk menolongku yang jatuh di lantai.
"Cie.....!!! " sorak teman sekelas membuatku malu bukan kepayang bahkan menatap wajah pak Zan saja tidak berani aku.
Tanpa ada sepatah kata aku segera pergi dan meninggalkan pak Zan yang terpaku di depan kelas.Akupun segera pulang tanpa menunggu Fulan,karena dihantui perasaan malu aku segera berlalu ke depan gerbang sekokahan mencari angkutan yang biasa lewat depan gang ku.
Dasar bodoh kenapa tadi tidak minta maaf sih. Tak habis-habisnya kau, hatiku yang bedebar mengutuki diriku, aku memang bodoh tapi setidaknya kau jangan membelanya akupun juga butuh dukunganmu.. Gerutuku
Setelah mendapatkan angkot aku segera naik dan ternyata di dalam angkot di penuhi ibuk-ibuk yang pulang dari pasar, semua mata tertuju padaku karena tak satupun ada anak sekolah di dalam angkot.Karena risih akupun menjawab rasa penasaran mereka ya meski mereka tak bertanya sih tapi sebelum aku menjawab pandangan risih mereka hpku berdering.Siapa gerangan? ku raih hpku dari dalam ransel kulihat di layar hp.
"Fulan? ada apa ya?" gumamku
"Halo Fulan ada apa??? "
"Dimana kamu? "
"Perjalanan pulang ini di angkot"
"Cepat balik ke sekolah lagi di cari pak Zan! "
"Iya... " kumatikan hp dan kumasukkan dalam ransel lagi, tanpa banyak tanya aku bergegas meminta bapak supir berhenti. Ku bayar dengan uang pas dua ribu rupiah.
Untung belum jauh ada apa lagi sih, apa mungkin pak Zan marah ya??? kenapa tadi aku gak minta maaf aja ya.. duh dasar bodoh.
Tania
Aku cukup berjalan 10 menit dari tempat aku turun dari angkot tadi menuju gerbang sekolah.
"Lho neng Tania, baru berangkat? " tanya pak satpam membuka gerbang.
Perasaan tadi gak di kunci dan bahkan pak Tono nama satpam itu gak ada di posnya.
" Nggak pak, tadi bukannya gak di kunci ya? "
"Ia neng tadi ada tamu datang bapak lupa ngunci lagi keburu ke toilet"
"Oh...pantesan makasih pak" pak Tono membukakan gerbang, aku pun masuk dengan hati berdebar.
Aku merasa heran kenapa mereka masih di sekolahan belum ada yang pulang dan masih ramai,ada yang bercanda ria dengan teman-teman di depan kelas masing-masing, ada yang pergi ke kantin dan lain-lain.Karena setelah usai ujian kelas di tutup semua.Tapi ada yang aneh kenapa kelasku masih terbuka bahkan teman-teman tidak ada satupun yang ada di depan kelas ku beranikan diri untuk masuk kelas.
Deg.... Jantungku serasa mau copot saja semua teman-teman kumpul di kelas dan satu lagi ada pak Zan, ku melangkah dengan penuh rasa takut dan nada jantung ini seperti berdisco di dalam sana.
"Maaf pak... "
"Dari mana saja kamu? "
"Mau pulang pak tadi... "
"Kenapa? ada masalah di rumah? "
"Nggak ada pak, kan ujian sudah selesai jadi saya langsung pulang" pak Zan hanya senyum-senyum menyimpan kemenangan. Dan akupun diam tertunduk ku lirik teman-teman merekapun juga ikut tersenyum menahan ketawa.
Ada apa sih sebenarnya??? lirihku
"Tania??? kamu lagi mikir apa??? ini tu latihan ujian bukan ujian nasional kalau latihan kan yang di uji setiap harinya dua mata pelajaran dan berlanjut selama seminggu"
Deg....
Sumpah jantungku serasa mau copot malu dan takut campur jadi satu.
"Maaf pak,Tania pikir ini sudah ujian nasional dan setiap harinya yang di uji hanya satu yang berlangsung tiga hari saja, lantas tadi saya langsung pulang"
"Hahahaha...... " terdengar pak Zan tergelak mentertawakanku dan di ikuti semua teman-teman di kelas.
Aku mikir apa sih kok sampai lupa begini dasar bodoh kamu !!!.Tania apa sih yang kamu pikirkan? nikah?.Sudah diam kamu hati yang penghianat kenapa kamu juga ikut memojokkanku sih.Tania
"Pengen cepet-cepet lulus tu Tania...!!!" seru Dion salah satu teman sekelasku.
"Apa jangan-jangan keburu kepengin nikah? " celetuk Ani mengagetkanku dan di susul sorak teman-teman sekelasku.
Aku hanya bisa mengernyitkan dahiku tanda tak terima dengan ocehannya.
"Sudah-sudah ... ayo lanjutkan lagi evaluasi soal tadi" Pak zan masih terlihat tersenyum menahan ketawa dan di lanjut mengelus-ngelus kepalaku. Untung aku pakai jilbab jadi pak zan tidak bisa menyentuh rambutku secara langsung meski guru kan dia juga lelaki,bukan mahram.
"Kamu lucu Tan masih muda udah pelupa"
"Maaf pak... " Jawabku sembari pamit untuk duduk di bangku yang berada di bangku no dua disana sudah ada Fulan yang masih mentertawakanku.
"Kamu udah kebelet pengen nikah Tan? " ejeknya
"Apa??? " ku acak-acak rambut panjangnya maklum dia tidak berhijab hingga aku bisa leluasa mengacak-acaknya.
"Sudah-sudah... ampun-ampun" pintanya yang masih tertawa, kusudahi aksiku dan tanpa sengaja ku bertatap muka dengan pak Zan, terlihat dia masih tersenyum tipis akupun hanya bisa tertunduk malu.
"Kenapa kamu gak bilang sih?kalau ada evaluasi soal tadi? " lirihku
"Salah sendiri kamu menghilang"
aku hanya bisa diam menahan kekalahan.
Masa-masa sekolah seperti inilah yang bakalan selalu di rindukan dan tak akan terlupakan sungguh menyenangkan sekali.
Bercanda tertawa bersama dan bersenda gurau, pokoknya sangat mengasikkan. Tapi semuanya akan terasa hilang begitu saja sirna terhempas badai perjodohan itu, cita-citaku...
Huft.... Ya Allah aku benci dengan semua ini kenapa aku dilahirkan seperti ini? tak ada yang istimewa. Kenapa aku tak di perbolehkan memilih pasangan di jaman yang serba modern ini, kenapa aku tak bisa melanjutkan cita-citaku.
Apa sih hidup ini? katanya hidup ini laksana panggung sandiwara, jikalau kita tidak turuti apa yang diarahkan sutradara pastikan celaka.Begitu juga kita jika tak menjalani perintah dari Sang Khaliq terlaknatlah kita, pasti hidup kita akan berantakan. Ok lebih baik menjadi hamba yang sejati menuruti apa yang di perintahkan dan jauhi LaranganNya.
Semua garis hidup yang diberikan itu sudah pasti yang terbaik untuk kita, tidak mungkin lah Allah mencobai hambaNya melebihi batas kemampuan para hambaNya, optimis dan berdoa ajalah semua sudah di rencanakan olehNya dan sudah tercatat di kitab lauhul makhfud jangan khawatir semua akan baik-baik saja tania.... Hati yang tulus.
Terimakasih hatiku yang terdalam kau yang terbaik meski kadang berkhianat. 😊
Hallo teman-teman mohon dukungannya ya saya pemula dalam hal menulis di tunggu saran dan kritiknya semoga kalian suka. Happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments