“Keinginan yang membara membuatku maju sedikit demi...

“Keinginan yang membara membuatku maju sedikit demi sedikit menuju kebangkitan. Kebangkitan dan meraih peran utama agar aku bisa menyelesaikan sebuah kisah yang tertulis untukku.” 

Sejak hari itu, aku memutuskan mengubah hidupku. Aku ingin menjadi peran pendukung yang memiliki lebih banyak dialog daripada figuran yang hanya diam dan menonton. Aku tahu itu tidak akan mudah untuk menambahkan dialogku. Aku akan berusaha, walaupun hanya ada kecil kemungkinan.

Di depan gerbang SMA pelita, kini aku mendongak menatap gedung bertingkat di depanku. Menata hatiku untuk segera masuk untuk mengubah takdirku yang entah bisa berubah atau tidak. Seperti kata Cila sebelumnya berusaha dan jangan menyerah. Ubahlah dialogmu menjadi yang terbanyak.

Akan ku-ubah hidupku. Kelebihanku dalam membaca mimik wajah orang lain akan kujadikan sebuah kekuatan. Kutebarkan senyumku dan melangkah masuk ke dalam sekolah mengabaikan tatapan penuh tanya dari siswa siswi yang berlalu lalang.

Aku akan belajar masa bodo dengan mereka yang nantinya akan mengejekku. Belajar meninggalkan ketakutanku pada wajah dan mata mereka. Aku belajar untuk menuliskan kisahku mulai dari sini.

Nyatanya tidak semudah omongan. Walaupun aku bisa mengabaikan tatapan semua orang tapi tidak dengan tatapannya. Tatapan yang mengajakku bergerak ikut dalam pikirannya dan hanya dia yang masih membuatku takut.

Kisah yang kutulis untuk menyelesaikan kisahku dimulai dari sini. Mencoba tetap tegar dalam ketakutan, banyaknya pasang mata yang memandangku aneh. Mungkin juga karena penampilanku yang sedikit berubah. Kini aku juga memakai sedikit polesan di wajahku yang tidak seperti biasanya wajahku yang polos tanpa sentuhan bedak sedikit pun.

Semakin lama aku semakin percaya diri dengan tampilan baruku. Di Koridor banyak yang menyapaku, sungguh ini baru pertama kalinya bagiku membalas sapaan mereka tanpa rasa takut sedikit pun.

Rasa takutku menghilang dengan sendirinya, atau hanya aku yang merasa seperti itu. Walau banyak pasang mata menatapku keberanianku kali ini tidak sirna. Dan kurasakan tatapan dari arah depan membuatku mematung. Aku merasa takut lagi, aku tidak berani menatap orang yang berada di depan sana.

Tatapan tajam bagaikan serigala yang seakan ingin menelanku. Aku tahu siapa itu. Tidak berani memastikan siapa orang itu aku berjalan cepat menuju kelas dengan kaku.

“Ci, gue ketemu dia. Gue nggak bisa.”

Cila hanya menatapku dan menghembuskan nafas. “Lo belum coba, semuanya nggak ada yang instan.”

Aku mengangguk patuh dengan keringat dingin.

Karena semua keinginan tidak dapat secara instan aku harus mendapatkannya dengan perlahan agar aku bisa merasakan bagaimana perjuanganku saat ini. Mungkinkah apa yang dikatakannya benar?

Kini aku berada pinggir sebuah lapangan luas, terdapat 2 grub yang masing-masing grub berisikan 6 orang. Ini, lapangan basket. Biasanya aku tidak akan pernah menunjukkan wajahku di tempat ini, apalagi teriknya matahari membuat kulitku terasa terbakar.

Tempat ini tempat banyaknya siswi menjerit mendukung orang yang berada di tengah lapangan. Jerit melengking bersahutan terus terdengar, ingin sekali aku menutup kedua telingaku yang langsung di cegah Cila.

Ide Cila yang membuatku harus berada di pinggir lapang yang luas ini. Mengintai sosok black eyes secara diam-diam, kata Cila langkah ini akan membuatku terbiasa nantinya dan bisa menghadapi mata si black eyes yang menakutkan.

Jangan salah paham, Cila menarikku ke tempat ini karena aku bilang jika orang yang kutakuti suka berada disini dan bukan Cila mengetahui siapa orangnya. Aku tidak berani memberi tahu bahwa dewa sekolah yang dipuji setiap harinya oleh seluruh siswi Pelita adalah orang yang kutakuti.

“Ci, berisik banget nih disini. Pergi yuk,” ajakku padanya. Bukan berarti aku kabur sebelum memulai, tapi ini benar-benar membuatku risih.

Banyaknya penggemar saling berdesak desakkan tanpa tahu aturan karena memang tidak ada aturan, artinya benar. Dorong mendorong ke depan dengan tidak sabaran. Kurasakan tubuhku teremas dimana-mana hingga membuatku yang tadinya berada di depan bersama Cila saat ini berada di belakang sendiri, tanpa Cila.

Aku memberenggut kesal. Dimana tidak ada aturan disitulah ada keributan, tidak perlu contoh lain karena di depanku adalah contoh sesungguhnya. Di belakang membuatku tidak bisa melihat tengah lapangan karena tinggiku yang tak seberapa.

Setelah kejadian ini aku memilih untuk duduk di tangga dekat lapangan sembari menunggu Cila yang kini entah berada di mana. Menunggu dengan ponsel menyala di tanganku bermain game kesukaanku. Sebenarnya, aku gampang bosan dengan sebuah game karena aku tidak bisa memainkannya, intinya aku sangat bodoh dalam bermain game.

“Ini si Cila kemana sih lama banget dah, gue tinggal marah,” keluhku. “Lagi, basket kapan selesainya sih nggak tahu apa kalau panasnya kebangetan.”

Setitik keringat muncul di dahiku, aku hanya bisa terus menunggu sambil mengoceh di dalam hati. Sebuah bayangan menutupi tubuhku dari panas membuatku mendongak. Sosok laki-laki muncul dalam pandanganku.

Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas, mataku menyempit untuk memastikan siapa yang berada di depanku. Sosok mata hitam menatapku dalam, entah apa yang ia maksud. Aku bingung harus berbuat apa, rasa takutku mengguar keluar tanpa bisa kucegah.

Sosok yang membuatku ketika menatapnya, dia Raka Adijaya. Tanpa sadar aku mengalihkan pandanganku secepat mungkin, jika bisa aku ingin lari secepatnya dan kemana saja asal tidak bertemu dengannya. Tersadar akan kelakuanku, aku langsung membuatku setenang mungkin di hadapannya.

Mata hitam itu terus menatapku hingga senyum miring bersarang di bibirnya, walau sesaat senyum itu masih bisa kulihat sekilas saat meliriknya. Tubuhku bergetar, dengan sedikit peluh di dahi. Senyum itu membuatku seperti terjebak dalam sarang serigala.

“Benar ternyata.”

Ucapnya tiba-tiba dengan tangan di masukkan dalam saku celana sekolahnya membuatku sedikit bingung. Raka, dia sedang berbicara pada siapa. Tidak ada orang selain aku dan dia disini, jadi kemungkinan besar dia berbicara padaku. Tapi apa maksud topik yang dibicarakannya tiba-tiba.

“A, apa?” jawabku memastikan.

Raka menunduk menatapku lebih dekat, “lo.”

Ucapnya semakin membuatku bingung. Baru kali ini ucapan seseorang membuatku sangat bingung.

“Lo beneran takut ya sama gue.”

Deg.

Aku langsung menatapnya, semudah itukah laki-laki di depanku menemukan kekuranganku. Apa aku belum menutupinya dengan baik atau sebaliknya, laki-laki itu sangat pintar menilai kepribadian seseorang.

“Mau menghindar sampai kapan pun lo nggak akan bisa. Banyak dunia yang lebih menyakitkan dari dunia yang lo punya, jadi stop berpikir kalau dunia lo terlalu menyakitkan dan nggak bisa ngejalanin. Semua, terserah lo kalau lo mau bilang dunia ini dunia real maupun simulasi dari sebuah komputer. Nyatanya semua itu sama. Keduanya sama-sama di kendalikan oleh yang menciptakan.” Setelah mengatakan itu Raka berdiri tegak dan langsung pergi meninggalkanku.

Aku termenung memikirkan apa yang telah Raka katakan. Masihkah ada orang yang lebih menderita daripada aku, atau hanya aku yang merasa bahwa diriku menderita? Entahlah.

Setelah aku melihat sekeliling aku sadar, aku tidak pernah bersyukur dengan apa yang ku miliki. Tanpa sadar dia membuatku membuka mata setelah sekian lama aku berangan dari fiksiku. Kenapa sangat mudah baginya untuk membuka mataku sedangkan diriku berjuang dengan rasa lelah hampir tak terselamatkan.

Benar apa yang dikatakan Black eyes, setelah kupahami diriku secara perlahan aku memiliki beberapa hal yang patut kusyukuri disini. Aku terlalu larut dalam permasalahanku, mencoba menghindar, berlari dengan ketakutanku tanpa mau tahu yang lainnya.

Aku terlalu kalut dan berlari sejauh mungkin dari dunia. Terlalu jauh hingga tidak pernah ingin kembali membuat sahabatku terus memikirkanku, bahkan aku tidak pernah bertanya pada Cila, apa sahabatku itu juga memiliki permasalahan? Aku terlalu larut pada duniaku tanpa memperdulikannya.

Sadar akan apa yang ada di sekelilingku. Di sekelilingku banyak orang yang lebih tidak beruntung daripada aku. Banyak orang yang kehilangan orang tuanya dan menjadi asongan di jalanan, tidak tahu asal usul mereka, dan masih banyak lagi yang kutemui di jalan pulang.

Ada juga yang hidupnya masih lontang-lantung tidak jelas dibandingkan diriku, aku masih sangat beruntung. Aku bisa menghidupi diriku sendiri tanpa susah karena kepiawaianku dalam menulis novel online.

Sampai di depan rumahku aku mengambil ponsel di sakuku.

Cicila

Ci, makasih buat semuanya. Maaf belum bisa jadi sahabat yang baik buat lo. Gue selalu susahin lo. Jangan kapok jadi sahabat gue ya.

Itulah sedikit kata yang kuucapkan untuk sahabatku melewati sebuah pesan teks. Setidaknya aku mengatakan hal yang berguna dan akan menjadikan semua ini menjadi kenangan yang paling indah dihidupku dari semua masa kelamku. Selamat tinggal dunia fiksi.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

ikut ng👍 like aja.

2023-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 “Ha... Ha... Aku ingin sekali tertawa jika mengingat bahwa dunia sangat lucu”
2 “Lebih baik jika kita hidup sebagai simulasi dari sebuah komputer..."
3 “Banyaknya keinginan yang hanya bisa kuraih dalam sebuah fiksi.” 
4 “Dari banyaknya orang yang ku takuti, kenapa harus kamu yang membuatku..."
5 “Keinginan yang membara membuatku maju sedikit demi...
6 “Kini adalah masaku, masa dimana untuk memulai semuanya...
7 “Aku mulai merasakan kehidupan yang melegakan, semoga...
8 “Sedikit kata tentang belenggu. Aku masih terlalu awam untuk...
9 "2"
10 “kini aku mengerti. Kadang kalanya menggertak orang merupakan...
11 "Mengubah beberapa sifat untuk membuat seseorang nyaman...
12 “Awal baru dan perjalanan baru untuk mengubah hidupku...
13 “Semuanya bukan tentang kata motivasi. Motivasi bisa...
14 “Kita tidak dapat mengulang masalalu tapi kita bisa memper...
15 "Bersama denganmu membuatku sedikit tidak nyaman. Jangan...
16 “Fiksiku terlalu tinggi dan kini aku tertampar.”
17 “Lihatlah kehidupan seorang antagonis. Nyatanya dia protagonis...
18 "2"
19 “Banyak orang yang sama seperti Cila. Ketika dia salah tapi tidak
20 “Lo yakin kalau mereka semua akan melakukan semua itu...
21 "Tingkahnya membuatku bingung. Sebenarnya apa..."
22 “Camping yang sungguh membagongkan. Aku masih tidak...
23 “Tanpa sadar aku ikut masuk dalam kerumunan, canda tawa...
24 “Mempunyai kalian berdua sudah cukup untukku sebagai...
25 “Kenangan ini akan selalu berada di pikiranku. Kalian berdua...
26 “Dia mendekatiku bagaikan aku makanan lezat yang dapat
27 “Aku masih bingung dengan keputusanku karena Jalan apa...
28 “Kata “ikhlas” memang mudah tapi sulit untuk hati kita. Tapi aku
29 “Antagonis yang bertindak bagai protagonis. Mungkin...
30 “Mengerti dan tidak mengerti cara menggiring bola dan
31 “Kejadian itu membuatku harus mencari jalan memutar. Aku...
32 "Jangan cari masalah denganku, aku bukan orang yang...
33 “Terpaksanya aku harus menggunakannya, entah kemana lagi...
34 "Dia mengintai seperti mata-mata, tapi aku tidak dapat melihatnya. Bahkan...
35 “Cilia Rakit. Itu namaku, betapa aku berharap bahwa sahabatku...
36 “Jangan salahkan aku jika kamu tidak bisa lepas dariku setelah
37 "Apa kataku, dia tetap mengintai bahkan setelah kita sampai
38 "Seluruh tubuhku terasa ringan setelah masalah ini terpecahkan. Aku...
39 "Nyatanya jadi babu seorang Raka Adijaya sangat mengerikan. Dia
40 "Kini, aku menjalani hariku tanpa rasa khawatir karena sepertinya aku...
41 “Antagonis muncul dengan sangat cepat. Dia... Aku sudah...
Episodes

Updated 41 Episodes

1
“Ha... Ha... Aku ingin sekali tertawa jika mengingat bahwa dunia sangat lucu”
2
“Lebih baik jika kita hidup sebagai simulasi dari sebuah komputer..."
3
“Banyaknya keinginan yang hanya bisa kuraih dalam sebuah fiksi.” 
4
“Dari banyaknya orang yang ku takuti, kenapa harus kamu yang membuatku..."
5
“Keinginan yang membara membuatku maju sedikit demi...
6
“Kini adalah masaku, masa dimana untuk memulai semuanya...
7
“Aku mulai merasakan kehidupan yang melegakan, semoga...
8
“Sedikit kata tentang belenggu. Aku masih terlalu awam untuk...
9
"2"
10
“kini aku mengerti. Kadang kalanya menggertak orang merupakan...
11
"Mengubah beberapa sifat untuk membuat seseorang nyaman...
12
“Awal baru dan perjalanan baru untuk mengubah hidupku...
13
“Semuanya bukan tentang kata motivasi. Motivasi bisa...
14
“Kita tidak dapat mengulang masalalu tapi kita bisa memper...
15
"Bersama denganmu membuatku sedikit tidak nyaman. Jangan...
16
“Fiksiku terlalu tinggi dan kini aku tertampar.”
17
“Lihatlah kehidupan seorang antagonis. Nyatanya dia protagonis...
18
"2"
19
“Banyak orang yang sama seperti Cila. Ketika dia salah tapi tidak
20
“Lo yakin kalau mereka semua akan melakukan semua itu...
21
"Tingkahnya membuatku bingung. Sebenarnya apa..."
22
“Camping yang sungguh membagongkan. Aku masih tidak...
23
“Tanpa sadar aku ikut masuk dalam kerumunan, canda tawa...
24
“Mempunyai kalian berdua sudah cukup untukku sebagai...
25
“Kenangan ini akan selalu berada di pikiranku. Kalian berdua...
26
“Dia mendekatiku bagaikan aku makanan lezat yang dapat
27
“Aku masih bingung dengan keputusanku karena Jalan apa...
28
“Kata “ikhlas” memang mudah tapi sulit untuk hati kita. Tapi aku
29
“Antagonis yang bertindak bagai protagonis. Mungkin...
30
“Mengerti dan tidak mengerti cara menggiring bola dan
31
“Kejadian itu membuatku harus mencari jalan memutar. Aku...
32
"Jangan cari masalah denganku, aku bukan orang yang...
33
“Terpaksanya aku harus menggunakannya, entah kemana lagi...
34
"Dia mengintai seperti mata-mata, tapi aku tidak dapat melihatnya. Bahkan...
35
“Cilia Rakit. Itu namaku, betapa aku berharap bahwa sahabatku...
36
“Jangan salahkan aku jika kamu tidak bisa lepas dariku setelah
37
"Apa kataku, dia tetap mengintai bahkan setelah kita sampai
38
"Seluruh tubuhku terasa ringan setelah masalah ini terpecahkan. Aku...
39
"Nyatanya jadi babu seorang Raka Adijaya sangat mengerikan. Dia
40
"Kini, aku menjalani hariku tanpa rasa khawatir karena sepertinya aku...
41
“Antagonis muncul dengan sangat cepat. Dia... Aku sudah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!