“Awal baru dan perjalanan baru untuk mengubah hidupku...

“Awal baru dan perjalanan baru untuk mengubah hidupku. Hidup penuh keceriaan dan keinginan mencapai tujuanku, jadi mari kita tulis kisah baruku mulai dari sini. Kini aku mengerti.”

Hai, aku Rea Andana. Aku kelas X dan bersekolah di SMA Pelita. Seorang author online dan mencari nafkah dari novel onlineku. Cita citaku menjadi seorang novelis yang akan aku wujudkan mulai sekarang, aku akan terbang menuju langit dengan kepakan sayapku sedikit demi sedikit.

Tentang tinggiku, aku hanya setinggi 153 cm dengan berat badanku 41,74 kg. Berat memang. Rambutku lurus dan kaku seperti rambut yang anti badai. Aku suka membaca, khusus membaca novel, tidak dengan buku pelajaran. Hidupku sedikit rumit dan aku akan memulai hidupku dari awal. Bukan transmigrasi maupun reinkarnasi seperti kebanyakan novel, tapi sebuah perubahan hidup yang akan menemaniku nantinya.

Aku, si pencinta cogan fiksi membuatku pilih pilih pasangan. Tidak mudah tapi akan kucoba. Aku memiliki sahabat. Cila. Begitu aku memanggilnya. Penggila seorang Raka Aditiya yang merupakan kakak kelas kami.

Jadi ayo telusuri kehidupanku setelah ini. Kita satu dan bersama menyelesaikan kisahku yang belum lengkap sepenuhnya.

Jalan baru yang sedang kutempuh. Menuju dunia Baru dengan sendirinya mengikuti arus.

Biasanya berjalan untuk menuju sekolahku, namun kini aku berada di sebuah angkutan umum berwarna merah. Sungguh, ini baru pertama kalinya aku menaiki kendaraan ini. Selama ini aku memiliki kendaraan kakiku sendiri.

Bukan apa, aku memang tidak pernah bepergian jauh. Dan untuk membeli makanan, rumahku dekat dengan supermarket. Kecuali saat aku akan pulang ke jurang neraka aku akan memesan taxi online. Aku memang tidak membutuhkan kendaraan, tapi sekarang aku ingin merasakannya.

Kehidupan saat ini akan menjadi tonggak pertama dalam hidupku, mencari sesuatu saat rasa penasaran ku mencuat. Tidak dipungkiri, kini aku merasa sedikit bebas dengan sangat saat aku perlahan melepaskan belengguku dari akar.

Dari sini aku melihat sebuah mobil terparkir di jalan di depan sana dan seorang lelaki yang tengah memegang ponsel di telinganya.

Laki-laki itu berbalik dan merentangkan tangannya meminta angkot berhenti dan masuk begitu saja lalu duduk di depanku. Angkot ini tidak sempit karena disini hanya ada lima penumpang didalamnya termasuk denganku, dan sekarang bertambah menjadi enam orang.

Hanya, yang tidak pernah kusangka adalah seorang Raka Adijaya yang keluarganya bisa membeli perusahaan angkot kini malah duduk didalamnya. Sungguh keajaiban, baru kali ini aku melihat orang kaya masuk ke dalam angkot.

Untungnya lelaki itu tidak melihatku, dengan sadar aku langsung menarik tasku untuk kujadikan pengaling di kepalaku. Jika bisa, aku ingin menenggelamkan kepalaku ditanah agar aku tidak bertemu dengannya.

Sungguh. Kenapa banyaknya orang di dunia ini harus dia. Bukan apa, tapi aku sangat malas bertemu denganya yang bisanya membuatku darah naik. Jika aku terlalu lama bersamanya aku takut aku akan masuk ke rumah sakit karena darah tinggi.

Setelah sampai halte depan sekolah, tanpa berkata aku keluar dari angkot tanpa lupa membayarnya dengan tas yang masih berada tepat di wajahku. Tiba tiba aku merasakan bahwa kerah seragamku ditarik seperti anak kucing hingga membuatku berhenti di tempat. Aku tahu suara itu dengan jelas. Sial. Dengan caraku saat ini, ini benar-benar tidak berguna.

“Bayarin,” bukan nada perintah yang Raka gunakan tapi aku masih merasakan penekanan di dalam katanya. Aku mendengus, bahkan dia tidak bisa membayarnya sendiri. Dia bahkan lebih kaya daripada aku, kenapa aku harus membayar ongkosnya.

Ingin rasanya aku menempeleng kepala Raka kasar. Ini terlalu menyusahkan, dengan wajah bau aku merogoh saku rok seragam, aku mengambil uang 5000 di dalamnya dan memberikannya pada supir angkot.

Tanpa kata aku melangkah masuk dengan Raka yang berada di belakangku. Masalah besar. Tapi tidak aku indahkan, pagiku hancur karenanya jadi jika tambah hancur aku hanya akan menyalahkannya.

Aku berjalan dengan kepala mendongak menatap lurus kedepan.

“What! Demi apa! Sahabat gue ini naik angkot!” pekikan dari depan lagi-lagi membuatku menghentikan langkah.

Cila. Dia berlari dengan terbokoh-bokoh menghampiriku. Sungguh, aku malu dengan kelakuannya yang tiba-tiba dan menarik beberapa kerumunan yang masih berada di depan pagar menoleh .

“Cila. Lo bisa pelan dikit nggak sih,” ujarku memperingatinya sambil melirik ke belakang. Kenapa juga Raka ikut berhenti di belakangku membuatku sedikit tidak nyaman, seolah akulah yang menghentikan acara berjalannya.

Cila nyengir lebar didepanku yang membuatku seketika ingin menaboknya dengan keras.

“Wuft, iya iya. Wih... dengaren banget lo naik angkot, biasanya juga jalan kaki. Lo kan orangnya kudet banget untungnya aja lo bisa sampai sekolah saat naik angkot, kalau nggak siapa yang harus gue salahin kalau sahabat gue ini ilang.” Cila mencubit kedua pipiku membuatku sedikit kembang kempis.

Aku ingatkan bahwa aku bukanlah anak kecil lagi, tapi Cila ya Cila. Dia akan terus mencubit pipiku dan mungkin setelah pipiku kendor dia akan berhenti.

“Ck. Lebay lo, nyatanya gue sampai dengan sehat wal afiat.” Aku menyeletuk dengan santai.

“Jangan deh Re, mending besok besok lo pesen taxi online aja daripada naik angkot.” Cila memandangku dengan sedikit permohonan.

“Kenapa?” tanyaku penasaran.

“Angkot tu bahaya. Nih ya, gue lihat di berita kalau angkot itu banyak ada pencopet, ada begal juga. Ih, serem deh gue lihatnya. Mending taxi online yang lebih terjamin.” Cila memberitahuku.

“Apaan dah Ci. Taxi juga nggak memungkinkan nyatanya kadang ada berita begal taxi yang mana malah supir taxi itu sendiri yang jadi begal. Ih amit amit, mending naik angkot kemana mana. Begitu kita naik angkot, didalam ada beberapa orang jadi masih ada kemungkinan sedangkan kalau naik taxi sendiri...” aku menghentikan perkataanku kala melihat wajah pias Cila.

“Kalau begitu jangan pakai angkot maupun taxi online, lo gue jemput aja pakai motor.”

Mendengar kalimat itu malah membuatku tertawa.

“Udah deh Ci. Lo kalau ngomel gini malah kayak jadi pacar gue, possesif banget. Geli gue.” Aku berkata sambil terkekeh dan melangkah berjalan diikuti Cila.

“Jadi lo punya pacar? Kok gue nggak tau. Jahat banget lo taken nggak ngasih tau gue.”

Ucapan Cila membuatku berhenti lagi. Ada apa dengan masalah otak Cila? Bukankah aku hanya mengatakan jadi seperti pacarku? Kenapa otaknya malah melenceng seperti ini.

“Siapa yang bilang kalau gue punya pacar?” tanyaku padanya.

“Ya, lo lah. Siapa lagi gue kan ngomongnya sama lo.”

“Gue nggak ngomong gitu. Kapan gue ngomong kalau gue punya pacar?” tanyaku balik.

“Lo kalau ngomel gini malah kayak jadi pacar gue, possesif banget.” Cila malah mengulang perkataanku yang tadi.

Aku memandang Cila horor. “Gak gitu juga konsepnya bambang...” aku mendesis pelan.

“khemm... Bisa lewat.”

Cila memelototkan matanya melihat ke belakangku dan memandangku tajam. “Re, lo denger suara kak Raka nggak? Gue takut ini cuma imajinasi gue,” lirih Cila.

Aku menoleh kebelakang, dan benar saja itu kakak kelasnya. Kenapa dia tidak pergi dari tadi? Aku hanya mengangguk membalas Cila dan kembali berjalan.

“Jadi lo beneran taken sama kak Raka? Nggak nyangka teman gue nikung,” bisik Cila dengan ekspresi dramatis.

“Dih amit-amit jabang bayi.” Tanpa sadar kata itu terlontar dari bibirku.

Kerahku tertarik kuat dari belakang membuatku sedikit terhuyung dengan leher sedikit tercekik. Sial. Leherku terasa akan patah. Dan aku tahu siapa pelakunya. Padahal aku tidak memiliki salah apa pun padanya. Aku menepuk pelan tangannya yang berada di kerah belakangku.

“Eh, kak Raka. Lepasih sahabat aku, maaf kalau dia nggak ngakuin kakak sebagai pacar. Mungkin dia malu.” Cila berkata pelan.

Teman tidak ada akhlak memang. Bukannya dengan tegas membantuku malah malu-malu cicitcuit. Dengan kasar Raka melepaskan tangannya membuatku lagi-lagi terhuyung kedepan. Aku memegangi leherku yang sedikit sakit dan menatap Raka dengan sedikit nyalang.

Cila dengan cepat membantuku agar aku berdiri dengan mantap. “Tuh. Lo sih nggak ngakuin kalau kak Raka pacar lo, jadi marah kah dia.” Bisiknya padaku.

Aku memandang Cila kesal. Siapa juga yang berpacaran dengan manusia semacam Raka. “Siapa yang pacaran sama kak Raka sih Ci!” aku sungguh capek dengan perdebatan ini. Sangat tidak penting.

“Kasihan banget kak Raka nggak diakuin.” Cila memandang sinis kepadaku.

Aku mengacak rambutku kasar bagaikan orang gila. “Tanya tuh sama orangnya aja. Gila lama-lama gue ngeladenin lo.” Aku menunjuk Raka yang kini sudah berjalan mendahuluiku dan Cila.

“Kak Raka. Kakak pacaran sama Rea?” yang tidak kuharapkan terjadi. Cila. Orang itu benar-benar menghentikan Raka yang sudah beberapa langkah di depan mereka dan bertanya. Ayo bangunkan Cila dan menenggelamkannya di rawa.

“Emang kenapa kalau kita pacaran.” Setelah mengatakan itu Raka pergi dengan tas dipundaknya meninggalkan Aku dan Cila yang melongo mendengar penuturannya. Bad boy sekali. Terlebih aku yang kini menghentakkan kakiku kesal membuat suara dentuman. Raka sialan umpatku dalam hati.

..."Awal ini dan awal sebuah cerita sangat berbeda. Awal ini aku tidak dapat menebaknya dengan benar apa yang akan terjadi selanjutnya. Berbeda dengan fiksi yang dari awal beberapa chapter sudah dapat ku tebak bagaimana kelanjutannya."...

Istirahat kali ini, aku dan Cila membawa makanan dari kantin ke taman belakang sekolah. Disini sepi, terutama saat jam istirahat seperti saat ini jadi kami memutuskan untuk berkeliling sekolah dan berakhir di tempat ini. Konyol memang. Saat sedang panas panasnya seperti ini kami malah melakukan tour sekolah yang kami sendiripun tidak tahu kenapa. Ini hanya untuk mengikuti sebuah naluri.

Membuka nasi goreng untuk melahap. Aku memakannya dengan tenang begitupun dengan Cila. Entah kenapa, sejak kejadian tadi pagi sepertinya Cila sedikit berubah menjadi pendiam. Aku tidak tahu apa yang terjadi.

“Ci. Lo kenapa sih?” tanyaku sedikit kesal.

Masalahnya daritadi jika ditanya seperti itu Cila akan menggeleng dan berkata tidak apa apa, itu membuatku sedikit jengkel.

Lagi-lagi Cila menggeleng, tapi kali ini dengan sedikit tarikan dan hembusan nafas kasar. “Gue ngelag anjir.”

“Dih apaan sih.”

Cila menatapku dengan ling lung. “Re, lo beneran jadian sama kak Raka?”

Astaga. Ini yang membuat Cila mendiamiku sejak tadi pagi. Apakah masih kurang jelas apa yang kusampaikan tadi. Aku tidak berpacaran dengan si Raka. Kalau bisa aku ingin menulis seperti itu dengan tinta tebal dan menyandingkannya di hadapan Cila saat ini juga.

“Nggak. Ngaco lo,” sentakku.

“Ya, bisa aja kan. Lagian gue juga setuju kalau lo sama kak Raka.” Cila tersenyum lebar membuatku bergidik ngeri. “Gue seneng kali kalau sahabat gue pacaran sama orang famous bisa-bisa nanti gue juga jadi famous karena temenan sama lo.”

Aku menggelengkan kepala tak habis pikir. Aku memilih diam dan menunggu alurku yang selanjutnya. Alurku saat ini masih terlihat abu-abu dan belum terlihat akan seperti apa hari hariku. Aku menantikannya.

Episodes
1 “Ha... Ha... Aku ingin sekali tertawa jika mengingat bahwa dunia sangat lucu”
2 “Lebih baik jika kita hidup sebagai simulasi dari sebuah komputer..."
3 “Banyaknya keinginan yang hanya bisa kuraih dalam sebuah fiksi.” 
4 “Dari banyaknya orang yang ku takuti, kenapa harus kamu yang membuatku..."
5 “Keinginan yang membara membuatku maju sedikit demi...
6 “Kini adalah masaku, masa dimana untuk memulai semuanya...
7 “Aku mulai merasakan kehidupan yang melegakan, semoga...
8 “Sedikit kata tentang belenggu. Aku masih terlalu awam untuk...
9 "2"
10 “kini aku mengerti. Kadang kalanya menggertak orang merupakan...
11 "Mengubah beberapa sifat untuk membuat seseorang nyaman...
12 “Awal baru dan perjalanan baru untuk mengubah hidupku...
13 “Semuanya bukan tentang kata motivasi. Motivasi bisa...
14 “Kita tidak dapat mengulang masalalu tapi kita bisa memper...
15 "Bersama denganmu membuatku sedikit tidak nyaman. Jangan...
16 “Fiksiku terlalu tinggi dan kini aku tertampar.”
17 “Lihatlah kehidupan seorang antagonis. Nyatanya dia protagonis...
18 "2"
19 “Banyak orang yang sama seperti Cila. Ketika dia salah tapi tidak
20 “Lo yakin kalau mereka semua akan melakukan semua itu...
21 "Tingkahnya membuatku bingung. Sebenarnya apa..."
22 “Camping yang sungguh membagongkan. Aku masih tidak...
23 “Tanpa sadar aku ikut masuk dalam kerumunan, canda tawa...
24 “Mempunyai kalian berdua sudah cukup untukku sebagai...
25 “Kenangan ini akan selalu berada di pikiranku. Kalian berdua...
26 “Dia mendekatiku bagaikan aku makanan lezat yang dapat
27 “Aku masih bingung dengan keputusanku karena Jalan apa...
28 “Kata “ikhlas” memang mudah tapi sulit untuk hati kita. Tapi aku
29 “Antagonis yang bertindak bagai protagonis. Mungkin...
30 “Mengerti dan tidak mengerti cara menggiring bola dan
31 “Kejadian itu membuatku harus mencari jalan memutar. Aku...
32 "Jangan cari masalah denganku, aku bukan orang yang...
33 “Terpaksanya aku harus menggunakannya, entah kemana lagi...
34 "Dia mengintai seperti mata-mata, tapi aku tidak dapat melihatnya. Bahkan...
35 “Cilia Rakit. Itu namaku, betapa aku berharap bahwa sahabatku...
36 “Jangan salahkan aku jika kamu tidak bisa lepas dariku setelah
37 "Apa kataku, dia tetap mengintai bahkan setelah kita sampai
38 "Seluruh tubuhku terasa ringan setelah masalah ini terpecahkan. Aku...
39 "Nyatanya jadi babu seorang Raka Adijaya sangat mengerikan. Dia
40 "Kini, aku menjalani hariku tanpa rasa khawatir karena sepertinya aku...
41 “Antagonis muncul dengan sangat cepat. Dia... Aku sudah...
Episodes

Updated 41 Episodes

1
“Ha... Ha... Aku ingin sekali tertawa jika mengingat bahwa dunia sangat lucu”
2
“Lebih baik jika kita hidup sebagai simulasi dari sebuah komputer..."
3
“Banyaknya keinginan yang hanya bisa kuraih dalam sebuah fiksi.” 
4
“Dari banyaknya orang yang ku takuti, kenapa harus kamu yang membuatku..."
5
“Keinginan yang membara membuatku maju sedikit demi...
6
“Kini adalah masaku, masa dimana untuk memulai semuanya...
7
“Aku mulai merasakan kehidupan yang melegakan, semoga...
8
“Sedikit kata tentang belenggu. Aku masih terlalu awam untuk...
9
"2"
10
“kini aku mengerti. Kadang kalanya menggertak orang merupakan...
11
"Mengubah beberapa sifat untuk membuat seseorang nyaman...
12
“Awal baru dan perjalanan baru untuk mengubah hidupku...
13
“Semuanya bukan tentang kata motivasi. Motivasi bisa...
14
“Kita tidak dapat mengulang masalalu tapi kita bisa memper...
15
"Bersama denganmu membuatku sedikit tidak nyaman. Jangan...
16
“Fiksiku terlalu tinggi dan kini aku tertampar.”
17
“Lihatlah kehidupan seorang antagonis. Nyatanya dia protagonis...
18
"2"
19
“Banyak orang yang sama seperti Cila. Ketika dia salah tapi tidak
20
“Lo yakin kalau mereka semua akan melakukan semua itu...
21
"Tingkahnya membuatku bingung. Sebenarnya apa..."
22
“Camping yang sungguh membagongkan. Aku masih tidak...
23
“Tanpa sadar aku ikut masuk dalam kerumunan, canda tawa...
24
“Mempunyai kalian berdua sudah cukup untukku sebagai...
25
“Kenangan ini akan selalu berada di pikiranku. Kalian berdua...
26
“Dia mendekatiku bagaikan aku makanan lezat yang dapat
27
“Aku masih bingung dengan keputusanku karena Jalan apa...
28
“Kata “ikhlas” memang mudah tapi sulit untuk hati kita. Tapi aku
29
“Antagonis yang bertindak bagai protagonis. Mungkin...
30
“Mengerti dan tidak mengerti cara menggiring bola dan
31
“Kejadian itu membuatku harus mencari jalan memutar. Aku...
32
"Jangan cari masalah denganku, aku bukan orang yang...
33
“Terpaksanya aku harus menggunakannya, entah kemana lagi...
34
"Dia mengintai seperti mata-mata, tapi aku tidak dapat melihatnya. Bahkan...
35
“Cilia Rakit. Itu namaku, betapa aku berharap bahwa sahabatku...
36
“Jangan salahkan aku jika kamu tidak bisa lepas dariku setelah
37
"Apa kataku, dia tetap mengintai bahkan setelah kita sampai
38
"Seluruh tubuhku terasa ringan setelah masalah ini terpecahkan. Aku...
39
"Nyatanya jadi babu seorang Raka Adijaya sangat mengerikan. Dia
40
"Kini, aku menjalani hariku tanpa rasa khawatir karena sepertinya aku...
41
“Antagonis muncul dengan sangat cepat. Dia... Aku sudah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!