Ziyad sudah rapi dengan seragam dinasnya. Beruntung sekali Ziyad memiliki istri sigap seperti Naya. Lantas...apa pantas ia menduakan Naya???
Setelah menyimpan peralatannya di mobil, Ziyad kembali ke ruangannya. Vino sudah menunggu kedatangan rekannya tersebut. Sedang Amar sendiri di sibukkan dengan beberapa laporan yang ada di mejanya.
Dia pun sebenarnya ingin bertanya tentang laporan Citra yang dicabut. Bahkan ia tahu hal itu hanya lewat pesan dari Ziyad.
Ziyad duduk di bangkunya dan dua rekannya langsung duduk di hadapan Ziyad. Ziyad mendongak tanpa bicara apapun pada Amar dan Vino.
"Bisa jelaskan?", tanya Amar. Di antara mereka bertiga, Vino lebih banyak bicara. Tapi kali ini Amar begitu penasaran dengan masalah Citra yang menurutnya cukup beresiko.
"Citra yang meminta sendiri agar laporannya di cabut!", kata Ziyad to the poin.
"Citra? Wah ... sedekat itu Lo menyebutnya?", tanya Vino. Mereka hanya bertiga di ruangan itu. Andai ada yang lain, mereka akan berbicara formal.
Ziyad menumpu dua tangannya di atas meja. Terlihat ******* nafas yang begitu berat. Seolah Ziyad sedang menanggung beban begitu berat.
"Heum!", sahut Ziyad yang memejamkan matanya beberapa saat.
"Tapi kenapa? Bukankah seharusnya mereka mendapatkan keadilan? Mereka sudah di rugikan secara materil dan imateril juga. Belum lagi pandangan netijen??", tanya Amar.
"Gue bingung!", Ziyad menunduk. Tidak biasanya si teladan ini terlihat begitu kusut saat menghadapi sebuah kasus. Padahal beberapa waktu lalu saat menangani kasus pembunuhan pun, dia terlihat biasa saja.
"Gue paham. Lo kaya gini karena liat bocah itu kan? Lo pasti bayangin gimana masa depan bocah cantik itu di masa yang akan datang kan?", tanya Amar lagi.
Vino tak menanggapi begitu juga dengan Ziyad yang terdiam.
"Gue akui, gue emang ngga mengenal korban secara personal. Tapi...entah kenapa gue merasa kalo mereka itu...beda!", kata Amar.
"Maksud Lo apa?", tanya Vino.
"Kok feeling gue...Ziyad kenal mereka lebih dari sekedar korban! Benar begitu?", cerca Amar.
"Iya kan kita dengar sendiri kalo bocah kecil itu lihat foto Ziyad di ponsel mamanya. Kalian teman SMA mungkin ya Zi?", sahut Vino santai.
Ziyad ragu-ragu untuk terbuka terhadap dua sahabatnya tersebut atau tidak. Bukan tak percaya pada keduanya, tapi ia malu! Malu jika ternyata dia tak sealim yang orang lihat selama ini.
"Gue laki-laki bejat!", kata Ziyad yang akhirnya membuka aibnya sendiri. Vino dan Amar saling berpandangan.
"Kenapa lo ngomong gitu?", tanya Vino pelan dan memajukan bangku yang ada di depan meja Ziyad.
Ziyad menarik nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya beberapa saat. Dan setelah merasa oksigen sudah memenuhi rongga dadanya, ia pun membuka matanya.
"Citra itu mantan cewe gue waktu masih SMA. Bahkan dari kelas satu sampai kamu lulus, kami masih berhubungan baik. Tapi ... karena gue mau fokus di pendidikan kita, gue mutusin dia!", kata Ziyad.
"Wow! Dia cinta pertama Lo gitu?", ledek Vino tersenyum mengejek.
"Heum!", gumam Ziyad.
"Dan Lo kecewa karena ternyata dia udah punya anak dan Lo nyesel udah mutusin dia karena sampai sekarang Naya belom ngasih Lo anak? Gue harap jawaban Lo, bukan karena itu!", tebak Amar.
Ziyad menatap tajam pada Amar. Ya, Amar memang masih ada sedikit hubungan keluarga dengan orang tua Naya.
"Weiiisss.... sabar-sabar bro!", Vino menepuk bahu Amar.
"Jangan asal tebak aja! Dengerin dulu Ziyad mau ngomong apa!", kata Vino yang tumben ngomong bijak.
Ziyad memalingkan wajahnya ke samping tak ingin menatap kedua rekannya tersebut.
"Citra hamil anak gue. Dan gue ngga tahu Vin, Mar! Yang jelas setelah gue selesai pendidikan, gue nyari dia ngga ketemu. Dia ngga bilang sama gue karena ngga mau ganggu karir gue! Masa depan gue!", kata Ziyad. Amar dan Vino tercengang tak percaya mendengar pengakuan Ziyad.
"Terserah Lo berdua mau mandang gue gimana. Yang jelas ...gue pusing! Bukan karena gue ga mau tanggung jawab tapi... karena Naya minta gue nikahin Citra! Gue benar-benar pusing?! Gue ngga mau menyakiti Naya. Tapi gue juga ngga sanggup kalo liat kondisi anak gue yang bahkan selama ini gue ngga pernah tahu keberadaan nya!", kata Ziyad yang langsung menundukkan kepalanya di atas meja.
Vino dan Amar saling berpandangan. Masalah sahabat sekaligus rekan kerjanya itu memang...berat!
Pantas aja muka Riang itu familiar banget di mata gue! Ternyata emang dia semirip itu dengan Ziyad! Gimana perasaan Ziyad ngga hancur? Dia tak tahu kalo sudah punya anak dan sekalinya bertemu malah dalam kondisi yang.... astaghfirullah!!! Batin Amar.
Ketiganya tak terlibat obrolan apa pun lagi karena ada info jika rapat internal akan segera dimulai di aula kantor.
****
09.45
Terimakasih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
andi hastutty
ih ngga tau deh Thor mau hajar siapa yg pasti rasanya mau mukul orang
2024-01-23
0
🌺zahro🌺
ziad emang laki laki kurang di hajar ya gak sich thor
2023-12-15
1
Husnul Cute
emang pada dasarnya dia udah ga mau sama citra dan riang, dia aja ragu2 buat nikahin citra emang laki2 bejad cuman mau enaknya aja, mungkin semisal dia nikahin citra cuman buat dia nebus kesalahan aja, ga akan mungkin adil dia pada citra, yg dipentingin cuman naya naya kan secara dia udah bucin sama naya
2023-12-10
0