Bab 4

Disaat Karina sibuk dengan pikirannya. Disaat itu juga seorang pria masuk ke dalam kamar Karina dengan keadaan mabuk.

"Giselle..."

"Maafkan aku sayang..." lirih Ocean meraba-raba dinding di kamar Karina menopang tubuhnya yang sempoyongan.

"Ocean. Apa kau pulang dalam keadaan mabuk lagi." tanya Karina melangkah mendekati Ocean.

Saat Karina ingin menyentuh lengan kekar itu. Ocean langsung menepisnya.

Ocean menatap wajah Karina dengan tatapan marah sekaligus benci. Wajah itu merupakan wajah wanita yang sampai hari ini masih terbayang di pikirannya.

"Jauhkan tangan mu dari tubuh ku! Kau benar-benar menjijikan! pela©ur sialan!" umpat Ocean melangkah menuju tempat tidur.

Ocean menatap langit-langit kamar Karina dengan tatapan marah sekaligus benci.

"Ternyata kau sama saja seperti ibumu! suka merebut milik orang lain! Apa hidupmu benar-benar tidak bahagia bila tidak merebut milik orang lain!"

Ocean seakan melihat bayangan seorang wanita sedang tertawa mengejek kearahnya.

"Persetan dengan kebahagiaan. Melihat mu mati merupakan kebahagiaan untuk ku."

Ocean seakan-akan sedang berbicara dengan langit-langit kamar Karina tanpa sadar jika perkataannya bisa saja melukai hati istrinya.

Meskipun status Karina hanyalah sebagai seorang istri yang tidak dihargai ataupun dianggap. Tapi, setidaknya wanita itu berharap Cean menghargainya sebagai istri.

"Ocean! tidak bisakah kau menganggap ku ada, memperlakukan ku sebagai istrimu. Meskipun kau benar-benar tidak mencintai ku."

Karina menatap Ocean dari tempatnya berdiri.

Ocean langsung mengalihkan pandanganya kearah Karina. Ia menatap wajah sendu wanita itu dengan tatapan benci sekaligus marah.

"Oh! jadi kau ingin diperlakukan sebagai istri?"

"Ya..." lirih Karina dengan suara sangat pelan.

"Kemarilah." kata Ocean dengan wajah datar. Namun, bola mata itu malah menatapnya dengan benci.

"Tapi, Cean..." Karina ingin menolak permintaan Cean. Karena pria itu terlihat dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Kemari lah!" ulang Ocean dengan memaksa.

Dengan tubuh gemetar Karina melangkah mendekat ke arah tempat tidur.

Saat jarak diantara mereka sudah dekat. Ocean langsung menarik tangan Karina dengan sedikit kencang. Hingga tubuh langsing itu terjatuh di atas tubuh pria itu.

"Kau ingin diperlakukan sebagai seorang istri, bukan?" tanya Ocean lagi menatap wajah Karina dengan dingin. Ia juga menyapu wajah putih itu dengan lembut. Hingga membuat tubuh Karina berdesir.

Ocean lalu memajukan sedikit kepalanya hingga berada di sisi kanan telinganya. Hembusan napas pria itu di dekat telinganya membuat tubuh Karina tiba-tiba meremang.

"Ocean..." lirih Karina dengan suara bergetar.

"Bukankah kau ingin diperlakukan sebagai seorang istri? bukankah tugas seorang istri salah satunya adalah memuaskan suaminya di atas ranjang?" lirih Ocean dengan suara serak.

Ocean langsung membalikkan tubuhnya hingga berada di atas Karina. Ia mencium bibir Karina dengan penuh napsu. Tidak hanya sampai disitu. Ocean juga meninggalkan beberapa jejak kepemilikan di beberapa bagian tubuh Karina. Hingga suara-suara indah Karina terdengar sangat merdu di telinga Ocean.

"Cean...." lirih Karina saat merasa sesuatu yang asing seperti ingin menerobos memasuki intinya.

Ocean mengabaikan rasa sakit yang ditahan oleh Karina. Untuk ke-tiga kalinya Ocean mencoba menerobos masuk ke dalam inti Karina.

"Cean... sakit..." lirih Karina lagi berusaha mendorong tubuh Ocean dengan kuat.

"Bukankah kau sangat ingin mengandung penerus ku. Sebagai istri yang baik dan patuh. Kau harus bertahan saat merasakan rasa sakit seperti ini. Bahkan jika kau harus menanggung rasa sakit yang berkali lipat."

Saat merasa miliknya sudah menerobos masuk ke dalam. Ocean mendiamkan miliknya beberapa saat di dalam milik Karina. Ia merasa miliknya seperti dijepit sedikit kuat dari dalam sana.

Berjam-jam mereka melakukan penyatu. Hingga Ocean menyemburkan benihnya beberapa kali di dalam rahim Karina. Ia tahu ia tidak akan bisa menolak permintaan kakeknya agar secepatnya memberikan keluarga Gultom penerus.

Karina sebenarnya ikut menikmati percintaan mereka. Karena ia juga sebenarnya sudah lama menantikan seorang anak. Anak yang mungkin saja bisa menyatukan cinta mereka.

"Cean... aku sudah tidak sanggup lagi." lirih Karina dengan suara serak karena terus-menerus mengeluarkan suara indahnya. Karina merasa matanya sudah semakin berat dan mulai mengantuk. Namun, pria yang berada di atas tubuhnya seakan belum puas menyentuhnya.

"Jika kau ngantuk maka tidurlah. Aku akan menyudahinya saat aku merasa sudah puas." jawab Ocean disela-sela percintaan mereka.

Sudah hampir 10 ronde. Tapi, pria itu masih sanggup melakukannya. Sementara Karina sudah lelah melayani napsu suaminya karena terlalu mengantuk. Bukan hanya itu, ia juga merasa sedikit perih dan panas di area intinya.

Tepat pukul 2 dini hari, Ocean menyemburkan benih terakhirnya. Ia juga mendorong intinya semakin dalam. Agar benihnya secepatnya tumbuh subur di rahim Karina.

Tanpa melepas penyatuan diantara mereka. Ocean menarik tubuh Karina hingga menghadap kearahnya. Ia kemudian memeluk tubuh kurus itu agar penyatuan mereka tidak terlepas. Ocean memejamkan kedua matanya dan mengikuti Karina memasuki mimpi. Ia tidak peduli dengan keringat yang membasahi tubuh kekarnya.

#

#

Saat bangun di pagi hari, Karina tidak lagi melihat Ocean di sampingnya. Ia hanya melihat seorang maid masuk ke dalam kamarnya.

"Nona, apa kehadiran saya mengusik tidur Anda?" tanya maid itu dengan suara pelan.

"Tidak, Bi. Maafkan Karina bangun kesiangan." cicit Karina berniat membersihkan kamarnya sendiri.

"Tidak perlu, Nona. Tuan muda yang meminta saya membantu Anda membersihkan diri sekaligus mengganti sprei tempat tidur kamar Anda."

Deg

Karina lalu membuka sedikit selimut yang menutupi tubuhnya. Ia seakan baru tersadar jika kemaren ia dan suaminya telah melakukan malam pertama setelah dua tahun menikah. Seketika pipinya berubah menjadi merah merona.

Maid itu menangkap wajah malu-malu Karina.

"Tidak perlu malu, Nona. Saya juga pernah muda." jawab maid itu tersenyum tipis. Ia juga ikut senang, akhirnya Karina mulai dilirik oleh Ocean.

Karina merasa sakit di intinya saat tanpa sengaja ingin turun dari tempat tidur.

"Aw..."

"Nona,. sebaiknya hari ini Anda beristirahat saja. Saya akan membersihkan tubuh Anda dengan air hangat."

Pelayan itu dengan cepat keluar dari kamar Karina dan kembali dengan sebuah baskom dan handuk kecil.

"Aku malu." cicit Karina saat pelayan itu berniat membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Ia malu memperlihatkan jejak berwarna ungu di tubuh putihnya ke orang lain.

"Tidak apa-apa, Nona. Jangan cemas. Saya sudah terbiasa melihat hal seperti ini." ujar pelayan itu lagi menenangkan pikiran Karina.

Karina pada akhirnya mengalah dan membiarkan maid itu mengelap tubuhnya.

"Apa suamiku sudah pergi ke kantor?" tanya Karina sembari memperhatikan maid itu mengelap tubuhnya.

"Tuan muda sudah berangkat ke luar negeri. Ia akan kembali bulan depan." jawab maid itu membuat mata Karina berkaca-kaca.

"Setelah meniduri ku. Dia pergi begitu saja tanpa sepatah katapun." monolog Karina mengalihkan pandanganya kearah luar jendela. Matahari terlihat cerah menyinari bumi.

Terpopuler

Comments

Kanaya yasmine

Kanaya yasmine

hah???apa gak lecet😵‍💫😵‍💫😵‍💫😵‍💫

2024-03-20

2

Wirda Lubis

Wirda Lubis

ocean benar benar ngak punya hati

2024-02-17

1

Mamariksa

Mamariksa

10ronde? hah beneran nih orang atau robot.

2024-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Extra Part 1
145 Extra Part 2
146 Extra Part 3
147 Karya Baru "My First Love Is A Mafia."
148 Karya Baru "Satu Malam Di Tahun Baru."
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Extra Part 1
145
Extra Part 2
146
Extra Part 3
147
Karya Baru "My First Love Is A Mafia."
148
Karya Baru "Satu Malam Di Tahun Baru."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!