Bab 2

Seharian Karina menunggu kepulangan suaminya. Namun, pria itu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Hingga Karina mulai tertidur pulas di kamarnya.

Keesokan harinya

Tangan Karina masih bergetar memegang surat cerai yang ditinggalkan suaminya sebelum berangkat ke kantor tadi pagi.

Hiks

Hiks

Hiks

"Tidak bisakah kau membuka hati mu untukku Cean.... Aku sudah bertahan dan bersabar menunggu mu selama dua tahun di samping mu tanpa peduli dengan sikap ibu mu. Tapi, kenapa pada akhirnya surat ini yang kau berikan padaku."

Air mata membanjiri wajah pucat Karina. Sementara seorang wanita tersenyum bahagia saat tanpa sengaja mendengar suara tangisan Karina.

"Yes! Akhirnya Ocean membuang mu juga. Sikapnya terlihat seperti Jhonson Dirgantara di masa lalu." monolog wanita itu tersenyum menyeringai.

Dengan wajah pucat, Karina berusaha berdiri dan mencari ponselnya.

Tut

Tut

Tut

[Halo.]

Deg

Karina terdiam mendengar suara yang tak asing dari speaker telepon.

"Gi-ssel..." lirih Karina memejamkan matanya untuk meredam emosi yang melingkupi hati dan pikirannya.

[Ah. Karina. Maafkan aku. Aku tanpa sengaja mendengar ponsel Ocean berdering hingga langsung mengangkatnya. Apa kau sedang mencari Ocean. Sayangnya Ocean masih ada di dalam kamar mandi. Apa kau ingin menunggu Ocean atau mau menitipkan pesan untuk-nya.] ujar wanita yang bernama Giselle itu dengan suara lembut. Namun, Karina tidak bisa melihat senyuman sinis dibalik suara wanita itu.

[Siapa yang menghubungi ku, Giselle]

Karina mengigit bibir bawahnya saat mendengar suara bariton suaminya dari seberang sana.

[Karina menghubungi mu.]

Giselle menjawab pertanyaan Ocean dengan lembut.

[Bilang saja aku sedang sibuk.]

[Apa kau tidak mau mendengarkan alasan Karina menghubungi mu?] bujuk Giselle dengan wajah polos. Namun, siapa yang tahu dibalik wajah polos itu rahasia besar apa yang tersimpan.

[Tidak. Aku sibuk!]

Jawaban singkat itu menjawab semuanya. Ocean tetap kekeuh dengan ketidakpeduliannya. Karina langsung mengakhiri panggilannya dan menangis tanpa suara.

Berhari-hari Karina mengabaikan surat cerai yang sudah dipersiapkan Ocean. Di hari kelima. Karina kekeuh tidak mau menandatangani surat cerai itu. Ia menjalani hari-harinya seperti biasa. Ia tidak peduli dengan sikap mertuanya yang semakin menjadi-jadi. Ia juga tidak peduli dengan beberapa berita gosip mengenai hubungan gelap suaminya dan Gisella. Ia pura-pura buta dan tuli dengan semua kepahitan hidup yang diterimanya.

"Ocean... ada yang ingin ku katakan pada mu." kata Karina memberanikan diri masuk ke dalam ruangan kerja suaminya.

"Bicaralah."

Ocean mengabaikan kehadiran Karina dan tetap fokus dengan dokumen kerja sama yang ada di atas mejanya.

"Aku hamil."

Dua kata itu mampu membungkam mulut Ocean hingga ruangan itu terasa hening.

Beberapa menit kemudian, Ocean akhirnya mengeluarkan satu kata yang membuat dunia Karina hancur.

"Gugurkan."

Karina merasa ribuan anak panah berlomba-lomba menancap ke tubuhnya. Ia tidak menyangka kalimat sialan itu akan terucap dari bibir Ocean.

"Setega itukah kamu menghilang nyawa dari darah daging mu?"

"Jika kau tidak suka dengan pendapat ku. Maka, segera tandatangani surat cerai itu. Karena aku sudah muak melihat mu berkeliaran di sekitar ku!" bentak Ocean menatap tajam kearahnya. Tatapan Ocean seakan seperti seorang psikopat ingin mengulitinya.

Karina menatap wajah datar Ocean dengan perasaan terluka. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa. Ia seakan tidak memiliki tenaga berdebat dengan suami yang dari dulu sangat amat dicintainya. Sampai saat ini perasaan cinta itu masih tumbuh subur.

"Kuharap kau tidak akan pernah menyesal dengan perkataan mu hari ini, Cean...."

"Jika kau menyesalinya. Maka tidak akan ada tempat untuk mu kembali."

Karina membalikkan tubuhnya berniat keluar dari ruangan kerja Ocean.

Setibanya di kamar, Karina kembali menangis dalam diam. Ia benar-benar sakit hati mendengar perkataan Ocean. Karina menangis sepanjang malam di kamarnya. Ia sampai melewati makan malamnya. Ia meratapi nasibnya seorang diri. Karena selama ini Karina tidak memiliki tempat untuknya berkeluh kesah.

#

Pagi hari

Karina bersiap-siap berangkat menuju rumah sakit.

"Kau harus menemaniku ke rumah sakit." ujar Karina dengan suara pelan berdiri di samping meja makan. Sementara Ocean masih sibuk dengan sarapannya. Karina tidak melihat keberadaan Mariana disana.

"Apa kau berniat menggugurkan kandungan mu?" tanya Ocean tanpa ekspresi menyudahi sarapannya.

"Ya! Bukankah aku akan menuruti perkataan mu." jawab Karina dengan wajah tenang.

"Baiklah. Aku akan meminta Charles menemanimu. Karena siang ini aku memiliki jadwal pertemuan dengan rekan bisnis ku di luar negeri."

Ocean merapikan jas hitam yang melekat di tubuh besarnya. Siapapun akan jatuh cinta melihat ketampanan pria itu. Tak peduli meskipun pria itu sudah memiliki istri sah. Istri sah yang tidak pernah dianggap ada dan terlihat. Karena menurut mereka, dilihat dari sifat Ocean terhadap istrinya. Ia tidak akan peduli dengan status istri sah yang dimiliki oleh Karina.

"Sebelum aku pergi ke sana, bolehkah aku meminta sesuatu kepada mu?"

Karina menatap wajah tampan Ocean dengan tatapan sendu.

"Aku tidak akan mengabulkan permintaan aneh mu itu." balas Ocean mengalihkan pandanganya ke sembarang arah.

"Ocean, sekali ini saja. Aku hanya minta satu permintaan. Aku hanya ingin kau mengelus perut ku." paksa Karina dengan suara bergetar. Ia sebenarnya tahu kalau Ocean tidak suka dengan wanita pemaksa. Namun, entah mengapa Karina sangat ingin melihat Ocean mengelus perutnya.

Ocean terpaku beberapa detik mendengar permintaan aneh Karina. Namun, untuk mempercepat kepergian Karina. Ocean langsung melangkah mendekat ke arah Karina dan mengelus perut wanita itu.

Deg

Deg

Deg

Ocean merasa ada desiran aneh dari dalam hatinya saat mengelus perut rata wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu.

Karina memundurkan tubuhnya beberapa langkah.

"Terima kasih." hanya ucapan terima kasih yang terucap dari bibir tipis itu sebelum membalikkan tubuhnya berlalu dari ruangan makan.

Ocean menatap kepergian Karina dalam diam beberapa detik. Ia tidak tahu harus berkata apa kepada wanita itu. Namun, ia juga tidak bisa terikat terlalu dalam dengan Karina. Cukup hanya Ocean dan Tuhan yang tahu kegundahan hatinya.

Karina menghentikan langkahnya dan kembali menatap kearah Ocean. Dengan tatapan sendu ia bergumam dalam hati.

"Ku kira kau akan menghentikan langkah ku menggugurkan kandungan ini. Tapi, ternyata semua hanya harapanku saja. Ternyata kau benar-benar tidak sudi memiliki anak yang lahir dari rahim ku."

Karina kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya. Ia ingin mandi dan bersiap-siap ke rumah sakit.

Di rumah sakit

Karina melangkah menuju ruang dokter spesialis kandungan.

"Aku mau masuk sendiri ke dalam untuk memastikan kandungan ku." ujar Karina dengan wajah datar.

"Tapi, tuan muda meminta saya untuk memastikan tindakan apa yang akan Anda ambil." jawab Charles dengan wajah dingin dan datar. Sikap Charles benar-benar sebelas dua belas dengan Ocean.

"Jika aku benar-benar hamil. Apa kau akan meminta ku menggugurkan kandungan ini! Apa kau akan berpihak dengan pria itu." ketus Karina tiba-tiba menatap wajah Charles dengan tatapan membunuh.

Deg

Charles terkejut melihat tatapan itu. Tatapan yang belum pernah ia lihat sebelumnya dari seorang Karina yang terkenal memiliki sifat lembah lembut.

Karina langsung masuk ke dalam ruangan dokter kandungan meninggalkan Charles begitu saja.

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

suami anjing ksu ocean

2024-04-06

0

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2024-03-28

0

Any any

Any any

coba ceritax di buat agak beda , berikan saja jodoh lain dan ayah yg lebih baik buat anak Karina.. jngn semua sama endingnya.. kembali setelah di sakiti... siksa laki2 yg menyakiti Karina dan org2 yg mnghinanya.... siappun tanpa terkecuali.. 🙏🙏🙏🙏🙏

2024-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Extra Part 1
145 Extra Part 2
146 Extra Part 3
147 Karya Baru "My First Love Is A Mafia."
148 Karya Baru "Satu Malam Di Tahun Baru."
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Extra Part 1
145
Extra Part 2
146
Extra Part 3
147
Karya Baru "My First Love Is A Mafia."
148
Karya Baru "Satu Malam Di Tahun Baru."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!