Altaf minta adek

Aletta melirik ke arah Yovan yang terlihat sedang menahan amarah. Tampak jelas, rahang pria itu mengetat. Alisnya tampak sedikit menukik, di sertai dengan ekspresi wajah yang tampak datar. Tatapan tajam pria itu, mampu membuat Aletta sedikit takut.

"Kak Yovan." Panggil Aletta.

"Bagaimana kamu bisa tinggal di lingkungan yang sangat toxic?! Apa kamu tidak memikirkan perkembangan Qiara? Jika aku tidak ada, bagaimana kondisi mental Qiara? Apa kau tidak memikirkan lingkungan yang baik untuk dia?!"

Aletta meneguk kasar lud4hnya, dirinya tak menyangka jika Yovan akan memarahinya. Namun, ada rasa bahagia di hati Aletta. Dia merasa, putrinya tengah di lindungi oleh sosok ayah. Walaupun, Yovan hanyalah ayah sambung putrinya.

"Maaf kak, cari kontrakan tak semudah yang kakak bayangkan. Apalagi, di kota besar. Aku harus mencari yang murah, tapi tidak terlalu kecil. Dapatlah rumah di gang itu," ujar Aletta dengan menatap ke arah Yovan yang sedang menatap jalan.

"Ck!" Yovan berdecak kesal sembari memutar stirnya. Sejenak, Yovan melirik ke arah spion tengah. Dia mengecek keadaan Qiara, dan ternyata bocah menggemaskan itu tertidur. Mungkin, karena lelah menangis.

"Kau tahu, hatiku sakit saat melihatnya menangis. Wanita itu tidak ada hak untuk memarahinya. Jika Qiara salah, dia bisa berkata yang baik. Bukan membentaknya." Omel Yovan, tanpa sadar perkataannya membuat hati Aletta bergetar.

"Ya, aku tahu. Aku sering memarahi Altaf. Tapi, keadaan Altaf dan Qiara berbeda. Qiara perempuan, hatinya lebih lembut dari anak laki-laki. Aku tidak terima dia membentak Qiara seperti tadi. Kau tahu? Sejak di marahi tadi, Qiara tak bersuara sama sekali." Yovan masih berbicara panjang lebar kali tinggi. Tanpa sadar, sedari tadi Aletta menatapnya dengan lekat.

"Kau tau, wanita tadi seperti ...." Yovan menggantungkan ucapannya, dirinya terkejut saat melihat Aletta yang menatapnya dengan lekat.

"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" Tanya Yovan yang kembali menatap ke arah jalan. Pria itu sedikit berdehem untuk menetralkan rasa gugupnya. Aletta menggeleng, dia menyandarkan tubuhnya kembali pada sandaran jok. Lalu, dia melipat tangannya di depan d4danya.

"Tidak ada, aku hanya merasa. .. kau sangat perhatian pada Qiara. Walau sebenarnya kau bukan ayah kandungnya. Tapi, putriku pasti akan merasa kau adalah ayah kandungnya." Ujar Aletta sembari menatap ke arah Yovan yang tengah fokus menyetir.

"Haaahh ... bukanlah kita sudah sepakat? Putraku adalah putramu, dan putrimu adalah putriku. Jelas saja, aku tidak terima ketika anak-anakku di bentak oleh orang lain. Sudahlah, hentikan pembahasan ini." Sahut Yovan.

Aletta mengangguk, dia berniat untuk tidur sejenak. Namun, ponselnya justru berdering. Yovan sedikit melirik ke arah Aletta yang sedang menatap ke arah ponselnya. "Masih pakai ponsel jadul? Memangnya ini tahun berapa? Apa kerja di butik gajinya sangat kecil hingga tak bisa membeli ponsel?" Batin Yovan.

Sebenarnya, ponsel Aletta yak seperti ponsel jadul yang seperti di bayangkan. Melainkan, ponsel layar sentuh yang sudah model lama. Yovan yang terbiasa mengganti ponselnya dengan keluaran terbaru, membuatnya sedikit merasa aneh dengan ponsel milik Aletta.

"Bu Owner, tumben sekali dia menelponku." Gumam Aletta. Tanpa berlama-laman, Aletta segera mengangkat panggilan dari pemilik dari butik tempat kerjanya.

"Halo bu? Maaf, saya hari ini tidak masuk. Saya juga sudah mengajukan izin, mungkin besok saya bisa ...,"

"Maaf, kamu di pecat." Aletta membulatkan matanya, jantungnya serasa lepas dari tempatnya saat ini. Tak pernah dirinya pikir, jika owner butik tempatnya bekerja memecatnya.

"Bu tapi ...,"

TUUTT!

Sambungan itu terputus, Aletta merasa sedih atas keputusan sepihak itu. Dia menatap sendu ke arah ponselnya, jari jempolnya mengelus layar ponselnya itu. "Kenapa?" Tanya Yovan yang pura-pura tidak tahu atas masalah yang menimpa Aletta.

"Aku di pecat." Lirih Aletta, dengan lemas dia memejamkan matanya.

"Ya tak masalah, kau bisa bekerja menjadi sekretarisku. Kebetulan, aku butuh seorang sekretaris baru." Sahut Yovan dengan tatapan tak bersalah.

Mendengar itu, sontak Aletta kembali menegakkan tubuhnya. Matanya menatap ke arah Yovan yang sesekali melirik ke arahnya. "Benarkah?! Tapi, aku tidak punya pengalaman," ujar Aletta dengan ragu.

"Kau pernah kuliah jurusan bisnis kan? Pasti sedikit banyaknya kamu mengerti tentang dunia bisnis. Pakailah ilmu yang kamu dapat Letta, kesempatan tak akan datang dua kali." Bujuk Yovan.

Aletta mengigit bibirnya, dia ingin menerima tawaran suaminya. Namun, dirinya masih ragu. Apakah, dia bisa membagi tugas antara di rumah dan di kantor? Yovan melirik sekilas ke arah Aletta, dia melihat wanita itu tengah menggigit bibirnya. Menjadi kebiasaan Aletta selama ini, dia akan menggigit bibirnya apabila tengah berpikir keras.

Entah dorongan dari mana, Yovan mengangkat tangannya. Dia memegang dagu Aletta dan menarik kecil dagu itu agar Aletta melepas gigitannya. "Berpikir, berpikir saja. Untuk apa menggigit bibirmu. Jangan sampai, aku yang menggigit."

"Ish! Apa sih kak!" Kesal Aletta, dirinya merasa jika Yovan tengah meledeknya.

"Pokoknya, aku akan mengurus kepindahan kalian ke rumahku. Jadi, kamu tidak perlu mengontrak lagi. Soal biaya sekolah Qiara, aku yang akan menanggungnya." Kekeuh Yovan.

Aletta menghela nafas pasrah, "Baiklah,"

.

.

.

Sudah empat hari Altaf di rawat, kini anak itu sudah berangsur pulih. Dokter juga mengatakan jika luka di kepala Altaf sudah membaik. Dokter pun telah membolehkan Altaf pulang. Namun, setiap seminggu sekali Altaf harus kembali ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan kepalanya. Jadilah, saat ini Yovan tengah mengemas barang-barang milik putranya. Di bantu oleh Aletta yang kini tengah memasang jaket pada Altaf.

"Qiala nda ikut?" Tanya Alaf, sebab saudara barunya itu sedang berada di sekolahnya.

"Qiara kan sekolah, nanti pulang sekolah Qiara akan ke rumah Altaf." Jawab Aletta sembari tersenyum.

Altaf mengerjapkan matanya, "Nanti Qia nangis gimana?" Tanya Altaf dengan tatapan polosnya. Aletta tersenyum, dia mengusap pipi Altaf yang tampak bulat. Anak itu, setiap bertemu dengan saudaranya pasti selalu bertengkar. Namun ketika jauh, keduanya pasti saling mencari.

"Bawakan kopernya." Titah Yovan pada seorang pria berpakaian bodyguard.

"Baik tuan."

Mendengar ada suara orang asing, Aletta pun menoleh. Dia mendapati dua orang bertubuh kekar tengah mengambil beberapa koper yang ada di dalam ruang rawat Altaf.

Melihat kebingungan Aletta, membuat Yovan menjelaskan nya. "Mereka bodyguard rumahku. Mereka datang khusus untuk membantu kita membawa barang." Terang Yovan. Aletta mengangguk paham, dia beralih mengambil tas selempangnya yang ada di atas brankar dan memakainya. Altaf melihat sang mama dengan tatapan lekat, bocah itu seakan tengah memikirkan sesuatu.

"Mama." Panggil Altaf.

"Hm?" Sahut Aletta tanpa menatap ke arah Altaf. Aletta, saat ini dirinya tengah sibuk memasukkan ponselnya ke dalam tas nya.

"Altaf ... boleh nda minta adek?" Seketika, Aletta dan Yovan yang mendengarnya pun melotot kaget. Bahkan, jantung mereka terasa berhenti berdetak saat mendengar permintaan Altaf. Keduanya pun saling tatap, dan merasa ada sengatan liatin di hati mereka.

"Adek? Bagaimana cara memberikannya? Jangan kan adek, mendapatkan cintanya saja rasanya mustahil." Batin Yovan.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

PR buat mama dan papa itu mah 🤭🤭🤭

2024-05-06

1

titiek

titiek

hrsnya yovan ngungkapin cintanya ke Alleta. aletta gtu krn tkt klo yovan gak cinta dia. tkt kecewa.

2024-04-03

6

Wanti Suswanti

Wanti Suswanti

ayo aletta buka hati kamu buat Yovan dan buat Yovan terus teranglah dengan perasaan mu yg sedari dulu cinta sama aletta..

2024-02-29

4

lihat semua
Episodes
1 Dua kehidupan, kisah yang sama
2 Pertemuan yang tak terduga
3 Menikah demi anak
4 Berikan cinta untuk putraku
5 Saling memberi cinta
6 Kondisi Altaf yang membaik
7 Berikan cinta untuk mereka
8 Perasaan aneh Aletta
9 Sisi lain Yovandra
10 Altaf minta adek
11 Pertama kalinya ke rumah suami
12 CELAMATKAN PIPIKU!
13 Jawaban Aletta
14 Salah ajaran
15 Saya ayah dari suami kamu
16 Perdebatan Abian dan Yovan
17 Kehebohan akibat handuk
18 Perkara panggilan, jadi salah paham
19 Panggilan baru
20 Kepergok anak sendiri
21 Gara gara soklin
22 First time, tidur berempat
23 Pernikahan manis
24 Live IG Zion
25 Menjenguk Papa Abian
26 Perdebatan bocah
27 Mimisan
28 Sahabat yang datang?
29 Dokter ganteng
30 Pertemuan yang tak terduga
31 Hak suami
32 Karena, cintaku habis di kamu
33 Saling mencintai
34 Tingkah jail dua bocah
35 Persoalan tentang kehamilan
36 Kemarahan Altaf
37 Tak pernah salah
38 Ambil darah
39 Suara yang sangat di kenal
40 Kemunculan Xyan
41 Aku tahu
42 Si pengacau suasana
43 Curhatan suami
44 Pertemuan kembali Qiara dan Xyan
45 Hemofilia
46 Tap Tap layalna
47 Menginginkan penerus
48 Gelisah
49 Alma
50 Manjanya Qiara
51 Saling terikat
52 Kamu bukan ayah biologis Qiara
53 Apa cucahna ci buat adek?
54 Cala belhitung yang benal
55 Bertemu kembali
56 Gara gara angin
57 Hadiah yang indah
58 Rasa sakit yang mendalam
59 Akhirnya Xyan mengetahui nya
60 Dia putriku!
61 Penyesalan Xyan
62 Aku ada bersamamu
63 Dokter tampan idaman Qia
64 Perdebatan
65 Tingkah menggemaskan dua bocil cadel
66 Harapan yang belum tercapai
67 Pilihan berat
68 Pelempuan celalu benal
69 Berdamai
70 Belbeda daliku
71 Bulan madu
72 Saling terikat hati
73 Malam romantis Letta dan Yovan
74 Menerima
75 Kecemburuan Qia
76 Tua kali mamaku
77 Masih di mansion Daddy
78 Hamil
79 Long time no see
80 Kenyataan yang tidak di ketahui
81 Lacakan!
82 Keberhasilan Altaf
83 Makam kakek nenek
84 Kontraksi
85 Kelahiran baby boy
86 Keributan di rumah sakit
87 Kamar Lucan
88 Mujaeeell!!
89 Manjanya Delano
90 Repotnya jadi mama
91 Cimpan ail matamu
92 Persoalan mengurus anak
93 Mutiara
94 Makam Yuni
95 Rumah Mutiara
96 Bahagia
97 Ekstra part
98 Dua
99 Tiga
100 Ibu kandung Altaf
101 Kelembutan hati Altaf
102 Anthony
103 Dedek nda di cayang
104 Gandengan pak dokter
105 Sakit hatinya Qia
106 Putri ku
107 Sakitnya
108 Bertemu dokter kesayangan
109 BAB 107 BISA DI BACA ULANG YAH
110 Apesnya Qia
111 Perdebatan Delano dan Lucan
112 Mama gak sayang Altaf?
113 Keributan Lucan dan Delano membuat Qia pusing
114 Demam
115 Kasih sayang seorang ibu
116 Zion dan Mutia
117 Sikap aneh Aletta
118 Bertemu lagi
119 Cinta untuk mereka
120 Halo semua
121 Perbocilan cadel kembali hadir!!
122 KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Dua kehidupan, kisah yang sama
2
Pertemuan yang tak terduga
3
Menikah demi anak
4
Berikan cinta untuk putraku
5
Saling memberi cinta
6
Kondisi Altaf yang membaik
7
Berikan cinta untuk mereka
8
Perasaan aneh Aletta
9
Sisi lain Yovandra
10
Altaf minta adek
11
Pertama kalinya ke rumah suami
12
CELAMATKAN PIPIKU!
13
Jawaban Aletta
14
Salah ajaran
15
Saya ayah dari suami kamu
16
Perdebatan Abian dan Yovan
17
Kehebohan akibat handuk
18
Perkara panggilan, jadi salah paham
19
Panggilan baru
20
Kepergok anak sendiri
21
Gara gara soklin
22
First time, tidur berempat
23
Pernikahan manis
24
Live IG Zion
25
Menjenguk Papa Abian
26
Perdebatan bocah
27
Mimisan
28
Sahabat yang datang?
29
Dokter ganteng
30
Pertemuan yang tak terduga
31
Hak suami
32
Karena, cintaku habis di kamu
33
Saling mencintai
34
Tingkah jail dua bocah
35
Persoalan tentang kehamilan
36
Kemarahan Altaf
37
Tak pernah salah
38
Ambil darah
39
Suara yang sangat di kenal
40
Kemunculan Xyan
41
Aku tahu
42
Si pengacau suasana
43
Curhatan suami
44
Pertemuan kembali Qiara dan Xyan
45
Hemofilia
46
Tap Tap layalna
47
Menginginkan penerus
48
Gelisah
49
Alma
50
Manjanya Qiara
51
Saling terikat
52
Kamu bukan ayah biologis Qiara
53
Apa cucahna ci buat adek?
54
Cala belhitung yang benal
55
Bertemu kembali
56
Gara gara angin
57
Hadiah yang indah
58
Rasa sakit yang mendalam
59
Akhirnya Xyan mengetahui nya
60
Dia putriku!
61
Penyesalan Xyan
62
Aku ada bersamamu
63
Dokter tampan idaman Qia
64
Perdebatan
65
Tingkah menggemaskan dua bocil cadel
66
Harapan yang belum tercapai
67
Pilihan berat
68
Pelempuan celalu benal
69
Berdamai
70
Belbeda daliku
71
Bulan madu
72
Saling terikat hati
73
Malam romantis Letta dan Yovan
74
Menerima
75
Kecemburuan Qia
76
Tua kali mamaku
77
Masih di mansion Daddy
78
Hamil
79
Long time no see
80
Kenyataan yang tidak di ketahui
81
Lacakan!
82
Keberhasilan Altaf
83
Makam kakek nenek
84
Kontraksi
85
Kelahiran baby boy
86
Keributan di rumah sakit
87
Kamar Lucan
88
Mujaeeell!!
89
Manjanya Delano
90
Repotnya jadi mama
91
Cimpan ail matamu
92
Persoalan mengurus anak
93
Mutiara
94
Makam Yuni
95
Rumah Mutiara
96
Bahagia
97
Ekstra part
98
Dua
99
Tiga
100
Ibu kandung Altaf
101
Kelembutan hati Altaf
102
Anthony
103
Dedek nda di cayang
104
Gandengan pak dokter
105
Sakit hatinya Qia
106
Putri ku
107
Sakitnya
108
Bertemu dokter kesayangan
109
BAB 107 BISA DI BACA ULANG YAH
110
Apesnya Qia
111
Perdebatan Delano dan Lucan
112
Mama gak sayang Altaf?
113
Keributan Lucan dan Delano membuat Qia pusing
114
Demam
115
Kasih sayang seorang ibu
116
Zion dan Mutia
117
Sikap aneh Aletta
118
Bertemu lagi
119
Cinta untuk mereka
120
Halo semua
121
Perbocilan cadel kembali hadir!!
122
KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!