Bab 9

Ditemani oleh Josephine, Karina mencari kontrakan untuk ia tinggali. Sampai saat ini Karina belum mengetahui berita mengenai tuduhan-tuduhan palsu tentang dirinya. Seberapa banyak masyarakat menghujani Karina dengan kalimat sumpah serapan.

"Karina, apa kamu yakin tinggal sendiri di rumah sekecil ini? Kenapa kau tidak menyerah saja dan kembali pulang ke negara asal mu." tukas Josephine menatap rumah yang akan ditinggali oleh Karina dan anak-anaknya kelak.

"Aku tetap dengan pendirian ku, Jos! Aku tidak mau kembali dan harus hidup dengan keluarga penghianat itu." cetus Karina dengan aura membunuh. Mengingat kejadian masa lalu membuat darahnya tiba-tiba mendidih.

"Lagian aku masih ingin mencari keberadaan wanita itu." tambah Karina menghela napas panjang.

"Karina, sebaiknya kamu menghentikan pencarian mu. Karana kita tidak pernah tahu apakah Mama mu masih hidup atau tidak." celetuk Josephine cukup perihatin dengan jalan hidup sahabatnya.

"Aku ingin melihat makamnya kalaupun dia sudah mati." balas Karina dengan wajah datar.

Josephine tidak lagi melanjutkan perkataannya. Ia tahu Karina memiliki sifat yang sedikit keras kepala. Berdebat pun tak ada gunanya untuk meruntuhkan pendirian Karina.

"Ayo, masuk. Aku ingin melihat kondisi di dalam rumah." tukas Karina membuka pintu rumah kontrakan sederhana itu.

Suasana di rumah kontrakan itu terasa sedikit pengap. Mungkin karena sudah lama tidak di tempati oleh penghuni sebelumnya. Sehingga mereka harus membersihkan rumah itu sampai bersih agar layak ditinggali.

Josephine meskipun anak orang kaya. Namun, ia dengan senang hati membantu Karina membersihkan rumah kontrakannya.

"Jos, kau tidak perlu membantu ku. Aku takut tangan mu lecet." ucap Karina menghentikan kegiatan Josephine mendekorasi ulang letak kursi sofa di ruang tamu kecil itu. Ia harus memindahkan kursi itu dari tempatnya meskipun jarak antara kursi yang satu dengan kursi yang lain tidak berjauhan.

"Come on, Karina. Harusnya kau mengatakan kalimat itu pada dirimu sendiri." balas Josephine tetap melanjutkan pekerjaannya.

Josephine tahu kalau seorang ibu hamil tidak seharusnya mengangkat barang-barang berat. Jadi, Josephine berinisiatif sendiri melakukan pekerjaan yang sedikit berat. Sementara Karina diminta untuk menyusun pakainya, menyapu dan mengelap tempat-tempat tertentu yang Karina rasa harus sedikit berdebu.

Mereka membersihkan dan menata ulang beberapa peralatan di kontrakkan Karina hingga menjelang malam. Saat perut mereka sudah lapar. Josephine berinisiatif sendiri memesan go food untuk mempersingkat waktu.

"Apa kau tidak lapar?" tanya Karina menatap Josephine.

"Aku sudah memesan makan malam untuk kita. Kau tidak perlu repot memasak makan malam untuk kita." jawab Josephine mengelap keringat yang membanjiri wajahnya.

"Maafkan aku sudah merepotkan mu, Jos." lirih Karina dengan suara sangat pelan menunduk beberapa saat.

"Bukankah aku sahabat mu? sudah sepatutnya aku membantumu." kata Josephine dengan suara lembut.

"Jangan khawatir tentang apapun. Karina aku akan selalu ada untukmu. Aku akan menjadi rumah untukmu selama kau belum bertemu dengan orang yang benar-benar mencintai mu dengan tulus." tambah Josephine tersenyum hangat.

"Jos...." lirih Karina dengan mata berkaca-kaca. Ia tiba-tiba merasa melow saat mendengar penuturan Josephine.

"Jangan pernah berlarut-larut dalam kesedihan untuk hal yang membuatmu tidak bahagia, Karina. Bahagia lah dengan caramu sendiri. Bahagia tidak selalu berarti harus memiliki apa yang kau cintai. Tapi, definisi bahagia itu adalah dimana kau bisa menjadi diri mu sendiri dan dimana kau bisa dihargai dan diperlakukan dengan baik." kata Josephine dengan tatapan tulus.

Hiks

Hiks

Hiks

"Aku terlalu bodoh mengharapkan cinta Ocean selama dua tahun ini. Andaikan aku tidak memaksakan kehendak ku dari awal. Aku yakin hidupku akan bahagia saat ini." curhat Karina mengutarakan perasaannya.

"Karina... kita tidak bisa mengulang masa lalu ataupun memutar waktu untuk kita kembali memilih. Karena waktu akan terus berjalan. Tapi satu hal yang harus kamu ingat. Bahwa kamu bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi." petuah bijak Josephine. Gadis itu tahu, kalau Karina akhir-akhir ini cendrung memiliki sifat yang melow dan gampang menangis.

Karina tersenyum tulus mendengar petuah bijak yang disampaikan oleh sahabatnya. Ia merasa beruntung bertemu dengan sahabat seperti Josephine.

Tak beberapa lama go food pesanan Josephine datang. Gadis itu bergegas menyajikannya di atas meja makan.

Tiba-tiba Karina ingin mual saat mencium aroma makan yang dibeli Josephine. Karina langsung menutup mulut dan hidungnya agar aroma itu tercium olehnya.

Hoek

Hoek

Hoek

Josephine terkejut melihat Karina berlari ke kamar mandi sembari memuntahkan cairan bening.

"Karina are you okey?" tanya Josephine dengan cepat sembari memijit tengkuk leher Karina.

"Jos, aku tidak bisa mencium aroma makan itu. Aku sangat ingin makan masakan Ocean."

Hiks

Hiks

Hiks

Karina tidak bisa menghentikan keinginannya itu. Ia benar-benar sangat ingin makan masakan Ocean.

Sementara Josephine tidak tahu harus berbuat apa. Ia tidak mungkin meminta Ocean memasak makan untuk memenuhi ngidam Karina.

"Coba kami ngidam hal lain. Aku pasti bisa mengabulkan permintaan mu, Rin. Tapi masalahnya aku tidak pernah dekat dengan Ocean. Bagaimana mungkin aku berani meminta hal seperti itu kepadanya." lirih Josephine sedikit pusing dengan ngidam Karina.

Karina menghela napas panjang dan berkata lirih.

"Lebih baik kamu makan malam duluan. Rasa mual ku belum bisa dikondisikan."

"Tapi, aku tidak mau kamu kenapa-kenapa. Ayo makan sama-sama.Tidak masalah kalau kamu hanya makan sedikit saja." saran Josephine tidak mungkin membiarkan Karina menunda makan malamnya.

Karina akhirnya mengalah dan mengikuti langkah Josephine kembali ke meja makan.

Saat kembali ke meja makan. Lagi-lagi Karina harus mual dan memuntahkan cairan bening dari perutnya.

Hoek

Hoek

Hoek

"Udah Jos. Aku sudah tidak sanggup mencium aroma makanan itu. Aku merasa tubuhku lemah dan sedikit pusing." lirih Karina dengan suara lemah.

"Baiklah. Lebih baik kamu istirahat di kamar saja." Josephine memapah Karina sampai kamarnya.

Karina membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Sementara Josephine kembali ke meja makan untuk melanjutkan makan malamnya.

Saat Josephine sudah tidak ada lagi di kamarnya. Karina menangis dalam diam. Ia tidak percaya kalau anak-anaknya menginginkan hal yang tidak bisa Karina wujudkan.

"Sayang, maafkan Mama tidak bisa mewujudkan keinginan kalian."

Hiks

Hiks

Hiks

Lama Karina menangis hingga matanya bengkak. Karena terlalu lama menangis. Karina akhirnya tertidur lelap.

Saat Josephine kembali ke kamar Karina. Ia melihat wanita itu sudah tertidur lelap. Karena tidak tega membangunkan wanita itu. Josephine pulang tanpa pamit karena sedari tadi kedua orang tuanya memintanya segera kembali.

Saat mobil Josephine sudah mulai menjauh dari kontrak Karina. Seorang pria terlihat turun dari sebuah mobil mewah. Ia melangkah mendekati rumah kontrakan Karina dan masuk ke dalam tanpa izin sang pemilik.

Pria itu menata beberapa menu makanan di atas meja. Kemudian mengamati kondisi rumah kontrakan Karina. Ia terlihat menghela napas beberapa kali sebelum melangkah masuk ke dalam kamar Karina.

Pria itu menatap wajah Karina dengan sedikit lebih lama. Hingga ia kembali keluar dari kamar Karina. Namun, saat akan keluar dari kediaman wanita itu. Pria itu memutuskan kembali masuk ke rumah dan melangkah menuju kamar Karina. Ia mengelus lama perut sedikit buncit wanita itu sembari menatap wajah tidur lelap Karina tanpa ekspresi.

"Maaf." hanya kalimat itu yang terucap dari bibir tipisnya.

Terpopuler

Comments

Ari Peny

Ari Peny

byk musuh gk jelas

2024-04-07

0

Sukliang

Sukliang

ngmg tidak cinta
tp ?

2024-04-06

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

si ocean kali

2024-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Extra Part 1
145 Extra Part 2
146 Extra Part 3
147 Karya Baru "My First Love Is A Mafia."
148 Karya Baru "Satu Malam Di Tahun Baru."
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Extra Part 1
145
Extra Part 2
146
Extra Part 3
147
Karya Baru "My First Love Is A Mafia."
148
Karya Baru "Satu Malam Di Tahun Baru."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!