Hamil

Pagi hari di pertengahan Desember 2010, angin berhembus dari arah barat daya menghadirkan hawa dingin beraroma aqua yang pekat. Aku duduk di sebuah bangku taman Dirgantara, Majalengka. Sweater hitam yang kupakai sebagai outer sesekali kueratkan agar tubuh menjadi lebih hangat. Sesuai julukannya bahwa Majalengka adalah kota hujan kedua di Jawa Barat setelah Bogor, jadi meskipun kota tempat tinggalku ini tidak jauh dari pesisir pantai utara namun memiliki suhu ruang cukup dingin dengan intensitas curah hujan yang tinggi. Bahkan di beberapa kecamatan seperti Rajagaluh, Cingambul, atau Leuwimunding, setiap harinya akan turun hujan meskipun sedang puncak musim kemarau. Unik bukan? Begitulah ciri khas kota kelahiranku, Majalengka. Selain terkenal sebagai tempat penghasil kecap asin yang ikonik, juga merupakan pusat angin dan hujan.

"Neng Aruni...." Sapa seseorang dengan suaranya yang sangat kukenal. Suara kak Arif, pacarku.

"Eh, kak... Kok lama sekali?"

"Hehe iya, maaf. Barusan ada urusan sebentar. Tumben ngajak ketemuan di sini, biasanya kan maunya di coffee shop atau perpustakaan?"

"Hihi iya kak, ada yang mau aku omongin dengan kak Arif."

"Oke, apa itu?"

"Kak Arif duduk dulu atuh, sini dekat neng...."

"Kok jadi deg-degan ya, ada apa sih neng??"

"Kak... Aku telat mens...."

"Lalu??"

"Loh ya kan kita udah ngelakuin itu bulan lalu di kosan kakak. Aku hamil...."

"Neng yang benar aja, masa baru sekali sudah bisa langsung jadi sih?!"

"Ya bisa atuh kak, bisa bangettt!!"

"Besok lusa juga paling mens, neng. Udah deh jangan bikin jantungan ah!"

"Kak Arif bilang apa? Bikin jantungan?? Aku hamil sekarang ini akibat paksaan dan bujukan kakak yang katanya dua bulan lagi akan melamarku loh, sekarang kakak berkata seperti itu?!!"

"Ya tapi jangan hamil duluan juga, neng!! Apa kata orang tuaku nanti?!"

"Lalu bagaimana dengan perutku, kak?!!"

"Sebentar, neng udah pakai test pack buat memastikan??"

"Sudah!"

"Lalu hasilnya??"

"Garis dua samar!"

"Sshiiiitttt!! Aku belum bisa nerima ini, neng."

"Katanya kakak akan siap bertanggung jawab jika aku hamil??"

"Iiiyyya... tapi aku belum siap, neng."

"Ya sama, kak. Aku juga bilang begitu kan setelah kakak melakukannya?!"

"Apa sebaiknya kita gugurin aja...."

"Kamu udah gila ya, kak?? Ternyata benar kata orang-orang ya, laki-laki itu semuanya sama bajingannya. Habis manis sepah dibuang, setelah dapat yang diinginkan langsung cuci tangan lepas tanggung jawab!!"

"Ini demi kebaikan kita berdua juga, neng. Toh kalaupun kita maksa menikah, pernikahan kita juga tidak sah." Bujuknya memelas.

"Demi kebaikan kita berdua atau demi perempuan lain yang sudah kakak lamar minggu kemarin?!!"

"Maksud neng??"

"Kakak berselingkuh di belakangku kan? Kakak membeli cincin berlian lalu memakaikan itu di jari manisnya. Aku sedang merasakan mual yang hebat, perutku sakit. Di tempat lain kakak sedang berbahagia dengan perempuan yang sangat aku kenal, kalian benar-benar jahat!!!"

"Ini pasti salah paham, neng."

"Di mana letak salah pahamnya, mataku yang melihat langsung!!"

"Tapi neng...."

"Sebulan yang lalu kak Arif ambil keperawananku, kak Arif rusak masa depanku. Sekarang kak Arif suruh aku gugurin benih dari perbuatan kakak sendiri. Di tempat lain kakak sudah melamar temanku, kalian berkhianat di belakangku, sedangkan aku dengan polosnya menganggap hubungan kalian hanya sebatas bestie. Ternyata bukan hanya pengkhianat dan pecundang, kakak benar-benar bajingan!!!"

"Teman neng yang mana sih, siapa? Aku melamar siapa??"

"Julia Ramayanti."

"Ini salah, neng. Ini salah paham, neng dengarkan dulu baik-baik." Sergapnya sambil menahanku yang hendak beranjak dengan sepeda motor sudah dalam kondisi on start.

"Aku salah, aku sudah salah. Oke, neng sekarang hamil anakku. Aku akan penuhi perkataanku sebelumnya, aku siap bertanggung jawab. Tapi pernikahan kita tetap tidak sah, apapun yang kita lakukan sekarang sama saja dengan sia-sia, hanya untuk menutupi aib, tidak ada option lain. Kita...."

"Aku paham sekarang, kak. Aku yang begitu bodoh, bukan kamu. Kehamilanku memang bukan urusanmu. Aku yang bodoh dengan cara hari ini datang ke sini dan memintamu untuk bertanggung jawab atas sesuatu di dalam rahimku."

"Tidak, neng. Itu salahku juga...."

"Stop! Kakak berhak atas hidup kakak, aku pun sama. Hidupku yang telah rusak ini adalah hak dan tanggung jawabku sendiri. Biarkan aku pergi, aku ingin otakku dapat jatah istirahat lebih tenang, kak."

"Neng, please.... Let me do something better or just a little useful for...."

"That is more than better. Just stop your word!!"

"Soal Julia...."

"I am out from the issue, sorry. Please just let me go!"

"Neng...."

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Aihh, Bikin gedek nih episod

2023-11-17

0

who i am ?

who i am ?

nyesek sumpah😓, lelaki sampah

2023-11-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!