Jawaban Aletta

Yovan tengah menanti jawaban Aletta, dia berharap jika Aletta mau tidur sekamar dengannya. Bukankah semuanya butuh tahapan? Yovan akan memulai mendekati Aletta lebih dulu, dan memberikan rasa nyaman untuknya.

"Boleh aku tidur di kamar Qiara saja?" Tanya Aletta dengan tatapan ragu. Seketika, raut wajah Yovan tampak lesu.

"Apa kau tidak mau tidur sekamar denganku? Kalau kau takut aku meminta hakku, aku akan berjanji padamu. Jika aku tidak akan meminta hakku, kecuali kamu yang memberikannya." Seru Yovan dengan tatapan yang serius.

Aletta menggeleng sembari tersenyum tipis, "Bukan soal itu, aku butuh penyesuaian. Menurutku, semuanya masih terlalu cepat untuk kita tidur dalam satu kamar." Sahut Aletta.

"Kalau begitu, selamat malam kak." Aletta beranjak pergi, membuat Yovan mengacak kasar rambutnya.

"Huh, bagaimana aku bisa ...,"

"Soal tawaran kakak tadi, aku akan memikirkannya ulang." Sela Aletta. Yovan tertegun, dia segera berbalik dan menatap punggung Aletta yang berdiri tak jauh dari tempat nya. Ternyata, wanita itu menghentikan langkahnya saat tahu jika Yovan kecewa dengan penolakannya

"Mungkin, kakak benar. Kita harus sama-sama menyembuhkan luka. Kita, tak bisa selalu ada dalam bayang-bayang kisah menyakitkan. Aku ingin keluar dari bayangan menyakitkan itu. Jika kakak bisa meyakinkan aku, bahwa masih ada cinta yang tulus. Aku akan memikirkan tentang pernikahan kita."

Perkataan Aletta, membuat senyum Yovan mengembang. Dia berjingkrak girang sembari menggerakkan tangannya heboh. Aletta yang masih ada di sana tersenyum, walau dia tak melihat Yovan. Namun, lompatan pria itu masih bisa dia rasakan.

"Selamat malam kak." Pamit Aletta.

"Eh iya, selamat malam!" Seru Yovan dengan senyum mengembang.

Setelahnya, Aletta beranjak pergi. Meninggalkan Yovan yang suasana hatinya tengah berbunga-bunga. Namun, tak lama rasa kebahagiaan Yovan luntur ketika dirinya di ganggu oleh seseorang.

"Gagal malem pertama yah? Kasihan deh, hahahah!" Senyum Yovan luntur, dia beralih menatap Zion yang berjalan ke arah dengan segelas air di tangannya. Tampak, wajah Zion seperti tengah meledeknya.

"Oh iya, bukan malam pertama. Tapi malam kesekian. Ck ... ck ... ck . Kira-kira, punya kakakku tersayang ini udah karatan belum yah?" Ledek Zion.

"Diamlah! Atau ku gantung bibirmu itu!" Ancam Yovan dengan kesal. Lalu, pria itu pun pergi ke kamarnya. meninggalkan Zion yang sedang memegangi bibirnya.

"Kalau gantung diri ya m4ti, kalau gantung bibir gantengnya jadi hilang. Gimana caranya mau dapet duit, kan followers banyak karena aku ganteng." Cicit Zion.

.

.

.

Aletta sudah bangun di pagi hari, dia tengah sibuk dengan Qiara. Putrinya akan berangkat ke sekolah sebentar lagi, begitu pun dengan Altaf. Namun, sedari tadi Altaf sudah memakai pakaiannya dan menunggu Aletta menyisir rambutnya.

"Nda mau kuncil duaaa! Pake bando aja!" Rengek Qiara.

"Heh! Cuaca sekarang panas, nanti Qia keringetan." Omel Aletta.

"Maa!" Rengek Qiara.

"Ada apa ini?"

Qiara menoleh pada Yovan, dia langsung berlari ke arah pria itu dan memeluk kakinya. Seperti seorang putri yang sedang mencari perlindungan pada papa nya. "Paaa! Liat Mama! Qia nda mau di kuncil, tapi Mama pakca Qia." Rengek Qiara.

Mendengar itu, Yovan tersenyum. Dia meraih putrinya ke dalam gendongannya. Dam mendekat pada Aletta yang sedang menatap kesal pada putrinya. "Tidak apa, biarkan saja. Mungkin Qia tidak suka rambutnya di kuncir." Terang Yovan dengan menatap Aletta dengan tatapan yang lembut.

"Iya tapi ...." Yovan mengangkat tangannya, dia mengelus pipi Aletta. Yang mana, hal itu membuat Aletta terkejut setengah sadar. Dia bahkan hampir merosot saat merasa jika jantungnya berdetak tak normal.

"Jangan di paksa, kamu nya juga nanti ikutan stres. Sudah yah, mending bantu Altaf sisir rambut. Dia sampai tidur nunggu perdebatan mama dan adiknya." Peringat Yovan dengan lembut.

Tatapan Aletta beralih pada Altaf yang tadinya sedang duduk di ranjang Qiara. Benar saja, bocah gembul menggemaskan itu sedang tertidur. Parahnya lagi, mulutnya sampai terbuka karena sangking pulasnya. "Eh, kapan dia tidur?" Gumam Aletta yang tak tahu jika Altaf ketiduran.

"Mungkin dari tadi, kamu bantu Altaf bersiap yah. Biar Qiara aku yang urus." Pinta Yovan dan membawa Qiara pergi dari sana.

Aletta pun mengambil sisir, lalu dia duduk di tepi ranjang dan membawa kepala Altaf ke pangkuannya. "Eum." Gumam Altaf.

"Altaf, bangun dulu sayang. Bentar lagi kan berangkat sekolah. Nanti bobonya siang lagi yah." Bujuk Aletta.

"Mau lontong cayul, lontong cayulna ilang." Celoteh Altaf sembari membuka matanya dengan sayu. Aletta terkekeh pelan, dia mengangkat Altaf dan mendudukkan di pangkuannya. Lalu, dia mulai menyisir rambut anak itu. Dalam keadaan, Altaf yang setengah sadar.

"Altaf pernah makan lontong sayur?" Tanya Aletta dengan heran. Dirinya pikir, taf tak pernah memakan makanan yang harganya tergolong murah.

"Pelnah, di kacih bibi pelayan. Enak lacana, tapi mau minta lagi cama papa nda boleh. Katana banak kolestelol na." Jawab AKtaf yang kesadarannya sudah kembali pulih.

Aletta tersenyum, dia meraih minyak wangi anak dan menyemprotkannya pada pakaiannya Altaf. "Sudah selesai ayo kita sarapan." Ajak Aletta.

Dengan manja, Altaf merentangkan tangannya. Setelah dirinya memiliki sang mama, Tampaknya Altaf menjadi pribadi yang malas gerak. Beruntung, Aletta pun tak masalah dengan menggendong Altaf. Dia langsung membawa Altaf menuju ruang makan.

Sesampainya di sana, Aletta menghentikan langkahnya sejenak saat melihat putrinya yang duduk di pangkuan Yovan sembari bercanda ria. Tampak, putrinya tertawa lepas saat Yovan menjailinya. "Qia ceneng punya papa." Celoteh Qiara sembari mengambil kentang goreng yang ada di piring sang papa.

"Ooh ya? Kalau Papa boleh tau, dari satu sampai sepuluh. Seberapa Qia senang punya Papa?" Tanya Yovan dengan tatapan lembutnya.

"Cepuluh, celatus, celibu, pokona banak kali cayang cama Papa." Seru Qiara dan memeluk leher Yovan. Membuat Yovan terenyuh dan membalas pelukan putrinya itu. Tak terasa, air mata Aletta menetes. Dirinya sungguh haru dengan kedekatan Qiara dan juga Yovan. Padahal, keduanya belum lama bertemu. Namun, Yovan bisa mengambil hati putrinya dengan caranya sendiri.

"Apa mungkin, aku harus kembali membuka hati? Ku lihat, kak Yovan sangat menyayangi Qia. Qia juga tampak nyaman dengan Kak Yovan. Tapi, aku takut. Apakah nantinya, kak Yovan akan kembali membuang ku dan Qia. Sama seperti yang Xyan lakukan terhadap kami." Batin Aletta.

Buru-buru Aletta menghapus air matanya, untungnya Altaf tak sadar. Sebab dia tengah menatap ke arah Qiara dan sang papa. Setelah dirinya tenang, Aletta pun berjalan mendekat pada meja makan dan duduk di sebelah Yovan dengan Altaf yang ada di pangkuannya.

"WAAAHH UDAH RAME AJA INI!"

Ke empatnya langsung menatap ke arah Zion yang datang dengan piyama tidurnya. Tampak, rambut pemuda itu terlihat sangat berantakan. "Om kok lambutna kayak buluna domba." Ujar Altaf dengan polosnya membuat ZIon menganga mendengarnya.

"HEH UP1L KEBO! INI TUH GAYA RAMBUT! BUKAN RAMBUT DOMBA!" LEkik Zion tak terima.

"CEMBALANGAN! ALTAP BUKAN UP1L KEBO! CITU YANG CALAH! LAMBUT CUDAH MACAM CEPELTI KECAMBAL PETIL JUGA!" Sewot Qiara yang mana membuat Zion membelalakkan matanya tak percaya.

"Nda ada pikilanna, cetles kali lacana." Lanjut Qiara dengan nada lirih.

"Etdah, bocil kemat1an nambah satu. Bisa stres aku." Batin Zion.

Terpopuler

Comments

Lia Fitria

Lia Fitria

memang nya kamu pernah lihat upil kebo Zion 🤔🤔 atau kamu pernah lihat kebo ngupil 🤣🤣🤣🤣

2024-05-13

0

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

🤣🤣🤣🤣🤣

2024-05-12

0

Leng Loy

Leng Loy

Qia sayang Papa banak"... Senengnya Qia punya Papa

2024-02-09

0

lihat semua
Episodes
1 Dua kehidupan, kisah yang sama
2 Pertemuan yang tak terduga
3 Menikah demi anak
4 Berikan cinta untuk putraku
5 Saling memberi cinta
6 Kondisi Altaf yang membaik
7 Berikan cinta untuk mereka
8 Perasaan aneh Aletta
9 Sisi lain Yovandra
10 Altaf minta adek
11 Pertama kalinya ke rumah suami
12 CELAMATKAN PIPIKU!
13 Jawaban Aletta
14 Salah ajaran
15 Saya ayah dari suami kamu
16 Perdebatan Abian dan Yovan
17 Kehebohan akibat handuk
18 Perkara panggilan, jadi salah paham
19 Panggilan baru
20 Kepergok anak sendiri
21 Gara gara soklin
22 First time, tidur berempat
23 Pernikahan manis
24 Live IG Zion
25 Menjenguk Papa Abian
26 Perdebatan bocah
27 Mimisan
28 Sahabat yang datang?
29 Dokter ganteng
30 Pertemuan yang tak terduga
31 Hak suami
32 Karena, cintaku habis di kamu
33 Saling mencintai
34 Tingkah jail dua bocah
35 Persoalan tentang kehamilan
36 Kemarahan Altaf
37 Tak pernah salah
38 Ambil darah
39 Suara yang sangat di kenal
40 Kemunculan Xyan
41 Aku tahu
42 Si pengacau suasana
43 Curhatan suami
44 Pertemuan kembali Qiara dan Xyan
45 Hemofilia
46 Tap Tap layalna
47 Menginginkan penerus
48 Gelisah
49 Alma
50 Manjanya Qiara
51 Saling terikat
52 Kamu bukan ayah biologis Qiara
53 Apa cucahna ci buat adek?
54 Cala belhitung yang benal
55 Bertemu kembali
56 Gara gara angin
57 Hadiah yang indah
58 Rasa sakit yang mendalam
59 Akhirnya Xyan mengetahui nya
60 Dia putriku!
61 Penyesalan Xyan
62 Aku ada bersamamu
63 Dokter tampan idaman Qia
64 Perdebatan
65 Tingkah menggemaskan dua bocil cadel
66 Harapan yang belum tercapai
67 Pilihan berat
68 Pelempuan celalu benal
69 Berdamai
70 Belbeda daliku
71 Bulan madu
72 Saling terikat hati
73 Malam romantis Letta dan Yovan
74 Menerima
75 Kecemburuan Qia
76 Tua kali mamaku
77 Masih di mansion Daddy
78 Hamil
79 Long time no see
80 Kenyataan yang tidak di ketahui
81 Lacakan!
82 Keberhasilan Altaf
83 Makam kakek nenek
84 Kontraksi
85 Kelahiran baby boy
86 Keributan di rumah sakit
87 Kamar Lucan
88 Mujaeeell!!
89 Manjanya Delano
90 Repotnya jadi mama
91 Cimpan ail matamu
92 Persoalan mengurus anak
93 Mutiara
94 Makam Yuni
95 Rumah Mutiara
96 Bahagia
97 Ekstra part
98 Dua
99 Tiga
100 Ibu kandung Altaf
101 Kelembutan hati Altaf
102 Anthony
103 Dedek nda di cayang
104 Gandengan pak dokter
105 Sakit hatinya Qia
106 Putri ku
107 Sakitnya
108 Bertemu dokter kesayangan
109 BAB 107 BISA DI BACA ULANG YAH
110 Apesnya Qia
111 Perdebatan Delano dan Lucan
112 Mama gak sayang Altaf?
113 Keributan Lucan dan Delano membuat Qia pusing
114 Demam
115 Kasih sayang seorang ibu
116 Zion dan Mutia
117 Sikap aneh Aletta
118 Bertemu lagi
119 Cinta untuk mereka
120 Halo semua
121 Perbocilan cadel kembali hadir!!
122 KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Dua kehidupan, kisah yang sama
2
Pertemuan yang tak terduga
3
Menikah demi anak
4
Berikan cinta untuk putraku
5
Saling memberi cinta
6
Kondisi Altaf yang membaik
7
Berikan cinta untuk mereka
8
Perasaan aneh Aletta
9
Sisi lain Yovandra
10
Altaf minta adek
11
Pertama kalinya ke rumah suami
12
CELAMATKAN PIPIKU!
13
Jawaban Aletta
14
Salah ajaran
15
Saya ayah dari suami kamu
16
Perdebatan Abian dan Yovan
17
Kehebohan akibat handuk
18
Perkara panggilan, jadi salah paham
19
Panggilan baru
20
Kepergok anak sendiri
21
Gara gara soklin
22
First time, tidur berempat
23
Pernikahan manis
24
Live IG Zion
25
Menjenguk Papa Abian
26
Perdebatan bocah
27
Mimisan
28
Sahabat yang datang?
29
Dokter ganteng
30
Pertemuan yang tak terduga
31
Hak suami
32
Karena, cintaku habis di kamu
33
Saling mencintai
34
Tingkah jail dua bocah
35
Persoalan tentang kehamilan
36
Kemarahan Altaf
37
Tak pernah salah
38
Ambil darah
39
Suara yang sangat di kenal
40
Kemunculan Xyan
41
Aku tahu
42
Si pengacau suasana
43
Curhatan suami
44
Pertemuan kembali Qiara dan Xyan
45
Hemofilia
46
Tap Tap layalna
47
Menginginkan penerus
48
Gelisah
49
Alma
50
Manjanya Qiara
51
Saling terikat
52
Kamu bukan ayah biologis Qiara
53
Apa cucahna ci buat adek?
54
Cala belhitung yang benal
55
Bertemu kembali
56
Gara gara angin
57
Hadiah yang indah
58
Rasa sakit yang mendalam
59
Akhirnya Xyan mengetahui nya
60
Dia putriku!
61
Penyesalan Xyan
62
Aku ada bersamamu
63
Dokter tampan idaman Qia
64
Perdebatan
65
Tingkah menggemaskan dua bocil cadel
66
Harapan yang belum tercapai
67
Pilihan berat
68
Pelempuan celalu benal
69
Berdamai
70
Belbeda daliku
71
Bulan madu
72
Saling terikat hati
73
Malam romantis Letta dan Yovan
74
Menerima
75
Kecemburuan Qia
76
Tua kali mamaku
77
Masih di mansion Daddy
78
Hamil
79
Long time no see
80
Kenyataan yang tidak di ketahui
81
Lacakan!
82
Keberhasilan Altaf
83
Makam kakek nenek
84
Kontraksi
85
Kelahiran baby boy
86
Keributan di rumah sakit
87
Kamar Lucan
88
Mujaeeell!!
89
Manjanya Delano
90
Repotnya jadi mama
91
Cimpan ail matamu
92
Persoalan mengurus anak
93
Mutiara
94
Makam Yuni
95
Rumah Mutiara
96
Bahagia
97
Ekstra part
98
Dua
99
Tiga
100
Ibu kandung Altaf
101
Kelembutan hati Altaf
102
Anthony
103
Dedek nda di cayang
104
Gandengan pak dokter
105
Sakit hatinya Qia
106
Putri ku
107
Sakitnya
108
Bertemu dokter kesayangan
109
BAB 107 BISA DI BACA ULANG YAH
110
Apesnya Qia
111
Perdebatan Delano dan Lucan
112
Mama gak sayang Altaf?
113
Keributan Lucan dan Delano membuat Qia pusing
114
Demam
115
Kasih sayang seorang ibu
116
Zion dan Mutia
117
Sikap aneh Aletta
118
Bertemu lagi
119
Cinta untuk mereka
120
Halo semua
121
Perbocilan cadel kembali hadir!!
122
KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!