Tak terasa malam yang penuh dengan debaran ini telah tiba.Usai sholat mahgrib aku segera berganti baju dan merias diri,setelah seharian menangis kini aku telah mendapatkan jawabannya.Cukup lama aku di depan lemari bingung mau pakai baju yang mana.
Tok... tok...
"Kak? ini Laili boleh masuk? "
"Boleh Lel masuk aja"
Kreit.... Laili masuk kamar dengan perlahan. Ku toleh sebentar ternyata dia sudah berganti pakaian gamis kasual yang berwarna coksu yang terlihat begitu anggun dan cantik meski sederhana.
"Kenapa kak? " tanya Laili mendekatiku di depan lemari
"Bingung Lel mau pakai baju apa"
Laili segera memilih-milih baju dan di ambilnya satu gamis brukat berwarna peach sama elegannya dengan gamis Laili.
"Ini aja kak bagus" Laili memberikan gamisnya padaku
Kupandangi gamis itu tampak ada yang mengganjal dengan baju itu.
"Lel? ini kan baju buat wisuda nanti.Udah seragaman sama teman-teman sekelas Lel"
"Nggak apa-apa kak kan nggak ada yang tau teman-teman kakak"
"Iya sih... ok deh aku pakai ini"
aku segera memakainya dan segera merias diri di bantu Laili.
Tok... tok...
"Kak? tamunya udah di depan ayo cepetan keluar...!!!" teriak Toni
"Iya bentar lagi keluar...!!" sahutku.
Segera aku keluar dengan Laili dan ikut menyambut tamu yang datang.
Terlihat ada seorang bapak-bapak, ibu-ibu, dua anak lelaki remaja seumuranku yang terlihat tampan dan ada dua lagi mungkin kakek dan neneknya.
Ya Allah... Berikan aku kekuatan sampai saat ini pun aku belum mendapat jawaban sesungguhnya dari hatiku. Tania
Acara demi acara berlangsung dengan baik. Sambutan demi sambutan telah usai dan kini giliranku bersuara.Hatiku penuh debaran rasanya.Kulihat wajah ibu penuh harap menatapku.Aku merasa takut jikalau mengecewakannya, selama ini aku belum bisa membahagiakannya mungkinkah saat nya aku memenuhi permintaannya?tiba-tiba tertetes air mata ini.
Aku bingung harus jawab apa hatiku masih ragu sedangkan sosok yang akan jadi imamkupun belum terlihat yang mana.
Semua mata tertuju padaku menunggu jawaban dariku.Lidahku kelu yang ada di hati dan pikiran hanyalah Arnold dan Arnold.....
Deg.... Teringat kata-kata mutiara di sebuah buku tadi sore yang ku baca dari ustad YM.
Asstagfirullahaladzim. Lirihku
"Ibuk? maafin Tania ya? selama ini Tania banyak salah,banyak kecewain ibuk.." ku tatap wajah ibu yang sama halnya denganku terisak tanpa bisa bersuara lagi. Ku raih tangan ibuk kucium dan ku peluk dengan erat.
"Maafin Tania ya buk? " bisikku pada ibuk
Kulepas pelukannya dan ibu terlihat semakin terisak. Aku tau apa yang ada di pikiran ibu, masihkah aku bisa mengecewakannya lagi?
"Bismillahirrahmannirrahim... aku terima lamaran ini dengan ikhlas" lirihku
"Alhamdulillah... " jawab serentak semua tamu yang ada.Setelah lama terhening menanti kalimat dari mulutku.Ibu memeluk tubuh ini dengan erat.Terasa hangat dalam batinku terselimut belaian sang mentari dunia.Kali ini pelukan ibu berbeda ada perasaan yang telah lepas dan lega.
Maafin Tania buk, Tania janji nggak akan ngecewain ibuk lagi....Batinku
"Nak Tania, ini ibuk serahkan cincin tanda lamaran dari anak ibuk Qairul Fauzan, Irul minta maaf tidak bisa ikut karena ada urusan mendadak"
Deg...
Bukan dia? lantas seperti apa calonku? ini benar-benar penuh kejutan, aku sudah menerima lamaran ini ya Allah tapi aku belum melihat calonku seperti apa.Jangan ada kejutan yang menyesakkan dada Ya Allah kumohon...Sesak hatiku yang kecewa
Di bukanya kotak berwarna merah itu dan di ambil sebuah cincin emas yang begitu cantik. Di sematkan di jari manisku oleh calon ibu mertuaku.Sosok lelaki itu masih menjadi penasaran siapakah dia?
"Nak Tania, maukah engkau menggantikan ibuk? karena ibuk rasa sudah waktunya istirahat " menyodorkan lipatan kertas.Ku buka perlahan ku baca per kalimat.
"Alhamdulillah... terimakasih buk"
di usapnya air mata ini oleh calon ibu mertuaku.Sontak ku peluk dia dengan erat serasa ada harapan lagi di hidupku.
Ini sungguh di luar dugaanku Allah telah memberiku sebuah kejutan yang ku impikan di balik rasa kecewaku.Beasiswa kuliah kebidanan sudah di depan mata tapi, bagaimana dengan Arnold? aku tak sanggup memberi tahu padanya terlalu pahit untuknya.
Alhamdulillah terima kasih ya Allah...Ayah, meskipun tak jadi dokter aku akan segera jadi bidan.
Qairul Fauzan pov
Di waktu yang sama Qairul Fauzan mengantar Arnold di bandara Ahmad Yani.
"Pak Irul terima kasih sudah sudi membimbing saya ke jalan yang benar.Titip ayah bunda ya pak? "
"Iya sama-sama nak. Timbalah ilmu sedapat mungkin dan janganlah sampai kau terjatuh karena kesombongan.Tetap istiqomah ya dan selalu rendah hati" Qairul menepuk pundak murid tercintanya dan Arnold sontak memeluknya dengan erat.
"Terima kasih ya pak? semoga Allah membalas semua kebaikan bapak dan satu lagi semoga cepat bertemu dengan jodohnya" goda Arnold sembari melepaskan pelukannya.
"Aamiin.... bisa aja kamu Nold"
"Oh ya pak,satu lagi doakan saya ya pak ?agar tercapai menjadi imam sejati untuk wanita sholehahku"
"Aamiin... ciecie...ehem dasar bucin.Sekolah aja dulu yang bener baru nanti nyari istri"
"Nggak masalah kan pak kalau mau nikah muda.Lagian saya sudah punya calon istri kok pak" jawab Arnold dengan bangga
"Iya-iya.... udah sana telat nanti "
"Hehehhe... iya-iya pak, cie jealous ni karena belum punya pacar takut kesaing sama murid nya ya??? hahahaha"
Qairul hanya tersenyum melihat tingkah muridnya yang tertawa lepas tanpa beban.
"Ya udah pamit ya pak? "
"Iya ati-ati ya Nold... "
"Iya pak Assalamualaikum... "
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh... "
Melaju perpisahan Qairul merasa berat meninggalkan bandara sebelum melihat pesawat Arnold melepas landas di udara.Dia berdiri di dinding kaca melihat sang murid berjalan sudah memasuki di pesawat. Selang beberapa menit pesawat take off dengan perlahan.Tak terasa air mata Qairul menetes.
Semoga apa yang kau impikan tercapai ya nold.Bapak hanya bisa mendoakan.Dan terima kasih atas doamu pada bapak InsyaAllah bapak sudah menemukan jodoh.Batin Qairul
Qairul berjalan keluar dan menuju parkiran mencari mobil yang dia bawa tadi.Setelah di dalam mobil Qairul teringat sesuatu dan segera meraih telvon genggam di saku celananya dan segera menelvon seseorang.
📞"Halo assalamualaikum... "
📞"Waalaikumussalam... mas Irul?"
📞"Gimana pah? sudah selesai belum? "
📞"Sudah mas ini perjalanan pulang"
📞"Lancar kan acaranya?"
📞"Alhamdulillah lancar mas, kamu gimana udah selesai? "
📞"Sudah pah ini mau pulang, oh ya tadi nggak masalah kan Irul nggak ikut? calon istri Irul nggak tanya kan? "
📞"Iya nggak masalah mas, dia diam aja nggak tanya apa-apa"
📞"Ok deh sampai ketemu di rumah ya pah. Assalamualaikum... "
📞"Waalaikumussalam... hati-hati mas"
📞"Iya pah"
Perlahan Qairul menutup telvon dan segera keluar dari bandara melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments