Bab 14

...Jika mimpi bisa mendatangkan kebahagiaan, bolehkah aku tidur untuk selamanya....

...~Ruby~...

.......

.......

...☠️☠️☠️...

Kediaman orang tua Lucas terlihat ramai, para maid sedang berlalu lalang membawa makanan ke arah meja makan. sedangkan di ruang keluarga sudah ada Ruby serta kedua mertuanya yang sedang duduk menunggu kedatangan Lucas di ruang keluarga.

"Sayang, apa suamimu belum menghubungi kamu sampai sekarang?" ujar Valeri pada menantunya.

"Belum, Mah. sejak dua hari yang lalu aku belum mendapat pesan atau pun telfon dari Lucas," sahut Ruby sopan.

Valeri berdecak sebal, dia sendiri sangat sulit menghubungi putra pertamanya. bahkan kali ini dia harus menggunakan asisten Lucas untuk menyampaikan pesannya.

Di tengah keheningan yang terjadi, tiba-tiba teriakan Delvin dari lantai dua membuat mereka bertiga terkejut.

"MAH, KOLOR AKU DIMANA YANG SPONGEBOB?" teriak Delvin menggema di mansion tersebut.

Mendengar teriakan putranya, Valeri dan suaminya memijit pelipis mereka pelan. mereka berdua merasa malu terhadap Ruby.

"Ruby, maafin Delvin yah dia emang malu-maluin," ujar papah Delvin.

Ruby tersenyum simpul, "Nggak apa-apa, Pah."

Tap. Tap. Tap.

Suara langkah kaki Delvin terdengar menghampiri kedua orang tuanya, dengan rambut yang masih acak-acakan dan pakaian tidurnya. Delvin belum menyadari jika di sana ada kakak iparnya juga.

"Mah, kolor aku di taro mana? aku mau pake," ujar Delvin dengan wajah bantalnya.

Pletak.

Valeri menjitak dahi putranya pelan, "Ck kamu malu-maluin deh, kolornya lagi di cuci kan kamu yang nyuruh kemarin gimana sih?"

"Kok lama banget keringnya, Mah?" heran Delvin sambil menggaruk pundaknya yang terasa gatal.

Valeri menggelengkan kepalanya pelan, "Kalo mau cepat kering, sana bakar aja biar langsung kering."

Mendapat jawaban sinis dari mamahnya, raut wajah Delvin langsung cemberut.

"Kalo gitu bukan kering namanya tapi gosong, Mah."

Ruby yang melihat percakapan kedua orang di hadapannya tersenyum simpul, dia juga pernah bermimpi memiliki keluarga yang hangat seperti keluarga Delvin tapi sekali lagi itu hanya mimpi.

"Vin ada tamu kamu tidak menyapanya?" ujar papah Delvin, saat melihat perdebatan antara anak dan istrinya.

Kedua alis Delvin mengernyit ke atas, "Tamu? siapa yang bertamu malam-malam, Pah?"

"Aku, Vin." Jawab Ruby singkat.

Seketika Delvin menoleh, kedua pupil matanya membulat sempurna saat melihat Ruby.

"K-kak Ruby, sejak kapan di sini?"

Ruby menaruh telunjuknya di dagu seolah sedang mengingat sesuatu.

"Eum sejak kamu teriak minta kolor spongebob sama, Mamah."

Blush.

Kedua pipi Delvin langsung memerah, dia malu bahkan dia merasa ingin di tenggelamkan ke dasar laut saking malunya.

Melihat raut wajah Delvin yang memerah, seketika tawa dari kedua orangtuanya serta Ruby terdengar menggema di rumah tersebut.

Mereka semua tertawa lepas begitu juga dengan Ruby yang baru pertama kali merasakan hal seperti ini selama hidupnya.

"Ck udah ih jangan ngeledek terus, Mamah sama Papah juga jangan ikut-ikutan," gerutu Delvin.

"Kamu sendiri yang salah, lain kali sebelum teriak-teriak liat dulu kira-kira ada orang lain nggak," ucap papah Delvin terkekeh pelan.

Delvin yang sudah kepalang malu, memilih pergi dari sana meninggalkan tiga orang yang masih tertawa di ruang tamu.

Hingga beberapa saat kemudian Lucas datang menghampiri mereka, seketika suasana yang tadinya ceria berubah menjadi serius.

Tap. Tap. Tap.

"Mah, Pah." Sapa Lucas begitu sampai di hadapan kedua orang tuanya, dia tidak menyapa Ruby.

"Darimana kamu jam segini baru datang, Lucas?" tanya Valeri tajam.

"Aku ada urusan diluar, Mah," sahut Lucas singkat.

Papah Delvin bernama Zargo Sinaga, akhirnya mengajak mereka untuk makan malam terlebih dulu. Mereka berempat berjalan menuju meja makan namun selama perjalanan Lucas selalu menatap Ruby dengan tatapan yang sulit di jelaskan.

Sesaat kemudian mereka tiba di meja makan, mereka melaksanakan acara makan malam tersebut tanpa kehadiran Delvin yang masih mengurung diri di kamarnya.

Dua puluh menit kemudian mereka telah selesai makan, para maid bergegas membereskan meja makan tersebut.

"Lucas, apa benar kalau selama dua hari kamu tidak pulang ke rumah?" ucap Zargo memulai pembicaraan.

Lucas mengangguk tanpa ragu, "Aku menginap di apartemen Grisella."

Mendengar jawaban dari putranya, kedua orang tua Lucas tak bisa lagi menahan emosi mereka.

"Lucas, dimana otak kamu hah? Istri kamu Ruby bukan wanita murahan itu!'' sentak Valeri.

''Dari awal aku nggak pernah menganggap Ruby sebagai istriku, Mah. kalian yang meminta dia jadi pengantinku jadi jangan salahkan aku yang bersikap seperti ini,'' jawab Lucas.

Tap. Tap. Tap.

Valeri berjalan menghampiri tempat duduk putranya yang berada di seberang meja, tanpa aba-aba dia menampar pipi Lucas sangat keras.

PLAAKK.

''Mamah, tidak pernah mendidik kamu menjadi laki-laki brengsek seperti ini, Lucas!'' bentak Valeri, amarahnya menggebu-gebu.

Lucas mengusap pipinya yang terasa sedikit kebas, seumur hidupnya baru kali ini dia mendapat tamparan dari mamahnya hanya karena Ruby? itu yang Lucas pikirkan dan simpulkan.

''Mah, aku cape terus menerus mengikuti perintah kalian. Bahkan kalian lebih mengutamakan kebahagian Ruby dari pada aku yang notabenya anak kandung kalian,'' sahut Lucas ikut marah.

Zargo, yang sejak tadi hanya diam melihat pertengkaran istri dan putranya kini ikut bicara.

''Lucas, Papah sangat kecewa dengan sikap kamu kali ini! kamu yang seharusnya menjadi pelindung untuk istrimu justru kamu bersikap bajingan padanya.''

''Pah, disini aku yang kalian jadikan korban. bahkan aku harus kehilangan wanita yang paling aku cintai demi menuruti permintaan kalian, sekarang apa aku salah kalau aku mengutarakan perasaan aku selama ini?''

Jawaban Lucas semakin membuat ketegangan yang terjadi di rumah tersebut makin panas, Ruby yang tidak ingin ada baku hantam pun ikut angkat bicara.

''Sebelumnya aku minta maaf karena menyela pembicaraan kalian, tapi di sini aku juga perlu meluruskan mengenai hubungan ku dengan Lucas.''

Ruby menghela nafas berat sebelum melanjutkan ucapannya, "Mah, Pah. pernikahan aku sama Lucas sejak awal sudah buruk, aku maupun Lucas sama-sama tidak bisa memahami satu sama lain dan sekarang aku ingin mendengar keputusan Lucas yang sebenarnya."

"Aku tidak mau meminta atau pun memaksanya untuk mempertahankan pernikahan ini, aku tau semua ini terjadi atas dasar wasiat yang di berikan oleh orang tuaku. tapi sekarang aku sadar kalau perasaan tidak bisa di paksakan begitu juga Lucas yang tidak menemukan kebahagiaan dalam rumah tangga kami.''

Valeri terkejut begitu juga dengan suaminya, mereka tidak menyangka jika menantu mereka mengatakan hal tersebut tepat di hadapan mereka.

''Sayang, kamu jangan bicara seperti itu kalian hanya belum bisa menjalin komunikasi dengan baik. makanya hubungan kalian seperti ini,'' ujar Valeri lembut.

''Benar kata Mamah, Nak. hubungan kalian pasti akan membaik seiring berjalannya waktu,'' sambung Zargo.

Ruby tersenyum tipis menanggapi ucapan kedua mertuanya.

"Mah, Pah segala sesuatu yang di paksaan mungkin mendapat akhir yang baik, aku hanya mengutarakan apa yang aku pikirkan selama ini sama seperti Lucas."

Sedangkan Lucas yang mendapat kesempatan seperti ini akhirnya mengungkapkan keputusan yang sudah dia pikirkan secara matang.

''Ruby, lebih baik kamu akhiri saja sandiwara ini bukankah kamu melakukan semua ini demi mendapat simpati dari kedua orang tuaku,'' tuduh Lucas remeh.

Mendengar hal tersebut diam-diam Ruby tersenyum smirk, dia sudah menyadari jika selama ini Lucas selalu menganggapnya remeh dan bergantung padanya, makanya dia bertingkah seolah-olah semua bisa dia kendalikan sesuka hatinya.

''Aku tidak bersandiwara, aku sedang menunggu keputusan apa yang akan kamu ambil agar kedua orang tuamu mengetahui pilihanmu dengan jelas,'' jawab Ruby santai.

Merasa tertantang dengan pernyataan Ruby, akhirnya Lucas membulatkan. Tekadnya untuk menyuarakan isi hatinya.

''Baiklah jika itu keputusanmu, aku harap kamu tidak akan menyesalinya setelah mendengar jawaban dariku,'' ucap Lucas masih meremehkan Ruby.

Raut wajah kedua orang tua Lucas sudah pucat pasi, mereka sudah memikirkan kemungkinan terburuk yang akan putranya ambil.

''Ruby Xaviera Zamora, mulai detik ini saya jatuhi kamu talak satu,'' Ujar Lucas penuh penekanan.

Degh.

Tubuh Valeri terhuyung mendengar ucapan putranya sulungnya, dia menatap kecewa pada keputusan yang telah di ambil putranya.

Berbeda dengan Ruby yang tetap mempertahan wajah datarnya, "Baiklah aku terima keputusan darimu.''

Valeri kembali terkejut, "Ruby, apa maksudmu?''

Ruby menoleh ke arah mamahnya, dia tersenyum lembut, '' Aku menerima keputusan Lucas, aku tidak akan meminta dia menarik kembali ucapannya.''

''A-apa? tapi, Sayang. Lucas sudah seenaknya menjatuhi kamu talak,'' ucap Valeri khawatir.

''Aku baik-baik aja, Mah. kalian tidak perlu khawatir sama aku,'' jawab Ruby mencoba menenangkan mertuanya

Lucas melihat hal tersebut hanya memutar bola matanya malas, dia masih berfikir jika Ruby bersandiwara dan ujung-ujungnya dia akan memohon padanya seperti dulu.

Sedangkan Ruby yang merasa urusannya sudah beres akhirnya memilih berpamitan pada kedua mertuanya, ''Mah, Pah. aku pulang dulu soalnya tadi Jean bilang ada berkas penting yang harus aku cek sekarang.''

Valeri hendak mencegah kepulangan Ruby namun sang suami melarangnya melakukan hal itu, mereka akhirnya melepas kepulangan Ruby begitu saja mereka tau mungkin Ruby butuh waktu sendiri untuk mencerna semuanya.

Setelah mendapat izin Ruby berlalu dari sana, ketika dia berada di depan pintu mansion dia berbalik dan menatap tiga orang yang masih berdebat.

'Awal yang bagus untuk memulai semuanya.' batin Ruby.

Dia kembali melanjutkan jalannya menuju mobilnya. Sejak awal Ruby ingin lepas dari Lucas, makanya dia tadi sengaja memancing Lucas agar menjatuhi talak meski harapannya tidak sesuai.

Terpopuler

Comments

rara

rara

udh sama ardelio aja gpp kok

2024-04-13

5

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

jangaaaaaannnnn ....
tapi musti balas dendam duluuuuu ....
udah gitu boleh deh puas2in tidur ...

🤣

2024-05-09

1

Safeiru

Safeiru

memang lebih baik terus dalam mimpi dr pada terbangun dan mendapati dunia selalu menyiksa tanpa adanya kebahagiaan

2024-05-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!