Sundari

Indra segera membuka laptopnya, dia bersiap menulis kisah Sundari. Indra meminta Sundari tetap berada di samping nya sambil menceritakan tentang keluarganya.

Dibesarkan di desa kecil tanpa kehadiran seorang ayah sejak dia berusia lima belas tahun membuat gadis bernama Sundari harus membantu ibunya mencari nafkah.

Ayahnya meninggal karena penyakit paru-paru yang sempat melanda desanya. Sejak ayahnya meninggal Ibunya bekerja sebagai tukang cuci di kota yang jaraknya tidak terlalu jauh dari desanya.

Sebagai anak pertama dia memiliki beban untuk membantu ibunya mencari nafkah untuk menghidupi ke tiga adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dengan cara berjualan di depan rumahnya sepulang sekolah.

Beruntung dia adalah gadis yang cerdas sehingga dia mendapatkan beasiswa prestasi dari sekolahnya. sehingga dia dapat menyelesaikan pendidikannya hingga tamat SMK.

Di desa tempat tinggalnya tidak banyak lowongan pekerjaan. Sundari meminta ijin ibunya untuk pergi ke kota besar untuk mengadu nasib di sana supaya ibunya tidak perlu lagi menjadi buruh cuci di kota.

Ternyata mencari pekerjaan di kota besar juga cukup sulit di tambah dia bukanlah seorang sarjana, beruntung ada kerabat yang tinggal di kota besar jadi untuk sementara Sundari tinggal bersama kerabat dari ibunya yang bernama Om Dani.

Om Dani sendiripun hanya bekerja sebagai seorang supir di sebuah perusahaan. Dengan penghasilan dari pekerjaan inilah dia mampu membeli sebuah rumah dengan cara kredit.

Suatu sore sepulang dari bekerja, Om Dani memanggil keponakannya Sundari, “Sundari perusahaan tempat Om bekerja membuka lowongan Cleaning Servis. Apakah kamu mau bekerja sebagai cleaning servis?.”

Meskipun pekerjaan itu jauh dari harapannya, tetapi Sundari menerimanya. Bagi dia yang terpenting sekarang adalah dia mendapatkan penghasilan sehingga dapat membantu ibunya menghidupi ketiga adiknya.

Satu tahun sudah Sundari bekerja sebagai cleaning servis meskipun pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang dia harapkan namun, dia melakukannya dengan penuh tangung jawab. Kini Sundari tidak lagi tinggal bersama Om Dani, dia memilih untuk kos dekat dengan perusahaan.

Pagi hari di hari ini sama seperti pagi hari di hari kemarin dan kemarin, ya setiap pagi memang selalu seperti ini, Sundari datang ke kantor lebih awal daripada karyawan kantor yang lain.

Sundari pergi ke pantry menyalahkan dispenser supaya saat semua orang datang air dalam galon sudah panas siap untuk menyeduh teh atau kopi.

Setelah itu dia berjaga di lobi kantor memastikan lantai tetap bersih meskipun banyak karyawan yang berjalan keluar masuk lobi.

Menjelang siang Tuan Muda Fredy berjalan tergesa-gesa memasuki pintu loby. Melihat pimpinan perusahaan ini datang Sundari segera berdiri. Tuan Fredy berhenti sejenak memperhatikan Sundari lalu bertanya,

“Apa pendidikan terakhir mu?.”

“Pendidikan terakhir saya SMK Tuan.” Sundari menjawab dengan wajah tertunduk dan suara yang tidak terdengar jelas.

“Hei...!kalau bicara lihat lawan bicara mu jangan melihat lantai memangnya aku semut, ayo angkat wajah mu jawab dengan keras pertanyaan ku tadi, aku belum mendengar jawabanmu suara mu kecil sekali.”

Dengan takut Sundari mengangkat kepalanya perlahan lalu berkata dengan suara sedikit lebih keras, “Pendidikan terakhir saya SMK Tuan.”

“Hmm...bagus kalau kamu lulusan SMK. Ayo ikut aku ke ruanganku!"

Sundari segera mengikuti Tuan Fredy dari belakang sambil tetap membawa alat pel nya karena dia menyangka Tuan Fredy akan menyuruhnya membersihkan ruangannya.

"Tinggalkan alat pel itu di luar! aku ada tugas penting untuk mu."

Sundari meletakan alat pelnya di luar ruangan, dengan wajah yang sedikit bingung dia masuk ke dalam ruangan Tuan Fredy.

"Duduklah di meja itu!," ucap Tuan Fredy sambil menunjuk meja yang ada di salah satu sudut ruangan. Di atas meja itu ada setumpuk dokumen.

"Tugas mu adalah merapikan dokumen itu di masukan dalam satu file holder, tetapi sebelum itu kami harus scan setiap halamannya supaya kita punya soft copy nya."

“Ta...ta...tapi Tuan.”

“Tenang aku akan meminta kepala kebersihan untuk mencari orang mengantikan mu di pintu lobi,” ucap tuan Fredy seolah dia tahu apa yang ada di pikiran Sundari saat itu.

Sundari segera duduk lalu mulai menyalahkan komputer tetapi dia bingung bagaimana cara mengoperasikan scaner.

“Tuan aku tidak tahu cara mengunakan scaner.” Ucap Sundari bingung.

Tuan Fredy lalu memanggil seorang yang bernama Dewi untuk datang ke ruangannya. Dewi adalah sekretaris Tuan Fredy.

“Dewi tolong ajarkan anak itu cara mengoperasikan scaner.”

Wanita bernama Dewi itu memandang remeh ke arah Sundari karena Sundari mengenakan seragam cleaning servis.

“Pak, biar saya saja yang melakukannya jangan sampai nanti kacau dia kan hanya cleaning servis.”

“Bukankah kamu selalu mengeluh kalau pekerjaan mu sudah terlalu banyak? Jadi ajarkan saja anak itu lalu kembali ke meja mu dan selesaikan pekerjaanmu! Lagipula dia itu lulusan SMK dia pasti bisa.”

Dengan berat hati Dewi mengajarkan Sundari cara mengoperasikan scaner. Untunglah Sundari anak yang cerdas dia langsung mengerti dan langsung dapat melakukan hal yang di ajarkan Dewi dengan cepat, padahal Dewi menjelaskan dengan sangat cepat dengan tujuan membuat Sundari bingung dan akhirnya dia yang akan mengerjakan dokumen itu di ruangan itu bersama Tuan Fredy.

Tiba-tiba Sundari menghentikan ceritanya lalu protes kepada Indra.

“Eh tunggu dulu kok loe nulis gitu sih ndra?.” Sundari tampak tidak setuju dengan apa yang di tulis Indra.

“Sundari please gue cuma sekedar kasih bumbu aja biar ceritanya menarik, oke.”

“Terserah loe lah.”

Sundari lalu melanjutkan kisahnya.

“Dah ngerti belum?.” Tanya Dewi dengan nada ketus.

“Iya mbak saya sudah mengerti.”

“Awas kalau nanti loe panggil gue lagi, kerjaan gue banyak gak cuma ngajarin loe doang kalau gak mampu bilang aja ke Pak Fredy.”

“Saya sudah ngerti kok mbak.” Sundari menjawab Dewi sambil membalik halaman dokumen yang akan di scan.

“Sombong banget,” Ucap Dewi lirih sambil menatap Sundari dengan tatapan tajam.

Dewi lalu berjalan menuju meja Tuan Fredy,

“Pak, saya sudah mengajarkan Sundari. Apakah ada hal lain yang perlu saya lakukan?.”

“Tidak silahkan lanjutkan pekerjaan mu.”

Dengan langkah yang berat Dewi berjalan menuju pintu, sebelum membuka pintu dia menyempatkan melihat Sundari sekali lagi.

Dirinya semakin jengkel karena memang Sundari dapat melakukan pekerjaan itu. Dengan kesal Dewi membuka pintu lalu melangkah keluar ruangan.

Satu persatu Sundari membalik halaman dokumen yang menumpuk, sedikit demi sedikit tumpukan itu semakin berkurang.

Kruk...kruk...kruk...

Perut Sundari sudah merasa lapar, dengan perlahan dia melihat jam dinding yang ada di ruangan itu, “astaga sudah jam dua belas lewat pantas perut ku lapar sekali.” Ucapnya lirih.

Sundari hanya bisa menahan rasa laparnya sambil terus memandang Tuan Fredy dan berharap bosnya itu menyuruhnya beristirahat.

Cacing di dalam perut Sundari sudah meronta tetapi Tuan Fredy sangat sibuk berbicara di telepon sepertinya itu adalah urusan yang sangat penting.

Merasa ada yang memperhatikannya Tuan Fredy berhenti sejenak melihat jam tangannya lalu tersenyum kepada Sundari,

“Ah...Sundari pergilah beristirahat untuk makan siang. Lain kali kalau sudah jam dua belas siang keluar saja tidak perlu aku suruh karena aku terbiasa melewatkan jam makan siang.”

Dengan sopan Sundari berpamitan untuk beristirahat, dia segera berlari kecil menuju lokernya di ruangan petugas Cleaning Servis. Dia segera mengambil bekal makan siangnya yang sudah dia siapkan tadi pagi.

Setiap hari Sundari selalu membawa bekal makan siang, supaya dia dapat berhemat karena dia harus membayar sewa kos dan mengirim uang kepada ibunya di desa.

Apakah Tuan Fredy suka dengan hasil kerja Sundari?

Apakah Mbak Dewi memang benar-benar merasa cemburu dengan Sundari?

Lanjut baca bab berikutnya ya......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!