Saya ayah dari suami kamu

Setelah kejadian siang tadi, rasanya Yovan menjadi canggung terhadap Aletta. Dia hanya bisa duduk di ruang kerjanya, sembari memikirkan bagaimana dirinya mendapatkan hati Aletta.

"Pa."

Yovan mengalihkan pandangannya, dia melihat Altaf memunculkan kepalanya dari balik pintu. Wajah cemong putranya itu membuat Yovan tersenyum. "Kemarilah." Panggil Yovan.

Altaf berlalu masuk, di tangannya ternyata terdapat coklat batang. Bocah menggemaskan itu berjalan menghampiri sang papa sembari memakan coklatnya. Saat Altaf sampai di dekatkan, Yovan mengambil tisu dan membersihkan wajah putranya itu. Namun, kegiatan Yovan terhenti saat dirinya melihat goresan di pipi putranya.

"Kenapa ada goresan di pipimu?" Tanya Yovan.

"Tadi nda cengaja kegaluk, gatal." Jawab Altaf sembari melahap coklatnya. Yovan menghela nafas pelan, untung saja goresan itu hanya goresan kuku yang tak dalam. Namun, dia hanya takut goresan itu akan membuat putranya sakit.

"Mana Mama?" Tanya Yovan.

"Ada, Qia lagi lewel." Jawab Altaf.

Yovan mengambil alih Altaf dan mendudukkannya di pangkuan nya. Tubuh putranya lumayan berat, itu menandakan jika berat badan Altaf cukup baik. Asupan makanan Altaf, selalu Yovan perhatian. Dia tidak ingin putranya sakit. Sedari bayi, bahkan Yovan tak permah membiasakan putranya untuk jajan di luar.

"Rewel kenapa?" Tanya Yovan.

"Lewel, coklat na di ambil Altaf." Jawab Altaf yang mana membuat Yovan terkekeh.

"Kenapa di ambil coklatnya hm? Tadi kan Papa sudah belikan masing-masing, satu untuk Altaf dan satu untuk Qia," ujar Yovan.

"Iyaaa, punya Qia udah habis. Mau punya Altaf. Cama mama nda di kacih. Jadina nanis mau lagi. Banak makan kali dia, nda cadal pelutna udah bulet cepelti badut lampu melah." Celoteh Altaf. Mendengar itu, Yovan mengerti mengapa putranya kemari. Bocah itu ingin mengindari Qiara yang akan mengambil coklatnya.

"Ya sudah, habiskan coklatmu disini. Minggu depan, Papa akan belikan lagi." Pinta Yovan.

Mendengar itu, kening Altaf pun mengerut dalam. "Kenapa halus minggu depan? Kalau bica becok, kenapa halus nunggu minggu depan? Papa kan kaya, kelja telus. Maca uang na nda ada," ujar Altaf.

"Ya, Papa kaya. Tapi gigimu sangat mahal, kau tahu?" Balas Yovan yang mana membuat Altaf mengerucutkan bibirnya sebal. Yovan benar-benar menjaga Altaf, bahkan gigi putranya pun selalu dia periksakan. Pria itu tak ingin, gigi Altaf rusak karena makanan manis. Dia memang posesif dengan putranya, tapi bukan berarti dia tak menyayanginya.

"Altaf, papa mau tanya boleh?"

"Boleh." Jawab Altaf.

"Perasaan Altaf saat ini bagaimana? Altaf bahagia punya mama?" Tanya Yovan dengan tatapan serius.

Altaf mengangguk pelan, "Cenang, cenang kali. Telima kacih papa, papa memang telbaaaikk!" Seru Altaf dengan mengangkat jempolnya.

Yovan tersenyum, pikiran putranya masih lah polos. Anak itu tidak tahu, yang mana ibu kandung dan tirinya. Yang Altaf tau, dia memiliki seorang ibu. Itu sudah cukup baginya. Yovan belum tahu, kapan dia akan memberi tahu Altaf tentang ibu kandungnya yang sebenarnya.

"Maafkan papa. Papa mengira, jika papa sudah cukup bagimu. Papa bisa hidup tanpa seorang ibu, Papa pikir ... kamu juga bisa hidup tanpa seorang ibu. Namun, pikiran Papa salah. Kamu tetap butuh seorang ibu, maafkan Papa." Batin Yovan menatap sedih ke arah putranya. Dia kembali mengingat, memori masa kecilnya yang sangat membuatnya terpuruk.

"Pokoknya aku mau bercerai!" Sentak seorang wanita sembari menarik kopernya keluar dari rumah.

"Yuni! Kamu tidak kasihan dengan putra kita?! Dia butuh ibunya, kau lebih memilih pria itu di bandingkan dengan suami dan putramu?! Aku memang miskin! Tapi setidaknya, pikirkan putra kita!" Sentak seorang pria sembari menahan koper wanita yang bernama Yuni itu.

Di balik tembok kamar, terlihat seorang anak berusia 13 tahun tengah mengintip pertengkaran kedua dewasa itu. Pipinya basah Karena air mata, tangannya terkepal kuat saat melihat Yuni mendorong pria yang menahannya.

"Lepaskan! Urus sendiri anakmu!" Sentak wanita itu dan pergi begitu saja.

"Mama." Lirih bocah itu dengan suara bergetar.

"Pa!" Yovan tersadar, dia menunduk bersamaan dengan putranya yang juga tengah menatapnya.

"Hm?" Sahut Yovan.

"Itu Mama." Unjuk Altaf pada Aletta yang berdiri di ambang pintu.

Yovan mengalihkan pandangannya, dia menatap Aletta yang juga tengah menatapnya. Lalu, pria itu mengubah ekspresinya menjadi tatapan penuh kelembutan. "Kemarilah, apa Qiara sudah tenang?" Tanya Yovan.

Aletta mengangguk, dia berjalan mendekati meja kerja Yovan dan duduk di kursi yang ada di hadapan meja pria itu. "Terkadang, Qia seperti itu. Sehabis dia rewel, dia pasti tertidur," ujar Aletta.

"Ini sudah sore, apa tidak apa dia tidur?" Tanya Yovan sembari melihat jam tangannya.

"Tidak apa, setengah jam lagi akan ku bangunkan untuk mandi. Dia memang seperti itu, habis menangis pasti tidur. Percuma jika di bangunkan sekarang," ujar Aletta.

Altaf turun dari pangkuan Yovan, dia berjalan mendekati Aletta. Melihat itu, Aletta dengan sigap meraih Altaf dan mendudukkannya di pangkuannya. "Altaf mau mandi sekarang?" Tanya Aletta.

Altaf mengangguk, "Mandi cama Mama tapi," ujar Altaf dengan menyandarkan tubuhnya pada sang mama. Aletta mengangguk, dia beralih menatap Yovan yang juga tengah menatapnya.

"Aku mau memandikan Altaf dulu." Pamit Aletta.

"Hm, terima kasih Letta." Sahut Yovan yang mana membuat Aletta sedikit heran. Namun, wanita itu tak banyak bertanya, dia langsung membawa Altaf untuk memandikannya. Setelah kepergian Aletta, senyum Yovan semakin mengembang.

"Maaf, tolong dan terima kasih. Ya, akan ku terapkan mulai sekarang. Lama-lama, Aletta pasti luluh padaku. Jika tidak, berarti benar. Jika Riko sengaja menyesatkanku." Gumam Yovan.

.

.

.

"Daa sayang!" Seru Aletta pada kedua anaknya yang akan berangkat sekolah. Keduanya sudah berada di mobil dan tengah melambaikan tangan padanya.

"DAAA MAAA!" Seru Altaf dan Qiara.

Aletta menurunkan tangannya saat jendela mobil tertutup, dia masih mempertahankan senyumnya saat mobil milik Yovan itu berjalan menjauh. Kehidupan yang Aletta jalan sekarang lebih berwarna, dia merasa jauh lebih bahagia setelah menikah dengan Yovan. Kebahagiaan yang sebelumnya tidak dia dapat kan saat menikah dengan Xyan.

Saat Aletta akan berbalik masuk, dirinya mengurungkan niatnya saat melihat sebuah mobil asing memasuki gerbang kediaman Yovan. Aletta pun berdiam di tempat sampai mobil itu berhenti di hadapannya. tak lama, keluar lah sosok pria paruh baya, walau begitu pria itu masihlah terlihat tampan. Tubuhnya pun masih terlihat bugar dan sehat. Pria itu berjalan mendekati Aletta, dengan raut wajah tanpa Ekspresi.

"Kamu ... Aletta?" Tanya Pria itu dengan nada dingin. Entah mengapa, mendengar suaranya Aletta jadi merasa pria itu mirip dengan seseorang.

"Ya, maaf ... Anda siapa yah? Kok bisa tahu nama saya? Apa sebelumnya, kita pernah bertemu?" Tanya Aletta dengan tatapan bingung.

Pria itu mengamati Aletta dari kepala sampai ujung kaki, seperti tengah menilai. Baju yang Aletta kenakan sangat sederhana, bahkan wanita itu hanya berdandan ala kadarnya. Melihat pria itu yang mengamati nya, membuat Aletta pun menjadi risih. Tiba-tiba, pria paruh baya itu menyodorkan tangannya padanya.

"Kenalkan, saya Abian Askara. Ayah dari suami kamu."

"Apa?"

Terpopuler

Comments

Liiee

Liiee

ooh salah😁

2024-03-26

0

Liiee

Liiee

bukan nya anna?

2024-03-26

0

Leng Loy

Leng Loy

Wah Papa mertua Dateng

2024-02-09

1

lihat semua
Episodes
1 Dua kehidupan, kisah yang sama
2 Pertemuan yang tak terduga
3 Menikah demi anak
4 Berikan cinta untuk putraku
5 Saling memberi cinta
6 Kondisi Altaf yang membaik
7 Berikan cinta untuk mereka
8 Perasaan aneh Aletta
9 Sisi lain Yovandra
10 Altaf minta adek
11 Pertama kalinya ke rumah suami
12 CELAMATKAN PIPIKU!
13 Jawaban Aletta
14 Salah ajaran
15 Saya ayah dari suami kamu
16 Perdebatan Abian dan Yovan
17 Kehebohan akibat handuk
18 Perkara panggilan, jadi salah paham
19 Panggilan baru
20 Kepergok anak sendiri
21 Gara gara soklin
22 First time, tidur berempat
23 Pernikahan manis
24 Live IG Zion
25 Menjenguk Papa Abian
26 Perdebatan bocah
27 Mimisan
28 Sahabat yang datang?
29 Dokter ganteng
30 Pertemuan yang tak terduga
31 Hak suami
32 Karena, cintaku habis di kamu
33 Saling mencintai
34 Tingkah jail dua bocah
35 Persoalan tentang kehamilan
36 Kemarahan Altaf
37 Tak pernah salah
38 Ambil darah
39 Suara yang sangat di kenal
40 Kemunculan Xyan
41 Aku tahu
42 Si pengacau suasana
43 Curhatan suami
44 Pertemuan kembali Qiara dan Xyan
45 Hemofilia
46 Tap Tap layalna
47 Menginginkan penerus
48 Gelisah
49 Alma
50 Manjanya Qiara
51 Saling terikat
52 Kamu bukan ayah biologis Qiara
53 Apa cucahna ci buat adek?
54 Cala belhitung yang benal
55 Bertemu kembali
56 Gara gara angin
57 Hadiah yang indah
58 Rasa sakit yang mendalam
59 Akhirnya Xyan mengetahui nya
60 Dia putriku!
61 Penyesalan Xyan
62 Aku ada bersamamu
63 Dokter tampan idaman Qia
64 Perdebatan
65 Tingkah menggemaskan dua bocil cadel
66 Harapan yang belum tercapai
67 Pilihan berat
68 Pelempuan celalu benal
69 Berdamai
70 Belbeda daliku
71 Bulan madu
72 Saling terikat hati
73 Malam romantis Letta dan Yovan
74 Menerima
75 Kecemburuan Qia
76 Tua kali mamaku
77 Masih di mansion Daddy
78 Hamil
79 Long time no see
80 Kenyataan yang tidak di ketahui
81 Lacakan!
82 Keberhasilan Altaf
83 Makam kakek nenek
84 Kontraksi
85 Kelahiran baby boy
86 Keributan di rumah sakit
87 Kamar Lucan
88 Mujaeeell!!
89 Manjanya Delano
90 Repotnya jadi mama
91 Cimpan ail matamu
92 Persoalan mengurus anak
93 Mutiara
94 Makam Yuni
95 Rumah Mutiara
96 Bahagia
97 Ekstra part
98 Dua
99 Tiga
100 Ibu kandung Altaf
101 Kelembutan hati Altaf
102 Anthony
103 Dedek nda di cayang
104 Gandengan pak dokter
105 Sakit hatinya Qia
106 Putri ku
107 Sakitnya
108 Bertemu dokter kesayangan
109 BAB 107 BISA DI BACA ULANG YAH
110 Apesnya Qia
111 Perdebatan Delano dan Lucan
112 Mama gak sayang Altaf?
113 Keributan Lucan dan Delano membuat Qia pusing
114 Demam
115 Kasih sayang seorang ibu
116 Zion dan Mutia
117 Sikap aneh Aletta
118 Bertemu lagi
119 Cinta untuk mereka
120 Halo semua
121 Perbocilan cadel kembali hadir!!
122 KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Dua kehidupan, kisah yang sama
2
Pertemuan yang tak terduga
3
Menikah demi anak
4
Berikan cinta untuk putraku
5
Saling memberi cinta
6
Kondisi Altaf yang membaik
7
Berikan cinta untuk mereka
8
Perasaan aneh Aletta
9
Sisi lain Yovandra
10
Altaf minta adek
11
Pertama kalinya ke rumah suami
12
CELAMATKAN PIPIKU!
13
Jawaban Aletta
14
Salah ajaran
15
Saya ayah dari suami kamu
16
Perdebatan Abian dan Yovan
17
Kehebohan akibat handuk
18
Perkara panggilan, jadi salah paham
19
Panggilan baru
20
Kepergok anak sendiri
21
Gara gara soklin
22
First time, tidur berempat
23
Pernikahan manis
24
Live IG Zion
25
Menjenguk Papa Abian
26
Perdebatan bocah
27
Mimisan
28
Sahabat yang datang?
29
Dokter ganteng
30
Pertemuan yang tak terduga
31
Hak suami
32
Karena, cintaku habis di kamu
33
Saling mencintai
34
Tingkah jail dua bocah
35
Persoalan tentang kehamilan
36
Kemarahan Altaf
37
Tak pernah salah
38
Ambil darah
39
Suara yang sangat di kenal
40
Kemunculan Xyan
41
Aku tahu
42
Si pengacau suasana
43
Curhatan suami
44
Pertemuan kembali Qiara dan Xyan
45
Hemofilia
46
Tap Tap layalna
47
Menginginkan penerus
48
Gelisah
49
Alma
50
Manjanya Qiara
51
Saling terikat
52
Kamu bukan ayah biologis Qiara
53
Apa cucahna ci buat adek?
54
Cala belhitung yang benal
55
Bertemu kembali
56
Gara gara angin
57
Hadiah yang indah
58
Rasa sakit yang mendalam
59
Akhirnya Xyan mengetahui nya
60
Dia putriku!
61
Penyesalan Xyan
62
Aku ada bersamamu
63
Dokter tampan idaman Qia
64
Perdebatan
65
Tingkah menggemaskan dua bocil cadel
66
Harapan yang belum tercapai
67
Pilihan berat
68
Pelempuan celalu benal
69
Berdamai
70
Belbeda daliku
71
Bulan madu
72
Saling terikat hati
73
Malam romantis Letta dan Yovan
74
Menerima
75
Kecemburuan Qia
76
Tua kali mamaku
77
Masih di mansion Daddy
78
Hamil
79
Long time no see
80
Kenyataan yang tidak di ketahui
81
Lacakan!
82
Keberhasilan Altaf
83
Makam kakek nenek
84
Kontraksi
85
Kelahiran baby boy
86
Keributan di rumah sakit
87
Kamar Lucan
88
Mujaeeell!!
89
Manjanya Delano
90
Repotnya jadi mama
91
Cimpan ail matamu
92
Persoalan mengurus anak
93
Mutiara
94
Makam Yuni
95
Rumah Mutiara
96
Bahagia
97
Ekstra part
98
Dua
99
Tiga
100
Ibu kandung Altaf
101
Kelembutan hati Altaf
102
Anthony
103
Dedek nda di cayang
104
Gandengan pak dokter
105
Sakit hatinya Qia
106
Putri ku
107
Sakitnya
108
Bertemu dokter kesayangan
109
BAB 107 BISA DI BACA ULANG YAH
110
Apesnya Qia
111
Perdebatan Delano dan Lucan
112
Mama gak sayang Altaf?
113
Keributan Lucan dan Delano membuat Qia pusing
114
Demam
115
Kasih sayang seorang ibu
116
Zion dan Mutia
117
Sikap aneh Aletta
118
Bertemu lagi
119
Cinta untuk mereka
120
Halo semua
121
Perbocilan cadel kembali hadir!!
122
KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!