Panggilan baru

"Terus apa manggilnya? Kakak kan memang lebih tua dariku." Sahut Aletta yang mana membuat Yovan menggeram kesal.

"Kamu benar-benar nantangin aku yah Letta? Liat saja malam nanti," ujar Yovan yang mana membuat Aletta menghela nafas kesal.

"Terus aku manggilnya apa?!" Pekik Aletta. Yovan terdiam, dia juga belum mencari panggilan yang cocok untuk mereka. Saat pria itu asik berpikir, Aletta justru lebih dulu mendapatkan ide.

"Bagaimana kalau Papa nya Altaf?" Saran Aletta yang mana membuat Yovan menatap tajam padanya.

"Jelek sekali!" Kesal Yovan.

"Terus apa? Mas aja yah, Mas Yovan." Seru Aletta, membuat Yovan berpikir kembali.

"Bagaimana kalau sayang aja?" Bukan Aletta yang bilang, melainkan pramuniaga toko. Sepertinya, dia sudah jengah dengan perdebatan keduanya tentang nama panggilan.

Mendengar itu, senyum Yovan mengembang. Dia kembali menatap Aletta yang tengah di landa kebimbangan. "Ayo, panggil aku sayang. Dan aku akan memanggilmu sayangku, cepat." Seru Yovan dengan semangat.

Aletta menunduk, dia malu saat ini. Apalagi, pramuniaga toko menyaksikan perdebatan mereka. DI tambah, pramuniaga tersebut memberikan usul yang membuat Aletta menjadi canggung. "Ayo! Tunggu apalagi!" Kesal Yovan.

"Iya, sayang. Puas?!" Seru Aletta dengan kesal. Senyum Yovan mengembang, dia beralih menatap pramuniaga tok itu dan menepuk bahunya pelan.

"Aku akan memberimu tip nanti." Bisik Yovan yang mana membuat pramuniaga itu tersenyum lebar.

"Terimakasih Tuan, saya akan segera memilihkan baju yang terbaik untuk istri anda." Seru pramuniaga itu.

Selang setengah jam, pramuniaga itu kembali dengan beredar stel pakaian. Dia menyerahkan stau persatu baju untuk Aletta kenakan. Yovan pun bantu memilihkannya. Beruntung, semua baju yang di bawakan oleh pramuniaga itu terlihat pas di mata Yovan.

"Sudah segini aja, aku capek loh." Kesal Aletta saat dirinya baru mencoba baju yang ke sepuluh.

"Coba lah lagi, kalau tidak cocok kan bisa di ganti," ujar Yovan.

"Baiklah." Pasrah Aletta, dia kembali mencoba baju yang pramuniaga pilihkan.

Yovan teringat dengan kedua anaknya, perasaannya tak enak sebab sedari tadi dia tak mendengar keduanya berdebat. Biasanya kedua bocah itu ramai, tapi kenapa sekarang sepi? Karena khawatir, Yovan segera beranjak intuk mencari keberadaan mereka. "Qiara! Altaf! Kalian dia maa ..." Langkah Yovan terhenti saat melihat kedua anaknya yang sedang berdiri di depan sebuah manekin yang hanya memakai pakaian dalam saja.

"Liat Altap, nda ada maluna ini olang. Nda pake baju, macih bica cenyum juga. Helan, gunung na juga kempes catu. Apa nda di pompa dulu yah?" Pekik Qiara yang mendapat anggukan dari Altaf.

"Itu juga, golden di buat baju." Seru ALtaf sembari menunjuk ke arah pakaian dinas istri yang terpajang apik.

"Hiihh iyaaa! Kehabican bahan kayakna yang buat, ampe bolong gitu. Laku memangna kalau di jual?" Heran Qiara. Yovan berjalan mendekat, dia berdiri di belakang keduanya sembari menatap ke arah pakaian dalam wanita yang berbagai macam model.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tiba-tiba, seorang pramuniaga lain mendatanginya.

"Oh, saya ingin membelinya untuk istri saya." Ujar Yovan sembari melirik ke arah tempat pakaian dalam.

"Ukuran berapa? Disini ada size nya, istri anda pakai nomor berapa?" Tanya pramuniaga itu.

Mendengar itu, seketika Yovan terbengong. Dia mana tahu size ukuran milik Aletta. Dia hanya memiliki pandangan saja, tak bisa memastikan yang lebih. "Gak tahu pasti sih, tapi ... mungkin ukuran sedang." Sahut Yovan tanpa malu.

"Baik, saya rekomendasikan yang model seperti ini. Terlihat sangat cantik. Ini juga, sangat elegan. Anda mau pilih yang mana?" Tanya pramuniaga itu setelah menunjukkan beberapa model.

"Semua model, siapkan." Pinta Yovan yang mana membuat pramuniaga itu terbengong seketika.

"B-baik." Sahutnya.

Saat pramuniaga itu akan pergi, tiba-tiba. Terlintas di dalan pikiran pramuniaga itu untuk kembali menawarkan barang lain. "Baju dinasnya enggak sekalian tuan? Kebetulan, kami menyediakan model baru. Anda bisa melihatnya, semuanya di mudahkan. Tampilannya juga bagus, apa anda berminat? Ini hanya ada satu saja di toko kami," ujar pramuniaga itu.

Yovan mematung sejenak saat melihat baju dinas istri yang membuat matanya tak berhenti berkedip. Tiba-tiba dirinya jadi membayangkan bagaimana jika Aletta memakainya.

"Tuan?!" Seru pramuniaga itu.

"Bungkuskan saja." Seru Yovan tanpa sadar.

"Baik." Seru pramuniaga itu dengan tersenyum lebar. Setelah itu, dia pun pergi dari Sana untuk mengurus barang yang baru saja Yovan beli. Setelah kepergian pramuniaga itu, Yovan merutuki dirinya sendiri.

"Kenapa aku membelinya? Jika Aletta lihat bagaimana? Aish, bodoh sekali aku. Mau taruh dimana mukaku ini." Ringis Yovan.

.

.

.

Di sore hari, mereka baru saja sampai di rumah. Yovan keluar dan membuka pintu belakang, dia meraih Altaf yang tertidur saat perjalanan pulang tadi. Sementara Qiara, bocah itu masih terjaga dan kini sudah berlari masuk membawa mainan yang baru di belinya saat di mall tadi.

"Kamu masuklah duku." Pinta Yovan saat melihat Aletta yang datang menghampirinya.

"Kakak gima ...,"

"Sayang!" Pekik Yovan.

Aletta menghela nafas pelan, "Sayang gimana?" Tanya Aletta yang pasrah pada apa yang Yovan inginkan. Tubuhnya sudah lelah, tak ada waktu lagi buat berdebat.

"Nah begitu, kan enak di dengar." Gumam Yovan. Aletta memutar bola matanya malas, dia berjalan menuju belakang bagasi mobil. Wanita itu berniat ingin mengambil beberapa paper bag miliknya. Namun, Yovan justru melarangnya.

"Biar bodyguard saja, sayangku langsung ke kamar saja istirahat." Pinta Yovan. Mendengar Yovan memanggilnya sayangku, membuat tubuh Aletta justru bergidik ngeri. Entah mengapa, panggilan Yovan membuat bulu tangannya merinding.

"Yasudah." Cicit Aletta.

Sembari berjalan pergi, Aletta mendumel dalam hatinya. "Apa tidak terlalu cepat memanggilnya sayang? Kedengarannya, aneh sekali." Batin Aletta.

Karena sudah sore, Aletta memutuskan untuk mandi. Dia mengambil salah satu paper bag belanjaannya dan membawanya masuk ke kamar mandi. Wanita itu berniat memakai pakaian baru setelah mandi nanti, agar penampilannya bisa jauh lebih baik dari tadi pagi.

"Pake baju baru, nanti aku hias sedikit wajahku. Biar gak jelek banget, dan juga ...." Aletta tertunduk saat membayangkan Yovan akan memujinya.

"Aisshh! Kenapa kau membayangkan dia memujiku." Pekik Aletta sembari menepuk-nepuk wajahnya.

Sementara di luar kamar mandi, Yovan masuk dengan mengendap-ngendap. Setelah dia menaruh Altaf di kamarnya, pria itu langsung memasuki kamar Qiara. Beruntung, bocah itu sedang ada di ruang keluarga sedang membuka mainan barunya.

"Dimana ling3rie nya yah." Gumam Yovan saat melihat banyaknya paper bag yang ada di atas ranjang Qiara. Dia berniat menyembunyikan ling3rie yang dirinya beli tadi. Yovan mulai membuka satu-satu paper bag, tetapi barang yang ia cari belum kunjung di temukan. Perasaan Yovan semakin tak karuan, dia khawatir Aletta justru menemukan barang itu.

"Aduh! Kenapa aku membelinya sih! Bagaimana jika Aletta melihatnya?! Sudah pasti dia akan berpikir jika aku pria yang agresif." Gerutu Yovan sembari tangannya membuka satu persatu paper bag tersebut.

Sementara di kamar mandi, Aletta baru saja selesai mandi. Dia memakai handuk terlebih dahulu, sebelum dirinya membuka paper bag yang dia bawa. "Pakai baju baru, kira-kira ... aku bawa baju yang mana yah? Aduh, kenapa gak di liat dulu sih?! Kalau aku ambil baju kerja gimana?" Gumam Aletta sembari memasukkan tangannya ke dalam paper bag.

Dengan senyum mengembang, Aletta meraih pakaian yang ada di dalam paper bag tersebut. Saat melihat baju yang ia ambil, mendadak senyum Aletta luntur. Matanya membulat sempurna, bahkan nyaris terlepas dari tempatnya.

"I-ini ... kenapa bisa baju ini masuk dalam belanjaanku?!" Pekik Aletta dengan tatapan tak percaya.

Aletta berniat ingin keluar, tetapi dirinya baru sadar. Jika dia hanya mengenakan handuk biasa, bukan bathrobe yang menutupi tubuhnya. Sehingga, bahu dan paha mulusnya pasti akan terlihat. "Astaga, bagaimana ini? Tidak mungkin aku keluar pakai ...." Tangan Aletta yang memegang baju itu terangkat ke hadapan wajahnya.

"Baju haram ini kan?" Cicit Aletta.

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

Halal dong.... klo dipakai di depan Suami...

2024-03-16

4

Sweet Girl

Sweet Girl

Itu baju dinas malam Let....

2024-03-16

1

Rita

Rita

🤣🤣🤣🤣🤣lama duda jadi manja dan mulai posesif

2024-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 Dua kehidupan, kisah yang sama
2 Pertemuan yang tak terduga
3 Menikah demi anak
4 Berikan cinta untuk putraku
5 Saling memberi cinta
6 Kondisi Altaf yang membaik
7 Berikan cinta untuk mereka
8 Perasaan aneh Aletta
9 Sisi lain Yovandra
10 Altaf minta adek
11 Pertama kalinya ke rumah suami
12 CELAMATKAN PIPIKU!
13 Jawaban Aletta
14 Salah ajaran
15 Saya ayah dari suami kamu
16 Perdebatan Abian dan Yovan
17 Kehebohan akibat handuk
18 Perkara panggilan, jadi salah paham
19 Panggilan baru
20 Kepergok anak sendiri
21 Gara gara soklin
22 First time, tidur berempat
23 Pernikahan manis
24 Live IG Zion
25 Menjenguk Papa Abian
26 Perdebatan bocah
27 Mimisan
28 Sahabat yang datang?
29 Dokter ganteng
30 Pertemuan yang tak terduga
31 Hak suami
32 Karena, cintaku habis di kamu
33 Saling mencintai
34 Tingkah jail dua bocah
35 Persoalan tentang kehamilan
36 Kemarahan Altaf
37 Tak pernah salah
38 Ambil darah
39 Suara yang sangat di kenal
40 Kemunculan Xyan
41 Aku tahu
42 Si pengacau suasana
43 Curhatan suami
44 Pertemuan kembali Qiara dan Xyan
45 Hemofilia
46 Tap Tap layalna
47 Menginginkan penerus
48 Gelisah
49 Alma
50 Manjanya Qiara
51 Saling terikat
52 Kamu bukan ayah biologis Qiara
53 Apa cucahna ci buat adek?
54 Cala belhitung yang benal
55 Bertemu kembali
56 Gara gara angin
57 Hadiah yang indah
58 Rasa sakit yang mendalam
59 Akhirnya Xyan mengetahui nya
60 Dia putriku!
61 Penyesalan Xyan
62 Aku ada bersamamu
63 Dokter tampan idaman Qia
64 Perdebatan
65 Tingkah menggemaskan dua bocil cadel
66 Harapan yang belum tercapai
67 Pilihan berat
68 Pelempuan celalu benal
69 Berdamai
70 Belbeda daliku
71 Bulan madu
72 Saling terikat hati
73 Malam romantis Letta dan Yovan
74 Menerima
75 Kecemburuan Qia
76 Tua kali mamaku
77 Masih di mansion Daddy
78 Hamil
79 Long time no see
80 Kenyataan yang tidak di ketahui
81 Lacakan!
82 Keberhasilan Altaf
83 Makam kakek nenek
84 Kontraksi
85 Kelahiran baby boy
86 Keributan di rumah sakit
87 Kamar Lucan
88 Mujaeeell!!
89 Manjanya Delano
90 Repotnya jadi mama
91 Cimpan ail matamu
92 Persoalan mengurus anak
93 Mutiara
94 Makam Yuni
95 Rumah Mutiara
96 Bahagia
97 Ekstra part
98 Dua
99 Tiga
100 Ibu kandung Altaf
101 Kelembutan hati Altaf
102 Anthony
103 Dedek nda di cayang
104 Gandengan pak dokter
105 Sakit hatinya Qia
106 Putri ku
107 Sakitnya
108 Bertemu dokter kesayangan
109 BAB 107 BISA DI BACA ULANG YAH
110 Apesnya Qia
111 Perdebatan Delano dan Lucan
112 Mama gak sayang Altaf?
113 Keributan Lucan dan Delano membuat Qia pusing
114 Demam
115 Kasih sayang seorang ibu
116 Zion dan Mutia
117 Sikap aneh Aletta
118 Bertemu lagi
119 Cinta untuk mereka
120 Halo semua
121 Perbocilan cadel kembali hadir!!
122 KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Dua kehidupan, kisah yang sama
2
Pertemuan yang tak terduga
3
Menikah demi anak
4
Berikan cinta untuk putraku
5
Saling memberi cinta
6
Kondisi Altaf yang membaik
7
Berikan cinta untuk mereka
8
Perasaan aneh Aletta
9
Sisi lain Yovandra
10
Altaf minta adek
11
Pertama kalinya ke rumah suami
12
CELAMATKAN PIPIKU!
13
Jawaban Aletta
14
Salah ajaran
15
Saya ayah dari suami kamu
16
Perdebatan Abian dan Yovan
17
Kehebohan akibat handuk
18
Perkara panggilan, jadi salah paham
19
Panggilan baru
20
Kepergok anak sendiri
21
Gara gara soklin
22
First time, tidur berempat
23
Pernikahan manis
24
Live IG Zion
25
Menjenguk Papa Abian
26
Perdebatan bocah
27
Mimisan
28
Sahabat yang datang?
29
Dokter ganteng
30
Pertemuan yang tak terduga
31
Hak suami
32
Karena, cintaku habis di kamu
33
Saling mencintai
34
Tingkah jail dua bocah
35
Persoalan tentang kehamilan
36
Kemarahan Altaf
37
Tak pernah salah
38
Ambil darah
39
Suara yang sangat di kenal
40
Kemunculan Xyan
41
Aku tahu
42
Si pengacau suasana
43
Curhatan suami
44
Pertemuan kembali Qiara dan Xyan
45
Hemofilia
46
Tap Tap layalna
47
Menginginkan penerus
48
Gelisah
49
Alma
50
Manjanya Qiara
51
Saling terikat
52
Kamu bukan ayah biologis Qiara
53
Apa cucahna ci buat adek?
54
Cala belhitung yang benal
55
Bertemu kembali
56
Gara gara angin
57
Hadiah yang indah
58
Rasa sakit yang mendalam
59
Akhirnya Xyan mengetahui nya
60
Dia putriku!
61
Penyesalan Xyan
62
Aku ada bersamamu
63
Dokter tampan idaman Qia
64
Perdebatan
65
Tingkah menggemaskan dua bocil cadel
66
Harapan yang belum tercapai
67
Pilihan berat
68
Pelempuan celalu benal
69
Berdamai
70
Belbeda daliku
71
Bulan madu
72
Saling terikat hati
73
Malam romantis Letta dan Yovan
74
Menerima
75
Kecemburuan Qia
76
Tua kali mamaku
77
Masih di mansion Daddy
78
Hamil
79
Long time no see
80
Kenyataan yang tidak di ketahui
81
Lacakan!
82
Keberhasilan Altaf
83
Makam kakek nenek
84
Kontraksi
85
Kelahiran baby boy
86
Keributan di rumah sakit
87
Kamar Lucan
88
Mujaeeell!!
89
Manjanya Delano
90
Repotnya jadi mama
91
Cimpan ail matamu
92
Persoalan mengurus anak
93
Mutiara
94
Makam Yuni
95
Rumah Mutiara
96
Bahagia
97
Ekstra part
98
Dua
99
Tiga
100
Ibu kandung Altaf
101
Kelembutan hati Altaf
102
Anthony
103
Dedek nda di cayang
104
Gandengan pak dokter
105
Sakit hatinya Qia
106
Putri ku
107
Sakitnya
108
Bertemu dokter kesayangan
109
BAB 107 BISA DI BACA ULANG YAH
110
Apesnya Qia
111
Perdebatan Delano dan Lucan
112
Mama gak sayang Altaf?
113
Keributan Lucan dan Delano membuat Qia pusing
114
Demam
115
Kasih sayang seorang ibu
116
Zion dan Mutia
117
Sikap aneh Aletta
118
Bertemu lagi
119
Cinta untuk mereka
120
Halo semua
121
Perbocilan cadel kembali hadir!!
122
KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!