Kondisi Altaf yang membaik

"Altaf." Lirih Aletta. Tangannya terangkat dan menyentuh pipi hangat Altaf. Suhu tubuh Altaf tak seperti tadi, pipinya terasa hangat. Tak sadar, Aletta melengkungkan sebuah senyuman manis di bibirnya.

"Mama." Panggil Altaf.

Aletta mengangguk dengan air kata yang terus mengalir, "Iya, ini Mama. Altaf pasti dengar apa yang Papa Altaf katakan tadi kan? Terima kasih sudah berjuang hiks ...,"

"Papa?" Altaf baru menyadari jika tak ada sang Papa di dekatnya.

Bruk!

Terdengar, ada suara barang yang terjatuh. Tatapan mereka semua beralih menatap ke arah ambang pintu. Terlihat, Yovan berdiri di sana dengan raut wajah yang terlihat terkejut. Tampaknya, pria itu baru saja kembali. Pakaiannya sudah berganti yang baru, tak lupa dirinya juga membawa tas baju ganti untuk dia dan Altaf.

"Altaf." Lirih Yovan.

"Papa." ucap Altaf dengan sangat lirih. Bahkan, nyaris tak terdengar suaranya.

Yovan langsung berlari, dokter dan suster pun menyingkir untuk memberikan Yovan tempat. Tanpa berlama-lama, Yovan langsung memeluk putranya, dia meng3cup pipi Altaf dengan penuh kasih sayang seorang ayah yang merindukan putranya. Yovan benar-benar merasa lega, saat melihat putranya kembali membuka matanya. Yovan juga bingung harus berkata apa, dia hanya bisa meneteskan air matanya saat melihat putranya kembali sadar. Ketakutan Yovan sebelumnya sidah runtuh, putranya kembali bertahan di sisinya.

"Kondisi putra anda sudah membaik tuan. Tinggal tahap proses pemulihan, setelah itu putra anda sudah boleh pulang. Apabila sudah pulih. Untuk saat ini, besok pagi kami akan mengecek kondisi kepala Altaf. Semoga, semuanya baik-baik saja." Terang Dokter, menjelaskan tentang kondisi Altaf

Yovan menarik dirinya, dia menghapus air matanya dengan lengannya. Lalu, matanya menatap sang dokter uang masih menunggu jawaban darinya. "Baik dokter, terima kasih banyak atas bantuan anda dan tim medis lainnya," ujar Yovan dengan haru.

Dokter itu mengangguk, dia pun pamit kembali ke ruangannya bersama dia krang suster yang dirinya bawa. Setelah kepergian dokter, Yovan mengambil tas yang dirinya jatuhkan tadi.

"Heehh!" Panggil Qiara tang kini berdiri di sisi Brankar.

Altaf menoleh, dia menatap Qiara dengan kening mengerut. "Bangun juga kau atap lumah! Untungna kau bangun, telat cedikit cudah ku bawa pulang mamaku." Celoteh Qiara dengan mata menyipit sinis.

"Nda boleh!" Seru Altaf dengan tatapan tajam.

"Heee! awas lobek lagi itu palamu, belani belteliak lupana."

"Qiaaa ...." Tegur Aletta.

"Dia duluan." Sahut Qiara tak terima di salahkan. Aletta menggelengkan kepalanya, dia kembali menatap Altaf yang menatapnya dengan tatapan penuh binar.

"Altaf haus enggak?" Tanya Aletta. Altaf mengangguk, Aletta pun mengambilkan segelas air putih dan menyodorkannya pada Altaf.

"Cucah." Cicit Altaf.

"Eh iya, sebentar ... Tante mintakan sedotan dulu sama suster." Ujar Aletta. Dia belum terbiasa dengan panggilan mama ke Altaf, sehingga panggilan tadi membuat Altaf terlihat tak suka.

"Mama!" Sentak Altaf.

Sentakan Altaf membuat Yovan mengalihkan perhatiannya, dia berjalan mendekati brankar dan menatap bingung ke arah sang putra. "Kenapa kamu membentak mama?" Tanya Yovan dengan kening mengerut.

"Ehm Kak, tadi aku yang salah. Aku lupa kalau aku harus membiasakan menyebut diriku Mama pada Altaf. Maaf, lain kali tidak gitu lagi." Ujar Aletta yang merasa bersalah.

Yovan menggelengkan kepalanya pelan, dia menatap putranya yang sepertinya tengah memalingkan wajah darinya dan juga Aletta. "Ngambek pula kau lupana?! Calah nda di cengaja itu ... kacian mama Qia loh." Cetus Qiara.

"Qia, syutt." Seru Aletta, dia khawatir kondisi Altaf akan drop karena celotehan putrinya.

Qiara melipat tangannya di depan d4da, lalu dia memalingkan wajahnya dengan kesal. Walau begitu, dia masih sempat-sempatnya untuk menatap Altaf dengan tatapan meledek. Matanya sempat melirik ke arah Yovan dan Aletta yang saling berbincang. Bocah itu pun memajukan tubuhnya mendekat ke arah Altaf.

"Kau tidul, ku ambil balik mama ku." Bisik Qiara tepat di telinga Altaf.

"MAAA!"

"Qia ...." Tegur Aletta kembali.

"Ish! Cengeng kali! Ma Mu Ma Mu doang kau bicana! Teltekan kali diliku." Kesal Qiara sembari mengibas rambut pendeknya.

.

.

.

Yovan menyaksikan bagaimana dengan telaten Aletta mengurus putranya. Dari makan, bahkan menenangkan kala putranya itu merengek karena merasa kepalanya sakit. Wajar saja, putranya jatuh dari tangga dengan ketinggian yang sangat tinggi. Bahkan, dia mendapat beberapa jahitan yang membuatnya pasti merasa tidak nyaman.

"Kenapa?" Tanya Aletta ketika melihat Altaf menunjuk ke arah tangannya.

"Cakit Mama, tangannya cakit hiks ...." Aletta mencoba memeriksanya, dia mengelus lembut tangan Altaf yang memar itu.

"Enggak Papa, besok pasti sudah sembuh Altaf tidur aja yah. Mama temani." Bujuk Aletta.

Yovan mengamati apa yang Aletta lakukan, hatinya terenyuh kala melihat Aletta yang dengan lembutnya mengusap tangan putranya. Bahkan, putranya itu menatap wajah cantik Aletta dengan tatapan berbinar. Yovan mengingat jelas, bagaimana sebelumnya putranya menginginkan seorang ibu ke dalam kehidupannya.

"Papa, mama Altaf mana?"

"Altaf mau apa? Minta sama Papa sini." Ajak Yovan saat melihat Altaf yang saat itu masih berumur tiga tahun.

Altaf menatap bukunya, lalu dia menyerahkannya pada Yovan. Kening Yovan mengerut saat melihat sebuah gambar yang berisikan keluarga kecil. Ada mama, papa dan anak. Mungkin, putranya penasaran dengan kata mama di gambar itu. Tatapan Yovan beralih pada putranya, dia mengelus lembut kepala putranya dengan sayang.

"Nanti yah, sekarang sama Papa dulu." Begitu lah jawaban Yovan. Dia hanya bisa mengatakan nanti, dirinya tidak tahu harus berkata apa lagi.

"Nanti yah, yacudah. Altap mau main." Ujar anak itu dan berlari keluar dari ruang kerja sang papa.

Yovan tersentak kaget saat merasakan telukan di bajunya, dia langsung mendongak dan mendapati Aletta yang menatapnya dengan khawatir. Pria itu pun bergegas berdiri, dan melirik ke arah putranya yang entah kapan sudah tertidur. Apa dia melamun selama itu?

"Kakak sedang ada masalah di kantor?" Tanya Aletta.

"Tidak, tidak ada. Ehm, aku ke kamar mandi sebentar." Pamit Yovan.

Aletta menatap kepergian Yovan dengan tatapan bingung. Dia pun menepis kebingungannya dan berjalan mendekati putrinya yang sibuk bermain mainan yang dia dapat dari coklat telur tadi. Bocah menggemaskan itu tampak anteng duduk di atas sofa. Aletta pun mendudukkan dirinya di sebelah putrinya dan mengusap kepalanya dengan lembut.

"Qia senang enggak punya papa?" Tanya Aletta.

"Cenanglah, bica beli banak coklat. Beli baju balu, beli mainan balu. Mama nda ucah tunggu Papa Qia lagi, Papa Altaf yang telbaik." Seru Qiara dengan semangat.

Aletta tersenyum, dia merasa sedih karena putrinya akan tinggal bersama ayah tiri bukan kandung. Anaknya masih begitu kecil itu mengerti semuanya. Namun, Aletta selalu mejelaskan, jika sejak dulu dia memiliki papa yang bekerja jauh.

"Mama harap, Qia akan merasakan kasih sayang seorang papa. Walaupun, itu bukan dari ayah kandung Qia." Batin Aletta

Terpopuler

Comments

aisyahara_ㅏㅣ샤 하라

aisyahara_ㅏㅣ샤 하라

wkwkwkwkw bisa hipertensi yaa qia lama² nanti,,

2024-04-29

3

Cherry🍒

Cherry🍒

nackal betul mulut manis ini haha

2024-04-30

1

Chasanah

Chasanah

nice

2024-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 Dua kehidupan, kisah yang sama
2 Pertemuan yang tak terduga
3 Menikah demi anak
4 Berikan cinta untuk putraku
5 Saling memberi cinta
6 Kondisi Altaf yang membaik
7 Berikan cinta untuk mereka
8 Perasaan aneh Aletta
9 Sisi lain Yovandra
10 Altaf minta adek
11 Pertama kalinya ke rumah suami
12 CELAMATKAN PIPIKU!
13 Jawaban Aletta
14 Salah ajaran
15 Saya ayah dari suami kamu
16 Perdebatan Abian dan Yovan
17 Kehebohan akibat handuk
18 Perkara panggilan, jadi salah paham
19 Panggilan baru
20 Kepergok anak sendiri
21 Gara gara soklin
22 First time, tidur berempat
23 Pernikahan manis
24 Live IG Zion
25 Menjenguk Papa Abian
26 Perdebatan bocah
27 Mimisan
28 Sahabat yang datang?
29 Dokter ganteng
30 Pertemuan yang tak terduga
31 Hak suami
32 Karena, cintaku habis di kamu
33 Saling mencintai
34 Tingkah jail dua bocah
35 Persoalan tentang kehamilan
36 Kemarahan Altaf
37 Tak pernah salah
38 Ambil darah
39 Suara yang sangat di kenal
40 Kemunculan Xyan
41 Aku tahu
42 Si pengacau suasana
43 Curhatan suami
44 Pertemuan kembali Qiara dan Xyan
45 Hemofilia
46 Tap Tap layalna
47 Menginginkan penerus
48 Gelisah
49 Alma
50 Manjanya Qiara
51 Saling terikat
52 Kamu bukan ayah biologis Qiara
53 Apa cucahna ci buat adek?
54 Cala belhitung yang benal
55 Bertemu kembali
56 Gara gara angin
57 Hadiah yang indah
58 Rasa sakit yang mendalam
59 Akhirnya Xyan mengetahui nya
60 Dia putriku!
61 Penyesalan Xyan
62 Aku ada bersamamu
63 Dokter tampan idaman Qia
64 Perdebatan
65 Tingkah menggemaskan dua bocil cadel
66 Harapan yang belum tercapai
67 Pilihan berat
68 Pelempuan celalu benal
69 Berdamai
70 Belbeda daliku
71 Bulan madu
72 Saling terikat hati
73 Malam romantis Letta dan Yovan
74 Menerima
75 Kecemburuan Qia
76 Tua kali mamaku
77 Masih di mansion Daddy
78 Hamil
79 Long time no see
80 Kenyataan yang tidak di ketahui
81 Lacakan!
82 Keberhasilan Altaf
83 Makam kakek nenek
84 Kontraksi
85 Kelahiran baby boy
86 Keributan di rumah sakit
87 Kamar Lucan
88 Mujaeeell!!
89 Manjanya Delano
90 Repotnya jadi mama
91 Cimpan ail matamu
92 Persoalan mengurus anak
93 Mutiara
94 Makam Yuni
95 Rumah Mutiara
96 Bahagia
97 Ekstra part
98 Dua
99 Tiga
100 Ibu kandung Altaf
101 Kelembutan hati Altaf
102 Anthony
103 Dedek nda di cayang
104 Gandengan pak dokter
105 Sakit hatinya Qia
106 Putri ku
107 Sakitnya
108 Bertemu dokter kesayangan
109 BAB 107 BISA DI BACA ULANG YAH
110 Apesnya Qia
111 Perdebatan Delano dan Lucan
112 Mama gak sayang Altaf?
113 Keributan Lucan dan Delano membuat Qia pusing
114 Demam
115 Kasih sayang seorang ibu
116 Zion dan Mutia
117 Sikap aneh Aletta
118 Bertemu lagi
119 Cinta untuk mereka
120 Halo semua
121 Perbocilan cadel kembali hadir!!
122 KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Dua kehidupan, kisah yang sama
2
Pertemuan yang tak terduga
3
Menikah demi anak
4
Berikan cinta untuk putraku
5
Saling memberi cinta
6
Kondisi Altaf yang membaik
7
Berikan cinta untuk mereka
8
Perasaan aneh Aletta
9
Sisi lain Yovandra
10
Altaf minta adek
11
Pertama kalinya ke rumah suami
12
CELAMATKAN PIPIKU!
13
Jawaban Aletta
14
Salah ajaran
15
Saya ayah dari suami kamu
16
Perdebatan Abian dan Yovan
17
Kehebohan akibat handuk
18
Perkara panggilan, jadi salah paham
19
Panggilan baru
20
Kepergok anak sendiri
21
Gara gara soklin
22
First time, tidur berempat
23
Pernikahan manis
24
Live IG Zion
25
Menjenguk Papa Abian
26
Perdebatan bocah
27
Mimisan
28
Sahabat yang datang?
29
Dokter ganteng
30
Pertemuan yang tak terduga
31
Hak suami
32
Karena, cintaku habis di kamu
33
Saling mencintai
34
Tingkah jail dua bocah
35
Persoalan tentang kehamilan
36
Kemarahan Altaf
37
Tak pernah salah
38
Ambil darah
39
Suara yang sangat di kenal
40
Kemunculan Xyan
41
Aku tahu
42
Si pengacau suasana
43
Curhatan suami
44
Pertemuan kembali Qiara dan Xyan
45
Hemofilia
46
Tap Tap layalna
47
Menginginkan penerus
48
Gelisah
49
Alma
50
Manjanya Qiara
51
Saling terikat
52
Kamu bukan ayah biologis Qiara
53
Apa cucahna ci buat adek?
54
Cala belhitung yang benal
55
Bertemu kembali
56
Gara gara angin
57
Hadiah yang indah
58
Rasa sakit yang mendalam
59
Akhirnya Xyan mengetahui nya
60
Dia putriku!
61
Penyesalan Xyan
62
Aku ada bersamamu
63
Dokter tampan idaman Qia
64
Perdebatan
65
Tingkah menggemaskan dua bocil cadel
66
Harapan yang belum tercapai
67
Pilihan berat
68
Pelempuan celalu benal
69
Berdamai
70
Belbeda daliku
71
Bulan madu
72
Saling terikat hati
73
Malam romantis Letta dan Yovan
74
Menerima
75
Kecemburuan Qia
76
Tua kali mamaku
77
Masih di mansion Daddy
78
Hamil
79
Long time no see
80
Kenyataan yang tidak di ketahui
81
Lacakan!
82
Keberhasilan Altaf
83
Makam kakek nenek
84
Kontraksi
85
Kelahiran baby boy
86
Keributan di rumah sakit
87
Kamar Lucan
88
Mujaeeell!!
89
Manjanya Delano
90
Repotnya jadi mama
91
Cimpan ail matamu
92
Persoalan mengurus anak
93
Mutiara
94
Makam Yuni
95
Rumah Mutiara
96
Bahagia
97
Ekstra part
98
Dua
99
Tiga
100
Ibu kandung Altaf
101
Kelembutan hati Altaf
102
Anthony
103
Dedek nda di cayang
104
Gandengan pak dokter
105
Sakit hatinya Qia
106
Putri ku
107
Sakitnya
108
Bertemu dokter kesayangan
109
BAB 107 BISA DI BACA ULANG YAH
110
Apesnya Qia
111
Perdebatan Delano dan Lucan
112
Mama gak sayang Altaf?
113
Keributan Lucan dan Delano membuat Qia pusing
114
Demam
115
Kasih sayang seorang ibu
116
Zion dan Mutia
117
Sikap aneh Aletta
118
Bertemu lagi
119
Cinta untuk mereka
120
Halo semua
121
Perbocilan cadel kembali hadir!!
122
KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!