Aku semakin takut dengan tatapan tajam mereka.
"Assalamualaikum Tania... " serentak mereka
"Waalaikummussalam... " jawab ku lirih
Sungguh di luar dugaanku pemandangan yang tak pernah aku lihat sebelumnya mereka yang bertampang preman,bertato dan kelihatan sangat sangar bisa menghargaiku sebagai wanita berhijab ya meski mereka tampak bermain kartu tapi mereka hanya bermain-main semata, sejuk rasanya mereka mengucap salam padaku.Salahku yang sudah berfikir negative pada mereka.Aku yang hanya melihat covernya saja. Astagfirullahaladzim.
"Tan... ? "
"Eh iya maaf" Arnold mengajakku menaiki tangga dan sesekali aku menoleh ke bawah melihat para lelaki bertampang preman itu bercanda bersama seperti tidak ada beban.
"Tan kenapa? kalau kamu gak suka aku akan menyuruhnya pergi"
"Nggak usah Nold biarin aja toh juga gak ganggu kita"
"Iya maaf ya soalnya cuma mereka penghiburku mereka teman-temanku.Dulu aku juga seperti mereka brandal bertato mabuk dan... ya sudah lah yang penting aku dan mereka sudah berhijrah sejak bertemu dengan panutanku ustad Irul"
"Iya sayang alhamdulillah yah,Allah telah membuka hati kalian semoga tetap istiqomah"
"Aamiin... kamu masuk ke kamar dulu ya ni kuncinya" Arnold menyerahkan kunci padaku.
"Kamu mau kemana?"
"Ada urusan bentar"
Perlahan aku membuka pintu kamar dan dengan hati- hati aku masuk. Assalamualaikum... Tampak rapi bersih dan wangi tak seperti kamar cowok pada umum nya, entah dia sendiri atau bik Yem yang membersihkannya.
Ku lihat sana sini agak sedikit canggung karena ini pertama kalinya aku masuk kamar cowok.Biasanya hanya di ruang tamu bareng Fulan.Di bilang bukan muhrim ya memang tapi, yang penting aku kan gak nglakuin hal-hal yang di murkai Allah.
Tampak foto-foto terpampang di dinding dan meja ada foto orang tua Arnold dan bik Yem, aneh juga tu cowok padahal biasanya orang kaya ma mana mau foto sama asistennya lucu dan keren banget bagiku dan satu lagi tampak anggun foto seorang gadis itu mengenakan jilbab putih menghiasi bingkai foto di atas meja tak lain adalah diriku.
Duh bahkan foto itu terlihat cantik di bandingkan dengan yang asli, dasar aku tak tau malu ini.
"Assalamualaikum neng Tania"
"Waalaikumussalam... eh bibik"
"Ngalamun aja neng"
"Hehheheh... bibik bisa aja, Arnold mana bik? "
"Di bawah neng sama temen-temennya "
"Pada ngapain sih bik mereka?"
"Oh itu neng biasa bahas soal santunan bersama"
"Makhsudnya bik? "
"Kan setiap sebulan sekali ngadain pengajian nanti ada acara bagi-bagi sembako ke kampung-kampung non"
"Wuah tampang preman kayak mereka juga berhati malaikat ya bik"
"Ia mereka sudah berhijrah neng sudah 3 bulan sejak mas Arnold jadi muallaf"
"Masak sih bik? aku kok gak tau ya"
"Memang masih jadi rahasia neng mas Arnold belum siap mengungkapkannya,bapak ibuk aja belum tau"
Deg.... Hatiku berdebar mendengar pernyataan bik Yem. Aku memang dekat dengan bik Pariyem karena aku juga sering kesini tapi ini pertama kalinya aku masuk kamarnya.Hatiku semakin berdebar serasa ada serpihan cahaya harapan di hatiku. Dan aku hanya bisa tersenyum tipis mengiyakan hatiku yang bahagia.
"Hayo pada ngomongin aku ya??? "
"Eh mas Arnold ngagetin aja gimana udah beres mas?"
"Alhamdulillah sudah bik,tolong bersihin di bawah ya bik"
"Iya mas"
"Ya udah bibik tinggal dulu ya neng"
" Iya bik"
"Makasih ya bik" sahut Arnold.
"Iya mas sama-sama"
Kulihat pancaran sinar kebahagiaan dari wajah Arnold dia tersenyum begitu tampan sekali bahkan tak kalah tampan dengan pak Zan, Ups kenapa ada pak Zan sih skip-skip... 🤭. Dia berjalan mendekatiku yang duduk di ranjang dan kini dia duduk di sebelahku terasa berdebar rasa jantung ini entah perasaan takut atau bahagia.
"Tan??? "
"Iya" Ku toleh dan ku pandangi wajahnya yang sangat berseri-seri adem sekali melihatnya.
"Maaf ya kamu jadi menunggu"
"Nggak apa-apa kok santai aja"
"Tan??? "
"Iya" Aku hanya menunduk meski dia memanggilnya lagi, aku takut jauntungku berdebar lebih kencang dan dia mendengarnya ya meski aku dan dia pacaran sudah 3 tahun.Tapi,ini pertama kalinya aku berdua dengan nya.Dan sedekat ini karena biasanya sering ramai-ramai.
"Aku punya sesuatu buat kamu"
"Apa?"
"Tutup mata dulu"
"Apaan sih yank, jadi takut malahan " aku mengangkat kepalaku yang sedari tadi tak berani menatapnya merasa tidak suka.
"Tutup aja deh ini special buat kamu di jamin kamu pasti seneng banget"
"Nggak aneh-aneh kan? "
"Nggak yank percaya deh"
Arnold menutup mataku dengan sapu tangan dan menutuntunku ke sebuah ruangan dan entah ruangan apa itu.
"Udah belum? "
"Bentar ya??? "
"Apaan sih yank jadi penasaran"
"Kamu sudah siap? aku buka ya? "
"Iya"
Ku buka mata ini dengan perlahan, MasyaAllah.....mimpikah ini? ruangan ini begitu indah,dindingnya terhias kaligarafi berwarna hijau muda dan dindingnya berwarna biru muda persis dengan warna kesukaanku di pojok ada rak tertata rapi Alqur'an dan buku-buku bernuansa islami. Dia mengabulkan permintaanku yang bahkan harus di wujudkan nanti. Dulu pernah berencana berdua jika nanti menikah aku ingin di buatkan mushola kecil di dalam rumah nanti dengan sentuhan kaligarafi dan warna biru muda sesuai permintaanku dan itu sudah di wujudkan meski dia belum menjadi imamku.
"Kamu seneng? "
"Ia sayang, makasih ya??? " deraian air mata tak terasa mengalir di ujung mata ini aku terus terisak sampai tak ada satu katapun yang bisa ku katakan.Entah mengapa tiba-tiba Arnold memelukku dan tetesan air matanyapun juga mengalir di pipinya.
"Astagfirullahaladzim... maaf Tan" tersadar dia melakukan hal yang tak ku sukai.
Aku hanya bisa diam dan mengusap air mataku berusaha menenangkan debaran hati ini.
"Tan??? "
"Ia "
"Ini semua aku persembahkan untukmu"
"Makhsudnya? "
"Nanti ya aku ceritain sekarang sholat dzuhur dulu ya?keburu habis waktunya"
Aku mengganggukan kepala tanda setuju dan segera menyusulnya berwudhu dan segera mengerjakan sholat .Dan alhamdulillah sholat berjalan dengan khusuk. Aku benar-benar kaget karena dia mampu menjadi imam yang baik dan aku gak nyangka sama sekali sefasih itu dia membaca surat-surat suci Alqur'an.
"Alhamdulillah.... " lirihnya
Kucium tangannya saat bersalaman denganku dia tampak tampan sekali dia memakai sarung polos warna hitam, peci berwarna hitam dan baju koko berwarna putih duduk bersila di depanku.Menghadapku dan menatapku yang masih juga duduk di depannya memakai mukena renda berwarna putih tersenyum memandanginya.Tersipu malu karena bahagia.
"Tan, aku sudah menjadi muallaf... "
aku hanya menjawab dengan senyum manis
"Selama ini aku sengaja menyembunyikannya dari kamu karena aku ingin menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya dan alhamdulillah aku di pertemukan dengan seorang ustad yang sangat baik dan sabar beliau pak Irul yang begitu humble dan sabar dalam membimbingku dan teman-temanku. Beliau mengajariku banyak hal tentang islam. Awalnya aku hanya ingin tau saja karena aku ingin bisa menjadi lelaki baik di mata kamu Tan.Dan semakin lama aku mengenal islam akupun jatuh cinta padanya, ini semua aku persembahkan untukmu maka dari itu ijinkanlah aku menjadi imammu di kelak nanti"
Aku tak kuasa menahan bendungan air mata ini.Begitu syahdu dan merdu rasanya mendengarkan penjelasan darinya sungguh begitu sayangnya Arnold padaku hingga berani melakukan semua ini.
"Arnold kenapa kamu lakukan ini semua? bagaimana dengan ayah bundamu? apa tidak marah mereka? "
Arnold memegang pundakku dan menatapku dengan kemantapan hati yang tulus.
"Tania... di dalam keluarga ku masalah keyakinan tak pernah di larang karena itu privasi, semua jadi urusan masing-masing yang penting ibadah jangan di lupakan, mengerti?"
aku mengangguk tanda mengerti meski ada perasaan mengganjal di hati.Setahuku ayah bundanya Arnold belum mengetahui tentang semua ini.Ingin rasanya aku menanyakannya lagi tapi tiba-tiba terdengar suara handphoneku menggugah kesunyian dalam keheningan.Ku rogoh hpku dari dalam tas yang tak jauh dari tempatku sholat.
"Siapa?"
"Fulan"
"Kenapa? "
"Dia nggak bisa kesini lupa ngabari tadi dia, dia cepat-cepat pulang sudah di tunggu eyangnya yang baru datang dari Solo"
"Ouh.... kirain ada apa"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments