Bab 17

...Berharap kebahagiaan pada manusia, ialah kekecewaan yang tertunda....

...~Ruby~...

.......

.......

...✨✨✨...

Satu minggu sudah berlalu semenjak kejadian di kediaman Sinaga, saat ini Lucas sedang melakukan pertemuan dengan kliennya yang tak lain adalah Ardelio.

Lucas mengadakan pertemuan tersebut untuk meminta bantuan pada Ardelio, karena kondisi keuangan kantornya sedang turun drastis, dan dia butuh biaya banyak untuk mencukupi segala keperluan kekasih gelapnya.

"Jadi, apa yang ingin anda tawarkan pada saya, pak Lucas?" ujar Ardelio memulai pembicaraan.

"Saya membutuhkan suntikan dana untuk perusahaan saya dari anda, Tuan Ardelio," jelas Lucas tanpa basa basi.

Mendengar hal tersebut diam-diam Ardelio tersenyum smirk tanpa sepengetahuan Lucas.

"Bisa saja, tapi apa yang anda berikan sebagai jaminannya?" ucap Ardelio.

Lucas terdiam, dia sendiri bingung apa yang akan dia janjikan pada kliennya itu. mengingat jika saat ini perusahaannya sedang mengalami krisis.

Seno yang berdiri di samping Lucas hanya bisa memutar bola matanya malas, dia sudah tau akal licik seperti apa yang akan di lontarkan oleh Ardelio.

"Saya.."

"Bagaimana kalau anda memberikan kekasih anda pada saya, bukankah anda sudah beristri?" pancing Ardelio, dia belum mengetahui bahwa Lucas telah menjatuhkan talak pada Ruby.

"Jangan kelewatan, Tuan. saya tidak akan pernah menyerahkan Grisella pada anda sebaliknya jika anda mau silahkan ambil saja wanita yang menjadi istri saya anggap itu sebagai bayarannya!" cetus Lucas marah.

Senyum tipis terlihat di wajah Ardelio, "Apa anda yakin, tidak akan menyesal menjual istri anda pada saya?"

Lucas mengangguk tegas, "Dia hanya beban dan benalu yang menempel dalam hidup saya, kalau anda mau bawa saja dia bersama anda. Tapi anda harus membayarnya dengan harga yang sepadan."

Ardelio mengangguk tanpa ragu, dia mengeluarkan cek yang sudah dia siapkan sebelumnya.

''Berapa harga yang anda minta?'' tanya Ardelio sebelum menulis angka di atas cek tersebut.

Mendapat pertanyaan seperti itu membuat Lucas tersenyum sumringah, '' 5 Milyar.''

Ardelio mulai menulis nominal yang di sebutkan oleh Lucas di cek miliknya, lalu dia kembali meminta dokumen yang sejak tadi di pegang oleh asistennya.

Ardelio mulai membuka berkas tersebut, lalu menyerahkannya pada Lucas.

''Saya ingin anda menandatangani perjanjian di sini, anda harus ingat satu hal, Pak Lucas. saya tidak pernah menyerahkan sesuatu yang sudah menjadi milik saya apa anda paham.''

Lucas mengangguk tanpa ragu, ''Anda tenang saja saya tidak akan melanggar kontrak kita, anda bisa membawa perempuan itu besok setelah saya menyerahkan surat perceraian padanya.''

''Baiklah, saya akan menjemputnya besok.''

Ardelio berdiri dari duduknya lalu mengulurkan tangannya pada Lucas yang di sambut dengan hangat.

''Senang bekerja sama dengan anda, Pak Lucas," ujar Ardelio saat mereka berjabat tangan.

''Terimakasih, Tuan Ardelio. saya juga senang bisa menjalin kerjasama dengan anda,'' jawab Lucas ramah.

Mereka melepas jabat tangan tersebut lalu Ardelio memilih pamit dari kantor Lucas.

Selepas kepergian Ardelio, senyum cerah terlihat jelas di wajah Lucas dia bahkan menciumi cek yang baru di berikan padanya.

''Akhirnya perempuan itu berguna juga, betulkan, Sen.'' Ujar Lucas pada Seno.

''Benar, Tuan.'' Jawab Seno singkat, berbeda dengan batinnya yang sedang mengumpat ketololan Lucas.

...----------------...

Di sisi Ruby, dia sedang sibuk mensortir beberapa berkas yang terasa janggal, termasuk pengeluaran dengan jumlah besar yang belum lama di gunakan.

Tak ingin menuduh tanpa bukti, Ruby akhirnya memanggil Jean untuk datang ke ruangannya.

Tak berselang lama Jean telah tiba, Ruby langsung menunjukan berkas yang tadi dia periksa.

''Apa minggu ini ada keadaan darurat, sampai perusahaan mengeluarkan uang sebesar ini tanpa sepengetahuanku?'' ujar Ruby.

Raut wajah Jean tiba-tiba pucat, hal itu membuat Ruby semakin yakin jika ada yang tidak beres dengan uang tersebut.

''Jean, saya tidak suka mengulangi perkataan saya!'' ujar Ruby penuh penekanan.

''Maaf, Nona. s-saya tidak bisa berbuat apa-apa,'' ujarnya membuat Ruby bingung.

''Jelaskan!'' tegas Ruby.

Akhirnya Jean menjelaskan secara rinci kemana uang tersebut keluar, dan ternyata semua itu ulah Lucas dan keluarga tantenya.

''Saya benar-benar minta maaf, Nona. saat itu anda sedang sibuk mencari tau tentang kematian kedua orang tua anda,'' ujar Jean takut.

Ruby memijit pangkal hidungnya pelan, mereka benar-benar tidak bisa di biarkan begitu saja. Bahkan mereka terang-terangan mengabaikan ancamannya.

''Ck brengsek,'' umpat Ruby tanpa sadar.

Jean yang baru pertama kali melihat nonanya mengumpat menjadi heran, namun dia memilih diam karena dia tidak ingin membuat nonanya semakin marah.

''Mulai sekarang jika mereka datang kesini, jangan biarkan mereka masuk kalau mereka protes dan membawa nama Zamora kamu telfon saya biar nanti saya yang mengurus mereka,'' ujar Ruby yang di angguki oleh Jean.

''Kamu boleh pergi,'' lanjut Ruby.

Jean mengangguk patuh lalu keluar dari ruangan Ruby, waktu sudah menunjukan pukul tiga sore Ruby memilih pulang kerumahnya dia benar-benar lelah hari ini.

Ruby keluar dari ruangannya dengan wajah merah padam, dia harus memberi pelajaran pada Lucas kali ini. Tak lupa dia juga membawa surat gugatan perceraian yang sudah dia siapkan dua hari yang lalu.

...---------------------------------------...

Empat puluh lima menit kemudian Ruby telah tiba di rumah, namun dia merasa heran sebab di halaman rumahnya terparkir mobil yang baru dia lihat selama tinggal di situ.

''Siapa yang bertamu jam segini?'' gumam Ruby di dalam mobil.

Dia turun dari mobilnya dan berjalan menuju pintu mansion, saat di depan pintu dia mendengar suara gelak tawa dari ruang tamu.

Tap. Tap. Tap.

Langkah kaki Ruby terdengar hingga keruang tamu, yang membuat kedua orang berbeda gender menoleh ke arahnya.

''Akhirnya kamu pulang juga, Ruby.'' terdengar nada sinis di dalam ucapan Lucas.

''Ada apa?'' tanya Ruby dingin setelah menghentikan langkahnya.

Lucas berdiri dari duduknya di susul perempuan yang tak lain adalah Grisella.

''Bagaimana kabarmu Ruby? Aku harap kamu baik-baik saja,'' ujar Grisella tersenyum remeh.

"Terimakasih sudah mengkhawatirkan saya, tapi sejujurnya saya tidak memerlukan hal itu dari anda, Nona Grisella,'' jawab Ruby datar.

Grisella terkejut mendengar jawaban dari Ruby, baru kali ini Ruby tidak mengamuk bertemu dengannya.

Tak terima dengan jawaban dari Ruby, Lucas langsung menampar pipi Ruby hingga sudut bibirnya robek.

PLAKK.

''Apa pantas kamu bicara seperti itu hah?Grisella sedang mengkhawatirkan kamu tapi kamu sama sekali tidak menghargainya, perempuan macam apa kamu hah!'' bentak Lucas.

Ruby mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah, dia kembali menatap Lucas tanpa ekspresi.

''Aku tidak memintanya untuk melakukan hal itu, jika dia ingin di hargai harusnya dia belajar menghargai orang lain terlebih dulu bukan begitu, Nona Grisella.''

Grisella tak bisa menjawab dia merasa kesal karena ucapan Ruby tepat menusuk ulu hatinya, hal itu membuat Ruby senang dia kembali menatap kedua orang di hadapannya dengan raut wajah malas.

''Apa yang ingin kalian bicarakan denganku?'' ujar Ruby tanpa basa basi.

Lucas kembali teringat dengan tujuannya menunggu Ruby, dia menatap sinis pada Ruby tanpa aba-aba Lucas langsung menjatuhkan talak ketiga pada Ruby.

''Ruby Xaviera Zamora, mulai detik ini kamu bukan lagi istriku! aku jatuhkan talak tiga padamu.'' Ucap Lucas dengan lantang.

DEGH.

Perasaan Ruby terasa sangat lega, akhirnya hari yang dia tunggu-tunggu tiba juga.

''Alasannya?" tanya Ruby penasaran dengan alasan di balik keputusan Lucas.

Bukan Lucas yang menjawab tapi Grisella, ''Karena kamu sudah di jual pada seorang pria Ruby.''

DEGH.

Ruby shock mendengar jawaban tersebut, dia tidak menyangka jika Lucas berani menjualnya bahkan hal tersebut tidak pernah terlintas dalam pikiran Ruby selama ini.

''Benar, aku sudah menjual mu pada tuan Ardelio dengan harga yang setimpal, dan besok dia akan menjemputmu jadi cepat bereskan barang-barang mu Ruby,'' imbuh Lucas tersenyum smirk.

Kedua tangan Ruby mengepal erat, bahkan kuku tangannya sudah menusuk kulit putih mulusnya.

''Bajingan!'' geram Ruby menatap nyalang pada Lucas.

Dia mengeluarkan surat gugatan perceraian yang dia bawa dan menyerahkannya pada Lucas.

''Baiklah, kebetulan aku sudah membawa surat perceraiannya jadi cepat kamu tanda tangani Lucas!" perintah Ruby.

Lucas mengambil surat tersebut, tanpa membaca isinya dia langsung menandatanganinya lalu kembali menyerahkan nya pada Ruby.

''Mulai sekarang kita tidak punya hubungan apa pun lagi, dan kamu tidak boleh membawa satu pun barang yang aku berikan padamu," tegas Lucas.

Ruby mengambil surat tersebut lalu memasukannya pada saku blazer, dia tersenyum riang pada Lucas.

''Tenang saja, aku tidak akan mengambil apa pun yang kamu berikan. Aku hanya ingin sedikit membuat kenangan denganmu,'' ujar Ruby tersenyum smirk .

Lucas mengernyit heran, ''Apa maksud-''

BUGHHHH.

Belum sempat Lucas menyelesaikan ucapannya, Ruby langsung melayangkan tinjunya tepat dia wajah Lucas.

Grisella yang melihat Lucas terhuyung ikut panik, dia dapat melihat wajah Ruby yang sangat keruh akibat amarah yang menguasainya.

''Ruby apa yang kamu -''

BUUAKK. BRAAAKK.

Terpopuler

Comments

Asmi Pandansari

Asmi Pandansari

jadi pusing 7 keliling bacanya...

2024-04-14

1

Made Desi Johan

Made Desi Johan

masak pengusaha 5M aja gak ada...wkwkwkw

2024-03-19

1

Eli Puspitasari

Eli Puspitasari

aneh kalau dah talak kan bukan lagi laki bini Thor pahami dulu biang pembaca ngak bingun

2024-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!