Kepala detektif segera mempercepat bagian yang eror untuk segera melihat kejadian selanjutnya. Setelah bagian yang eror terlewatkan kepala detektif sangat terkejut karena baik detektif Heru maupun Laras sudah tidak terlihat.
“Hmm...kemana mereka? Sebenarnya aku ragu kalau mereka pergi ke dalam hutan, tetapi...ya sudahlah biar anjing pelacak melacak jejak mereka.” Ucap kepala detektif lirih.
HP kepala detektif berdering panggilan masuk dari detektif jefry, detektif yang ditugaskan untuk pergi ke rumah orang tua Laras.
“Pak, kedua orang tua Laras tidak ada di rumah. Di dalam rumah porak poranda sepertinya mereka diculik tidak ada saksi mata.”
“Oke, cari tahu siapa yang menculik mereka.”
“Baik Pak!.”
Setelah telepon ditutup, detektif Jefry memarahi kedua orang yang menahan orang tua Laras.
“Bodoh, apa yang kalian berdua lakukan? Mengapa melepas tembakan sebanyak ini? Mengapa kalian berdua bisa sampai terkunci di gudang?.”
Mereka berdua menceritakan kejadian yang baru saja mereka alami.
“Jadi kalian mau bilang kalau tadi ada hantu? Jangan harap aku percaya cerita kalian.”
“Tapi detektif kejadiannya memang seperti itu, anda pikir bagaimana perabot dapur ini berserakan?."
“Ah...sudahlah sekarang kumpulkan selongsong peluru yang tadi kamu tembakan hitung baik-baik jangan sampai ada yang tertinggal.”’
Detektif Jefry berkeliling rumah dia sedang berpikir bagaimana cara memanipulasi TKP. Ketika dia sampai di garasi dia mendapati pintu garasi terbuka, berarti mobil pribadi milik orang tua Laras baru saja dipakai.
Detektif Jefry segera menghubungi kantor untuk mencari informasi mengenai kendaraan milik orang tua Laras untuk selanjutnya melacak keberadaan mobil tersebut, tetapi sayang mobil tersebut adalah mobil tua yang tidak dilengkapi sistem GPS.
Detektif Jefry kembali ke dalam rumah kedua orang itu telah mengumpulkan selongsong peluru. Beruntung mereka memakai sarung tangan saat mengikat kedua orang tua Laras jadi sidik jari mereka tidak ada di dalam rumah itu memudahkan detektif Jefry untuk mengarang cerita.
Tim anjing pelacak telah datang, kepala detektif langsung mengarahkan mereka untuk mencari detektif Heru dan juga Laras.
Benar perkiraan kepala detektif anjing pelacak tidak menemukan jejak detektif Heru di dalam hutan. Hari sudah larut malam kepala detektif menghentikan pencarian.
Kepala detektif pulang ke rumah dengan perasaan kesal, selesai mandi dia membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk pikiran nya sedang memikirkan sesuatu.
“Terakhir kali aku bertemu Heru dia meminta ku untuk membaca novel itu secara perlahan. Mungkin aku harus membacanya.”
Kepala detektif mulai membaca novel Sundari dengan perlahan.
“Profil Sundari dalam novel ini sesuai dengan profil Sundari di dunia nyata. Hanya saja aku harus memastikan apakah Sundari dahulu benar-benar seorang cleaning servis?.”
Keesokan harinya kepala detektif menyelusuri apa yang tertulis di dalam novel mulai dari kantor di mana Sundari bekerja, rumah pamannya Sundari, restoran mewah tempat perayaan ulang tahun pemilik perusahaan dimana Sundari bekerja.
Terakhir kepala detektif pergi ke tempat yang menjadi pembunuhan Sundari menurut novel yang di tulis Indra.
“Kalau memang benar novel ini di tulis berdasarkan kisah nyata, maka aku akan menemukan bercak darah, Serapi apapun penjahat melakukan aksinya pasti ada bukti yang tercecer.” Gumamnya dalam hati.
Kepala detektif masuk ke dalam lorong, karena hari masih siang sinar matahari cukup menyinari lorong tersebut sehingga kepala detektif dapat melihat cukup jelas.
Dia langsung menuju ujung lorong karena berdasarkan novel Sundari di siksa di ujung lorong.
Kepala detektif menemukan sebercak darah di dinding dan di bawah, mungkin darah itu tercecer saat memindahkan jasad.
Kepala detektif segera mengoles darah itu dengan cotton Bud lalu memasukannya ke dalam kantong barang bukti. Dia segera bergegas ke kantor lalu menyerahkan sampel darah tersebut ke bagian laboratorium untuk di periksa.
“Dimana detektif Jefry.” Tanya kepala detektif kepada salah satu anggota timnya.
“Dia sudah keluar kantor sepertinya dia sedang mencari mobil orang tua Laras yang hilang dari garasi.”
Kepala detektif menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil berkacak pinggang, “mengapa kemarin dia tidak bilang kalau mobil orang tua Laras hilang?.” Gumamnya dalam hati.
“Apakah kamu sudah melacak nomer pelatnya?.”
“Sudah pak, ini nomernya.”
“Berikan aku alamat rumah orang tua Laras. Aku akan ke sana.”
“Hmm...ada yang tidak beres, jangan-jangan ada hal yang dia sembunyikan. Aku harus mengecek sendiri ke sana.”
Mobil yang di kendarai kepala detektif melaju dengan cepat, kali ini dia tidak sendiri. Kepala detektif membawa salah satu tim forensik untuk membantunya mengolah TKP dengan lebih baik lagi.
Tetapi tiba-tiba kepala detektif ingat sesuatu dia segera menepi lalu mengeluarkan laptopnya memutar ulang rekaman CCTV dari depan toko.
Mobil dengan cat berwarna silver terlihat terparkir di depan toko. Kepala detektif segera memperbesar nomer plat mobil tersebut, “B 5612 CE nomer plat dan ciri-ciri mobil ini sesuai. Aku harus kembali ke perumahan butterfly.”
Kepala detektif segera memutar arah menuju perumahan butterfly tetapi ketika dia sampai di sana mobil itu sudah tidak ada.
Kepala detektif kembali mendatangi penjaga toko untuk meminta rekaman CCTV.
Saat awal dia menonton rekaman tersebut mobil itu masih terlihat terparkir di depan toko, seperti kejadian sebelumnya tiba-tiba terjadi eror dan setelah rekaman kembali normal mobil orang tua Sundari sudah tidak terlihat lagi.
“Sial...mengapa selalu terjadi eror disaat yang penting?.” Gumam kepala detektif dalam hati.
“Hei! Apakah kamu sengaja membuat rekaman ini eror, apakah ada yang ingin kamu sembunyikan atau ada seseorang yang menyuruhmu?.” Kepala detektif berteriak geram kepada penjaga toko.
Dengan gemetar penjaga toko menjawab bahwa dia tidak tahu menahu soal rekaman CCTV itu. Bahkan mengapa rekaman itu eror dia juga tidak tahu.
Untunglah marina menenangkannya sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Kepala detektif menangkan dirinya dia duduk di kursi yang terdapat di depan toko.
“Marina tolong bantu aku berpikir, aku merasa ada yang aneh.” Kepala detektif memanggil rekannya.
“Coba kamu lihat rekaman yang lalu. Di sini terlihat detektif Heru dan Laras sedang berjalan hendak masuk ke dalam hutan lalu tiba-tiba mereka kembali lalu berdiri di tepi hutan. Laras terlihat sedang menelpon entah siapa yang dia telepon. Lalu mereka berdua seperti sedang menunggu seseorang sampai akhirnya rekaman ini eror lalu setelah kembali normal mereka tidak ada.”
“Dan tiba-tiba ada mobil silver yang sesuai dengan ciri-ciri mobil orang tua Laras terparkir di depan toko padahal sebelumnya tidak ada.”
Kepala detektif menjelaskan panjang dan lebar kepada rekannya yang bertugas di tim forensik.
“Ya, saya rasa memang ada yang aneh. Bukankah detektif Jefry melaporkan kalau di TKP ada tanda-tanda penculikan? Kalau penculiknya menggunakan mobil orang tua Laras mengapa pergi ke sini?.”
“Ayo kita harus segera ke rumah orang tua Laras!.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments