Bab 10

Citra mengusap kepala Riang dengan penuh kasih sayang. Di kecupnya berulang-ulang puncak kepala gadis kecil itu.

"Riang mau papa...Ma. Riang mau kasih tahu teman-teman kalo Riang bukan anak ilang. Riang punya papa kaya mereka! Riang ngga mau di bilang kalo mama sama Riang mau rebut papa mereka ma....Riang ngga mau!!!", Riang menenggelamkan wajahnya di dada Citra.

Citra mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamar rawat Riang. Dia tidak pernah tahu jika sang putri menanggung beban sedalam itu.

Astaghfirullah... ampunilah dosaku ya Allah....! Tetesan bening membasahi pipi Citra.

"Riang mau papa, Ma...mau papa! Riang mau peluk papa! Hiks...hiks....!"

Citra semakin erat merengkuh bahu kecil itu. Akhirnya Citra mengangguk pelan.

"Iya sayang, insyaallah besok papa ke sini lagi!", kata Citra. Padahal dia sendiri tak tahu apa Ziyad akan datang lagi atau tidak. Apalagi...dia sudah meminta Ziyad untuk menutup kasus yang menimpa dirinya.

Mendengar ucapan sang mama, Riang mulai tenang. Ia mulai menghapus air matanya. Lalu ia melepaskan pelukannya dari tubuh Citra.

"Sekarang Riang bobo lagi ya?!", kata Citra. Dilihatnya jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Itu artinya dia sudah hampir ketinggalan solat magrib.

"Riang ngga bisa bobo lagi! Riang mau papa sekarang aja, Ma!", Riang kembali merengek. Jiwa kanak-kanaknya kembali.

Dan itulah yang membuat Citra semakin kalut. Perubahan mood Riang yang mudah sekali berganti.

"Telpon papa sekarang Ma...!", rengek Riang kembali terisak.

"Mama ngga punya nomor teleponnya sayang....!", kata Citra lirih. Riang berkedip perlahan menahan pandangannya agar tak teralihkan dari sang mama. Ia mencari kejujuran di mata Citra. Tapi Riang sadar betul jika mamanya bukan pembohong.

Riang kembali diam. Tak merengek seperti tadi. Raut wajahnya berubah datar seolah tadi tak terjadi apa-apa. Dan hal itu yang membuat Citra takut dengan kondisi Riang.

"Mama sholat saja dulu!", pinta Riang. Lalu gadis kecil itu kembali merebahkan tubuhnya sambil membenarkan selimutnya.

Citra tergugu melihat perubahan sikap Riang yang tiba-tiba bahkan dalam hitungan menit.

"Iya...mama sholat dulu ya!", pamit Citra. Hanya anggukan kecil yang Riang berikan sebagai jawaban.

Citra mengambil wudhu di kamar mandi ruangan tersebut. Tak butuh waktu lama hingga ia menyelesaikan kewajiban tiga rakaatnya. Citra mendekati Riang yang diam menatap langit ruangan tersebut.

"Sayang....!", Citra berbicara selembut mungkin.

"Apa cuma mama ya yang sayang sama Riang?", tanya Riang tanpa menatap mamanya.

"Sssttt... Riang anak baik, semua sayang sama Riang!", jawab Citra menggenggam tangan Riang.

"Riang juga besok mau sekolah yang tinggi biar pintar dan jadi polisi seperti papa. Tapi... Riang ngga mau ninggalin Mama sendirian!", kata Riang.

"Heum! Apa pun cita-cita Riang, insyaallah mama akan dukung dan mama akan berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan Riang sampai dewasa."

Riang mengangguk. Mood nya sudah kembali membaik.

"Makan malam dulu ya, nanti tinggal minum obat. Besok pagi kita pulang!", Citra tersenyum mengatakan demikian.

"Pulang?", tanya Riang. Citra mengangguk pelan lalu tangannya menyendok nasi untuk disuapkan ke Riang.

"Riang ngga mau pulang ke sana, Mama. Orang-orang jahat sama kita."

"Ssssttt ...anak pintar ngga boleh bicara seperti itu. Mereka baik kok sama kita, cuma..."

"Baik apa Ma? Mereka selalu ngatain Riang ngga punya papa!", kata Riang dengan tenang. Tapi terselip emosi di dalamnya.

"Ya sudah, besok sementara kita pulang ke sana. Habis itu kita cari kontrakan baru, biar Riang suka!", tawar Citra.

"Memangnya mama punya uang? Sudah berapa hari kan mama ngga jualan? Apa ... tabungan mama di pakai buat biaya kita di sini ya Ma?", tanya Riang dengan sendu.

"Ngga apa-apa Riang. Insyaallah nanti kita bisa nabung lagi buat pendidikan Riang nanti. Oke? Ayo sekarang makan dulu lanjut minum obat."

Akhirnya Riang mau makan dengan perlahan dari suapan sang mama. Selesai makan, Riang pun bersedia minum obat.

Dan setengah jam kemudian gadis itu pun kembali tertidur. Mungkin karena efek samping obat yang ia minum. Bahkan saat visit dokter pun, Riang tak menyadari kedatangan dokternya.

Tapi tak sampai satu jam kemudian, gadis kecil itu mengigau. Riang memanggil-manggil papanya. Citra di buat bingung dengan kondisi sang putri saat ini. Bagaimana ia akan menghubungi Ziyad?

Dia saja tak tahu nomor telepon papa kandung putrinya! Sekalipun tahu, apakah dia tidak menggangu Ziyad dan keluarganya???

Apa...aku hubungi Tante Aisyah? Tapi... bagaimana jika dia menanyakan ada kepentingan apa aku menghubungi Ziyad??? Batin Citra.

"Papa! Papa jangan pergi lagi! Riang mau sama papa hiks...hiks...!", mata Riang terpejam tapi mulutnya meracau.

Citra mengambil nafas dalam-dalam beberapa saat hingga akhirnya ia memutuskan untuk menghubungkan Aisyah.

[Hallo, assalamualaikum?]

Citra tak langsung menjawabnya. Dia sedikit ragu, benarkah itu nomor ponsel Aisyah atau bukan????

.

.

.

Di kediaman keluarga orang tua Ziyad....

"Maaf ya mas, kami datang mendadak!", kata ayahnya Naya.

"Ngga apa-apa mas. Seharusnya kami yang minta maaf, justru kami baru pulang ini!", Ahmad menimpali ucapan besannya tersebut.

Aisyah sendiri mengobrol dengan menantu dan besannya.

Obrolan mereka terjeda karena azan magrib berkumandang. Bersamaan pula dengan Ziyad yang baru tiba di rumah.

Ia menyapa kedua mertuanya dengan senyuman. Meski sebenarnya ia sedang merasa sangat lelah, tapi ia harus menghormati mertuanya sebagaimana ia menghormati orang tua kandungnya sendiri.

"Mas, mau mandi sekarang apa mau sholat dulu?", tanya Naya yang berada di kamar dengan suaminya.

"Mandi dulu!", jawab Ziyad singkat. Lelaki tampan itu pun masuk ke dalam kamar mandi. Seperti biasa, Naya menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya.

Sepuluh menit berlalu, Ziyad yang mandi kilat pun selesai. Dia langsung mendirikan kewajibannya.

"Ayo mas, kita makan malam! Kasian orang tua kita menunggu kelamaan!", ajak Naya tersenyum.

Ziyad menghela nafas berat. Tapi meskipun begitu, ia menuruti permintaan istrinya tersebut.

Keduanya menuruni tangga menuju ke meja makan yang mana disana sudah ada dua pasang suami istri. Mereka pun mengobrol banyak hal bahkan hal-hal random.

Usai makan malam, mereka berenam kembali mengobrol di ruang tengah. Naya yang memang dekat dengan ibu mertuanya pun tak canggung sama sekali berada di situasi seperti itu. Berbeda dengan Ziyad. Dia kurang pandai untuk membuka obrolan dengan mertuanya tersebut.

"Sebentar ya, Naya ambil cemilan dulu di belakang!", pamit Naya.

Setelah itu, perempuan cantik itu pun mengambil makanan yang ada di meja dapur. Art sudah menyiapkannya sejak tadi.

"Eh...ponsel mama di sini!", monolog Naya.

Saat Naya menyiapkan makanan di nampan, ponsel mama mertuanya berdering. Ada nama yang tertera di kontak panggilan tersebut.

Citra? Siapa? Batin Naya.

Tak berapa lama kemudian, Naya melihat mama mertuanya masuk ke kamar mandi.

"Mama ada telpon!", teriak Naya.

"Angkat aja Nay, mama mau ke toilet dulu!", sahut Aisyah.

Karena mama mertuanya sudah mengijinkan, akhirnya Naya mengangkat panggilan tersebut.

[Hallo, assalamualaikum?]

Hening, tak ada sahutan apapun.

[Hallo?] Ulang Naya.

[Wa-walaikumsalam. Maaf, ini nomor Tante Aisyah?]

[Oh iya benar, tapi maaf mamanya lagi ke kamar mandi. Ada pesan? Biar nanti saya sampaikan?]

Naya menjawabnya dengan ramah.

[Mama...mama telpon papa ya? Papa mau ke sini sekarang kan Ma?]

Sayup-sayup Naya mendengar suara anak kecil yang menanyakan papanya.

[Bukan sayang. Sebentar ya ...mama bicara dulu!]

Naya malah mendengar suara Citra dan anak kecil itu. Tapi beberapa saat kemudian, Aisyah keluar dari kamar mandi.

"Siapa Nay?", tanya Aisyah.

"Dari Citra, Ma!", Naya menyerahkan ponsel mertuanya. Tanpa merasa bagaimana-bagaimana, Aisyah menerima ponsel itu.

[Hallo Citra?]

[Hallo Tante. Maaf mengganggu....]

[Mama...kapan papa datang hiks...hiks ...]

Riang kembali merengek. Citra mengusap wajahnya kasar. Dalam hati ia juga terus beristighfar.

[Ada apa Citra? Itu ... Riang yang nangis?]

Entah kenapa Aisyah merasa cemas secara tiba-tiba.

Riang?? batin Naya yang masih ada di dekat mertuanya. Ia sedang mengaduk teh.

[Iya Tante. Eum...maaf sekali, eum ...boleh saya minta nomor ponsel Ziyad, Tante?]

Suara Citra terdengar terbata-bata.

Aisyah cukup bingung, kenapa tiba-tiba Citra meminta nomor ponsel Ziyad?

[Oh ...bo-boleh!]

Aisyah menoleh ke arah menantunya yang bergeming di meja dapur.

[Maaf sekali Tante, sudah mengganggu waktunya. Terimakasih sebelumnya]

[Ah...iya. Tante kirim sekarang!]

[Iya Tante, makasih. Assalamualaikum]

[Walaikumsalam]

Aisyah pun mengirimkan nomor ponsel Ziyad pada Citra. Setelah itu ia mendekati menantunya.

"Mama bantu bawa ya!", kata Aisyah. Naya pun mengangguk dan tersenyum tipis. Tak lama kemudian, keduanya tiba diruangan di mana mereka semua berkumpul.

"Jadi bagaimana kasus pelecehan kemarin itu Zi? Sudah ada titik temu?", tanya mertua Ziyad.

"Belum selesai, Yah!", jawab Ziyad. Aisyah dan Naya meletakkan cangkir teh dan beberapa kudapan di meja.

Selang beberapa detik kemudian, ponsel Ziyad berdering. Lelaki itu mengambilnya dari saku kemejanya. Ada nomor asing di sana. Bahkan foto profilnya hanya gambar daun jati.

"Angkat aja dulu, barangkali penting!", titah Ahmad. Ziyad pun mengangkat panggilan tersebut tanpa meninggalkan mereka yang ada disana.

Jika memang urusan pekerjaan, dia pasti akan menyingkir lebih dulu.

[Hallo?]

[Hallo? Papa? Ini Riang? Papa bisa ke sini ngga? Riang mau peluk papa hiks ...hiks ...]

Deg!!! Jantung Ziyad berdegup dengan cepat. Mungkin lebih cepat di banding saat dia berolahraga.

[Ri... Riang?]

Ucap Ziyad terbata.

Kini semua mata tertuju pada Ziyad yang terpaku. Ahmad, Aisyah dan Naya mengenal nama itu. Bahkan tadi Aisyah pun menyebut nama gadis kecil itu.

[Papa! Riang mau sama papa! Riang bukan anak ilang. Riang punya papa! Hiks...hiks...]

Ponsel Ziyad merosot. Untung saja Ahmad dengan cekatan mengambil ponsel itu. Ia menempelkan benda pipih tersebut ke telinganya.

[Sudah ya Riang, papa pasti sedang sibuk. Besok lagi ya telponnya. Ya sayang?]

Ahmad mendengar percakapan tersebut. Lelaki itu seperti mengenal suara perempuan yang ada di seberang sana.

[Citra!!!]

[Om... Ahmad! Maaf Om, assalamualaikum]

Panggilan itu pun langsung di matikan sepihak. Ahmad menatap sang putra dengan tatapan yang sulit di artikan.

Melihat hawa yang tidak mengenakkan, orang tua Naya pun akhirnya pamit pulang. Tinggallah dua pasang suami istri di sana.

"Ada yang ingin kamu jelaskan pada kami, Ziyad Albiruni!", tanya Ahmad dengan wajah memerah.

Dia bukan laki-laki bodoh!

******

To be continued ✌️✌️✌️✌️✌️

Terimakasih 🙏🙏🙏🙏

16.42

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

lebih menyakitkan kisah riang dibanding Sham

2024-01-23

0

🌺zahro🌺

🌺zahro🌺

ternyata kisahmu pilu ya riang citra,pantas riang pendiam seaktu sekolah sama syam kemarin,kamu anak kuat,pemberani

2023-12-15

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

lanjuuut aja thoor

2023-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
203 Bab 203
204 Bab 204
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 207
208 Bab 208
209 Bab 209
210 Bab 210
211 Bab 211
212 Bab 212
213 Bab 213
214 Bab 214
215 Bab 215
216 Bab 216
217 Bab 217
218 Bab 218
219 Bab 219
220 Bab 220
221 Bab 221
222 Bab 222
223 Bab 223
224 Bab 224
225 Bab 225
226 Bab 226
Episodes

Updated 226 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202
203
Bab 203
204
Bab 204
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 207
208
Bab 208
209
Bab 209
210
Bab 210
211
Bab 211
212
Bab 212
213
Bab 213
214
Bab 214
215
Bab 215
216
Bab 216
217
Bab 217
218
Bab 218
219
Bab 219
220
Bab 220
221
Bab 221
222
Bab 222
223
Bab 223
224
Bab 224
225
Bab 225
226
Bab 226

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!