Bab 2

...✨✨✨...

Satu hari telah berlalu, kini Raeesha sudah mulai memahami maksud dari ucapan Ruby saat berada di alam bawah sadarnya.

(Raeesha kita panggil Ruby oke gaes.)

Seperti saat ini, Ruby sedang menikmati potongan buah apel yang sudah di kupaskan oleh Bi Ira. Di tengah kesibukannya menelan buah, tiba-tiba pintu ruangannya di buka secara kasar hingga membuat Ruby tersedak.

Braak.

"Uhuk...uhuk.. A-air, Bi." Pinta Ruby gagap .

Dengan cekatan bi Ira memberikan minuman pada Ruby, setelah rasa sakit di tenggorokannya mulai reda Ruby melihat dua orang paruh baya berdiri di hadapannya.

"Sayang, kamu nggak papa? Maaf yah mamah ngagetin kamu." Ujar perempuan paruh baya di hadapannya.

"Kalian siapa?" tanya Ruby pura-pura kebingungan, dia harus menjalankan akting lupa ingatannya.

Yah Ruby telah mendengar penjelasan dari Bi Ira, jika dokter mengatakan Ruby mengalami amnesia ringan. Jadi dia perlu mempertahankan aktingnya untuk beberapa hari kedepan agar tidak di curigai.

"Sayang, kamu tidak mengenali kami?" heran perempuan paruh baya dengan wajah panik yang terlihat jelas.

"Nona mengalami amnesia ringan, nyonya. kata dokter benturan di kepalanya membuat beberapa sarafnya terganggu." Sahut Bi Ira, memberi penjelasan pada perempuan paruh baya yang tidak lain adalah mertua Ruby.

"Apa, bagaimana bisa kejadian seperti ini menimpa putri kecilku?" ujar pria paruh baya yang berdiri di samping istrinya.

"Pah, cepat suruh anak nakal itu kesini sekarang! biar mamah kasih dia pelajaran, bisa-bisa dia ngelakuin hal itu sama istrinya." Ujar ibu mertua Ruby yang bernama Valeri Sinaga.

Ruby yang melihat kehebohan kedua mertuanya merasa terharu, ternyata Ruby yang asli memiliki keluarga yang benar-benar perduli padanya. Sayangnya Ruby yang asli menutup mata dengan kasih yang di berikan kedua mertuanya.

'Lo, kurang bersyukur Ruby.' Batin Raeesha.

Valeri yang yang sadar akan keterdiaman menantunya, kini kembali menatapnya.

''Sayang, apa ada yang sakit? Bilang sama Mamah dimana yang sakit?''

Ruby menggeleng pelan, dia kembali berucap. ''Maaf sebelumnya, tapi aku nggak ingat tentang kalian semua.''

Valeri menghela nafas pelan, dia mendekat dan duduk di samping ranjang Ruby, '' Tidak apa-apa, Nak. kami akan memperkenalkan diri lagi padamu.''

''Saya ibu mertua kamu, nama saya Valeri. kamu biasa memanggil saya mamah dan ini papah mertua kamu namanya, Zargo Sinaga.''

Ruby mengangguk singkat, ''Jadi kalian mertua aku, lalu siapa suami aku, Mah?''

''Suami kamu namanya Lucas Kafarel Sinaga, dia sedang dalam perjalanan kesini, sayang." ujar Valeri menjelaskan .

Di tengah obrolan Ruby dan mamahnya, tiba-tiba pintu ruangan tersebut kembali terbuka menampilkan sosok pemuda tampan berperawakan tinggi jangkung dengan iris mata tajam.

Dia berjalan menghampiri ranjang Ruby. ''Mah, Pah. sejak kapan kalian ada di sini?''

''Kamu dari mana, Lucas?'' tanya sang papah.

Yah pemuda yang baru saja masuk adalah suami Ruby sekaligus orang yang paling Ruby cintai dengan gila.

''Aku dari kantor, Pah." sahut Lucas santai .

Valeri berdiri dari ranjang Ruby, dia menatap marah pada putra sulungnya, ''Bisa-bisanya kamu masih mikirin kerjaan di saat istrimu ada di rumah sakit, Lucas .''

'' Dia udah besar, Mah. dia bisa mengurus dirinya sendiri." Jawab Lucas malas.

''Kamu benar-benar keterlaluan, kamu tau gara-gara kejadian itu Ruby jadi hilang ingatan." Sentak Valeri .

Lucas tertegun, dia menoleh dan menatap wajah Ruby yang kini menatapnya dengan raut datar.

''Trik apa lagi yang kamu lakukan pada orang tuaku hm? Kamu kira trik murahan seperti ini bisa membuatku simpati padamu, Ruby?" ujar Lucas menatap remeh pada Ruby .

''Sory tapi gue nggak minat sama simpati lo, jadi silakan lo simpan baik-baik dan nggak usah sok kenal sama gue." Sahut Ruby dingin .

Lucas terkejut, baru kali ini dia mendengar Ruby menggunakan kata, 'Lo gue' padanya .

Tanpa memperdulikan keberadaan Lucas di sampingnya, kini Ruby menatap orang tua Lucas.

''Mah, apa dia suami aku?'' ujar Ruby pada Valeri .

''Iya, sayang. dia suami kamu.'' Jawab Valeri dengan lembut.

'Suami model kaya gini bisa-bisanya bikin Ruby cinta mati.' Batin Ruby tak percaya setelah mendengar jawaban Valeri.

Ruby kembali berucap pada orang tua Lucas, ''Mamah, sama, Papah. pasti cape lebih baik kalian istirahat dulu dan makasih udah nyempetin datang ke sini jenguk aku.''

Kedua mertua Ruby memang baru saja kembali dari perjalanan bisnisnya di luar negeri dan mereka langsung meluncur menemui Ruby tanpa pulang lebih dulu.

''Kamu nggak boleh sungkan sama kami, Nak. kamu putri kami sudah sewajarnya kami ada di sini. Papah sama Mamah juga minta maaf karena baru bisa jenguk kamu sekarang." Ujar Zargo tulus.

''Nggak apa-apa, Pah. aku juga udah baik-baik aja sekarang.'' Jawab Ruby di selingi senyuman tipis.

Lucas yang di abaikan oleh Ruby menjadi bertanya-tanya tentang kebenaran yang mamahnya ucapkan.

Setelah beberapa saat mereka berbicara kedua mertua Ruby berpamitan untuk pulang lebih dulu dan besok mereka akan kembali untuk menjemput Ruby pulang .

''Mamah dan papah pulang dulu yah, besok kami kesini lagi jemput kamu.'' Pamit Valeri sembari mengelus rambut Ruby .

Ruby mengangguk patuh, sesaat sebelum pergi. Valeri kembali menatap putranya.

''Kamu jagain Ruby di sini, awas aja kalo Mamah tau kamu kabur Mamah bakal keluarin kamu dari daftar pewaris.'' Ancam Valeri.

Lucas mendengus sebal, tak ayal dia tetap mengangguk menerima titah dari Mamahnya.

''Jaga istri kamu baik-baik, Lucas.''imbuh Zargo.

''Iya, Pah.'' Sahut Lucas singkat.

Setelahnya kedua orang tua Lucas pergi, kini di sana hanya ada mereka bertiga yaitu Ruby, Bi Ira, dan Lucas. Selang beberapa menit Bi Ira ikut pamit pulang pada Ruby.

''Bibi juga pamit pulang dulu, Non. Bibi mau nyiapin keperluan, Nona. di rumah!'' ujar Bi Ira tiba-tiba.

"Hm hati-hati, Bi." Ucap Ruby pelan.

Setelah kepergian Bi Ira, Ruby kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan mulai memejamkan kedua matanya tanpa memperdulikan tatapan Lucas yang seperti laser padanya.

''Ck menjijikan.'' Sinis Lucas.

''Gue nggak nyuruh lo liatin gue, kalo jijik lo bisa pergi dari sini.'' Usir Ruby tanpa membuka matanya.

Kedua tangan Lucas menggenggam erat, ''Saya tau kamu cuma pura-pura, Ruby. kamu kira saya akan percaya dengan perkataan mamah hm.''

''Terserah.'' Sahut Ruby datar.

Lucas geram dengan sikap Ruby kali ini, dia memilih pergi dari sana menuju sofa yang berada di ruangan tersebut. Lucas mendudukan bokongnya di sofa sembari mengamati Ruby seperti seorang musuh.

Ruby yang peka dengan tatapan Lucas memilih memiringkan tubuhnya agar membelakangi Lucas, dia malas melihat wajah orang yang kini menyandang status sebagai suaminya.

Dari ingatan yang dia dapat, Ruby terjatuh dari tangga setelah Lucas mendorongnya karena Ruby merengek ingin ikut ke kantor bersama Lucas.

Dari kejadian itu Raeesha dapat menyimpulkan, jika Ruby merupakan gadis bodoh yang gila dengan kasih sayang. bahkan dia tidak sayang dengan nyawanya sendiri.

'Lo terlalu bodoh Ruby, bahkan lo nyerempet goblok.' Batin Raeesha sedikit kesal dengan sikap Ruby asli.

Perlahan netra nya semakin memberat ,tanpa Ruby sadari dia mulai terlelap bersamaan dengan itu Lucas bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan Ruby menuju ruangan dokter yang memeriksa kondisi Ruby.

Terpopuler

Comments

Helen Nirawan

Helen Nirawan

iissh laki model gini buang aj ke sampah ,gk penting

2024-05-06

0

Ra_168

Ra_168

keren thor/Smile//Good/

2024-05-03

0

Safeiru

Safeiru

Bener tuh, marahin aja! Istri sakit malah nggak nemenin

2024-05-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!