Bab 19

...✨✨✨...

Ruby kini sudah berada di dalam kamarnya, dia langsung membereskan dan memasukan semua pakaian miliknya ke dalam koper, dia akan pergi dari mansion Sinaga malam ini juga.

Ruby membuka laci di walk in closet miliknya, di sana ada beberapa berkas penting yang belum sempat dia lihat selama ini.

Dia memasukan berkas tersebut ke dalam ransel, setelah membereskan semua barangnya Ruby menggeret kopernya menuju ranjang. dia kembali meneliti semuanya agar tidak ada yang tertinggal.

Setelah memastikan semua sudah di kemas, Ruby melepas cincin pernikahannya yang selama ini selalu dia kenakan untuk menghargai permintaan kedua orang tua Lucas.

Dia meletakan cincin tersebut di meja rias, "Akhirnya cincin ini lepas juga, kalo mamah sama papah Lucas tau pasti mereka bakal terkejut."

Ruby kembali menatap ruangan yang selama ini menjadi saksi bisu perjuangannya di mansion Sinaga.

Beberapa saat kemudian Ruby mengambil ransel dan menyampirkannya di pundak, lalu dia mengambil kopernya dan berjalan keluar meninggalkan kamarnya.

Saat dia sedang menuruni tangga, tiba-tiba bi Ira datang dengan tergopoh-gopoh dari dapur.

"Nona, anda mau kemana malam-malam begini?" ujar Bi Ira heran.

"Saya mau pulang, Bi. makasih selama ini udah jagain saya dengan baik," senyum tulus Ruby berikan pada Bi Ira.

Mendengar hal tersebut bi Ira semakin bingung, saat pertengkaran Ruby dengan Lucas terjadi bi Ira tidak ada di sana dia sedang berada di kediaman orang tua Lucas.

Yah bi Ira merupakan kepala pelayan di kediaman orang tua Lucas, jadi dia terkadang berada di mansion Ruby jika di kediaman orang tua Lucas sedang senggang atas perintah Valeri.

"Pulang? Nona mau pulang kemana? Ini kan rumah nona," ujar bi Ira pada Ruby.

"Sekarang saya bukan lagi menantu keluarga Sinaga, Bi. saya mau kembali ke rumah orang tua saya," sahut Ruby di selingi senyum tipis.

"Tapi nona-"

"Aku pamit, Bi, sekali lagi makasih buat semuanya," ujar Ruby mencegah pertanyaan dari bi Ira.

Mau tak mau bi Ira akhirnya melepas kepergian Ruby dengan tatapan sendu, bi Ira mengantar Ruby hingga dia menaiki mobilnya dan berlalu meninggalkan mansion Sinaga.

Setelahnya bi Ira kembali masuk ke dalam mansion, dia berencana menghubungi orang tua Lucas guna mengatakan jika Ruby telah pergi dari mansion Sinaga.

..._________________________...

Di dalam mobil sport miliknya, Ruby menghela nafas berat dia memang bisa lepas dari Lucas namun dia malah masuk ke dalam perangkap Ardelio.

"Ck Lucas brengsek, bisa-bisanya dia menjualku pada pria itu," gerutu Ruby.

Dia membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi, menuju kediamannya yang terletak cukup jauh dari mansion Sinaga.

Satu jam kemudian Ruby sampai di mansion megah milik keluarganya yang dulu, mansion Zamora yang sejak dua tahun lalu tidak pernah lagi di kunjungi oleh Ruby yang asli.

Dia memarkirkan mobilnya di halaman setelah satpam membukakan gerbang untuknya, tak berselang lama muncul para maid yang bekerja di mansion tersebut.

Mansion Zamora selalu di rawat dengan baik, semua yang bekerja di sana masih orang-orang yang dulu dan kini mereka semua terkejut melihat kedatangan Ruby yang mendadak.

"Selamat datang, Nona." Sapa para maid menyambut kedatangan Ruby.

"Hm, tolong bawakan barang saya ke dalam," perintah Ruby pada para maid itu.

"Baik, Nona."

Mereka bergegas membawa barang bawaan Ruby masuk ke dalam mansion, saat Ruby mulai melangkahkan kakinya di mansion tersebut suasana tentram dan sunyi terasa sangat jelas di sana.

'Suasana yang sangat menenangkan,' batin Ruby merasa senang.

Sudah lama dia tidak merasakan perasaan seperti saat ini, bahkan baru kali ini dia merasa bisa bernafas lega.

Beberapa saat kemudian Ruby sampai di kamarnya, dia melepas sepatu serta blazer miliknya lalu dia meletakan nya di ranjang dan rak sepatu di dalam kamarnya.

Kamar bernuansa biru gelap yang sangat Ruby sukai, kamar yang sangat luas bahkan dua kali lipat lebih luas dari kamarnya di kediaman Sinaga.

Ruby mengambil tempat duduk di ranjang, lalu dia mengambil ponsel dan menghubungi Jean.

Drttt. Drttt.

Klik.

"Halo nona." sapa Jean dari sambungan telfon.

"Jean, apa kamu memiliki nomor tuan Ardelio?" ujar Ruby to the point.

"Ada nona, apa anda menginginkannya?"

"Hm, tolong kirim padaku sekarang," titah Ruby.

Setelah mendapat jawaban dari Jean, Ruby langsung mematikan panggilan telfon tersebut. hingga tak berselang lama Jean mengirim nomor Ardelio padanya.

Tanpa basa basi Ruby langsung mengirim pesan pada Ardelio agar menemuinya malam ini juga, di tempat yang sudah Ruby tentukan.

Setelahnya dia berjalan menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya, lima belas menit kemudian Ruby kembali keluar dari kamar mandinya, dia menuju ruang ganti untuk mengambil bajunya.

Saat dia sedang mengganti baju, balasan dari Ardelio dia dapatkan tanpa menunggu lama Ruby langsung membalas pesan tersebut lalu bergegas menyelesaikan ganti bajunya sebelum kembali keluar dari kamarnya untuk menemui Ardelio di tempat janjian.

..._____________...

Beberapa saat berlalu kini Ardelio sedang menuju tempat janjiannya dengan Ruby, dia sudah tidak sabar bertemu dengannya bahkan jantungnya sudah berdebar sejak dia menerima pesan dari Ruby beberapa saat yang lalu.

Dua puluh menit kemudian mereka berdua sama-sama tiba di sebuah restoran yang tidak terlalu jauh dari mansion Ruby.

Ruby keluar dari mobilnya begitu juga dengan Ardelio, mereka berdua saling bertatapan untuk sesaat sebelum Ruby memalingkan wajahnya lebih dulu dan berlalu menuju pintu masuk restoran.

Ardelio mengikuti dari belakang, mereka berdua menuju ruangan VVIP yang sudah Ruby pesan lebih dulu.

''Silakan masuk, Nona," ujar pelayan di restoran tersebut.

Ruby mengangguk, setelah mereka berdua masuk pintu kembali tertutup menyisakan dua orang di dalam ruangan tersebut.

Ardelio menarik kursi untuk Ruby, ''Silakan duduk, Nona.''

''Makasih,'' sahut Ruby singkat.

Ardelio tersenyum tipis, sikap Ruby masih sama seperti terakhir kali dia bertemu dengannya.

Setelah Ardelio duduk, Ruby langsung mengutarakan maksud pertemuan mereka.

''Saya langsung pada intinya saja, apa benar Tuan Ardelio membeli saya dari Lucas?" tanya Ruby.

Ardelio mengangguk tanpa ragu, ''Benar, apakah pak Lucas sudah menjelaskan kontrak yang baru dia tanda tangani tadi siang pada anda?''

''Belum, maka dari itu saya mengajak anda bertemu saya ingin mendengar penjelasan dari anda secara langsung tentang isi kontrak tersebut,'' ucap Ruby dengan tatapan dingin.

Ardelio mengangguk, dia mengeluarkan berkas yang sudah dia siapkan dari rumah lalu menyodorkan nya pada Ruby, dia sudah tau jika Ruby pasti akan menanyakan hal ini padanya.

''Silakan anda baca sendiri, Nona.''

Ruby langsung membaca isi kontrak tersebut, beberapa saat kemudian kedua pupil matanya membulat sempurna, isi kontrak tersebut mengharuskan dia menyetujui pernikahan dengan Ardelio tanpa adanya protes sedikitpun.

Braak.

Ruby melepar berkas tersebut ke atas meja, dia menatap Ardelio tajam.

''Apa maksudnya saya harus menjadi istri anda? Apa anda sudah gila!''

Ardelio tersenyum tipis, "Tidak, Nona. Saya menulis kontrak itu dengan sadar dan tentu saja saya waras, anda juga sudah tau bukan kontrak ini tidak bisa di batalkan apa pun yang terjadi sekalipun anda tidak suka, anda tatap harus melakukan sesuai prosedur di kontrak ini.''

"Tidak mau, saya ingin kontrak ini di batalkan saya bisa membayar anda lima kali lipat dari pembatalan kontrak ini," ujar Ruby bernegosiasi.

Namun Ardelio tetap menolak, dia tidak ingin melepaskan Ruby karena dia sudah susah payah mendapatkannya dari Lucas, jadi dia akan melakukan segala cara agar Ruby mau menjadi istrinya.

"Bagaimana jika begini, kita menikah sekaligus melakukan transaksi, Nona," usul Ardelio.

Kedua alis Ruby mengernyit bingung, "Apa maksud anda?"

"Jika anda mau menikah dengan saya, anda boleh memanfaatkan saya sesuka hati anda sekaligus saya bisa membantu anda memecahkan kasus yang sedang anda usut bagaimana?" tawar Ardelio.

Sejenak Ruby termenung, dia menimbang-nimbang tawaran dari Ardelio namun di merasa ada yang janggal dengan tawaran tersebut.

"Dari mana anda tau saya sedang mengusut sebuah kasus?" heran Ruby.

"Anda tidak perlu tau, namun jika anda tetap menolak untuk menikah dengan saya maka saya akan menghalalkan segala cara agar anda mau menikah dengan saya, bahkan kalau harus menculik anda saya tidak perduli," ujar Ardelio menatap Ruby dengan serius.

Seketika raut wajah Ruby berubah datar, dia tidak tau alasan apa yang membuat Ardelio sangat gigih dalam mendapatkan dirinya.

"Apa anda tidak waras, Tuan. kenapa anda memaksakan hal yang tidak saya inginkan?" ujar Ruby datar.

"Karena saya benar-benar tertarik pada anda, Nona, saya tidak ada maksud jahat sedikit pun pada anda, saya hanya ingin anda berada di samping saya selamanya. Saya janji akan memperlakukan anda dengan baik," sahut Ardelio lantang.

Ruby tak bisa menutupi raut terkejutnya, dia memijit pangkal hidungnya pelan.

"Sepertinya anda salah mengartikan perasaan anda, Tuan."

"Saya tidak pernah meragukan penilaian saya, Nona, termasuk perasaan saya, jadi maukah anda menikah dengan saya?" tanya Ardelio menampilkan puppy eyesnya berharap Ruby bisa luluh.

Namun Ruby tetap menolaknya, "Saya baru bercerai, bagaimana bisa saya menikah lagi dengan anda, Tuan?"

"Anda tidak perlu khawatir saya akan menunggu sampai masa iddah anda selesai, setelahnya kita akan menikah dan saat itu saya akan memberikan semua yang anda inginkan bagaimana?" ujar Ardelio tetap dengan pendiriannya.

Lelah dengan bujukan Ardelio akhirnya Ruby menyetujui hal tersebut, dia berpikir jika bisa saja semua menjadi lebih mudah jika dia mendapat bantuan dari Ardelio.

"Baiklah, saya menyetujui usulan anda namun selama menunggu waktu tersebut saya ingin anda membantu saya menemukan dalang di balik pembunuhan orang tua saya," ujar Ruby.

Ardelio mengangguk senang, "Saya akan memberikan informasi yang anda minta satu minggu lagi, sebelum itu saya ingin kita bicara informal, Nona. apa anda tidak keberatan?"

Ruby mengangguk pasrah, toh mau bagaimana pun dia menolak ucapan Ardelio dia tidak bisa menang, Ardelio selalu bisa berkelit dalam menjawabnya.

Terpopuler

Comments

Asmi Pandansari

Asmi Pandansari

ko maunya sirubi dijual sama orang hari ini jual sama Lucas kalau dia gak tegas bisa saja besok dijual sama ardelio

2024-04-14

1

Aiko Amallya

Aiko Amallya

good jobb

2024-05-08

0

guntur 1609

guntur 1609

laporkan sj sama polisi. kok ribet

2024-03-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!