Ziyad keluar dari ruangan Riang. Wajahnya terlihat sangat murung seolah beban di pundaknya sudah menggunung.
Ziyad merasa semakin bersalah jika ia tak memberitahu keadilan untuk anak dan ibu dari anaknya. Dia sudah menjadi lelaki bejat yang tak bertanggung jawab pada perempuan yang sudah ia rusak masa depannya. Dan kini ia juga harus di hadapkan dengan kenyataan bahwa anak gadisnya yang tak pernah ia tahu kehadirannya, harus kehilangan masa depannya.
Apa ini hukuman untuk ku yang telah berzinah ya Allah??? Kenapa tak hukum hamba saja ya Allah! Jangan mereka!!!
Tiba-tiba seseorang menarik lengan tangan Ziyad. Pria itu langsung terkesiap dan menoleh pada seseorang yang menarik lengannya.
"Bella!", gumam Ziyad.
"Aku mau bicara sama kamu, sebagai sahabat Naya!", kata Bella melangkah mendahului Ziyad. Ziyad pun mengekor di belakang Bella. Setelah berada di lorong, Bella menghentikan langkahnya.
"Bicara apa?", tanya Ziyad datar. Melihat wajah datar Ziyad, Bella seperti melihat Riang versi laki-laki. Wajar saja ia merasa familiar dengan wajah Riang yang ternyata anak dari suami sahabatnya.
"Kamu mengkhianati Naya!", kata Bella ketus. Dia tak bertanya, tapi langsung menuduh.
"Apa maksud kamu?", tanya Ziyad bingung.
"Riang, dia putri mu?"
Ziyad tak menyahut pertanyaan Bella.
"Kamu tak punya hak untuk bertanya tentang urusan pribadi ku! Sekali pun kamu sahabat istri ku!"
Bella menggeleng tak percaya. Bagaimana bisa sosok laki-laki yang mana ia suami dari sahabat baiknya, bisa berubah sikap seperti itu???
"Kamu tidak memikirkan perasaan Naya, Zi?", tanya Bella tak percaya.
Ziyad meninggalkan Bella begitu saja. Di lorong yang lain, Vino dan Amar menghampiri Ziyad.
Ketiganya pun kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan mereka.
Sepeninggal Ziyad, Bella dilema. Dia kasihan pada sahabatnya yang di khianati suaminya. Tapi di sisi lain, dia tak tega mengatakan kebenarannya.
Apalagi... ternyata perempuan yang sudah membuat Ziyad berkhianat justru pasiennya yang menjadi korban pelecehan.
Naya perempuan yang mengedepankan perasaan di banding logika. Tapi bagaimana jika ia tahu kebenarannya saat ini????
.
.
.
"Mama, temani papa cek up kan nanti?",tanya Ahmad pada istrinya.
"Iya, Pa!", jawab Aisyah.
Bada ashar, Ahmad sudah menghubungi dokter langganannya. Dan satu jam kemudian, dia tiba di rumah sakit besar tersebut.
Setelah melalui pemeriksaan, Ahmad hanya perlu cek up rutin seperti biasanya. Dia sudah pensiun, tak terlalu banyak pekerjaan di bidangnya.
Setelah selesai di periksa, Ahmad dan Aisyah pun keluar dari ruangan dokter.
"Sekalian ambil obat di apotik rumah sakit saja kan Pa?", tanya Aisyah.
"Iya Ma. Dari pada harus ke apotik luar."
Sepasang suami istri itu berjalan beriringan menuju ke loket pengambilan obat. Mereka menunggu beberapa saat hingga terdengar sedikit keributan di loket.
Hal itu cukup menarik perhatian suami istri yang tengah menunggu antrian obat tersebut.
"Saya benar-benar tidak sengaja!"
"Kamu tahu ngga? Obat ini mahal! Dan kamu pecahin gitu aja???"
"Saya akan menggantinya, saya minta maaf!"
"Mengganti? Kamu pikir kamu mampu membayarnya?", perempuan itu meneliti penampilan perempuan muda di hadapannya.
"Kamu mau bayar, harga obatnya satu juta? Sanggup kamu?"
Pegawai yang ada di apotik rumah sakit tersebut menggeleng cepat.
"Maaf ya Bu, harga obat ibu yang pecah tadi hanya enam ratus ribu. Tak sampai satu juta!", kata pegawai apotik rumah sakit tersebut.
Si ibu itu melengos. Perempuan yang tadi tak sengaja menjatuhkan botol obat ibu itu yang tak lain adalah Citra, mengganti obat dengan uang senilai enam ratus ribu dari dompetnya.
Tanpa ba-bi-bu seseibu tadi langsung meninggalkan Citra di depan kasir.
"Yang sabar ya Mba!", kata petugas pada Citra. Citra hanya mengangguk tipis. Dilihatnya isi dompetnya yang semakin menipis. Rencananya besok pagi Riang sudah bisa di bawa pulang. Dan Citra memang akan membeli obat untuk Riang selama masa penyembuhan di rumah. Tapi ternyata uang itu terpakai. Jika ia membeli obat, itu artinya dia tak ada modal untuk berjualan lagi keesokan harinya.
Citra meraba lehernya. Ada satu barang berharga yang tersisa di sana. Sebuah kenang-kenangan dari seseorang yang spesial di hari ulang tahunnya yang ke tujuh belas tahun.
"Saya tetap beli obatnya deh mba!", kata Citra pada akhirnya meski dengan suara lesu. Yang penting sekarang adalah kesehatan Riang, begitu batin Citra.
Aisyah sepertinya memperhatikan gerak gerik Citra dari belakang. Meski tak melihat wajahnya, Aisyah merasa iba pada sosok perempuan yang tadi mengganti uang obat secara cuma-cuma pada seseorang. Padahal kalau di lihat , orang itu pun salah karena tak hati-hati.
"Berapa mba?", tanya Citra pada kasir.
"Empat ratus lima belas ribu, mba!", jawab kasir. Saat Citra mengeluarkan uang nya dari dalam dompet, kartu ATM dan tanda pengenalnya jatuh. Tapi Citra memilih untuk membayar lebih dulu baru mengambil kartu tersebut yang ada di dekat kakinya.
Akan tetapi belum sempat ia mengambil, ada tangan seseorang yang memungutnya.
"Dokter Bella?"
Bella membaca tanda pengenal Citra sebentar lalu ia menyerahkan pada Citra.
"Terimakasih dokter Bella!", kata Citra tersenyum.
Bella mengangguk dan tersenyum tipis. Sebagai sahabat Naya, sebenarnya ia ingin sekali mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi antara Citra dan Ziyad. Tapi dia tak punya hak untuk menanyakannya pada Citra.
Pegawai apotik memanggil nama papanya Ziyad. Otomatis Aisyah berdiri menghampiri loket. Dan posisi Citra serta Bella masih di sana.
"Permisi!", sapa Aisyah. Citra dan Bella pun menyingkirkan diri dari depan loket.
"Tante Aisyah?", sapa Bella. Aisyah menoleh pada sosok dokter yang menyapanya. Sejak tadi ia ingin menyapa sahabat menantunya. Tapi sepertinya dia sedang berbicara dengan perempuan di depannya. Maka dia menahan diri untuk tidak menyapa Bella.
Citra menoleh ke belakang dimana Aisyah berada. Dan di saat yang bersamaan, baik Aisyah maupun Citra sama-sama terkejut.
"Citra???"
"Tante...??"
Bella menautkan kedua alisnya. Dia bingung!
"Kamu benar-benar Citra? Masyaallah, kamu apa kabar nak?", tanya Aisyah. Citra mencium punggung tangan Aisyah.
"Tunggu! Jangan di jawab dulu. Tante bayar obat sebentar!", titah Aisyah. Bella masih cengok menatap Aisyah dan Citra bergantian.
Setelah Aisyah menyelesaikan pembayaran, ia menyeret Citra untuk duduk di sebelah suaminya.
"Papa, lihat mama bertemu siapa?", tanya Aisyah pada Ahmad. Ahmad yang dari tadi sedang fokus dengan ponselnya pun langsung mendongak.
"Citra?", Ahmad langsung berdiri di depan istrinya.
Dengan sedikit ragu, Citra menyalami Ahmad dan mencium punggung tangannya.
"Om...!", sapa Citra lirih. Lalu Ahmad menoleh ke Bella yang terlihat bingung.
"Bella!"
"Eh...iya Om. Maaf!", kata Bella tergagap.
"Citra, bagaimana kabar kamu? Selama ini kamu tinggal di mana?", tanya Ahmad. Hubungan Citra dan keluarga Ziyad saat itu memang sudah cukup dekat. Meski dari keluarga terhormat, baik Aisyah maupun Ahmad tak mempermasalahkan hubungan antara Ziyad dan Citra saat itu. Hingga akhirnya mereka kehilangan jejak keberadaan Citra.
"Alhamdulillah baik, Om!", jawab Citra.
"Tunggu! Om dan Tante mengenalnya?", tanya Bella. Aisyah dan Ahmad saling berpandangan.
Mereka tahu, Bella adalah sahabat dekat menantunya. Tapi...
"Oh....iya. Dulu keluarga kami cukup dekat, bukan begitu Citra?", tanya Ahmad. Citra mengangguk pelan.
"Dekat?", tanya Bella yang masih penasaran.
"Iya Bella, Citra ini teman dekat Ziyad waktu masih SMA. Tapi sejak lulus, Citra malah ngga tahu menghilang ke mana. Dan hari ini, kami baru bertemu dengannya lagi", jawab Aisyah.
Lulus SMA??? Bella mulai menghitung dalam otaknya. Kapan Ziyad lulus SMA dan usia Riang. Itu artinya....???
Bella menggeleng pelan.
"Kamu kenapa Bella?", Aisyah mengusap lengan Bella.
"Apa Citra pernah berhubungan dengan Ziyad Tante, itu maksud arti kata dekat?", tanya Bella. Dia sadar jika dirinya terlalu ikut campur tapi rasa penasarannya juga tinggi.
Aisyah tersenyum tipis tapi tidak dengan Citra. Telapak tangannya berkeringat dingin.
Bella pernah jatuh hati pada sosok Ziyad sebelum Naya dan Ziyad dijodohkan. Tapi Bella berusaha menutupinya karena ia tak ingin mengecewakan sahabatnya.
Jadi...Ziyad tidak selingkuh dari Naya??? Batin Bella.
****
Bersambung dulu ye gaesssss ✌️✌️✌️✌️
Terimakasih 🙏🙏🙏🙏
18.46
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
yukmier
makanya bel kmu jangan buruk sangka dulu,,,ziyad dan citra itu sepasang kekasih u no...
2024-06-01
1
andi hastutty
bulan selikuhan tapi cinta lama ziyad
2024-01-23
1
bung@ter@t@i
kasian Citra, pelajaran buat perempuan jgn smpe kena pergaulan bebas
2024-01-14
1