Bab 16

...Semesta punya kenyataan....

...Keinginan punya tujuan....

...Sedangkan aku hanya punya harapan yang di tentang oleh kepercayaan....

...~Ruby~...

.......

.......

...☠️☠️☠️...

Keluarga Zamora, merupakan keluarga paling berpengaruh dalam dunia bisnis bisa di katakan jika mereka adalah pemimpin dunia bisnis.

Kekayaan yang Zamora Group miliki tidak akan habis tujuh turunan dan tujuh tanjakan. pemimpin dari perusahaan raksasa tersebut tak lain adalah kedua orang tua Ruby yang telah meninggal, dan kini putri semata wayang mereka yang seharusnya melanjutkan bisnis keluarganya.

Sayangnya Ruby asli bukan perempuan yang ambisius yang memiliki niat untuk mempertahan keuangan keluarganya, dia justru sibuk mengejar cinta dari Lucas hingga dia meregang nyawa saat jatuh dari tangga. dan jiwanya di gantikan oleh gadis berusia 18 tahun berhati dingin dan memiliki trauma cukup berat.

Banyak yang menginginkan kekayaan keluarga Zamora, bahkan saudara jauh mereka pun sama mereka secara terang-terangan ingin menghabisi Ruby agar mereka lebih leluasa mendapatkan harta tersebut.

Ruby yang baru mengetahui fakta itu setelah kemarin seharian dia mencari tau bersama Jean tentang keluarganya hanya bisa melongo, melihat berkas yang di berikan Jean padanya mengenai status kekayaan Zamora Group.

"Wah pantas saja mereka mati-matian ingin mendapatkan harta keluarga Zamora," cetus Ruby menggelengkan kepalanya pelan.

Malam ini suasana kediaman Sinaga terlihat sepi, setelah dia selesai mengecek berkas Ruby memilih untuk menyegarkan dirinya. dia berjalan menuju kamar mandi dan melakukan ritual mandinya.

Sesaat kemudian Ruby yang baru keluar dari kamar mandi dan hendak berjalan menuju walk in closet miliknya, tiba-tiba mendengar pintu kamarnya terbuka dengan kasar. Ruby menoleh dia melihat Lucas berjalan masuk dan menutup pintu lalu menguncinya dari dalam.

Feeling Ruby menjadi tidak enak, terlebih Lucas seperti orang yang sedang mabuk terlihat dari wajah yang merah dan caranya berjalan yang sempoyongan.

"Ada apa kamu kesini, Lucas?" tanya Ruby menatap bingung ke arah suaminya.

"Ruby..Ruby...haha Ruby sialan," racau Lucas tak menentu.

Dia berjalan mendekati Ruby yang masih berdiri di depan pintu kamar mandinya, saat mereka saling berhadapan Ruby dapat mencium dengan jelas bau Alkohol yang sangat menyengat dari bibir Lucas.

"Ruby...kenapa kamu memakai kain seperti ini, kamu sengaja ingin menggodaku hm?" suara Lucas terdengar serak-serak basah.

"Jaga bicaramu, Lucas!" sahut Ruby sinis.

Lucas tertawa pelan mendengar jawaban Ruby, dia menatap lekat kedua netra Ruby yang menatapnya dengan tajam, perlahan tangannya mulai naik mengelus pipi Ruby.

"Kamu belum melakukan kewajibanmu sebagai seorang istri, Ruby!" ucap Lucas tersenyum smirk.

Ruby menampik tangan Lucas yang bertengger di pipinya.

"Heh kewajiban? kenapa baru sekarang kamu menanyakan kewajiban, bahkan kamu menanyakannya setelah menjatuhkan talak padaku apa kamu tidak malu menjilat ludahmu sendiri,"

GREP.

Tiba-tiba Lucas mencengkeram leher Ruby sangat keras hingga membuat Ruby kesulitan bernafas, Lucas sama sekali tidak perduli dengan hal itu dia bahkan tak berniat melepas cengkeramannya.

"Beraninya kamu berkata seperti itu padaku! di luaran sana tidak ada orang yang mau dengan wanita iblis sepertimu, harusnya kamu bersyukur menjadi istriku yang merupakan seorang pengusaha!" tegas Lucas membanggakan dirinya sendiri.

Ruby tak menjawab cengkeraman di lehernya semakin kuat dan itu membuatnya sangat sakit, saat Ruby sibuk berusaha melepaskan cekalan di lehernya. Tangan Lucas yang satu lagi hendak menarik handuk yang melilit tubuh Ruby, reflek Ruby menahan handuk tersebut agar lepas dari tubuhnya.

"J-jangan main-main Lucas! sebelum a-aku kehilangan kesabaran," sentak Ruby gagap, suaranya tercekat akibat cengkraman di lehernya.

"Wow sekarang kamu berani mengancam ku hm? bagaimana jika kita uji seberapa besar pertahanan kamu. Apa kamu masih bisa bicara seperti itu setelah kamu berada di bawah kukungan tubuhku haha," tawa sinis Lucas berikan pada Ruby.

Lucas kembali berusaha melepas paksa handuk yang masih di pegang Ruby.

"Lepaskan tanganmu Ruby, Jangan menjadi istri durhaka!" sentak Lucas marah.

"D-durhaka? sepertinya k-kamu perlu berkaca Lucas, sepertinya otakmu sudah tidak w-waras. Dari awal k-kamu yang menolak menjalin hubungan denganku tapi s-sekarang kenapa kamu menginginkan tubuhku? a-apa tubuh Grisella belum cukup untukmu!"

Lucas melepas cengkraman di leher Ruby, namun dia kembali mengangkat tangannya dan menarik rambut Ruby hingga kepalanya mendongak ke atas. Mereka berdua saling menatap tajam satu sama lain, aura permusuhan terasa sangat pekat mengelilingi kamar tersebut.

"Jaga mulutmu jala**, Grisella tidak menjajakan tubuhnya seperti kamu!" bentak Lucas.

Tanpa menjawab Ruby menendang kaki Lucas tepat di tulang keringnya, hingga dia melepas cekalan di rambut Ruby dan mundur beberapa langkah.

Melihat hal itu Ruby bergegas membenarkan handuknya yang hampir melorot, baru saja selesai tiba-tiba tubuhnya di dorong hingga membentur tembok.

BRAAK.

'Ck Sakit bangsat.' umpat Ruby di dalam hati.

Dia menatap Lucas sengit begitu juga sebaliknya, tatapan Lucas menjadi sangat keruh terlebih guratan otot yang menyembul keluar terlihat jelas dari lehernya.

"Mulutmu perlu di sekolahkan, Ruby!" sedetik kemudian Lucas mencium bibir Ruby secara paksa.

"Hmpp...hmpp,"

Ruby berusaha memberontak namun gagal, tenaga Lucas lebih kuat darinya.

Lucas menggigit bibir bawah Ruby, hingga membuat Ruby terkejut dan membuka mulutnya.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Lucas menerobos masuk dan menjelajahi bibir Ruby, dia mengabsen satu persatu gigi dalam mulut Ruby.

Di tengah kesibukan Lucas, dia tidak menyadari jika tubuh Ruby mulai bergetar hebat, traumanya kembali kambuh.

Lintasan memori yang dulu kembali muncul, dia tak bisa mengendalikan perasaannya yang mulai ketakutan, hingga akhirnya dia menjedotkan kepalanya dengan kepala Lucas hingga ciuman panas yang Lucas lakukan berhenti.

DUAAK.

"Aarghh!" Lucas menggeram kesakitan sembari memegangi dahinya yang berdenyut nyeri.

Tubuh Ruby mulai mengeluarkan keringat dingin, tangannya bergetar hebat. Lucas yang melihat hal tersebut justru kembali menyerang Ruby, dia menarik pergelangan tangan Ruby dan menyeretnya ke atas ranjang.

BRUUK.

"Sstt!" Ruby mendesis saat tubuhnya di lempar ke atas ranjang.

"Kamu harus di beri pelajaran, Ruby!" sentak Lucas.

Ruby mulai berhalusinasi jika Lucas adalah papahnya, yang hendak memperkosanya lagi.

"Nggak! Jangan mendekat."

Ruby beringsut mundur, saat Lucas mulai mendekatinya tanpa menghiraukan ketakutan yang terlihat jelas di wajah Ruby.

Ruby bergegas menghindar dari Lucas, sayangnya hal itu sangat sulit. Mau tak mau Ruby harus menyerang Lucas demi pertahanan diri.

BUAAKK.

BRUUK.

Ruby menendang tubuh Lucas yang sudah naik ke atas ranjang hingga dia terjatuh ke lantai, Ruby turun dari ranjang dan berlari menuju kamar mandi.

Drappp. Draapp. Draapp.

BRAAKK.

Ruby membanting pintu kamar mandi setelah berhasil masuk, tak lupa dia mengunci pintu tersebut agar Lucas tidak bisa masuk.

Brak. Brak. Brak.

"Buka pintunya, Ruby!" Teriak Lucas menggedor pintu kamar mandi Ruby.

Di dalam kamar mandi Ruby sibuk memakai pakaiannya yang tadi dia pakai sebelum mandi, setelah memakai pakaiannya kembali Ruby menatap cermin yang ada di hadapannya.

"Tidak apa-apa Ruby, kamu harus tenang," gumam Ruby.

Dia menyalakan keran di wastafel, lalu membasuh wajahnya yang sejak tadi masih mengeluarkan keringat dingin.

Lucas yang terus menerus menggedor pintu kamar mandi akhirnya memilih mundur, namun sebelum pergi Lucas berucap pada Ruby.

"Kali ini kamu masih bisa lolos, tapi nanti jangan harap hal seperti ini akan terjadi dua kali, Ruby ." Ancam Lucas geram.

Di dalam kamar mandi, Ruby yang mendengar langkah kaki Lucas menjauh akhirnya bisa menghela nafas lega. tubuhnya masih bergetar hebat, ingatan kejadian di masa lalu dan kejadian tadi saling tumpang tindih.

Ruby menjambak rambutnya sendiri dengan keras, dia berusaha mati-matian menghilangkan ingatan buruk yang ada di kepalanya.

"Aarrghh pergi, pergi sialan."

Buk. Buk. Buk.

Kini Ruby beralih memukuli kepalanya, ingatan yang dulu justru semakin mendobrak masuk ke dalam kepala Ruby.

Sampah tidak tau diri.

Jual saja tubuhmu agar kau bisa sekolah.

Jangan maruk Raeesha.

Menjijikan.

Saya bukan keluargamu.

Kau tak pantas ada di dunia ini Raeesha.

"Aaarrghh tidak! semua salah kalian aku tidak menjijikan," teriak Ruby histeris.

Ruby berkali-kali menjambak rambutnya, beberapa helai rambutnya rontok akibat tarikan yang dia lakukan.

Tatapan Ruby perlahan berubah kosong, tidak ada harapan dalam kedua bola matanya.

"Mati...apa jalan satu-satunya hanya itu agar aku di terima di dunia ini?" gumam Ruby yang masih menatap kosong pada cermin di hadapannya.

Tangannya bergerak mengambil cutter yang ada di hadapannya. Dia meletakan cutter itu di pergelangan tangannya dan mulai menyayat sedikit demi sedikit kulitnya.

Sreeet. Sreet. Sreet.

Darah mulai menetes dari pergelangan tangan Ruby, di susul bulir kristal yang mulai turun membasahi kedua pipi Ruby.

Rasa sakit di hatinya tidak bisa lagi dia tahan, dia butuh sandaran yang bisa mengerti dirinya, bukan hanya makian dan umpatan yang selalu dia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya.

"Sampai kapan semua ini akan berlangsung tuhan, a-aku.."

Ruby tak bisa melanjutkan ucapannya, dia menunduk seraya menikmati rasa sakit yang menusuk batinnya.

Luka Ruby yang berada di jarinya, saat dia mengalami serangan panik beberapa hari yang lalu pun masih belum kering.

Tidak ada yang tau kalau Ruby memiliki trauma sebesar itu, bahkan Naomi dan Zaen yang merupakan orang terdekat Raeesha dulu sama sekali tidak tau tentang kondisinya yang asli.

Terpopuler

Comments

dk

dk

emak bingung
bukannya klo talak satu udah cerai ya
knp nga misah rumah ya ruby nya🤔🤔🤔

lanjutkan kita mah ngikut alur author aja
penasaran soalnya 😁😁😁

2024-04-23

0

Asmi Pandansari

Asmi Pandansari

apa Ruby gak punyak rumah.masa masih tinggal sirumah suaminya padahal sudah cerai..kenapa gak Konsul kau mau sembuh

2024-04-14

1

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

koq Ruby masih tinggal di rumah kel. Sinaga ?
bukannya udah di talak sama Lucas ? mertua nya juga udah tau kan ?
kenapa Ruby gak pindah ?

2024-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!