"2"

Sungai kecil kembali menggenang di pelupuk mata. kaca terus tergores. Akankah kaca ini dapat bertahan lama. Apa bisa mempertahankan keretakannya? sedikit goresan saja bisa membuat seluruhnya pecah dan... mungkin tidak bisa kembali semula. Mau di rekatkan berapa kali pun kaca itu masih akan mengangga, retakan tetap utuh. Tidak ada yang bisa mencegahnya.

Setelah itu menggembara mencari serpihan untuk menutup retakan itu. Terus mencari.

...🪸🪸🪸...

Mungkin yang selalu ku tulis itu benar.

Ketika matahari bersinar, aku tetap menetap.

ketika bintang berkumpul memancarkan cahaya, aku tetap redup. apakah dunia ini??

ketika hewan sudah cerdas, aku tetap bodoh. Tapi itulah aku.

Aku membenci diriku yang bodoh ini. Aku benci diriku yang tidak bisa menyelesaikan masalah. Aku benci masalah masalahku yang tak pernah habis karena masalalu. Aku membenci semua yang ada di dalam diriku. aku terbengkalai. Tidak tau harus apa.

Aku takut keluar melihat mereka yang menatapku aneh. Aku takut mereka memangdangku dengan rasa jijik di matanya. Aku takut dengan dunia kejam ini. Aku juga takut pada diriku sendiri. aku takut akan kenyataan. Aku takut tertawaan mereka, gunjingan yang bahkan masih terbesit di pikiranku hingga kini. aku takut. Bahkan alam dan dunia mungkin jijik denganku yang berpijak di atasnya.

Aku sadar, apa yang kutulis disini sedikit tak wajar. Bukan aku yang ingin, tapi dunia. Seakan mereka menyuruhku menuliskan masa masa kelamku disini. Semua yang kulewati tanpa celah tanpa aku bisa berpikir dua kali.

Dengan ini, kali ini aku tidak akan menuliskannya lagi betapa rapuhnya aku di dunia.

Betapa tidak berguna nya aku di dunia.

Betapa bodohnya aku, dan betapa takutnya aku dengan manusia bahkan pada dunia ini.

Kini aku akan menuliskan kisahku sebagai tokoh utama dan bagaimana aku menjalani hari hariku, senang, sedih dan masih banyak lagi. semua emosi yang dimiliki manusia akan aku miliki sampai akhir.

Aku akan berjuang walau bahkan itu tidak menjadi akhir yang bahagia untukku.

Aku hanya berusaha untuk hidup lebih baik.

Aku baru saja selesai menulis di meja belajarku, semua Itu adalah isi dari salah satu buku yang kusimpan di meja. Selama ini aku memendam rasa menyakitkanku dalam sebuah buku untuk membuatku agar tetap waras.

Bagaimana kisah kelam yang kututup rapat, bahkan hingga aku menemukan jalan keluar ku sendiri. Menutup semuanya sendiri karena semua itu hanya untukku, untuk kenangan berharga bersama kisah kelamku.

Menjalani keinginan ala kadarnya, tidak perlu berlebihan. Semuanya hanya sementara, entah itu kesedihan atau kesenangan. Di dunia ini tidak ada yang abadi, mau manusia atau hewan apalagi hanya sebuah emosi yang kapan saja bisa terombang ambing tergantung pada kita sendiri dan sekitar.

Layak untuk manusia memiliki tujuh emosi dan enam keinginan. Keharusan seorang manusia, siapa pun itu. Dengan itu kita memiliki rasa memiliki.

Rasa bagaimana kita akan mengolah hidup kita menjadi tujuh emosi dan enam keinginan. Aku juga sama, kini aku memiliki kelengkapan itu. Hidup untuk semuanya. Keinginan dan emosi.

Kini aku termenung di depan balkon kamarku. Balkon mengarah ke sebuah taman kecil di samping rumahku. Aku bimbang, setelah melihat catatanku satu persatu. Emosi itu kembali menghantuiku membuatku membakar semua tulisan yang pernah kutulis di harianku.

Kini aku benar-benar tahu belengguku yang sebenarnya, aku takut menemuinya, semuanya. Aku takut semua itu terulang kembali. Ternyata memang tidak mudah untuk lepas dari belenggu. Aku masih merasakan ikatan belengguku, takut semuanya akan terulang kembali ketika aku bertemu dengan mereka. Rasa tekanan yang berada terukir di dalam hatiku yang paling dalam.

Rasa sesak yang masih bisa tumbuh kapan saja, terjerat dengan masalalu. Aku menangis terisak, memukul dadaku keras seolah agar rasa sakitku sedikit berkurang. Sedikit demi sedikit kekuatanku luruh membuatku terjatuh dengan sendirinya. Rasa sesak yang sama seperti sebelumnya.

Bulir-bulir air mata menetes dengan deras, keteguhanku yang datang saat itu hancur hanya karena aku membaca kembali kenangan burukku, kini aku harus memulai semuanya kembali dari awal, sedikit. Aku harus memulainya lagi, memulai secara perlahan dan akhirnya berdamai dengan masalalu atau bahkan mengubah masalaluku. Dengan keberanian, aku yakin jika keinginanku untuk bisa melepas belenggu akan segera tercapai. Aku bisa merasakannya.

Seringan bulu. Aku tersenyum bagai tidak memiliki masalah apa pun di dunia ini. Menjadi bagian dari orang- orang munafik yang sangat kubenci. Mungkin benar, munafik itu memang diperlukan dalam menghadapi dunia. Entah munafik di dalam keluarga, pertemanan ataupun yang lainnya. Aku hanya tahu munafik untuk menekan segala rasa membuncah dihatiku. Rasa ketakutan kuganti dengan sebuah kekuatan. Dengan sahabatku, aku akan berusaha sebaik yang aku bisa.

“Gila, gila. Re, kemarin lo beneran nongkrong bareng sama kak Raka?” Cila bertanya dengan heboh saat aku baru saja sampai di kelas. Soal Raka, aku memang sedikit membahasnya ketika aku sedang chat-an dengan Cila tadi malam. Aku tidak berharap Cila memiliki reaksi sebesar ini ketika masih pagi membuat beberapa orang yang berada di kelas menatap ke arah aku dan Cila.

Aku sedikit merapat dan menarik Cila agar duduk di bangku tempat kami berada. Menampar pelan lengan Cila guna melampiaskan kekesalanku. Jika seperti ini aku benar-benar akan dibully kakak kelas, apa lagi fans fanatik Raka. Membayangkannya saja sudah membuatku merinding, bagaimana jika kejadian.

“Ci. Lo tahu nggak, omongan lo ini bisa bikin gue masuk rombongan para cupu yang dibully raja-raja pedalaman yang memiliki sifat posesif.” Aku berkata dengan sedikit mengubah gaya bahasa. Bisa gawat jika aku mencetuskannya secara langsung.

“Maksud lo apa? Raja-raja siapa?” Cila bertanya dengan sedikit rasa penasaran, salahkan aku yang lupa jika Cila tidak memahami gaya bicaraku ataupun gaya kata yang gunakan.

“Re. Gue baru sadar, lo banyakan berubah ya belakangan.” Cila berkata sambil menatapku dari atas ke bawah beberapa kali membuatku sedikit tidak nyaman.

Aku hanya diam dan tidak merespon ucapannya. Aku takut salah menjawab, jika aku bilang “iya” aku belum sepenuhnya terlepas dari belenggu. Jika aku bilang “tidak” aku sedang dalam proses pelepasan belenggu. Aku hanya tidak ingin salah dalam jawabanku. Aku hanya ingin menikmati waktu ini tanpa bayang-bayang dari masa kelam dan ingin melupakan semuanya.

Walau kadang aku akan susah menghilangkan belenggu itu dari diriku karena belenggu itu sudah masuk terlalu jauh dalam diriku. Aku hanya akan menikmati seluruh proses pelepasan belenggu yang mengurungku di dalam sangkar.

“Ci. Bagaimanapun keadaannya, lo harus seperti ini ya.”

Cila menatapku heran. Seolah tahu akan apa yang aku bicarakan dia menggenggam tanganku dengan erat seolah memberiku kekuatan terbaiknya untuk membantuku. “Pasti. Asal lo selalu berusaha, gue tahu lo kuat. Lo bakal merasa kebahagiaan yang tak terduga setelah lo bisa menyelesaikan kisah lo. Kisah milik lo sendiri bukan kisah orang lain yang lo tulis setiap harinya.”

Aku balas menggenggam tangan Cila. Dengan mata yang berkaca kaca, aku memeluknya erat. Aku tahu, nantinya aku tidak akan bisa lepas dari Cila. Orang yang menemaniku di saat hidupku dalam fase hancur.

“Ci. Kalau kisah gue udah tertulis dan gue jadi berubah tolong ingatin gue ya... tolong ingatin gue kalau gue jadi berubah sama lo. Karena perubahan hidup mungkin gue akan berubah juga sama lo. Jujur aja, gue nggak mampu melepas sahabat sebaik lo,” ucapku lirih.

“Lo ngomong apa sih. Tentu gue nggak bakal biarin lo seenaknya aja ya sama gue. Dengar. Gue mau lo berubah supaya kita bisa barengan terus tahu, kita bisa jalan dan melakukan apa pun bareng-bareng. Kalau lo malah mau menjauh mending lo nggak usah buat kisah lo.” Cila berkata dengan raut wajah kesal.

Aku hanya tertawa lirih mendengarnya.

“Iya. Lo mah baperan banget.”

Cila. Kalau bisa aku tidak ingin berpisah dengannya sampai menjadi nenek bersama-sama. Tapi tidak mungkin karena jika kami masing-masing sudah berkeluarga, kami akan berpisah mengikuti keluarga kami masing-masing.

Episodes
1 “Ha... Ha... Aku ingin sekali tertawa jika mengingat bahwa dunia sangat lucu”
2 “Lebih baik jika kita hidup sebagai simulasi dari sebuah komputer..."
3 “Banyaknya keinginan yang hanya bisa kuraih dalam sebuah fiksi.” 
4 “Dari banyaknya orang yang ku takuti, kenapa harus kamu yang membuatku..."
5 “Keinginan yang membara membuatku maju sedikit demi...
6 “Kini adalah masaku, masa dimana untuk memulai semuanya...
7 “Aku mulai merasakan kehidupan yang melegakan, semoga...
8 “Sedikit kata tentang belenggu. Aku masih terlalu awam untuk...
9 "2"
10 “kini aku mengerti. Kadang kalanya menggertak orang merupakan...
11 "Mengubah beberapa sifat untuk membuat seseorang nyaman...
12 “Awal baru dan perjalanan baru untuk mengubah hidupku...
13 “Semuanya bukan tentang kata motivasi. Motivasi bisa...
14 “Kita tidak dapat mengulang masalalu tapi kita bisa memper...
15 "Bersama denganmu membuatku sedikit tidak nyaman. Jangan...
16 “Fiksiku terlalu tinggi dan kini aku tertampar.”
17 “Lihatlah kehidupan seorang antagonis. Nyatanya dia protagonis...
18 "2"
19 “Banyak orang yang sama seperti Cila. Ketika dia salah tapi tidak
20 “Lo yakin kalau mereka semua akan melakukan semua itu...
21 "Tingkahnya membuatku bingung. Sebenarnya apa..."
22 “Camping yang sungguh membagongkan. Aku masih tidak...
23 “Tanpa sadar aku ikut masuk dalam kerumunan, canda tawa...
24 “Mempunyai kalian berdua sudah cukup untukku sebagai...
25 “Kenangan ini akan selalu berada di pikiranku. Kalian berdua...
26 “Dia mendekatiku bagaikan aku makanan lezat yang dapat
27 “Aku masih bingung dengan keputusanku karena Jalan apa...
28 “Kata “ikhlas” memang mudah tapi sulit untuk hati kita. Tapi aku
29 “Antagonis yang bertindak bagai protagonis. Mungkin...
30 “Mengerti dan tidak mengerti cara menggiring bola dan
31 “Kejadian itu membuatku harus mencari jalan memutar. Aku...
32 "Jangan cari masalah denganku, aku bukan orang yang...
33 “Terpaksanya aku harus menggunakannya, entah kemana lagi...
34 "Dia mengintai seperti mata-mata, tapi aku tidak dapat melihatnya. Bahkan...
35 “Cilia Rakit. Itu namaku, betapa aku berharap bahwa sahabatku...
36 “Jangan salahkan aku jika kamu tidak bisa lepas dariku setelah
37 "Apa kataku, dia tetap mengintai bahkan setelah kita sampai
38 "Seluruh tubuhku terasa ringan setelah masalah ini terpecahkan. Aku...
39 "Nyatanya jadi babu seorang Raka Adijaya sangat mengerikan. Dia
40 "Kini, aku menjalani hariku tanpa rasa khawatir karena sepertinya aku...
41 “Antagonis muncul dengan sangat cepat. Dia... Aku sudah...
Episodes

Updated 41 Episodes

1
“Ha... Ha... Aku ingin sekali tertawa jika mengingat bahwa dunia sangat lucu”
2
“Lebih baik jika kita hidup sebagai simulasi dari sebuah komputer..."
3
“Banyaknya keinginan yang hanya bisa kuraih dalam sebuah fiksi.” 
4
“Dari banyaknya orang yang ku takuti, kenapa harus kamu yang membuatku..."
5
“Keinginan yang membara membuatku maju sedikit demi...
6
“Kini adalah masaku, masa dimana untuk memulai semuanya...
7
“Aku mulai merasakan kehidupan yang melegakan, semoga...
8
“Sedikit kata tentang belenggu. Aku masih terlalu awam untuk...
9
"2"
10
“kini aku mengerti. Kadang kalanya menggertak orang merupakan...
11
"Mengubah beberapa sifat untuk membuat seseorang nyaman...
12
“Awal baru dan perjalanan baru untuk mengubah hidupku...
13
“Semuanya bukan tentang kata motivasi. Motivasi bisa...
14
“Kita tidak dapat mengulang masalalu tapi kita bisa memper...
15
"Bersama denganmu membuatku sedikit tidak nyaman. Jangan...
16
“Fiksiku terlalu tinggi dan kini aku tertampar.”
17
“Lihatlah kehidupan seorang antagonis. Nyatanya dia protagonis...
18
"2"
19
“Banyak orang yang sama seperti Cila. Ketika dia salah tapi tidak
20
“Lo yakin kalau mereka semua akan melakukan semua itu...
21
"Tingkahnya membuatku bingung. Sebenarnya apa..."
22
“Camping yang sungguh membagongkan. Aku masih tidak...
23
“Tanpa sadar aku ikut masuk dalam kerumunan, canda tawa...
24
“Mempunyai kalian berdua sudah cukup untukku sebagai...
25
“Kenangan ini akan selalu berada di pikiranku. Kalian berdua...
26
“Dia mendekatiku bagaikan aku makanan lezat yang dapat
27
“Aku masih bingung dengan keputusanku karena Jalan apa...
28
“Kata “ikhlas” memang mudah tapi sulit untuk hati kita. Tapi aku
29
“Antagonis yang bertindak bagai protagonis. Mungkin...
30
“Mengerti dan tidak mengerti cara menggiring bola dan
31
“Kejadian itu membuatku harus mencari jalan memutar. Aku...
32
"Jangan cari masalah denganku, aku bukan orang yang...
33
“Terpaksanya aku harus menggunakannya, entah kemana lagi...
34
"Dia mengintai seperti mata-mata, tapi aku tidak dapat melihatnya. Bahkan...
35
“Cilia Rakit. Itu namaku, betapa aku berharap bahwa sahabatku...
36
“Jangan salahkan aku jika kamu tidak bisa lepas dariku setelah
37
"Apa kataku, dia tetap mengintai bahkan setelah kita sampai
38
"Seluruh tubuhku terasa ringan setelah masalah ini terpecahkan. Aku...
39
"Nyatanya jadi babu seorang Raka Adijaya sangat mengerikan. Dia
40
"Kini, aku menjalani hariku tanpa rasa khawatir karena sepertinya aku...
41
“Antagonis muncul dengan sangat cepat. Dia... Aku sudah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!