Bab 15. Kerajaan Sunlight ( bagian 2 )

Berjalan menuju guild petualangan, aku sesekali di sapa oleh beberapa orang yang tidak dikenal, membuatku menjadi sedikit bingung dengan hal itu.

Ramai, kata yang tepat untuk menggambarkan suasana jalanan di kerajaan ini. Setidaknya, ada ratusan orang berjalan-jalan disini. Dan bukan cuma NPC saja, beberapa player juga ada di sini.

Cara membedakan player dengan NPC cukup mudah. Cukup dengan melihat ada tidaknya kristal hijau di atas kepala kami. Jika ada, berarti mereka adalah player dan jika tidak mereka adalah NPC.

Kristal hijau juga tidak bisa dilihat oleh NPC, hanya sesama player lah yang bisa melihatnya.

Berjalan cukup lama, akhirnya aku tiba didepan sebuah bangunan yang disebutkan oleh penjaga tadi. Diatas pintu masuk terdapat sebuah papan dengan tulisan.

...[ Guild petualang Fairy ]...

Berjalan masuk, aku melihat banyak orang yang langsung melihat ke arahku dengan tatapan waspada dan... Niat jahat, kurasa. Tanpa memperdulikan tatapan mereka yang mengarah padaku, aku terus berjalan, menghampiri salah satu gadis yang bertugas di sana.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanyanya.

"Saya datang ke sini untuk membuat kartu kependudukan. Oh, itu mengingatkanku. Apa disini juga bisa menukarkan uang?" kataku.

"Tentu saja. Berapa koin perak yang ingin anda tukarkan?"

"koin perak? Yang ingin saya tukarkan adalah koin emas, apa tidak bisa?"

"koin emas?! ...Tentu saja kami bisa menukarnya tuan."katanya terkejut. " Jika boleh saya tahu berapa banyak koin emas yang anda ingin tukarkan?" kata gadis itu.

Entah mengapa reaksinya sedikit aneh dengan kata koin emas ini. Apa sebenarnya koin emas yang kubawa ini punya nilai yang sangat besar hingga membuatnya begitu terkejut? Kalau begitu lebih baik menghindar masalah dengan tidak mengeluarkan banyak koin sekaligus.

"Saya punya 15 koin emas. Bisakah saya mendapatkannya hari ini bersamaan dengan kartu kependudukan saya?" kataku, menyerahkan kantong berisi 15 koin emas padanya.

"15 koin emas! Bisakah anda menunggu sebentar? Kami akan segera menyiapkan kartu dan koin emas ini." katanya, mengambil kantong berisi koin emas yang kemudian berlari kebelakang, memasuki pintu dan menghilang.

"Apa 15 koin emas masih kebanyakan?" gumamku.

Tap

Tap

Menyadari seseorang berjalan ke arah ku, aku menoleh ke belakang, disana, seorang pria uban dengan tubuh setengah telanjang berdiri dengan rasa haus darah.

Dia melangkah maju sampai jarak kami cukup dekat. Dia kemudian memegang bahuku dengan cengkeraman yang kuat.

"Hei bocah, darimana kau mendapatkan koin emas itu? Apa kau mencurinya? Hah?!"

"..." aku diam, tidak menjawab sedikitpun.

Aku tidak tahu apa masalahnya. Tapi, melihat ekspresi dari orang-orang yang melihat kami berdua dengan senyuman dari belakang. Aku bisa menyimpulkan, bahwa tindakan ini telah direncanakan sejak diriku berbicara dengan gadis tadi.

Ini juga jadi kesempatan yang bagus untuk melihat seberapa kuat orang-orang di lantai satu.

Tetapi... Cengkraman dari pria uban ini cukup lemah untuk membuatku merasakan sakit.

Aku yang tadinya sedikit bersemangat untuk menguji NPC di lantai 1 mulai kehilangan semangat.

Menatap pria yang berusaha sekuat tenaga mencengkram bahuku sampai-sampai harus menggunakan kedua tangannya, membuatku sedikit merasa kasian.

Aku menghela nafas panjang, menangkap salah satu tangannya yang berada di bahuku, lalu membantingnya ke lantai tanpa ia sadari.

Yang dia ingat hanyalah saat-saat pandangannya berputar lalu menatap langit-langit ruangan.

Dia kini berbaring di lantai, rasa takut muncul di kedua bola matanya.

Melihatnya, aku mengeluarkan sabit darah di salah satu lengan, mengangkatnya, lalu dengan cepat menusuk menuju kepala pria yang berbaring di lantai.

Desing!

"...."

Seorang pria muda datang dan dengan cepat menahan serangan sabit darah milikku. Membuat sabit darah melenceng dan hanya menggores pipi dari pria yang terjatuh.

Aku menatap pria yang baru saja datang dengan santai. Melihat tatapanku yang datar, dia balas menatap dengan tatapan tajam ke arahku, itu jelas bukan tatapan yang ramah bagi siapapun yang melihatnya.

Waktu berlalu, kami sudah saling memandangi selamat beberapa menit ini. Karena bosan menunggu pria itu mengambil langkah pertama, aku pergi, duduk di bangku kosong yang sepertinya secara khusus dibuat untuk diriku seorang.

Tetapi, meskipun aku telah menjauh dari sana, tatapan pria muda itu tetap mengikutiku. Sedikit kesal, aku berdiri dari tempat duduk, berjalan menuju pria yang masih menatap ke arahku.

"Hei, bocah. Berhenti melihatku seperti itu." kataku, berhenti tepat di depannya.

Aku memanggilnya bocah tapi, entah kenapa aku rasa dia lebih tinggi daripada diriku saat kami berhadapan.

"Kamu barusan menyerangnya dengan niat membunuh, bukan!" dia meninggikan suaranya. "Jangan menyangkalnya!"

"Hah? ...Lantas kenapa? Dan sejak kapan aku menyangkal hal itu." jawabku, tidak mencoba menutupi apapun. "Apa membunuh seseorang yang mencoba menyakitimu adalah sebuah kesalahan?"

"Tentu saja! Jangan pernah bermain-main dengan nyawa manusia, sialan...!" dia mengutuk, berteriak dengan suara keras.

"Maaf tuan, anda tidak boleh bertarung di tempat ini." Sela salah satu dari beberapa gadis yang bertugas di guild petualangan.

Mendengar keributan di Aula utama, para gadis yang bertugas mencoba menengahi masalah. Namun, pria muda itu dengan idealismenya yang sangat tidak masuk akal tidak ingin mundur sedikitpun.

"Ha?! Jangan bercanda! Kalian mencoba menghentikan diriku saat ini dan membiarkan masalah tadi berlalu begitu saja?!" katanya, melawan balik dengan fakta yang jelas ada.

"Dia." tunjuknya ke arahku. "mencoba membunuh seseorang di depan kalian. Tetapi, kalian semua cuma melihat saja, bukan?!"

"Berisik." kataku berjalan semakin dekat dengannya. Lalu...

Akh...!

Saya melancarkan satu pukulan keras di perut, membuatnya terjatuh dan pingsan seketika.

Waktu yang tepat, gadis tadi yang pergi menukarkan uang emas milikku telah kembali. Dia dengan satu karung penuh, membawa pecahan uang kecil.

Meletakkan semuanya di atas meja lalu berkata. "Ini dia tuan. 10.000 koin perak dan 2.500 koin tembaga." katanya dengan wajah senang.

Teringat akan sesuatu dia kemudian menggali saku bajunya, mengeluarkan kartu yang mirip seperti KTP di bumi. "dan ini kartu kependudukan anda." lanjutnya, menyerahkan dua barang yang baru saja ia bawa.

10.000 koin perak dan 2.500 koin tembaga? Bukankah jumlahnya sedikit terlalu luar biasa? Hanya 15 koin emas saja sudah sebanyak ini. Untung saja aku tidak mengeluarkan 1.000 koin emas yang diberikan Irene, bisa-bisa aku dikira raja dari suatu suku, haha.

"Baiklah, terima kasih. Dan ambil ini." aku mengambil 50 koin perak dari karung yang sudah ada ditanganku, memberikannya kepada gadis yang duduk di depanku sekarang.

Melihat jumlah koin yang ku serahkan padanya, dia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak, tidak, tidak. Saya tidak bisa menerima koin sebanyak ini tuan, maafkan saya, tapi... saya tidak berani."

"Terima saja. lagipula, aku tidak akan tinggal lama di sini."

"Tapi..."

"Terima saja Lia. Bukankah kamu punya ibu yang harus kamu rawat?" kata rekannya yang berdiri di sampingnya.

"... Baiklah. Terima kasih banyak tuan..." ingin mengucapkan nama saya, dia mendongak setelah menunduk untuk bertanya dengan tatapannya. "Nolan. Namaku Nolan." entah bagaimana, wajah gadis ini mengingatkanku pada salah satu orang yang kuanggap sebagai teman dibumi.

"Terima kasih banyak tuan Nolan!" katanya, sekali lagi membungkuk padaku dengan air mata yang akan mengalir sebentar lagi dari kedua bola matanya.

Menyadari urusanku telah selesai di tempat ini, aku berdiri setelah memasukkan semua koin kedalam Inventory milikku, berjalan menuju pintu keluar.

Tetapi, aku tiba-tiba berhenti dan menanyakan sesuatu tanpa melihat kebelakang. "Apa ada suatu tempat yang kalian rekomendasi untuk aku kunjungi?"

"... Mungkin pelelangan malam ini akan bagus tuan." kata Lia setelah sedikit jeda. Wajahnya yang cantik dengan mata biru muda, membuat dirinya pasti populer di tempat ini.

"Baiklah, kurasa aku akan pergi kesana." saat saya hendak berjalan pergi, Lia memanggil saya.

"Anu ... Tuan. Apa anda tahu letak pelelangannya?"

"..."

"haha" dia tertawa kecil dengan tangan di bibir. "Saya punya petanya, silahkan ambil."

"Baiklah. Ini koin untuk petanya." aku mencoba menarik koin di Inventoryku. Tetapi, Lia dengan cepat menghentikan itu.

"Saya tidak akan menerima apapun dari anda lagi. 50 koin perak sudah terlalu banyak bagi saya."

"Baiklah. Tapi, perasaanku tidak akan enak jika tidak membayar peta itu. Bagaimana kalau satu koin saja? kamu juga bisa membaginya dengan rekanmu, bukan?" aku beralasan.

Tidak bisa mengelak lagi, Lia akhirnya mengangguk setuju. "Baiklah."

Aku menarik satu koin di Inventory, berjalan mendekati Lia kemudian meletakkannya di telapak tangan Lia lalu membukusnya.

"Buka setelah aku pergi, oke. Dan jangan lupa beri rekanmu beberapa." kataku, melihat gadis yang berdiri di samping Lia.

Setelah semua itu aku kemudian pergi.

5 Menit setelah kepergianku. Lia membuka tangannya.

Keduanya sontak terkejut, disana bukanlah satu koin perak, melainkan 2 koin emas. Melihat itu, Lia berlari keluar dengan panik, membanting pintu karena tergesa-gesa. Namun, bocah laki-laki yang memberinya koin telah menghilang dari pandangan, menyisakan angin kebahagiaan di sekitar Lia.

Dengan kedua tangan menyatu, Lia berkata dengan lembut. "Terima kasih banyak, Nolan."

Lia sendiri bekerja menggantikan ibunya yang sedang sakit, dia seharusnya memasuki akademi karena usianya yang sudah mencapai 13 tahun. Tapi, karena kendala keuangan, Lia terpaksa mengurungkan niatnya dan bekerja untuk menghidupi satu-satunya keluarganya.

Terpopuler

Comments

Stephen (Phoenix dalam celana)

Stephen (Phoenix dalam celana)

hahh thor, kenapa tulisannya kok jadi gini.
1- percakapannya digabung
2- kata-katanya jadi formal
3- di bagian flashback gak ada jeda atau garis.
ini tu bikin ganggu thor, haahh yasudah lah maaf kalo agak menyinggung perasaan author dan terima kasih.

2023-12-10

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!