Bab 3

...✨✨✨...

Lucas kini sedang berada di dalam ruangan dokter yang mengurus Ruby selama berada di rumah sakit, dia ingin memastikan kembali ucapan mamahnya yang mengatakan jika Ruby amnesia.

"Dok, apa benar istri saya amnesia?"ujar Lucas penasaran.

Dokter tersebut mengangguk yakin, "Benar, tuan. nona Ruby mengalami amnesia ringan mungkin butuh beberapa hari agar dia bisa mengingat kembali semuanya."

Lucas tertegun, "Hm baiklah terimakasih infonya kalau gitu saya permisi, dok."

"Sama-sama, tuan."

Lucas berjalan keluar menuju pintu, setelah dia berada di luar ruangan dia mulai menyambungkan ingatan tentang sikap Ruby padanya.

"Apa amnesia bisa merubah sikap seseorang menjadi dingin?" gumamnya pelan.

Dia memilih menuju kantin rumah sakit dari pada menemani istrinya, pernikahan mereka terjadi atas dasar permintaan mendiang orang tua Ruby yang meminta Lucas untuk menjaganya.

Awalnya sikap Lucas hanya acuh tak acuh namun seiring berjalannya waktu, Lucas mulai berani bermain kasar pada Ruby. terlebih ada satu hal yang membuat Lucas sangat membenci keberadaan Ruby di hidupnya.

...________________________...

Berbanding terbalik dengan Lucas, kini di dalam ruangannya Ruby sedang mengotak atik ponsel miliknya, saat Lucas membuka pintu keluar dia kembali terbangun dan kini dia susah untuk tidur kembali.

Ruby mulai menjelajahi isi ponsel miliknya, saat pertama kali membuka galeri dia terkejut dengan foto-foto seksi pemilik tubuh yang ada di sana.

"Ck pantas aja lo di pandang sebelah mata, pakaian lo aja kurang bahan semua." Dumel Ruby.

Dia menghapus semua foto yang ada di galeri, lalu dia membuka sosial medianya di sana juga banyak foto dan vidio singkat yang pemilik tubuh unggah.

Dengan cekatan Ruby kembali menghapus semua foto dan vidio yang ada di akun sosial medianya.

Setelah semua selesai, dia membuka WhatsApp miliknya. Awalnya tidak ada yang aneh hanya ada pesan panjang untuk Lucas yang sama sekali tidak pernah di baca oleh Lucas.

Namun saat dia membuka pesan dari nomor yang tidak di simpan, seketika kedua netra Ruby membulat sempurna.

Di sana tertera pesan yang mengatakan jika, perusahaan orang tuanya di pegang sementara oleh pamannya.

"Kenapa ada hal seperti ini yang Ruby asli setujui? bukankah ini sedikit aneh." Gumamnya pelan.

Dari ingatan yang Raeesha dapat, umur Ruby sudah 24 tahun dan pastinya dia sudah bisa mengurus sebuah perusahaan.

Tak hanya itu di sana juga ada pesan dari pengacaranya, yang meminta Ruby untuk segera mengambil tindakan. Entah tindakan apa yang di maksud oleh pengacaranya itu Ruby pun belum tau, terlebih pesan itu di kirim satu minggu yang lalu.

"Apa hanya keluarga Ruby asli yang tau kalo gue di rumah sakit? sepertinya ada yang tidak beres dengan kehidupan Ruby selama ini."

"Gue perlu menyelidiki semuanya, karena kebanyakan ingatan yang Ruby berikan hanya tentang Lucas, apa memang di otaknya hanya ada Lucas?" heran Ruby.

Setelah puas meneliti semua pesan yang masuk, Ruby kembali meletakan ponselnya di nakas setelah mengubah sandi ponselnya lebih dulu.

..._______________________...

Waktu berlalu begitu cepat, tanpa terasa hari kepulangan Ruby telah tiba seperti saat ini Ruby sedang berkemas untuk pulang ke mansion Sinaga bersama kedua mertuanya.

"Sayang, ada yang ketinggalan tidak?" ujar Valeri pada Ruby.

Ruby menggeleng pelan dia menyodorkan ranselnya pada supir pribadi mertuanya, yang sedang menunggu di depan pintu.

Setelah memastikan tidak ada yang ketinggalan, mereka semua bergegas meninggalkan ruangan dan menuju mobil.

Lucas tidak ikut menjemput, dia hanya bilang akan telat pulang pada Ruby dan kedua orang tuanya.

Perjalanan mereka memakan waktu setengah jam dari rumah sakit, saat Ruby tiba di mansion nya dia terperangah melihat rumah mewah seperti di dunia dongeng, meski dulu rumahnya juga besar namun tidak sebesar rumahnya yang sekarang.

Mansion Ruby.

Kedatangan mereka bertiga di sambut antusias oleh para maid, Ruby dan kedua orang tua Lucas turun dari mobil.

Mereka berjalan menuju pintu mansion yang sudah terbuka lebar.

"Selamat datang, nyonya, tuan ,nona." Ucap para maid serempak.

Kedua orang tua Lucas mengangguk sebagai respon sapaan mereka, berbeda dengan Ruby yang masih tidak menyangka akan melihat adegan seperti di komik yang sering dia baca.

Raeesha merupakan penggemar berat komik hampir seluruh kamarnya berisi buku komik yang sehari-hari selalu dia baca, dia selalu melampiaskan perasaan penatnya pada buku tersebut termasuk saat dia mendapat luka dari papahnya.

"Yuk masuk, sayang." Ajak Valeri pada menantunya.

Ruby mengangguk, dia berjalan berdampingan dengan Valeri yang menggandeng tangannya.

"Ruby, kamar kamu di lantai dua pintu berwarna putih." Ujar Valeri menunjuk lantai atas.

Lagi dan lagi Ruby hanya mengangguk singkat, Valeri dan suaminya merasa khawatir atas perubahan sikap Ruby yang menjadi pendiam.

"Sayang, lebih baik kamu istirahat gih. Nanti malam Mamah bangunin kamu buat makan malam." Ucap Valeri sembari mengelus rambut Ruby.

"Makasih, Mah." Jawab Ruby tulus.

Valeri mengangguk dia menatap punggung Ruby yang mulai menjauhi menaiki tangga di dampingi oleh Bi Ira yang membawakan ransel milik Ruby.

Tap. Tap. Tap.

Ruby sampai di depan kamarnya, dia mulai membuka kamarnya itu.

Ceklek.

Pintu terbuka dan Ruby mulai memasukinya, dia menatap sekeliling kamarnya yang berisi poster Lucas dengan berbagai gaya .

"Bi, tolong lepas semua poster yang ada di dinding." Perintah Ruby.

Kedua alis Bi Ira mengernyit heran, "Tapi Nona-"

"Saya tidak butuh penolakan, Bi." Ujar Ruby dingin.

'Glek' Bi Ira menelan salivanya dengan kasar, aura Ruby sangat mengintimidasi bahkan Bi Ira merasa seperti melihat orang lain dalam tubuh nona nya.

'Mungkin hanya perasaanku saja.' Batin bi Ira.

Dia mulai melepas satu persatu poster yang menempel di dinding kamar Ruby, sedangkan Ruby saat ini sedang membongkar isi lemarinya.

Dia mengeluarkan semua pakaian kurang bahan serta bikini yang membuat Ruby bergidik ngeri.

Tap. Tap. Tap.

"Nona, posternya mau di taruh dimana?" tanya Bi Ira seraya menghampiri Ruby.

"Bakar." Jawab Ruby singkat.

"Y-ya..., Nona yakin?" Bi Ira menjawab dengan suara gagap.

Ruby menoleh dia menatap datar pada Bi Ira. "Apa ucapan saya terdengar bohong?"

Mendengar nada dingin dari nona nya, bi Ira langsung menggeleng tegas, "T-tidak, nona."

Ruby mengangguk singkat, "Sekalian bawa baju-baju ini dan bakar semuanya jangan sampai ada yang tersisa."

Bi Ira kembali tercengang mendengar perintah nona nya, baju-baju yang Ruby keluarkan merupakan koleksinya yang terbilang cukup sulit untuk di dapatkan. terlebih baju tersebut merupakan bara branded semua yang memiliki harga selangit.

Melihat tidak ada respon dari Bi Ira, Ruby kembali bicara, "Kalo, Bibi. mau bibi boleh ambil semuanya."

Seketika raut wajah Bi Ira kembali terkejut, hari ini dia benar-benar seperti mendapat serangan jantung bertubi-tubi atas sikap nona nya yang berubah drastis.

"Saya sudah tua, Nona. mana pantas baju seperti itu melekat di tubuh saya nona ada-ada aja. " Ujar Bi Ira sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ruby mengangguk singkat, "Benar juga, ya sudah bakar aja semua Bi."

"Baik, Nona."

Setelahnya bi Ira membawa semua poster Lucas dan baju milik Ruby.

Selepas kepergian Bi Ira , Ruby berjalan menuju nakas di samping ranjang dia ingin mencari sesuatu yang bisa menjadi petunjuk kehidupan Ruby sebelum dia masuk ke dalam raganya.

Setelah beberapa menit mengobrak abrik nakas, akhirnya apa yang Ruby cari berhasil dia dapatkan. Berkas yang berisi sertifikat butik atas namanya dan beberapa dokumen penting lainnya.

"Kalo Ruby asli punya butik sendiri, kenapa nggak ada satu pun ingatan tentang hal itu ?" gumamnya lirih.

Tak ingin diam begitu saja Ruby mulai meneliti semua berkas yang ada di nakas tersebut hingga dia menemukan sebuah fakta, yang sangat di luar biasa mencengangkan bahkan Ruby sampai tak habis pikir dengan kebodohan yang pemilik tubuh lakukan.

"Gila, Ruby benar-benar idiot."

"Gue perlu terjun langsung ke sana supaya gue bisa tau dengan jelas sampai mana mereka memperalat gue." Gumamnya sebelum kembali sibuk meneliti satu persatu berkas di tangannya.

Meski Raeesha belum lulus SMA namun IQ nya cukup tinggi hingga dia bisa paham masalah rumit yang menimpa pemilik tubuh, Raeesha di kehidupan sebelumnya telah melakukan berbagai pekerjaan mulai dari kuli panggul , montir , waiters dan terakhir dia menjadi anggota agen rahasia dunia bawah.

Raeesha bukan gadis menye-menye yang bergantung pada kekayaan ayahnya, sebab dia tidak pernah di berikan sedikit pun uang dari ayahnya semenjak kedatangan istri baru ayahnya yang menguasai semua kekayaan di rumah Raeesha.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

lah kalau raeshaa. anggota agen bawah tanah. kenapa dengan mudahnya di tinadas sm ayahnya

2024-03-27

3

kutu kupret🐭🖤🐭

kutu kupret🐭🖤🐭

good job Thor 👍
up up up up up up
up up up grazy uup dong thor 😷

2024-02-05

1

Sriani

Sriani

👍👍👍👍

2023-12-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!