Bab 13

Selama seminggu lebih Karina membawa anak-anaknya liburan di luar negeri. Pada hari ke delapan Karina memutuskan kembali ke Italia atas perintah ayahnya.

Anak-anaknya terlihat sangat bahagia menatap langit cerah dari dalam mobil.

Karina selalu berharap kebahagiaan akan selalu menyertai putra-putrinya kelak. Ia tidak ingin takdir hidupnya sama seperti anak-anaknya.

Semasa hidup Karina, ia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Kini semasa hidup putra-putrinya. Mereka juga harus kekurangan kasih sayang dari ayahnya.

Gavin selalu berusaha mengatur kencan buta untuk Karina. Namun, tak ada satupun dari mereka yang bisa mencintai anak-anaknya dengan tulus. Karina merasa tidak membutuhkan seorang pria di dalam hidupnya. Hanya saja terkadang ia berpikir kalau dirinya sudah sangat egois membiarkan anak-anaknya harus tumbuh tanpa kedua orang tua yang utuh.

Setibanya di depan mansion yang sangat megah. Karina melangkah masuk ke dalam mansion bersama ketiga anaknya. Ia melihat ibu tirinya menatapnya dengan sinis. Sementara sang ayah dengan cepat memanggil Karina.

"Kemarilah." panggil Gavin dengan wajah datar.

"Ada apa?" tanya Karina dengan wajah tak kalah datar.

"Padre akan mengirim mu ke salah satu negara di asia tenggara untuk bertemu dengan seorang investor muda. Padre berharap kau bisa memenangkan hati investor kali ini. Karena ia memiliki banyak koneksi di dunia bawah yang tidak bisa dianggap enteng."

"Padre tidak mau bisnis haram Padre terbongkar ke publik."

Ya, ayah Karina merupakan seorang mafia berdarah dingin. Ia tidak segan-segan menghukum anaknya jika berani berbuat salah. Karina pernah merasakan sakitnya di hukum cambuk dan tubuhnya terkadang dicap dengan besi panas yang sampai hari ini masih membekas di tubuhnya.

"Apa Padre akan selalu bersikap egois seperti ini! Padre hanya mementingkan kepentingan pribadi Padre sendiri. Sementara Padre tidak pernah bertanya bagaimana perasaan ku hari ini. Bagaimana pekerjaan ku hari ini. Bagaimana suasana hati ku hari ini. Apa aku sudah makan atau belum. Padre hanya selalu ingat dengan semua pekerjaan harus aku kerjakan dengan sempurna dan sesuai keinginan Padre! Aku bukan mesin yang tidak punya hati! Aku punya rasa lelah dan butuh support system!" teriak Karina mengeluarkan unek-unek yang selama 10 tahun ini wanita itu pendam dalam hatinya.

"Ketiga cucu ku sedang ada disini. Jangan meninggikan suara mu di depan cucu-cucu ku!" ketus Gavin terlihat menahan kemarahannya.

"Rania! bawa ketiga cucu ku ke kamarnya!" perintah Gavin kepada istrinya dengan wajah datar. Ia tidak mau ketiga anak itu mendengar pertengkarannya dan putrinya.

"Mengapa harus aku?"jawab Rania berniat menolak perintah Gavin.

"Apa kau berminat menolak perintah ku!" geram Gavin menatap istrinya dengan tajam.

Dengan wajah kesal sekaligus takut Rania berniat membawa ketiga cucu-cucu suaminya ke kamar mereka.

"Cih! Jauhkan tangan kotor mu itu dari ketiga anak-anakku!" bentak Karina melangkah mendekati anak-anaknya.

Rania langsung melengos begitu saja meninggalkan ruangan tamu menuju kamarnya.

"Kemana kau akan mengirim ku kali ini!" tanya Karina tanpa membalikkan tubuhnya menatap lawan bicaranya.

"Indonesia."

Satu kata itu mampu membuat tubuh Karina menengang. Ia seakan-akan sedang meredam segala emosi yang sudah mendarah daging di dalam dirinya.

Negera yang sampai hari ini akan selalu menjadi negara yang paling tidak ingin Karina kunjungi.

Karina kemudian melanjutkan langkahnya mengandeng ketiga anaknya menuju kamar mereka. Namun, pertanyaan ayahnya menghentikan langkahnya.

"Apa kau akan pergi kesana?"

"Menurut mu apa aku bisa menolak semua perintah mu!" jawab Karina dengan ketus.

"Aku tahu kau akan selalu menuruti perkataan ku. Karena sampai hari ini kau masih mencari keberadaan wanita itu!" ujar Gavin tanpa ekspresi.

Karina mengabaikan perkataan ayahnya. Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar ketiga anaknya yang bersebelahan.

#

#

Indonesia

Seorang wanita memutuskan kembali ke Indonesia bersama ketiga anaknya. Ia berniat menitipkan ketiga anaknya bersama Josephine selama bekerja nanti.

Mereka melangkah keluar dari bandara sembari mengenakan kaca mata hitam yang menutupi bola mata berwarna hazel mereka.

Karina juga memutuskan membeli wig untuk menutupi kepala putrinya. Ia tahu kalau putrinya terkadang insecure dengan keadaannya yang tidak sempurna seperti kedua saudaranya.

"Karina!" panggil seorang wanita yang sangat familiar di mata mereka berempat.

"Jos!Aunty!" sahut mereka bersama.

"Astaga. Kalian terlihat sangat cantik dan tampan hari ini. Sampai-sampai aku tidak mengenal kalian." puji Josephine tersenyum menggoda kearah ketiga anak kembar Karina.

"Stop aunty! Aku tidak suka dengan pujian mu!" celetuk Oscar memalingkan wajahnya ke samping.

Sementara Ocean kecil dan Nica tersenyum lebar mendengar pujian Josephine.

"Siapa dulu dong. Anak Mama."celetuk Nica tersenyum lebar mendengar pujian Josephine.

"Ayo. Supir pribadi ku sudah menunggu kita di depan." Josephine membantu Karina membawa barang-barang milik mereka berempat.

Oceanica tersenyum tipis memperhatikan orang-orang di sekitarnya dari balik kaca matanya. Ia senang akhirnya tidak perlu lagi merasa minder dengan kepala botaknya.

Sementara Ocean dan Oscar mengacuhkan wajah-wajah penasaran orang-orang saat tanpa sengaja bertemu dengan mereka. Mereka terlihat saling bergandengan dengan mengikuti langkah Karina dan Josephine.

#

#

Saat sudah berada di dalam mobil. Karina meminta supir Josephine agar menghentikan mobil saat tiba di toko bakery sekitar jalan raya nanti. Ia ingin membawa buah tangan untuk kedua orang tua Josephine. Meskipun mereka jarang bertemu karena orang tua Josephine terkadang sangat sibuk dengan bisnis mereka. Namun, Karina ingin memberikan buah tangan sebagai oleh-oleh atas kepulangannya.

"Tunggu di dalam bersama aunty. Mama mau membeli kue untuk kakek dan nenek."kata Karina dengan lembut.

"Apa kalian ingin makan sesuatu?" tanya Karina menatap ketiga putranya.

"Mama, Nica mau ikut. Nica mau sekalian ke toilet." ujar anak perempuan Karina dengan suara lirih.

"Apa kamu ingin pup?" tanya Karina dengan wajah cemas. Ia takut putrinya tiba-tiba mengeluarkan pup nya di dalam mobil.

"Tidak. Nica cuma mau buang air kecil." cicitnya dengan takut-takut.

Karina akhirnya bernapas lega mendengar penuturan putrinya. Ia kemudian menggendong putrinya turun dari mobil.

Karina melangkah masuk ke dalam toko bakery sembari mengandeng putrinya.

Saat sedang antri di depan kasir. Karina tanpa sengaja melihat seorang pria yang sangat ia benci. Karina mengacuhkan keberadaan pria itu saat sedang mengantri membayar kue miliknya di depan kasir.

Sementara Oceanica sedang berada di dalam toilet seorang diri.

Saat sudah selesai membayar belanjaannya. Karina melangkah menuju toilet melihat keadaan putrinya. Ia takut Nica membutuhkan bantuannya.

"Sayang, apa kamu sudah selesai buang air kecil?" tanya Karina mengetuk pintu kamar mandi toko bakery itu.

Ceklek

Nica keluar dari toilet dengan pakaian yang sudah basah.

"Kenapa dengan pakaian kamu?" tanya Karina dengan perasaan cemas.

"Nica kurang berhati-hati saat menghidupkan air WC, Ma." lirih Nica merasa bersalah.

"Tidak apa-apa sayang. Sebaiknya kita segera kembali ke mobil. Mama takut kamu kedinginan." ujar Karina mengandeng tangan putrinya ke luar dari toilet.

Saat mau keluar dari toko bakery itu. Seorang pria mencegat langkahnya.

"Karina..." gumamnya dengan suara lirih. Ia kemudian menatap anak perempuan yang digandeng Karina dengan seksama.

"Maaf, Tuan. Sepertinya Anda salah orang! saya tidak mengenal Anda!" ketus Karina menarik tangan putrinya kembali melangkah menuju mobil.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

jangan perdulikan

2024-02-17

1

Nci

Nci

Gavin ayahnya Karina masih aja arogan hanya bersyukur Rania ibu tirinya semenjak kematian Gloria anaknya tidak terlalu jahat.
Sepertinya Ocean nih 🙄

2024-01-21

0

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

pasti itu Ocean ... mantan suami Karina.

2024-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Extra Part 1
145 Extra Part 2
146 Extra Part 3
147 Karya Baru "My First Love Is A Mafia."
148 Karya Baru "Satu Malam Di Tahun Baru."
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Extra Part 1
145
Extra Part 2
146
Extra Part 3
147
Karya Baru "My First Love Is A Mafia."
148
Karya Baru "Satu Malam Di Tahun Baru."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!