Berikan cinta untuk putraku

"Sebenarnya aku masih belum siap untuk kembali berumah tangga." Lirih Aletta. Sejenak, Aletta menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya perlahan.

"Awalnya, pernikahanku dengan Xyan baik-baik saja. Hingga, pertengkaran di mulai di saat aku sedang hamil Qiara. Aku memergokinya selingkuh dengan sekretaris nya."

"Lalu, mengapa kamu tidak menceraikannya kalau begitu? Bukankah Xyan sudah benar-benar keterlaluan?" Heran Yovan, dirinya juga turut kesal dengan Xyan.

"Yah ... aku memang bodoh. Xyan membujukku dengan mengatakan, jika dirinya akan berubah. Tapi apa yang ku dapat? Pengkhianatan lagi. Dia menceraikanku setelah aku melahirkan Qiara. Bahkan, dia tidak mau bertemu dengan putrinya sama sekali. Dia lebih memilih wanita itu, di bandingkan dengan darah dagingnya sendiri."

Kisah menyakitkannya kembali teringat. Sungguh, Aletta tak ingin ini semua terjadi. Dia mencintai Xyan saat itu, tapi kini. Rasa cintanya menjadi rasa benci yang mendalam. "Sungguh, aku tidak akan membiarkan Qiara menemui Xyan. Sudah cukup selama di kandungan, Xyan selalu menyakitinya. Kehadirannya pun tak di sambut bahagia oleh papanya sendiri." Aletta mengelus kepala Qiara yang bersandar pada d4danya.

Yovan mengamati Qiara, dia terenyuh dengan kisah menyedihkan Aletta dan juga Qiara. Pria itu merasa, jika Aletta dan Qiara pantas mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Pastinya, tidak bersama dengan pria seperti Xyan. "Kalau begitu, biarkan aku membahagia kan Qiara. Aku juga papa nya, aku akan memberikannya cinta yang tidak dia dapatkan dari Xyan."

Perkataan Yovan membuat Aletta sedikit terkejut, dia menatap canggung ke arah Yovan yang sedang menatapnya dengan tatapan serius. "Kak Yovan, sebenarnya tidak perlu. Aku hanya berceri ...,"

"Berikan Qiara padaku." Pinta Yovan yang mama membuat Aletta terkejut.

"Ha?!" Bengong Aletta.

"Berikan." Yovan mengambil alih Qiara dari pangkuan Aletta. Hal itu, membuat Qiara terkejut dengan perbuatan pria yang kini menjadi papa nya.

"Qiara." Panggil Yovan.

"Iya om?" Sahut Qiara sembari mengerjapkan matanya lucu.

"Mulai saat ini, Qiara panggil om dengan sebutan Papa yah. Kan mama Qia dan Papa sudah menikah. Jadi, Qia sudah punya Papa sekarang." Penjelasan Yovan tak di sambut antusias dengan Qiara, anak itu justru menoleh pada sang Mama untuk meminta penjelasan.

"Ma." Panggil Qiara.

Sebagai jawaban, Aletta hanya mengangguk. Qiara kembali menatap Yovan, sorot mata Yovan terlihat sangat meneduhkan. Mata bulatnya mengerjap pelan, dia tak menyangka jika Yovan menjadi papanya. Bibir kecilnya terangkat, ingin mengucapkan satu kata.

"Papa." Panggil Qiara dengan suara bergetar.

"Ya, papa! Papa kembali untuk Qiara, apa Qiara merindukan papa?" Seru Yovan dengan tersenyum lembut.

"Papa ... hiks ... papa." Bukannya tertawa Qiara justru menangis. Hal itu, tentu membuat Yovan panik. Dia menarik Qiara ke dalam pelukannya.

"Qia kangen Papa, Papa ... Qia punya Papa." Seru Qiara dengan isakan tangisnya yang tertahan.

"Qia mau di antel cekolah na cama papa, Qia mau di gendong cama papa, Qia mau di temenin tidul cama Papa, Qia mau belmain cama papa, Qia mau bilang ke olang-olang kalau Qia punya Papa. Papa Qia cayang cama Qia, iya kan?"

Tak terasa, Aletta kembali menjatuhkan air matanya. Permintaan sederhana sang putri mampu membuat dirinya terenyuh. Bagaimana tidak? Semua yang putrinya katakan tadi, merupakan keinginan terpendam yang selama ini tak pernah di ungkapkan padanya. Qiara, anak itu takut sang mama akan sedih jika dirinya membahas tentang keinginannya itu.

"Syutt, jangan menangis. Sekarang Qia punya Papa, dan Papa akan selalu menemani Qia. Bilang juga pada mereka yang mengejek Qia, jika Qia punya papa." Seru Yovan sembari menangkup wajah menggemaskan Qiara.

"Papa hiks ...." Yovan kembali memeluk Qiara, dia menyempatkan dirinya untuk meng3cup kening Qiara.

Pemandangan itu tak luput dari penglihatan Aletta. Dirinya jadi berpikir, bagaimana jika seandainya Xyan yang saat ini berada di posisi Yovan. "Lihatlah Xyan, bahkan putrimu sendiri memanggil orang lain dengan panggilan spesialnya untukmu. Kau akan menyesal karena telah memilih wanita itu di bandingkan kami." Batin Aletta.

.

.

.

Syukurnya, sore ini Altaf sudah bisa di pindahkan ke ruang perawatan. Dokter berkata, jika kondisinya semakin membaik. Yovan hanya tinggal menunggu Altaf tersadar dari koma nya.

"Kalau olang koma lama yah Mama?" Tanya Qiara pada sang mama yang sedang menyeka tubuh Altaf dengan kain basah.

"Hem, bisa cepat juga. Qia doakan saja Altaf yah," ujar Aletta.

"Kalau titik atau galis lulus nda bica yah mama?" Tanya Qiara dengan polosnya. Mendengar itu, Aletta bingung ingin berekpresi seperti apa. Ucapan putrinya menurutnya sangat lucu, tetapi juga sangat mengerikan.

"Kalau lurus, bahaya sayang. Artinya seseorang itu sudah meninggal," ujar Aletta memberi penjelasan.

"Kalau koma belalti nyawana lagi loncat batu bila nda lulus yah?"

Cukup, Aletta tak tahan. Dia akhirnya tertawa mendengar celotehan putrinya. Tatapannya beralih menatap Altaf yang masih memejamkan matanya. "Dengar dia Altaf, dia sedang meledekmu. APa kamu tidak mau bangun untuk membalas ledekannya?" Seru Aletta pada Altaf yang belum sadar.

Mendengar kata ledekan, seketika Qiara teringat sesuatu. Saat di sekolah, keduanya sering meledek satu sama lain. Yang menjadi bahan pertengkaran, keduanya pun tak jauh dari orang tua mereka.

"DACAL NDA ADA MAMA!" Seru Qiara, menatap tajam Altaf

"HEEE! NDA CADAL KAU LUPANA?! LUPA KALAU KAU JUGA NDA ADA PAPA HUH?!" Seru seorang bocah laki-laki berwajah tampan, tubuhnya sedikit berisi yang menambah kesan menggemaskan bagi anak itu.

"Hahaha olang tua kalian picah." Ledek teman dari kedua bocah itu.

Tatapan kedua bocah menggemaskan itu beralih menatap temannya yang sedang menertawakan mereka.

"DIAM! DALI PADA GIGIMU YANG PICAH!" Seru keduanya dengan kompak, yang mana membuat teman mereka terdiam sembari menutup mulutnya.

"Nda cadal dili lupana. Cekalang udah nda colona, nda pelu jaga jalak. Bilang cama gigimu, janan picah-picah. Teltekan kali diliku." Celoteh anak perempuan itu.

Mengingat itu, Qiara tertawa kecil. Menurutnya, itu adakah hal yang lucu. Dan sekarang, justru mereka menjadi keluarga.

"Hei, kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?" Tanya Aletta sembari berkacak pinggang. Qiara menghentikan tawanya, raut wajahnya berubah takut ketika melihat tatapan Aletta padanya.

Cklek!

Mendengarnya suara pintu terbuka, Qiara pun tersenyum lebar. Dia segera berlari ke arah pintu dengan merentangkan tangannya. Terlihat, Yovan baru saja masuk dengan paper bag di tangannya. Melihat Qiara yang berlari ke arahnya, membuat Yovan segera berjongkok dan menangkap putri sambungnya itu ke dalam pelukannya.

"Papa habis dali mana? Tadi nda ada bilang Ke Qia." Tanya Qiara dengan cemberut kesal.

"Papa belikan Qia kin*der j0y, Qia mau?" Yovan menyodorkan sebuah coklat berbentuk telur tepat di hadapan Qiara. Qiara menatapnya dengan ekspresi yang terlihat bingung.

"Coklat?"

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

giginya jaga jarak ya Qia .. 😂😂😂

2024-05-06

1

Cherry🍒

Cherry🍒

bangke anak siapa ini woyyyyy hahahahhaa

2024-04-30

1

Lina maulina

Lina maulina

yup bnr sekali

2024-02-26

4

lihat semua
Episodes
1 Dua kehidupan, kisah yang sama
2 Pertemuan yang tak terduga
3 Menikah demi anak
4 Berikan cinta untuk putraku
5 Saling memberi cinta
6 Kondisi Altaf yang membaik
7 Berikan cinta untuk mereka
8 Perasaan aneh Aletta
9 Sisi lain Yovandra
10 Altaf minta adek
11 Pertama kalinya ke rumah suami
12 CELAMATKAN PIPIKU!
13 Jawaban Aletta
14 Salah ajaran
15 Saya ayah dari suami kamu
16 Perdebatan Abian dan Yovan
17 Kehebohan akibat handuk
18 Perkara panggilan, jadi salah paham
19 Panggilan baru
20 Kepergok anak sendiri
21 Gara gara soklin
22 First time, tidur berempat
23 Pernikahan manis
24 Live IG Zion
25 Menjenguk Papa Abian
26 Perdebatan bocah
27 Mimisan
28 Sahabat yang datang?
29 Dokter ganteng
30 Pertemuan yang tak terduga
31 Hak suami
32 Karena, cintaku habis di kamu
33 Saling mencintai
34 Tingkah jail dua bocah
35 Persoalan tentang kehamilan
36 Kemarahan Altaf
37 Tak pernah salah
38 Ambil darah
39 Suara yang sangat di kenal
40 Kemunculan Xyan
41 Aku tahu
42 Si pengacau suasana
43 Curhatan suami
44 Pertemuan kembali Qiara dan Xyan
45 Hemofilia
46 Tap Tap layalna
47 Menginginkan penerus
48 Gelisah
49 Alma
50 Manjanya Qiara
51 Saling terikat
52 Kamu bukan ayah biologis Qiara
53 Apa cucahna ci buat adek?
54 Cala belhitung yang benal
55 Bertemu kembali
56 Gara gara angin
57 Hadiah yang indah
58 Rasa sakit yang mendalam
59 Akhirnya Xyan mengetahui nya
60 Dia putriku!
61 Penyesalan Xyan
62 Aku ada bersamamu
63 Dokter tampan idaman Qia
64 Perdebatan
65 Tingkah menggemaskan dua bocil cadel
66 Harapan yang belum tercapai
67 Pilihan berat
68 Pelempuan celalu benal
69 Berdamai
70 Belbeda daliku
71 Bulan madu
72 Saling terikat hati
73 Malam romantis Letta dan Yovan
74 Menerima
75 Kecemburuan Qia
76 Tua kali mamaku
77 Masih di mansion Daddy
78 Hamil
79 Long time no see
80 Kenyataan yang tidak di ketahui
81 Lacakan!
82 Keberhasilan Altaf
83 Makam kakek nenek
84 Kontraksi
85 Kelahiran baby boy
86 Keributan di rumah sakit
87 Kamar Lucan
88 Mujaeeell!!
89 Manjanya Delano
90 Repotnya jadi mama
91 Cimpan ail matamu
92 Persoalan mengurus anak
93 Mutiara
94 Makam Yuni
95 Rumah Mutiara
96 Bahagia
97 Ekstra part
98 Dua
99 Tiga
100 Ibu kandung Altaf
101 Kelembutan hati Altaf
102 Anthony
103 Dedek nda di cayang
104 Gandengan pak dokter
105 Sakit hatinya Qia
106 Putri ku
107 Sakitnya
108 Bertemu dokter kesayangan
109 BAB 107 BISA DI BACA ULANG YAH
110 Apesnya Qia
111 Perdebatan Delano dan Lucan
112 Mama gak sayang Altaf?
113 Keributan Lucan dan Delano membuat Qia pusing
114 Demam
115 Kasih sayang seorang ibu
116 Zion dan Mutia
117 Sikap aneh Aletta
118 Bertemu lagi
119 Cinta untuk mereka
120 Halo semua
121 Perbocilan cadel kembali hadir!!
122 KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Dua kehidupan, kisah yang sama
2
Pertemuan yang tak terduga
3
Menikah demi anak
4
Berikan cinta untuk putraku
5
Saling memberi cinta
6
Kondisi Altaf yang membaik
7
Berikan cinta untuk mereka
8
Perasaan aneh Aletta
9
Sisi lain Yovandra
10
Altaf minta adek
11
Pertama kalinya ke rumah suami
12
CELAMATKAN PIPIKU!
13
Jawaban Aletta
14
Salah ajaran
15
Saya ayah dari suami kamu
16
Perdebatan Abian dan Yovan
17
Kehebohan akibat handuk
18
Perkara panggilan, jadi salah paham
19
Panggilan baru
20
Kepergok anak sendiri
21
Gara gara soklin
22
First time, tidur berempat
23
Pernikahan manis
24
Live IG Zion
25
Menjenguk Papa Abian
26
Perdebatan bocah
27
Mimisan
28
Sahabat yang datang?
29
Dokter ganteng
30
Pertemuan yang tak terduga
31
Hak suami
32
Karena, cintaku habis di kamu
33
Saling mencintai
34
Tingkah jail dua bocah
35
Persoalan tentang kehamilan
36
Kemarahan Altaf
37
Tak pernah salah
38
Ambil darah
39
Suara yang sangat di kenal
40
Kemunculan Xyan
41
Aku tahu
42
Si pengacau suasana
43
Curhatan suami
44
Pertemuan kembali Qiara dan Xyan
45
Hemofilia
46
Tap Tap layalna
47
Menginginkan penerus
48
Gelisah
49
Alma
50
Manjanya Qiara
51
Saling terikat
52
Kamu bukan ayah biologis Qiara
53
Apa cucahna ci buat adek?
54
Cala belhitung yang benal
55
Bertemu kembali
56
Gara gara angin
57
Hadiah yang indah
58
Rasa sakit yang mendalam
59
Akhirnya Xyan mengetahui nya
60
Dia putriku!
61
Penyesalan Xyan
62
Aku ada bersamamu
63
Dokter tampan idaman Qia
64
Perdebatan
65
Tingkah menggemaskan dua bocil cadel
66
Harapan yang belum tercapai
67
Pilihan berat
68
Pelempuan celalu benal
69
Berdamai
70
Belbeda daliku
71
Bulan madu
72
Saling terikat hati
73
Malam romantis Letta dan Yovan
74
Menerima
75
Kecemburuan Qia
76
Tua kali mamaku
77
Masih di mansion Daddy
78
Hamil
79
Long time no see
80
Kenyataan yang tidak di ketahui
81
Lacakan!
82
Keberhasilan Altaf
83
Makam kakek nenek
84
Kontraksi
85
Kelahiran baby boy
86
Keributan di rumah sakit
87
Kamar Lucan
88
Mujaeeell!!
89
Manjanya Delano
90
Repotnya jadi mama
91
Cimpan ail matamu
92
Persoalan mengurus anak
93
Mutiara
94
Makam Yuni
95
Rumah Mutiara
96
Bahagia
97
Ekstra part
98
Dua
99
Tiga
100
Ibu kandung Altaf
101
Kelembutan hati Altaf
102
Anthony
103
Dedek nda di cayang
104
Gandengan pak dokter
105
Sakit hatinya Qia
106
Putri ku
107
Sakitnya
108
Bertemu dokter kesayangan
109
BAB 107 BISA DI BACA ULANG YAH
110
Apesnya Qia
111
Perdebatan Delano dan Lucan
112
Mama gak sayang Altaf?
113
Keributan Lucan dan Delano membuat Qia pusing
114
Demam
115
Kasih sayang seorang ibu
116
Zion dan Mutia
117
Sikap aneh Aletta
118
Bertemu lagi
119
Cinta untuk mereka
120
Halo semua
121
Perbocilan cadel kembali hadir!!
122
KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!