Riang (Sadar Diri)

Riang (Sadar Diri)

Prolog

AWAL MULA.....

Sepasang remaja berusia delapan belas tahun sedang memandangi langit-langit sebuah kamar kost yang lebarnya tak lebih dari tiga kali tiga meter persegi.

Keduanya tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Apa yang baru saja terjadi tak seharusnya terjadi.

Jiwa muda dengan dalih khilaf membuat mereka melakukan hal yang tak sepantasnya di lakukan oleh dua orang yang tidak memiliki ikatan yang sah.

"Maafkan aku Citra...!", ucap seorang laki-laki yang kini berbaring di samping gadis itu yang sudah tak gadis lagi sejak beberapa menit yang lalu.

"Aku pun salah, Zi! Aku... tidak bisa menahan kamu agar kita tak melakukan sejauh ini!", gadis itu menghapus air matanya yang meleleh. Air mata penuh penyesalan dan rasa berdosa yang begitu besar.

Ziyad, laki-laki itu memiringkan tubuhnya menghadap Citra.

"Aku akan menikahi kamu Cit, aku janji!", kata Ziyad mengusap pipi Citra. Citra hanya mengangguk pelan dan tersenyum tipis.

.

.

.

"Kamu dari mana? Bukankah sudah tidak ada pelajaran di sekolah? Ujian sudah selesai kan?", tanya Aisyah, mama Ziyad.

"Main sama teman, Ma!", jawab Ziyad.

"Oh iya Zi, tadi paman kamu sudah mengambil dokumen yang di perlukan untuk mendaftar Xxx. Ingat, selama masa pendidikan kamu harus fokus. Ibu dan ayah ingin kamu jadi lulusan terbaik. Sudah cukup kakak kamu yang meneruskan perusahaan kita."

"Heum, iya Ma!", jawab Ziyad. Tak lama kemudian, Ahmad--papa Ziyad menuruni tangga menghampiri ibu dan anak itu.

"Zi, papa mau bicara!", Ahmad mendudukkan bokongnya di kursi seberang Ziyad.

"Iya, Pa. Ada apa?", tanya Ziyad.

"Tolong kamu fokus dengan pendidikan besok. Papa tidak melarang kamu dan Citra berhubungan, tapi papa harus mengingatkan kamu. Kamu adalah harapan papa satu-satunya yang harus terjun di bidang papa!"

Ziyad tak punya pilihan selain mengiyakan ucapan papanya.

.

.

.

Satu bulan berlalu sejak kesalahan itu terjadi. Selama ini , hubungan Citra dan Ziyad terlihat baik-baik saja. Namun ada satu hal yang mengganjal perasaan seorang Citra. Ada sesuatu yang penting, yang ingin ia sampaikan pada kekasih hatinya yang sudah ia beri harta berharganya.

"Cit!", panggil Ziyad saat keduanya sedang mengurus beberapa dokumen kelulusan. Citra tersenyum tipis saat sang kekasih memanggil namanya.

"Aku mau ngomong!", kata Ziyad menarik tangan Citra. Dan dipinggir lapangan belakang, keduanya berbicara empat mata.

"Mau bicara apa?", tanya Citra bingung karena dia sebenarnya juga ingin bicara hal penting pada Ziyad tapi dari tadi kekasihnya hanya diam.

"Zi?", Citra mengguncang bahu Ziyad.

"Cit...kita...break dulu ya!", kata Ziyad menunduk dengan suara begitu lirih. Citra yang tak paham mengernyitkan alisnya.

"Break? Maksud kamu apa?", tanya Citra bingung.

Ziyad menoleh dan menatap netra kekasihnya begitu dalam.

"Aku harus mengikuti pendidikan besok. Kamu tahu, papa sangat menginginkan aku untuk mengikuti jejaknya. Dan...aku tidak ingin mengecewakan beliau, jadi...aku harus menjadi lulusan terbaik agar mereka bangga pada ku."

Mata Citra berkedip perlahan, mencerna ucapan Ziyad.

"Aku akan fokus dengan pendidikan ku. Dan...aku takut kalau...aku tak bisa selalu menghubungi kamu. Aku... takut kamu terlalu lama menunggu, Cit!"

Air mata Citra luruh seketika. Tapi ia menghapusnya dengan kasar. Citra sakit hati! Tentu saja!!!

"Kamu mau kita putus?", tanya Citra dengan tatapan matanya yang sendu. Ziyad tak mampu melihat gadis tercintanya itu menangis. Tapi...ia harus melakukan hal ini. Meski menyakitkan bagi keduanya.

"Baiklah Zi! Aku...aku terima kalau hubungan kita berakhir sampai di sini! Aku...aku...aku...harap kamu akan sukses dan membuat keluarga kamu bangga", kata Citra setegar mungkin.

Ziyad tak bisa menahan air matanya. Dia merasa menjadi pecundang setelah apa yang telah mereka lewati dan harus berakhir seperti ini.

"Aku janji, aku akan kembali setelah semua selesai dan di waktu yang tepat kita akan bersama!", kata Ziyad.

Citra tersenyum masam, penuh keterpaksaan.

Ziyad meraih Citra dalam pelukannya. Keduanya menumpahkan air mata yang tak bisa mereka tahan untuk meluncur begitu saja.

Setelah itu, keduanya pun berpisah karena mereka memang berada di kelas yang berbeda.

Citra mengambil tas nya lalu berjalan keluar menuju ke tempat dimana ia memarkirkan sepeda motornya. Tangannya terulur mengusap perutnya yang datar.

Air matanya kembali meleleh melewati pipi mulusnya. Tapi ia buru-buru menghapusnya.

Citra sadar, dia bodoh! Seharusnya ia mengatakan bahwa dirinya kini sudah berbadan dua pada Ziyad. Sayangnya...rasa cintanya yang begitu besar sudah menutup akal sehatnya. Dia tak ingin merusak masa depan Ziyad yang sudah di atur oleh keluarganya. Dia tak mau menjadi penghancur harapan orang tua Ziyad.

Jika harus hancur, cukup dirinya saja! Jangan Ziyad!!!

.

.

.

Enam tahun berlalu....

Citra tersenyum melihat putrinya berlari menghampiri dirinya yang baru tiba untuk menjemput di sekolah.

Riang, nama gadis kecil yang cantik dan selalu riang gembira di setiap situasi.

"Mama, apa jualan mama sudah habis?", tanya Riang. Citra mengangguk pelan.

"Sudah sayang! Kenapa, mau minta sesuatu?",tawar Citra yang kini sudah berusia dua puluh empat tahun. Tapi...dia menyandang sebagai ibu muda dengan anak usia balita. Eum ... tidak balita juga sih, karena Riang sudah hampir enam tahun. Dia lahir secara prematur.

"Eum...mama punya uang lebih buat beli es krim?", tanya Riang takut-takut tapi memasang wajah yang menggemaskan.

Citra mengetuk-ngetuk dagunya dengan jarinya. Kesannya ia sedang memikirkan apa yang Riang tanyakan.

"Ma...? Kalo ngga ada ,lain kali aja deh. Riang ngga apa-apa kok Ma!", kata Riang lirih. Citra jadi tidak tega melihat putri kecilnya seperti itu.

"Siapa bilang tidak boleh, ayok??!!", ajak Citra. Riang melebarkan senyumnya.

"Beneran ya Ma!!!?", Riang memastikan kembali.

"Iya bener! Yuk!!?", Citra membopong badan kecil Riang. Citra sudah menjual motornya sejak ia lulus sekolah. Uangnya ia pakai untuk biaya melahirkan dan sebagian ia jadikan modal untuk berdagang kecil-kecilan di depan gang kontrakannya. Tak besar memang penghasilannya, tapi cukup untuk hidupnya dan Riang tentunya.

Dimana orang tua citra? Dia gadis yatim piatu sejak sebelum ujian SMA di mulai. Miris sekali kehidupan Citra bukan? Seberat apa ujian nya selama ia hidup?

"Yah, gerimis ma!", kata Riang.

"Iya, kita berteduh dulu yuk di situ. Ngga apa-apa kan ? Nanti mama janji akan beliin Riang es krim.

"Iya Ma!", sahut Riang. Kedua ibu dan anak itu berteduh di sebuah rumah yang terlihat sepi, tapi ada beberapa kendaraan besar di sana. Gang rumah Citra memang cukup jauh dari jalan raya utama.

Ibu dan anak itu berteduh di tempat yang mungkin fungsinya untuk meletakkan kendaraan. Terlihat tak hanya ada satu kendaraan di sana.

Keduanya saling berpelukan untuk menghalau rasa dingin yang menyergap. Meski baru akan tengah hari, nyatanya hujan cukup membuat mereka kedinginan.

Lamat-lamat terdengar tawa laki-laki dari dalam rumah yang sepertinya lebih dari satu. Perasaan Citra menjadi tak enak.

"Sayang, kalo kita hujan-hujanan kayanya seru deh! Mau kan?", tanya Citra pada putrinya.

"Beneran Ma?", tanya Riang antusias. Citra mengangguk sambil bersiap untuk melangkahkan kakinya keluar dari area parkir tersebut. Tapi....

"Hei, mau kemana kalian? Hujannya deras banget lho! Masuk aja dulu, kita ngga jahat kok!", kata salah seorang laki-laki yang Citra lihat sedang mabuk berat.

Citra memeluk tubuh putrinya begitu erat.

"Mama....om nya serem!", kata Riang.

"Ngga sayang, kita pulang aja sekarang!", ajak Citra lagi. Tapi ada seorang laki-laki lagi yang menghadang langkah Citra.

"Maaf, kami harus pulang!", kata Citra. Tawa ketiga laki-laki dewasa terdengar begitu menyeramkan di telinga Citra dan Ruang.

"Kamu terlihat pucat sekali nona manis pasti sangat dingin, gadis kecil ini pun sangat menggemaskan! Ayo ...om bantu buat hangatin di dalam."

Citra siap berlari tapi tubuh kecilnya di tarik paksa hingga ia masuk ke dalam rumah tersebut. Citra berteriak sekuat tenaga tapi suaranya bahkan tertelan oleh suara hujan yang begitu deras.

Dan....yang terjadi di dalam.......?????😭😭😭😭

.

.

.

"Ada kasus pelecehan seksual di daerah Xxx, Ndan!", rekan Ziyad menyerahkan laporan tentang penemuan korban pelecehan tersebut.

"Korbannya ibu muda dan anak usia sekolah, mungkin TK!", kata rekannya.

Ziyad memeriksa berkas tersebut setelah itu ia langsung ke TKP dimana kejadian itu terjadi.

Ziyad dan beberapa rekannya tiba di lokasi kejadian. Laki-laki yang tak sadarkan diri itu masih tak sadarkan diri dengan luka tusukan di punggung dan pinggangnya.

Entah siapa yang melakukan hal sadis seperti itu.

"Dimana saksi korban saat ini?", tanya Ziyad.

"Rumah sakit Kasih Bunda!", jawab rekannya. Singkat cerita mereka tiba di rumah sakit tersebut. Ziyad menunjukkan id nya pada petugas rumah sakit.

Ziyad pun diijinkan untuk melihat kondisi dua korban pelecehan tersebut.

"Silahkan Pak!", seorang perawat mempersilahkan Ziyad dan rekannya masuk untuk menemui pasien. Kondisi Citra lebih parah dari Riang, jadi mereka tak satu ruangan.

Ziyad menatap Riang yang membuka matanya tapi tak merespon kehadirannya. Ada rasa iba sekaligus debaran yang tak bisa ia jabarkan saat melihat wajah cantik Riang.

Ziyad mencari tahu informasi tentang apa yang gadis kecil itu alami. Dan....Ziyad merasa sesak saat melihat hasil pemeriksaan Riang.

"Hei, anak cantik!", sapa Ziyad saat ia berdiri di samping brankar gadis kecil itu. Ziyad tak ingin menempatkan diri menjadi petugas kali ini. Tapi, menjadi teman bicara gadis kecil dihadapannya.

Ada luka lebam di pipinya dan juga sayatan kecil di bawah matanya. Namun, nampaknya...dia tak merasakan perih luka di wajahnya.

Entah kenapa air mata Ziyad meleleh tiba-tiba saat melihat kondisi Riang. Padahal selama ini ia bahkan bertugas dengan berbagai kasus yang mungkin tak jauh dari ini.

"Riang ,nama yang cantik?", puji Ziyad. Kedua rekannya dan dokter serta suster disana tak ingin ikut campur. Apalagi dua rekan Ziyad yang sangat paham, Ziyad dan istrinya sudah sangat menginginkan kehadiran seorang anak.

Riang menoleh pada sosok lelaki yang tersenyum paksa.

"Saya pernah liat Om, tapi dimana?", tanya Riang lirih. Ziyad mengerjapkan matanya.

Dokter dan suster yang mengurus Riang sejak awal merasa sedikit lega, karena akhirnya Riang mau bicara.

"Oh ya?",tanya Ziyad. Riang mengangguk samar.

"Coba ingat-ingat, di mana?", tanya Ziyad mencoba mengambil hati Riang sebelum ia meminta banyak keterangan dari gadis kecil itu.

Riang menatap langit-langit ruangan tersebut.

"Ponsel Mama!", jawabnya tanpa menoleh sedikit pun pada Ziyad meski terdengar sangat lirih. Belum sempat Ziyad bertanya, ruangan Riang terbuka dan seseorang yang ada di kursi roda memasuki ruangan yang dibantu suster.

"Riang!", kata perempuan yang ada di kursi roda tersebut. Ziyad yang ada di samping Riang pun memutar badannya melihat sosok yang tengah berada di kursi roda.

Ziyad terpaku melihat sosok itu, Citra! Tapi sosok itu seolah abai dan tak melihat keberadaan Ziyad.

"Mama!", panggil Riang lirih sambil berusaha tersenyum.

Ziyad memundurkan tubuhnya agar kursi roda Citra bisa di samping brankar Riang.

"Hiks...hiks...maafkan mama sayang! Maafkan mama!", Citra histeris saat mengingat kejadian yang memilukan itu.

"Riang baik-baik saja mama! Om-om jahat itu pasti sudah kesakitan juga!", sahut Riang. Citra memejamkan matanya di sela tangisnya. Suster yang tadi membawa Citra keruangan tersebut berusaha menenangkan Citra.

Riang memandangi tangannya yang ada sedikit luka.

Tangan yang sudah ia gunakan untuk melumpuhkan orang-orang yang menyakiti dirinya dan juga mamanya. Setelah itu, Riang menoleh pada Ziyad yang masih membeku.

"Bukankah foto om itu ada di hape mama?", tanya Riang pada mamanya. Citra menoleh pada sosok yang berdiri disamping suster yang ada di belakangnya.

Kedua pasang mata itu saling mengunci. Apa yang mereka pikirkan?????

*******

Hai...epribadiiihhh....RIANG rilis hari ini, kalo di ACC Mimin tapi. Betewe... othor ngga mau bikin detail kejadiannya seperti apa. Meski hanya dunia halu, tapi kalo membayangkan seperti itu rasanya.....

Astaghfirullah 🥺😭🤧

Terimakasih semuanya othor ucapkan....ini buat kalian2 yang penasaran kenapa Riang begini begitu 😁✌️. Penjelasan ada di bab2 selanjutnya, insya Allah.....🙏🙏🙏🙏🙏

13.15

Terpopuler

Comments

viva vorever

viva vorever

akhirnya ketemu tpi nggak dirak author...percaya nggak thor aku ketemu ceritamu ini dikoment reader kuklik ..trus nyampelah aku disini

2024-06-03

1

yukmier

yukmier

baru mampir maak othor..😊😊😊

2024-06-01

1

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

ijin nyimak Riang mbak Author 🙏

2024-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
203 Bab 203
204 Bab 204
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 207
208 Bab 208
209 Bab 209
210 Bab 210
211 Bab 211
212 Bab 212
213 Bab 213
214 Bab 214
215 Bab 215
216 Bab 216
217 Bab 217
218 Bab 218
219 Bab 219
220 Bab 220
221 Bab 221
222 Bab 222
223 Bab 223
224 Bab 224
225 Bab 225
226 Bab 226
Episodes

Updated 226 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202
203
Bab 203
204
Bab 204
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 207
208
Bab 208
209
Bab 209
210
Bab 210
211
Bab 211
212
Bab 212
213
Bab 213
214
Bab 214
215
Bab 215
216
Bab 216
217
Bab 217
218
Bab 218
219
Bab 219
220
Bab 220
221
Bab 221
222
Bab 222
223
Bab 223
224
Bab 224
225
Bab 225
226
Bab 226

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!