Melarikan diri

Rina segera memotong tali yang mengikat tangan dan kaki mereka, lalu membuka lakban di mulut mereka. Rina juga mengambil kunci mobil lalu memberikan ke tangan papanya Laras.

Mereka berdua masih terlihat ketakutan karena mereka tidak dapat melihat sosok manusia hanya benda-benda yang melayang sehinga mereka tidak dapat berpikir jernih.

Rina segera mengambil kertas dan pena lalu menulis sesuatu, “Om, Tante cepatlah pergi.”

Ketika mereka melihat tulisan di kertas itu mereka segera berdiri lalu berlari menuju mobil. Rina mengikuti mereka , bersama mereka..

Kedua orang tua itu tidak tahu kemana mereka akan pergi yang penting bagi mereka sekarang adalah pergi jauh dari rumah mereka.

Rina kembali menulis di kertas,

“Pergilah ke perumahan butterfly, Laras telah menunggu kalian di sana.”

“Terima kasih sudah menolong kami siapa pun kamu.” Ucap mama nya Laras.

“Aku teman Laras, nanti biar Laras yang akan menceritakannya kepada kalian.”

Indra pergi ke perumahan butterfly mengunakan taksi. Setelah sampai di perumahan butterfly Sundari mencegah Indra turun dari taksi.

Sundari melayang menuju kamera CCTV lalu membuatnya eror, setelah itu barulah dia memperbolehkan Indra turun dari taksi.

Sundari tetap menjaga kamera CCTV eror sampai kedua orang tua Laras datang, lalu bersama-sama mereka pergi ke tempat persembunyian yang telah disiapkan detektif Heru.

Setelah semuanya lengkap detektif Heru menelepon seseorang untuk menjemput mereka. Ternyata tempat persembunyian itu berjarak cukup jauh.

“Detektif Heru kalau jaraknya masih jauh mengapa kita berhenti di depan perumahan butterfly? Mengapa tidak langsung saja bertemu di tempat tujuan?.” Tanya Laras bingung.

“Aku hanya berusaha mengecoh petugas saja, bukankah di dekat perumahan butterfly ada hutan? Jadi mereka pasti akan mencari kita di hutan. Apalagi mobil kedua orang tua Laras terparkir di depan perumahan.”

Kedua orang tua Laras masih diam seribu bahasa mereka bingung dengan apa yang sedang terjadi. Laras memeluk mereka lalu menceritakan semua kejadian yang membuat nyawa kedua orang tuanya terancam. Laras juga memperkenalkan Sundari dan Rina kedua hantu yang telah menjadi temannya.

Beberapa jam kemudian mereka telah sampai di tempat persembunyian. Ternyata orang yang menjemput mereka tadi adalah orang kepercayaan detektif Heru dialah yang selama ini tinggal di rumah persembunyian.

Untuk sementara mereka akan bersembunyi di ruang bawah Tanah yang sengaja di bangun oleh detektif Heru.

“Detektif anda sangat mempersiapkan ini dengan matang, tetapi dimana istri dan anak anda? Apakah anda tidak kuatir dengan keselamatan mereka? Bisa saja polisi atau orang suruhan menjadikan mereka sandera.” Tanya Indra.

“Tenang saja mereka sudah ada di tempat yang aman, orang jahat maupun polisi tidak akan dapat menemukan mereka.”

Sebenarnya anak dan istri detektif Heru telah lama meninggal. Mereka di bunuh saat detektif Heru sedang menyelidiki sebuah kasus bom bunuh diri, namun naas para teroris ini menyandera keluarga detektif Heru lalu membunuh mereka.

Karena kejadian pahit inilah detektif Heru berinisiatif membuat rumah persembunyian, kalau nanti Tuhan memberikannya kesempatan untuk dapat berumah tangga kembali, maka setiap dia sedang menangani kasus yang berat hal pertama yang dia lakukan adalah melindungi keluarganya tanpa sepengetahuan rekan kerjanya.

Kepala detektif berhasil melumpuhkan orang yang menyerangnya.Dia langsung membawa orang itu ke kantor untuk di interogasi.

Namun orang ini tidak membantu sama sekali bahkan dia tidak takut akan ancaman kepala detektif,

“Bagas itu kah nama mu? Sebaiknya kamu katakan siapa yang menyuruhmu menembaki mobil ku!.”

Bagas tidak menjawab pertanyaan kepala detektif dia hanya terdiam seribu bahasa.

“Hmm...apakah kamu tahu kalau aku dapat mengurangi masa hukuman mu kalau kamu mau bekerja sama?.”

“Aku tidak tertarik dengan tawaran mu, detektif. Silahkan hukum aku sesuai dengan peraturan hukum.”

“Asalkan kamu tahu saja hukuman mu sangat berat karena telah menyerang petugas dengan senjata api ilegal. Jadi kamu bisa di tuntut dengan dua tuntutan pertama kepemilikan senjata api ilegal dan ke dua penyerangan kepada petugas. Coba pikirkan baik-baik.”

“Aku sudah memikirkannya baik-baik dan aku yakin sebentar lagi akan ada orang yang datang untuk mengeluarkan ku dari sini.”

“Huh...yakin sekali, memangnya kamu ini siapa?.” Gumam kepala detektif dalam hati.

Baru saja Bagas selesai bicara seorang pengacara kondang masuk ke dalam ruang interogasi untuk membawa bahas keluar.

“Kepala detektif berhenti bertanya, bagas ayo kita keluar dari kantor polisi ini!.”

“Hei...tunggu anda tidak bisa mengambilnya begitu saja dia telah mengancam nyawa dua orang petugas dan satu orang saksi mata, apalagi dia juga memiliki senjata apa ilegal.”

“Maaf kepala detektif, aku telah mengatur semuanya dan akan membawa klien ku keluar dari sini. Urusan kita selesai sampai di sini!.”

Pengacara segera membawa bahas keluar, bahas memandang kepala detektif dengan mimik wajah mengejek.

Kepala detektif masih duduk terpaku di dalam ruangan interogasi, “Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres.” Ucap nya lirih.

Kepala detektif segera pergi menemui tim, “apakah detektif Heru ada menghubungi kalian untuk meminta bantuan?.”

“Tidak ada pak.”

“Cari alamat orang tua Laras, mungkin mereka pergi ke rumah orang tua Laras, lalu lacak nomer HP detektif Heru.”

“Pak, signal HP detektif Heru berada di sekitar perumahan butterfly.”

“Pak, ijinkan saya pergi ke rumah orang tua laras supaya anda bisa pergi mengejar detektif Heru.” Ucap salah seorang detektif.

Kepala detektif setuju dengan usul bawahannya. Kepala detektif bergegas ke mobilnya dia memacu mobilnya dengan cepat. Namun ketika dia sampai di depan perumahan butterfly dia tidak melihat detektif Heru maupun Laras.

Kepala detektif memastikan posisi signal hp detektif Heru ke kantor. Seorang petugas memberitahukan bahwa signal nya berada di sekitar outlet toko pakaian.

Kepala detektif memasuki outlet tetapi tidak melihat kedua orang yang dia cari. Kepala detektif kembali mencari di luar dan menemukan HP detektif Heru dan Laras tergeletak di dekat pot bunga.

Kepala detektif menarik nafas panjang, dia menyisir area sekitar toko dengan matanya, “kemana perginya Heru.” Gumamnya dalam hati.

“Jangan-jangan dia bersembunyi di hutan itu.”

Kepala detektif segera meminta bantuan tim anjing pelacak untuk membantunya mencari Heru di hutan.

Kepala detektif meminta rekaman CCTV yang ada di luar toko lalu memperhatikan rekaman tersebut. Dalam rekaman itu dia melihat detektif Heru dan Laras berjalan menuju hutan tetapi setelah itu mereka hanya berdiri di pinggir hutan cukup lama.

Beberapa jam kemudian kamera CCTV eror tidak menampilkan gambar hanya garis – garis hitam putih.

“Apakah ini sering terjadi? Kamera kalian sering eror sampai beberapa jam?.”

“Aneh...seblumnya tidak pernah kejadian seperti ini pak, saya akan memanggil teknisi untuk mengecek apakah ada kerusakan.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!