Broken Home Survivor

Broken Home Survivor

Prolog

Pernahkah berpikir bahwa di kehidupan dunia ada sebuah neraka yang sangat mengerikan? Yang lebih menakutkan daripada kematian. Adalah sebuah rumah yang di dalamnya tidak terdapat keharmonisan. Aura kesedihan, penyesalan, dan amarah cenderung menyelimuti sepanjang waktu di seluruh sudut. Rumah yang telah sangat rusak secara kasat mata dan dipenuhi spektrum merah hingga hitam pekat dari para penghuninya. Itulah neraka di dunia yang sesungguhnya.

Bagi mereka yang dilahirkan di tengah keluarga harmonis dan serba kecukupan materi tentu akan sulit mempercayai keberadaan neraka dunia itu. Mereka biasanya dengan mudah menjudge orang yang depresi dalam menyikapi permasalahan hidup adalah manusia kurang beriman. Padahal ini bukan soal iman apalagi agama. Ini tentang jiwa. Agama diciptakan manusia untuk mengendalikan hukum yang dibentuk oleh penguasa dengan keimanan sebagai pondasinya, sedangkan jiwa berasal dari inti kehidupan itu sendiri. Siapa yang paham? Bahkan sekelas sufi pun belum tentu mampu menyibak tabir misteri dari jiwa manusia. Then who will care if someone survive for high risk broken home? Of course nobody.

Hanya manusia dengan ketidakharmonisan di dalam rumahnya yang bisa menjadi pejuang paling tangguh untuk kehidupan terpelik itu. Tidak akan datang bantuan apapun yang dapat mengurai benang kusut dari permasalahan seperti itu. Orang lain akan mencuci tangan mereka dan memundurkan langkahnya sesegera mungkin untuk menjauh, menghindari banyak hal dengan dalih tidak mau ikut campur. Psikolog kemudian kebanjiran job. Manusia yang menyatakan diri telah kalah oleh masalah di rumahnya sendiri akan berbondong-bondong untuk meminta petunjuk dan solusi padanya. Akhirnya obat penenang menjadi jalan pintas yang diresepkan oleh tenaga medis untuk meredam perjuangan mereka dalam mempertahankan hak sebagai manusia merdeka. Who's know, faktanya orang yang belajar sangat baik dalam bidang psikologi justru adalah orang yang memiliki trauma kejiwaan paling dalam sebelumnya. Dalam arti lain, di samping tuntutan pekerjaan, psikolog pun sama saja dengan pasiennya, sama-sama sedang berjuang untuk jiwa kehidupan yang bebas dan bahagia.

Aku ingin berbagi kisah banyak hal tentang orang-orang yang berjuang dari bahaya broken home di sini, karena ini adalah kumpulan puzle dari sekian banyaknya serpihan kisah masa laluku. Agar dunia sadar, bukan hanya soal pemanasan global saja yang semakin mengancam kehidupan. Agar tidak semakin banyak tali menjuntai bersama dengan lunglainya sesosok tubuh yang telah menjadi mayat. Agar atap bangunan tidak lagi menjadi saksi terakhir dari hidup seseorang. Agar hanya tangan Izrail saja yang menghentikan nafas manusia di alam dunia. Sekali lagi, ini bukan soal iman dan agama. Ini tentang jiwa dan misterinya.

Namaku Aruni Juniarti, kebanyakan orang memanggilku bu dokter. Padahal aku seorang psikolog, bukan psikiater apalagi dokter medis. Saat ini aku menyandang gelar S.Psi. karena pendidikanku di bidang studi kejiwaan baru sebatas sarjana. Banyak rencana yang ingin kurealisasikan selaras dengan profesi ini, terutama keinginanku untuk belajar ke Amsterdam.

Oh iya, usiaku saat ini 35 tahun dan statusku masih single. Aku tidak memiliki impian apapun tentang pernikahan dalam waktu dekat. Sementara aku masih nyaman menghadiri acara undangan pernikahan rekan kerja atau syukutan khitan anak-anak mereka, namun untuk diriku sendiri... entahlah.

Banyak saran, wejangan, hingga berbagai upaya perjodohan telah dilakukan oleh rekan kerja maupun keluarga agar aku segera menikah. Tragis namun menggelitik sekali kan nasibku? Hahaha....

Berbagai kisah asmara beberapa kali ingin memikatku di negeri nyiur melambai, namun selalu gagal menjerat hatiku. Perasaanku masih tertambat pada sebuah titik kecil yang mungkin saja telah hilang di tempat asalnya, namun di diriku masih memercikkan trauma beserta harapan yang kuat. Sepertinya pesona pulau Jawa masih lebih kuat daripada Sulawesi tempatku berpijak saat ini. Buktinya setelah 12 tahun aku berusaha mengasingkan diri sangat jauh dari pulau Jawa, tuntutan profesi memanggilku untuk kembali ke tanah kelahiran. Kakiku menginjak lantai bandara Soetta setelah penerbangan yang cukup melelahkan bersama Lion Air selama lebih dari 3 jam.

Majalengka, I'm coming back to you.

Arif Sunandar....

Bagaimana kabar kakak setelah sekian lamanya kita berpisah?

Apakah kakak telah memiliki anak setelah pernikahan itu? Berapa??

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

hallo kakak, saling dukung yuk

2023-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!